Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan ManajerialTerhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Automotive & Allied Productyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN Automotive & Allied Product YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

FARIZ ILHAM YUDISTIRA 060503164

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul:

ANALISIS PENGARUH FREECASH FLOW DAN KEPEMILIKAN

MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG

PADA PERUSAHAAN Automotive & Allied Product

YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku oleh Universitas Sumatera Utara

Medan.

Medan,23Maret 2012

Fariz Ilham Yudistira NIM: 060503164


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

karena atas izin dan kuasa-Nya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi saya ini berjudul ” Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan

Kepemilikan ManajerialTerhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Automotive

& Allied Productyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun

dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan

pada Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh

bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril

maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, Selaku Ketua Program Studi Starata

1 dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Strata 1

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, Msi, Ak selaku Dosen Pembimbing, terima


(4)

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Akselaku Dosen Pembanding I dan Bapak

Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembanding II atas segala

masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Kepada kedua orang tua saya, H. Mustafa Yacob dan Hj. Taty Asmara

Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa

nasehat, doa dan materi yang telah diberikan kepada saya.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa

bermanfaat untuk semua pihak. Semoga Allah SWT selalu menimpakan rahmat

dan berkahnya kepada kita.

Medan, 23 Maret 2012

Peneliti,

Fariz Ilham Yudistira


(5)

ABSTRACT

The Aims of this research is to study the impact of free cash flow and managerial ownership toward debt policy which represented by debt to equity ratio. The data that used in this research were secondary data which provided by Indonesian Capital Market Directory and Indonesian Stock Exchange’s website.

Analytical techniques used are the multiple Regression techniques. Free cash flow and managerial ownership is used as the independent variable while the debt to equity ratio as a variable of this study was 19 terikat.Populasi Automotive & Allied Product companies listed on the Indonesia Stock Exchange, based on predefined criteria, which acquired 11 companies and research sampled using a purposive sampling method. In 3-year study period by using the data period from 2008 to 2010.

The results shows that independent variables such as free cash flow and managerial ownership simultaneously have a significant impact toward debt policy which represented by debt to equity ratio. Partially, managerial ownership have a negative and significant impact toward debt to equity ratio, but free cash flow didn’t have a significant impact toward debt to equity ratio.


(6)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh free cash

flow dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang yang diwakili oleh debt to equity ratio. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directorydan situs Bursa Efek Indonesia.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regressi berganda.

Free cash flow dan kepemilikan manajerial digunakan sebagai variabel bebas

sedangkan debt to equity ratio sebagai variable terikat.Populasi penelitian ini adalah 19 perusahaan Automotive & Allied Product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 11 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian dan menggunakan purposive sampling method. Periode penelitian dalam 3 tahun dengan menggunakan data periode 2008 - 2010.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas free cash flow dan kepemilikan manajerial secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang ( DER ). Secara parsial, kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan tehadap kebijakan hutang, tetapi

free cash flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan

hutang.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis... 6

2.1.1 Free Cash Flow ... 6

2.1.2 Kepemilikan Manajerial ... 8

2.1.3 Kebijakan Hutang ... 9

2.1.4 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 11

2.1.5 Laporan Keuangan ... 13

2.1.6 Tujuan Laporan Keuangan ... 14

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 17


(8)

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 19

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

3.3 Jenis Data ... 21

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 23

3.6 Metode Analisis Data ... 24

3.7 Uji Asumsi Klasik ... 24

3.7.1 Uji Normalitas ... 25

3.7.2 Uji Autokorelasi ... 25

3.7.3 Uji Multikolinearitas ... 26

3.7.4 Uji Heteroskedastisitas ... 26

3.8 Model Regresi Berganda ... 27

3.9 Pengujian Hipotesis ... 28

3.9.1 Uji Parsial (t-test) ... 28

3.9.2 Uji Simultan (F-test) ... 28

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 30

4.2 Deskripsi Nilai Variabel ... 31

4.2.1 Deskripsi Nilai Variabel Free Cash Flow ... 31

4.2.2 Deskripsi Nilai Variabel Kepemilikan Manajerial ... 32


(9)

4.3 Statistik Deskriptif ... 34

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 36

4.4.1 Uji Normalitas Data ... 36

4.4.2 Uji Autokorelasi ... 40

4.4.3 Uji Multikolinearitas ... 42

4.4.4 Uji Heteroskedastisitas ... 45

4.5 Pengujian Hipotesis ... 47

4.5.1 Pengujiam Hipotesis 1 ... 50

4.5.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 51

4.5.3 Pengujian Hipotesis 3 ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 54

5.3 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x


(10)

DAFTAR GAMBAR

NomorJudul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 18

Halaman

Gambar 4.1 Histogram 37

Gambar 4.2 Normal P-P Plot 38


(11)

DAFTAR TABEL

NomorJudul

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 17

Halaman

Tabel 3.1 Populasi, Kriteria Perusahaan Sampel 20

Tabel 4.1 NilaiFree Cash Flow Perusahaan Sampel 31

Tabel 4.2 Nilai Kepemilikan ManajerialPerusahaan Sampel 32

Tabel 4.3 Nilai DER Perusahaan Sampel 33

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif 35

Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov 39

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi 41

Tabel 4.7 Durbin Watson Test Bound 42

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas 44

Tabel 4.9 Koefisien Determinasi 48

Tabel 4.10 Anova 48

Tabel 4.11 Hasil Uji t 49


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran i Jadwal Penelitian 60

Halaman

Lampiran ii Daftar Populasi 61

Lampiran iii Statistik Deskriptif 62

Lampiran iv Histogram 62

Lampiran v Normal P-P Plot 63

Lampiran vi Hasil Kolmogorov-Smirnov Test 64

Lampiran vii Hasil Uji Autokorelasi 64

Lampiran viii Durbin Watson Test Bound 65

Lampiran ix Hasil Uji Multikolinearitas 66

Lampiran x Scatterplot 67

Lampiran xi Hasil Uji F 68

Lampiran xii Hasil Uji t 68


(13)

ABSTRACT

The Aims of this research is to study the impact of free cash flow and managerial ownership toward debt policy which represented by debt to equity ratio. The data that used in this research were secondary data which provided by Indonesian Capital Market Directory and Indonesian Stock Exchange’s website.

Analytical techniques used are the multiple Regression techniques. Free cash flow and managerial ownership is used as the independent variable while the debt to equity ratio as a variable of this study was 19 terikat.Populasi Automotive & Allied Product companies listed on the Indonesia Stock Exchange, based on predefined criteria, which acquired 11 companies and research sampled using a purposive sampling method. In 3-year study period by using the data period from 2008 to 2010.

The results shows that independent variables such as free cash flow and managerial ownership simultaneously have a significant impact toward debt policy which represented by debt to equity ratio. Partially, managerial ownership have a negative and significant impact toward debt to equity ratio, but free cash flow didn’t have a significant impact toward debt to equity ratio.


(14)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh free cash

flow dan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang yang diwakili oleh debt to equity ratio. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directorydan situs Bursa Efek Indonesia.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regressi berganda.

Free cash flow dan kepemilikan manajerial digunakan sebagai variabel bebas

sedangkan debt to equity ratio sebagai variable terikat.Populasi penelitian ini adalah 19 perusahaan Automotive & Allied Product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 11 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian dan menggunakan purposive sampling method. Periode penelitian dalam 3 tahun dengan menggunakan data periode 2008 - 2010.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas free cash flow dan kepemilikan manajerial secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang ( DER ). Secara parsial, kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan tehadap kebijakan hutang, tetapi

free cash flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan

hutang.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan memerlukan dana yang besar untuk tumbuh dan

berkembang ditengah – tengah persaingan yang semakin ketat di era globalisasi

dewasa ini. Dana tersebut dapat diperoleh dengan cara dan dari sumber yang

berbeda. Masalah pendanaan ini harus diputuskan dengan hati – hati karena setiap

kebijakan pendanaan memiliki konsekuensi financial yang berbeda. Keputusan

pendanaan akan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaan dana yang telah

diperoleh. Sember dana dapat berasal dari dalam ( internal ) ataupun dari luar (

eksternal ) kedua sumber pendanaan ini akan sangat berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan juga akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya.

Sumber dana internal berasal dari laba ditahan sedangkan sumber dana eksternal

berasal dari para kreditur dan pemilik. Dana yang diperoleh dari kreditur disebut

hutang sedangkan dana yang diperoleh dari pemilik disebut modal.

Kebijakan hutang perusahaan ini sering kali menjadi penyebab konflik

antara manajemen dan pemegang saham. Konlik tersebut meliputi darimana

sumber hutang tersebut didapatkan dan bagaimana hutang yang diperoleh tersebut

akan diinvestasikan. Hal ini terjadi dikarenakan adanya pemisahan antara fungsi


(16)

perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Keadaan

diatas disebut dengan konflik keagenan ( agency conflict ).

Konflik antara manajer dengan pemegang saham telah menjadi subjek

penelitian yang menarik bagi para peneliti. Ketika para pemegang saham

kesulitan untuk memonitor pengelola perusahaan, maka asset perusahaan bisa saja

digunakan untuk kepentingan pengelola daripada untuk memaksimalkan

kepentingan pemegang saham. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut

adalah dengan memberikan sebagian kepemilikan perusahaan kepada pengelola.

Hal ini akan menjadikan para manajer lebih berhati – hati dalam pengambilan

setiap keputusan, karena dari setiap keputusan yang dibuat para manajer juga akan

turut menanggung resiko dari keputusan tersebut. Dengan demikian, manajemen

akan berusaha untuk menciptakan kinerja yang lebih baik. Cara ini juga dapat

membantu untuk menyelaraskan antara kepentingan manajemen dengan

kepentingan pemegang saham.

Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas terdapat sifat limited

liability ( tanggung jawab pemilik sebesar modal yang disetor ). Hal ini dapat

memicu perusahaan untuk menggunakan rasio hutang yang terlalu tinggi karena

ingin menggeser resiko financial kearah kreditur. Sifat limited liability tersebut

akan mengakibatkan pemilik akan menikmati seluruh manfaat dari investasi yang

berhasil setelah dikurangi bunga, apabila investasi gagal kreditur akan ikut

menanggung kerugian. Karena itu, apabila kreditur memberi kredit pada

perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang terlalu tinggi, mereka juga akan


(17)

berikan. Dari pernyataan – pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa

kebijakan hutang di pengaruhi oleh tingkat kepemilikan manajemen terhadap

saham perusahaan.

Free cash flow atau aliran kas bebas adalah kas perusahaan yang dapat

didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan

sebagai modal kerja. Menurut Jensen ( 1986 ) yang dikutip ( Faisal, 2004 )

kenaikan hutang akan mengurangi free cash flow. Sebaliknya, jika free cash flow

tinggi maka tingkat hutang akan semakin rendah. Perusahaan dengan aliran kas

bebas tinggi bisa lebih bertahan dalam kondisi yang buruk. Sedangkan aliran kas

bebas yang negatif menggambarkan bahwa perusahaan kekurangan dana internal,

sehingga perusahaan akan membutuhkan tambahan dana eksternal dalam bentuk

hutang maupun penerbitan saham baru.

Dari gambaran dan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa free cash

flow dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Karena

itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis

Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Automotive & Allied Product yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia “. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang

dilakukan pada perusahaan Automotive & Allied Product yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dan mengeluarkan laporan keuangan auditan sejak tahun 2008

sampai dengan tahun 2010. Penulis melakukan penelitian yang berbentuk

replikasi dengan menggunakan variabel dan sampel yang berbeda dari penelitian


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah free cash Flow berpengaruh terhadap kebijakan hutang

perusahaan ?

2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan

hutang perusahaan ?

3. Apakah free cash flow dan kepemilikan manajerial secara bersama –

sama berpengaruh terhadap kebijakan hutang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh free cash flow terhadap

kebijakan hutang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial

terhadap kebijakan hutang.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh free cash flow dan

kepemilikan manajerial secara bersama – sama terhadap kebijakan

hutang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan

dan wawasan peneliti, khususnya mengenai pengaruh free cash flow


(19)

2. Bagi akademisi dan peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat

menjadi bahan bacaan dan bahan referensi untuk melakukan penelitian

selanjutnya.

3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk

mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Free Cash Flow

Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan

kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal

kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajemen biasanya

lebih suka untuk menginvestasikan lagi dana tersebut pada proyek – proyek

yang dapat menghasilkan keuntungan, karena alternatif ini akan

meningkatkan insentif yang diterimanya. Disisi lain, pemegang saham

mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan meningkatkan

kemakmuran para pemegang saham.

Free cash flow menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong

manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham atau

resiko akan kehilangan kendali terhadap perusahaan. Menurut Jensen ( 1986

) free cash flow adalah kelebihan kas yang dipelukan untuk mendanai semua

proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi dividen.

Free cash flow merupakan kelebihan yang diperlukan untuk mendanai

semua proyek yang memiliki nilai net present value positif. Free cash flow

dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al ( 2000 ), yaitu :


(21)

FCF = Free cash Flow.

AKO = Aliran kas operasi perusahaan.

PM = Pengeluaran modal perusahaan.

NWC = Modal kerja bersih perusahaan ( net working capital )

Aliran kas operasi adalah kas yang berasal dari aktivitas penghasil

utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan

aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Pengeluaran modal adalah

pengeluaran bersih pada aset tetap yaitu aset tetap bersih akhir periode

dikurangi aset tetap bersih pada awal periode. Sedangkan modal kerja bersih

adalah selisih antara jumlah aset lancer dengan hutang lancar pada tahun yang

sama.

Agarawal dan Jayaraman ( 1994 ) secara empiris menguji hubungan

antara free cash flow dan level hutang yang didasarkan atas sampel yang tidak

mempertimbangkan perbedaan antara perusahaan yang memiliki

pertumbuhan rendah dan tinggi. Pertumbuhan perusahaan merupakan

harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen

maupun pihak eksternal perusahaan yaitu investor dan kreditor. Vogt ( 1997

) menunjukkan bahwa perusahaan yang bertumbuh akan direspon positif oleh

pasar. Hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki

pertumbuhan rendah harus mencari alternatif pendanaan lainnya, misalnya

melalui kebijakan hutang. Pengaruh free cash flow terhadap hutang berbeda

antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil. Permasalahan free cash


(22)

mekanisme tersendiri untuk memantau manajer dalam membuat keputusan

yang terbaik bagi para pemegang saham.

2.1.2 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan dari dalam ( insider ownership ) bervarisai diantara

perusahaan – perusahaan ( Demsetz dan Lehn, 1985 ). Kepemilikan saham

oleh manajer berkaitan erat dengan kontrol dan monitoring terhadap perilaku

manajemen, sebagai konsekuensi dari adanya konflik keagenan. Jika tingkat

kepemilikan manajemen rendah, berarri manajemen memiliki pengaruh dan

voting power yang terbatas, sedangkan investor eksternal mempunyai kuasa

untuk memonitor dan membatasi perilaku opurtunistik manajemen, sehingga

mengurangi konlik keagenan. Konsekuensinya, kedua belah pihak

mempunyai pengaruh positif terhadap managerial incentive problems (

Braidsfold et al, 2001), yakni dalam hal mengurangi perilaku oportunistik

manajer.

Konflik kepentingan dapat timbul diantara pemegang saham ketika

pemegang saham memiliki kendali lebih besar daripada yang seharusnya.

Apabila seseorang memiliki kendali yang terlalu besar atau berlebihan maka

dia akan cenderung memiliki insentif untuk memperoleh kepentingan pribadi

karenanya kinerja perusahaan akan menurun ( Jensen dan Meckling, 1976 ).

Jensen dan Meckling ( 1976 ) menyatakan bahwa kecenderungan ini akan

meningkat ketika kepemilikan pemegang saham pengendali berkurang. Pada


(23)

akan menjadi pengendali perusahaan. Pada perusahaan yang dimiliki oleh

konglomerat dengan kepemilikan institusi, pemegang saham pengendali akan

mengendalikan perusahaan dengan sedikit kepentingan.

Kepemilikan manajerial dalam kaitannya dengan kebijakan hutang

mempunyai peranan penting, yaitu sebagai pengendali kebijakan keuangan

perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham ( Megginson,

1997 ). Keinginan pemegang saham untuk menyamakan kepentingan dengan

manajemen melalui program – program yang mengikat kekayaan pribadi

manajemen kedalam kekayaan perusahaan.

2.1.3 Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan proksi dari resiko yang dihadapi oleh

pemegang saham dan menjadi biaya keagenan dalam konflik kepentingan

antara pemegang saham dan manajemen. Myers ( 1977 ) dan Myers dan

Majluf ( 1984 ) seperti dikutip ( Faisal, 2004) menjelaskan keterkaitan antara

kebijakan hutang dengan profitabilitas perusahaan yang menyatakan bahwa

perusahaan yang lebih menguntungkan akan menurunkan hutangnya karena

memiliki sumber dana internal yang lebih besar dari laba ( earnings ) untuk

membiayai kegiatan investasinya.

Perusahaan menggunakan hutang untuk mendanai sebagian besar

aktiva. Kebijakan hutang berhubungan positif dengan resiko sehingga

peningkatan hutang akan meningkatkan resiko keuangan. Peningkatan resiko

keuangan berarti menimbulkan konflik sehingga diperlukan pengaturan


(24)

Sementara itu, menurut Jensen dan meckling ( 1976 ) Kebijakan hutang

merupakan proksi dari resiko yang dihadapi oleh pemegang saham dan

menjadi biaya keagenan dalam konflik kepentingan antara pemegang saham

dan manajemen, sehingga pengaruh hutang terhadap kepemilikan manajerial

adalah positif.

Debt to Equity Ratio yang rendah diharapkan mengurangi resiko

kebangkrutan dan financial distress. Terjadinya financial distress juga akan

menimbulkan konflik keagenan diantaranya melalui asset substitution dan

under investment, sehingga kepemilikan manajerial dengan resiko

kebangkrutan yang disebabkan oleh hutang. Easterbrook ( 1984 ),

berargumentasi bahwa pemegang saham akan melakukan pengawasan

terhadap manajemen, namun bila biaya monitoring tersebut tinggi, maka

mereka akan menggunakan pihak ketiga untuk membantu melakukan

pengawasan. Pihak ketiga tersebut dengan sendirinya akan berusaha untuk

melakukan tindak pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut.

Perusahaan – perusahaan seperti perusahaan bank dan pembiayaan

adalah contoh perusahaan yang mempunyai rasio hutang yang cukup tinggi.

Apabila perusahaan berbentuk limited liability company maka kemungkinan

terjadinya debt agency problems akan lebih besar. Semakin terkonsentrasi

kepemilikan perusahaan, semakin besar kemungkinan terjadinya debt agency

problems. Karena itulah para akan mensyaratkan berbagai covenant untuk

melindungi kredit mereka yang mereka berikan. Ketentuan – ketentuan


(25)

membatasi pembagian dividen maksimum dalam persentase tertentu dan

sebagainya. Teori keuangan juga menjelaskan bahwa memaksimumkan nilai

perusahaan dapat dilakukan atas biaya ( pengorbanan ) pihak kreditur.

Agar agency problem tidak merugikan pihak pemilik perusahaan,

mekanisme yang sering ditempuh adalah dengan meningkatkan monitoring

dan kontrol terhadap keputusan – keputusan yang diambil manajemen. Dari

sisi kreditor, transparansi manajemen akan mengurangi debt agency problem.

Dengan pertimbangan bahwa perusahaan – perusahaan multinasional

mempunyai monitoring dan kontrol yang lebih baik terhadap manajemen dan

juga lebih transparan, maka diharapkan perilaku manajemen mereka akan

lebih sesuai dengan kepentingan perusahaan. Dengan demikian maka

keputusan pendanaan yang diambil diharapkan tidak akan merugikan pemilik

perusahaan dan juga kreditornya ( Suad Husnan, 2001 ).

2.1.4 Teori Keagenan ( Agency Theory )

Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan

kepentingan pemegang saham seringkali berbeda, sehingga dapat

memunculkan konflik antara manajemen dan pemegang saham. Hal tersebut

disebabkan karena manajer seringkali cenderung mendahulukan kepentingan

pribadinya. Pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer,

karena hal tersebut akan menambah biaya yang akan ditanggung oleh

perusahaan sehingga dengan sendirinya laba perusahaan juga akan berkurang.

Keadaan ini tentu saja akan mengurangi jumlah dividen yang akan diterima


(26)

pemegang saham dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan

yang dapat mensejajarkan kepentingan – kepentingan kedua pihak, dalam hal

ini manajemen dan pemegang saham. Namun dengan munculnya mekanisme

tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut agency cost.

Jensen dan Meckling ( 1976 ) mengelompokkan biaya keagenan

tersebut ke dalam tiga bentuk, yaitu :

1. Monitoring Cost, yaitu biaya yang diperlukan untuk memonitor kegiatan

atau perilaku manajemen.

2. Bonding Cost, yaitu biaya untuk membentuk mekanisme untuk menjamin

bahwa manajemen akan bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang

saham.

3. Residual Loss, yaitu biaya untuk mendorong manajer supaya bertindak

sesuai dengan kemampuannya untuk kepentingan pemegang saham.

Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi

agency cost yaitu, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham

perusahaan oleh manajemen, hal tersebut akan membuat manajer merasakan

langsung akibat dari kebijakan yang dibuat. Kepemilikan oleh manajer ini

akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang

saham ( Jensen dan Meckling, 1976 ). Dengan demikian kepemilikan oleh

manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan

kinerja perusahaan dan manajer akan memanfaatkan hutang secara maksimal.

Kedua, dengan meningkatkan dividend payout ratio, hal ini akan


(27)

pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. Ketiga, meningkatkan

pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya

konlik antara pemegang saham denga manajemen. Disampin itu, hutang juga

akan menurunkan tingkat free cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga

menurunkan kemungkinan pemborosan oleh manajemen.

Keempat, investor institutional sebagai monitoring agent. Distribusi

saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan

shareholder dispersion dapat mengurangi agency cost. Karena kepemilikan

mewakili satu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung

atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh

institusi lain akan mendorong penigkatan pengawasan secara optimal

terhadap kinerja manajemen.

2.1.5 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi – transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku berjalan, menggambarkan

kemajuan perusahaan dan disusun secara periodik. Menurut munawir (

2003:2 ), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk dapat berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan

dana atau aktivitas perusahaan tersebut.

Pihak – pihak yang menggunakan laporan keuangan antara lain :

pemilik perusahaan, kreditur, investor, manajer atau pimpinan perusahaan,


(28)

berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya untuk menilai

keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Hal ini dapat

dilihat melalui laba yang dihasilkan perusahaan. Kreditur menggunakan

laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam hal pemberian kredit

suatu perusahaan. Manajer atau pimpinan perusahaan menggunakan laporan

keuangan untuk menyusun rencana dan strategi perusahaan dimasa yang akan

datang, juga untuk memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan

kebijaksanaan perusahaan. Investor berkepentingan dengan laporan

keuangan untuk mengetahui apakah modal yang telah diinvestasikan

memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang. Pemerintah

melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan

dibebankan ke perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan terhadap

laporan keuangan untuk kepentingan kompensasi.

2.1.6 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan yang tertuang di dalam PSAK No. 1 adalah :

Untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan – keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (

stewardship ) manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka.

2.1.7 Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Menurut Warren, Reeve, Fees, ( 2005; 24-25 ) jenis – jenis laporan

keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (


(29)

matching concept ). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan

pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih. b. Laporan Ekuitas Pemilik

Laaporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan didalam neraca. c. Neraca

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalan kas atau digunakan dalam operasi.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan ( IAI,2004 ):

a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Wahidahwati ( 2002 ) menguji hubungan kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institutional terhadap kebijakan hutang. Metode penelitian yang

dilakukan menggunakan persamaan regresi. Hasil penelitiannya terdapat

hubungan negatif antara kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang.

Dalam penelitiannya Wahidahwati juga menggunakan ukuran perusahaan sebagai

variabel dalam menguji kebijakan hutang, hasil yang diperoleh adalah hubungan


(30)

Tarjo dan Jogiyanto ( 2003 ) dalam penelitiannya mengenai free cash flow

menggunakan set kesempatan investasi sebagai variabel moderat. Alas an

menggunakan set kesempatan investasi sebagai variabel moderat adalah hasil

analisis terhadap pengujian bila hanya menggunakan free cash flow saja sebagai

variabel adalah tidak signifikan. Pengaruh free cash flow terhadap kebijakan

hutang akan signifikan apabila diketahui set kesempatan investasi perusahaan

rendah atau tinggi. Penelitian yang dilakukan mengelompokkan perusahaan –

perusahaan yang memliki set kesempatan investasi rendah atau tinngi. Hasil

kesimpulan penelitiannya adalah free cash flow behubungan positif terhadap

kebijakan hutang pada perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi

rendah.

Ismiyanti dan Hanafi ( 2003 ) menguji persamaan simultan antara

kepemilikan manajerial, kepemilikan institutional, resiko kebijakan hutang, dan

kebijakan deviden. Metode penelitian menggunakan persamaan regresi secara

simultan antara variabel – variabel yang saling mempengaruhi. Hasil penelitian

menunjukkan adanya hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan

kebijakan hutang. Hasil ringkasan penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat pada


(31)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama, tahun dan judul

penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Wahidahwati ( 2002 ) “ Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institutional pada kebijakan Hutang Perusahaan; Sebuah Perspektif Theory Agency” Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional dan Kebijakan Hutang Kepemilikan manajerial berpengaruh secara negatif terhadap kebijakan hutang,

ukuran perusahaan berpengaruh secara positif

tehadap kebijakan hutang. 2 Tarjo dan Jogiyanto ( 2003 )

“Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik Di Indonesia”

Free cash flow dan

Kebijakan Hutang

Free cash flow berpengaruh

secara positif terhadap kebijakan hutang.

3 Fitri Ismayanti dan Mamduh

Hanafi ( 2003 ) “Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institutional, Resiko Kebijakan

Hutang dan Kebijakan Deviden”

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institutional, Resiko Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden.

Kepemilikan Manajerial memiliki hubungan postif terhadap kebijakan hutang.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor – faktor yang penting yang telah

diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel – variabel penelitian, yaitu

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang

masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan diatas kerangka konseptual


(32)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas

suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis.

Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian

terdahulu yang telah dikemukakan diawal maka hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut :

H1 : Free Cash Flow berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

H2 : Kepemilikan Manejerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

H3 : Free Cash Flow dan kepemilikan manejerial secara simultan

berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Free Cash Flow

( X1)

Kepemilikan Manejerial ( X2)

Kebijakan Hutang

(Y) H1

H2


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono ( 2007 )

desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab

akibat antara variabel independent ( variabel yang mempengaruhi ) dan variabel

dependen ( variabel yang dipengaruhi ). Penelitian ini menguji pengaruh

kepemilikan manajerial dan free cash flow terhadap kebijakan hutang.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2007 ). Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan Automotive and Allied

product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai tahun

2010.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi dan harus benar – benar representatif atau mewakili. Jika

sampel kurang representatif maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel

tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya ( Erlina dan

Mulyani, 2007). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan ( purposive sampling )


(34)

tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan ( judgement )

tertentu atau jatah ( quota ) tertentu ( Jogiyanto, 2004).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria

sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur di bidang industri Automotive & Allied product

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai daari tahun 2008 hingga

tahun 2010.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting ( keluar ) dari Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun 2010.

3. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang lengkap dan telah

diaudit selama tahun 2008 hingga tahun 2010.

4. Perusahaan mempunyai informasi mengenai kepemilikan manejerial

dari tahun 2008 hingga tahun 2010

Berdasarkan kriteria penarikan sampel diatas, diperoleh sampel penelitian


(35)

Tabel 3.1

Populasi, Kriteria Perusahaan, Sampel

3.3 Jenis Data

Data merupakan keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang

suatu keadaan. Data yang diperoleh perlu diolah untuk dapat menjawab persoalan

penelitian yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan

adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh

secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder ini diperoleh dalam

bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahun oleh

pihak – pihak yang berkompeten yang terdapat di dalam Indonesian Capital

Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4

PT. Polychem Indonesia √ √ √ - -

PT. Astra Internasional √ √ √ √ 1

PT. Astra Otopart √ √ √ √ 2

PT. Indo Kordsa √ √ √ √ 3

PT. Goodyear Indonesia √ √ √ - -

PT. Gajah Tunggal √ √ √ √ 4

PT. Hexindo Adiperkasa √ √ √ √ 5

PT. Indomobil Sukses Internasional √ √ √ - -

PT. Indospring √ √ √ - -

PT. Intraco Penta √ √ √ √ 6

PT. Multiprima Sejahtera √ √ √ - -

PT. Multistrada Arah Sarana √ √ √ - -

PT. Nipress √ √ √ √ 7

PT. Prima Alloy Steel √ √ √ √ 8

PT. Selamat Sempurna √ √ √ √ 9

PT. Allbond Makmur Usaha √ √ √ √ 10

PT. Sugi Samapersada √ √ √ - -

PT. Tunas Ridean √ √ √ - -


(36)

Market Directory ( ICMD ) dan www. Idx.co.id. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Daftar perusahaan sektor industri Automotive & Allied product yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2010.

2. Data laporan keuangan perusahaan sektor industry Automotive &

Allied product yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2008 hingga tahun 2010, data ini diperoleh dari Indonesian Capital

Market Directory ( ICMD ) yang diterbitkan oleh Economic and Finance Institute.

3. Data persentase kepemilikan manajerial. Data ini diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) yang diterbitkan oleh Economic and finance Institute.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal. Metode

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokementasi.

Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan, yaitu dengan

melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku – buku dan bacaan –

bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada

tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis

data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran

cara mengolah data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang

digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna


(37)

kuantitatif yang diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) 2009 dan dari situs

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau

memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang

diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen. Penelitian ini menggunakan free cash flow dan kepemilikan manajerial

sebagai variabel independen ( Bebas ). Variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas ( Sugiyono,

2006 ). Berikut ini adalah definisi operasional variabel – variabel tersebut.

1. Free cash flow ( FCF ) free cash flow sebagai kas perusahaan yang

dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham, yang tidak

diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Free cash

flow dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al ( 2000 ), yaitu :

FCF = AKO – PM – NWC

Keterangan :

FCF = Free Cash Flow

AKO = Aliran Kas Operasi Perusahaan

PM = Pengeluaran Modal Perusahaan


(38)

2. Kepemilikan Manajerial ( ownership ), diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yamg dimiliki oleh manajerial. Kepemilikan

manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara

aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan ( Direktur dan

Komisaris ).

3. Debt to Equity Ratio ( DER ), DER menggambarkan perbandingan

antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan

sebagai sumber pendanaan usaha. Data ini diperoleh langsung dari

Indonesian Capital Market Directory

Total Hutang DER =

Total Ekuitas

3.6 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode

analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 16.0. Metode

analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena

metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai

pengaruh masing – masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun

simultan.

3.7 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan agar hasil regresi memenuhi kriteria

BLUE ( bast linear unbiased estimator ). Uji asumsi klasik terdiri dari uji


(39)

3.7.1 Uji Normalitas Data

Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi

data normal atau mendekati normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk

mengatahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi

normal. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik histrogram yang

membandingkan dengan data observasi dengan distribusi yang mendekati

distribusi normal. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas

residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman

pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan

distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:

a. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka

distribusi data adalah tidak normal.

b. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas >0,05, maka

distribusi data adalah normal (Ghozali,2005:115).

3.7.2 Uji Autokorekasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi

linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal

ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk

mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji

Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:


(40)

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada

autokorelasi,

3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.7.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika

terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi

dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF).

Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas

adalah nilai tolerance <0,01 atau sama dengan VIF >10

(Ghozali,2005:91).

3.7.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2007:108), ”Jika Varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut

homoroskedstisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.”

Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan

dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat


(41)

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. (Ghozali,2005:105).

3.8 Model Regresi Berganda

Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menganalisis

pengaruh variabel – variabel independen terhadap variabel dependen. Model

analisis regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1+b2X2+e

Dimana :

Y = Kebijakan Hutang

a = Nilai Intercept ( konstan )

b1,b2 = Koefisien Regresi Variabel X1 dan X2

X1 = Free Cash Flow

X2 = Kepemilikan manajerial


(42)

3.9 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh free cash flow dan kepemilikan manajerial

terhadap kebijakan hutang maka akan dilakukan analisis statistik berikut ini :

3.9.1 Uji Parsial ( t – test )

Pengujian ini digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh

masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan

sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung < t tabel untuk α = 5% H1 diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5%

3.9.2 Uji Simultan ( F- test )

Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan

dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Dengan ketentuan sebagai

berikut :

Ho diterima jika F hitung < F tabel untuk α = 5% H1 diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5%

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H1 : Seberapa besar pengaruh Free Cash Flow terhadap kebijakan

hutang

H2 : Seberapa besar pengaruh kepemilikan manajerial terhadap


(43)

H3 : Seberapa besar pengaruh free cash flow dan kepemilikan


(44)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Peneliti akan menyajikan dan memaparkan hasil analisis data yang telah

terkumpul. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh free cash flow dan

kepemilikan manjerial terhadap kebijakan hutang. Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini sesuai dengan yang telah dijelaskan terlebih dahulu di atas.

Sebelum memaparkan hasil penelitian, terlebih dahulu peneliti akan menyajikan

data – data penelitian yang digunakan.

4.1 Data Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh antar varabel dalam penelitian ini, maka

dipelukan data – data dari perusahaan yang akan diteliti. Analisi data tersebut

diperlukan untuk sebelum membahas pengaruh variabel dependen yaitu free cash

flow dan kepemilikan manjerial terhadap varabel independen, yaitu kebijakan

hutang.

Penelitian ini menggunakan perusahaan – perusahaan Automotive & Allied

Product yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai 2010

sebagai populasi. Perusahaan Automotive & Allied Product yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sebanyak 19 perusahaan, ke – 19 perusahaan inilah yang menjadi

populasi penelitian ini. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah 11 perusahaan,

dimana perusahaan – perusahaan tersebut telah memenuhi kriteria yang telah


(45)

secara keseluruhan berjumlah 33 perusahaan untuk tiga tahun dari tahun 2008 –

2010.

Kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah :

1. Perusahaan Automotive & Allied Product yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai tahun 2010.

2. Perusahaan tersebut tidak dikeluarkan dari Bursa Efek Indonesia

pada periode 2008 sampai 2010.

3. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang lengkap dan

telah diaudit pada periode tahun 2008 sampai tahun 2010.

4. Perusahaan memiliki informasi mengenai kepemilikan manajerial.

4.2 Deskripsi Nilai Variabel

Berikut ini deskripsi nilai masing – masing varabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

4.2.1 Deskripsi Nilai Variabel Free Cash Flow Tabel 4.1

Nilai Free Cash Flow Perusahaan Sampel ( Juta Rupiah )

NO EMITEN 2008 2009 2010

1 PT. Astra Internasional 7.166 3.131 6.124 2 PT. Astra Otopart 866.775 -440.147 -537.840 3 PT. Indo Kordsa 288.668 -287.615 390.389 4 PT. Gajah Tunggal 1.406.579 79.703 1.520.980 5 PT. Hexindo Adiperkasa 70.014 -211.923 75.997 6 PT. Intraco Penta 491.858 -511.820 68.104 7 PT. Nipress 35.624 12.424 -136.525 8 PT. Prima Alloy Steel 81.996 53.127 -116.748 9 PT. Selamat Sempurna -205.859 -12.040 116.523 10 PT. Allbond Makmur Usaha 14.005 2.233 1.006 11 PT. United Tractor 1.875 4.195 3.430


(46)

Tabel diatas menunjukkan nilai varabel free cash flow perusahaan

sampel dari tahun 2008 – 2010. Dari tabel diatas dapat dilihat perubahan free

cash flow setiap tahunnya. Pada tahun 2008 nilai free cash flow tertinggi

dimiliki oleh PT. Gajah Tunggal Tbk sebesar Rp. 1.406.579 juta, sedangkan

yang terendah dimiliki oleh PT. Selamat Sempurna Tbk, yaitu sebesar minus

Rp 205.859 juta.

Pada tahun 2009, nilai free cash flow tertinggi dimiliki oleh PT. Gajah

Tunggal Tbk, yaitu sebesar Rp 79.703 juta, sedangkan yang terendah dimiliki

oleh PT. Intraco Penta Tbk, yaitu sebesar minus Rp 511.820 juta.

Pada tahun 2010, nilai free cash flow tertinggi dimiliki oleh PT. Gajah

Tunggal Tbk, yaitu sebesar Rp 1.520.980 juta, sedangkan nilai free cash flow

terendah dimiliki oleh PT. Astra Otopart Tbk sebesar minus Rp 537.840 juta.

4.2.2 Deskripsi Nilai Variabel Kepemilikan Manejerial Tabel 4.2

Nilai Kepemilikan Manejerial Perusahaan Sampel (%)

NO EMITEN 2008 2009 2010

1 PT. Astra Internasional 0,01 0,02 0,02

2 PT. Astra Otopart 0,04 0,04 0,04

3 PT. Indo Kordsa 1,48 1,48 1,48

4 PT. Gajah Tunggal 0,08 0,08 0,08

5 PT. Hexindo Adiperkasa 0,01 0,01 0,01

6 PT. Intraco Penta 2,19 4,33 5,76

7 PT. Nipress 5,45 5,45 5,45

8 PT. Prima Alloy Steel 6,27 6,27 6,27

9 PT. Selamat Sempurna 8,26 6,04 6,04

10 PT. Allbond Makmur Usaha 0,60 0,60 0,60

11 PT. United Tractor 0,01 0,01 0,01


(47)

Tabel di atas menunjukkan nilai variabel kepemilikan manajerial

selama tiga tahun dari tahun 2008 sampai 2010. Dari tabel di atas dapat

dilihat PT. Selamat Sempurna Tbk merupakan perusahaan yang memiliki

tingkat kepemilikan manajerial tertingi yaitu rata – rata 8,26 %, sedangkan

kepemilikan manajerial terendah dimiliki oleh PT. United Tractor Tbk dan

PT. Hexindo Adiperkasa yaitu rata – rata sebesar 0.1 %

4.2.3 Deskripsi Nilai Variabel DER Tabel 4.3

Nilai DER Perusahaan Sampel

NO EMITEN 2008 2009 2010

1 PT. Astra Internasional 1,17 1,21 1,00

2 PT. Astra Otopart 0,48 0,45 0,39

3 PT. Indo Kordsa 0,52 0,48 0,23

4 PT. Gajah Tunggal 2,54 4,28 2,32

5 PT. Hexindo Adiperkasa 2,68 2,00 1,50

6 PT. Intraco Penta 1,83 2,46 1,91

7 PT. Nipress 2,18 1,64 1,48

8 PT. Prima Alloy Steel 3,19 3,84 4,36

9 PT. Selamat Sempurna 0,66 0,63 0,80

10 PT. Allbond Makmur Usaha 0,39 0,68 1,07

11 PT. United Tractor 1,26 1,05 0,76

Sumber : idx.co.id ( 22 Maret 2012, diolah )

Tabel di atas menunjukkan tingkat Debt to Equity ( DER ), perusahaan

– perusahaan sampel selama tiga tahun dari 2008 hingga 2010. Dari tabel di

atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk


(48)

modalnya. Tingkat DER terendah dimiliki oleh PT. Allbond Makmur Usaha

Tbk, yaitu sebesar 0.39, ini berarti PT. Allbond Makmur Usaha memiliki

hutang sebanyak 0.39 kali dari nilai modalnya.

Pada tahun 2009, PT. Gajah Tunggal Tbk memiliki tingkat DER

tertinggi yaitu sebesar 4.28, hal ini berarti PT. Gajah Tunggal memiliki hutang

sebesar 4.28 kali nilai modal yang dimiliknya, sedangkan yang terendah

adalah PT. Astra Otopart Tbk sebesar 0.45, angka ini menceminkan bahwa

hutang PT. Astra Otopart sebesar 0.45 kali dari nilai modalnya.

Pada 2010, perusahaan yang memiliki tingkat DER tertinggi adalah

PT. Prima Alloy Steel Tbk, dengan tingkat DER sebesar 4.36, hal ini berarti

PT. Prima Alloy Steel Tbk memiliki hutang sebesar 4.36 kali nilai modalnya,

sedangkan DER terenda dimiliki oleh PT. Inda Kordsa Tbk sebesar 0.23, hal

ini berarti tingkat hutang PT. Indo Kordsa Tbk adalah sebesar 0.23 kali jumlah

modal yang dimilikinya.

4.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi ( Sugiyono, 2007 ). Deskripsi suatu data dilihat dari nilai

rata – rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

Nilai minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan, nilai

maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan, rata – rata


(49)

sementara itu deviasi standar adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai data

dengan rata – rata dibagi dengan banyaknya data.

Tabel berikut ini menjelaskan ringkasan statistik deskriptif dari variabel –

variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Free Cash Flow 33 -537840 1520980 95194.21 440727.105

Kepemilikan Manejerial 33 .01 8.26 2.2573 2.76412

DER 33 .23 4.36 1.5588 1.13859

Valid N (listwise) 33

Sumber : Diolah dengan SPSS 16.0

Dari tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilai rata – rata variabel Free Cash Flow adalah sebesar 95194.21. Nilai

minimum adalah -537840 sedangkan nilai maksimum adalah 1520980,

dengan standart deviasi 440727.105. Jumlah sampel sebanyak 33.

2. Nilai rata – rata variabel Kepemilikan Manjerial adalah sebesar 2.2573,

dengan deviasi standart adalah 2.76412. Nilai minimum adalah 0.01

sedangkan nilai maksimum adalah sebesar 8.26. Jumlah sampel adalah 33.

3. Nilai rata – rata DER adalah 1.55 dengan deviasi standar 1.13. Nilai


(50)

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah suatu data

terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas ini dapat dilakuka n

dengan menggunakan metode grafik juga dengan metode statistik. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan baik metode grafik juga metode

statistik.

1. Metode Grafik

Metode grafik dapat dilakukan dengan dua alat yaitu grafik histogram

dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki distribusi

normal. Pada histogram data yang mengikuti atau mendekati distribusi

normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot,

suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila titik – titik datanya tidak

melenceng ke kiri atau ke kanan melainkan mengikuti dan menyebar di

sekitar garis diagonal. Histogram dan grafik P-P Plot dapat dilihat dibawah


(51)

(52)

Normal P-P Plot

Gambar 4.2

Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa histogram berbentuk

lonceng yang hampir mendekati kurva normal. Sedangkan pada gambar

4.2 terlihat bahwa titik – titik menyebar di sekitar garis diagonal, hasil

tersebut menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Metode Statistik

Pengujian normalitas data dengan hanya menggunakan metode


(53)

memberikan keyakinan yang lebih besar ada baiknya digunakan juga

metode statistik. Uji statistik ini dilakukan dengan menggunkan uji

kolmogorov-smirnov. Pada tabel dibawah ini disajikan hasil uji

kolmogorov-smirnov.

Tabel 4.5

Hasil Uji Kolmogorov-smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 33

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.07021976

Most Extreme Differences Absolute .147

Positive .147

Negative -.076

Kolmogorov-Smirnov Z .843

Asymp. Sig. (2-tailed) .477

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0

Pengambilan keputusan dalam uji Kolmogorov-Smirnov ini adalah

sebagai berikut :

1. Data tidak terdistribusi normal apabila nilai Asymp.Sig ( 2-tailed )

lebih kecil dari 0.05.

2. Data terdistribusi normal apabila nilai Asymp.Syg ( 2-tailed ) lebih


(54)

Pada table diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig ( 2-tailed )

adalah 0.477, yang mana lebih besar dari nilai signifikan 0.05. Dengan

kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel terdistribusi dengan normal.

4.4.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan penggnggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual ( kesalahan pengganggu

) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini biasanya

terjadi pada data deret waktu ( time series ), karena gangguan pada satu

data cenderung mengganggu data lainnya. Konsekuensi dari adanya

autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat

menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh lagi model regresi yang

dihasilkan, tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen

pada nilai variabel independen tertentu.

Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Metode

pendeteksian adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan Durbin

Watson test. Uji Durbin Watson hanya digunkan untuk autokorelasi

tingkat satu ( first order autocorrelation ) dan mensyaratkan adanya

intercept ( konstanta ) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi

diantara variabel bebas.


(55)

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound ( du ) dan ( 4-du

), maka koefisien korelasi sama dengan nol, yang berarti tidak ada

autokorelasi.positif maupun negatif.

2. Bila DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound ( dl ), maka

koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi

positif.

3. Bila nilai DW lebih besar dari pada ( 4-dl ), maka koefisien autokorelasi

lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila DW terletak antara batas atas ( du ) dan batas bawah ( dl ) atau DW

terletak diantara ( 4-du ) dan ( 4-dl ), maka hasilnya tidak dapat

disimpulkan.

Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel –

tabel dibawah ini :

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .341a .116 .058 1.10532 2.109

a. Predictors: (Constant), kepemilikan manjerial, free cash flow b. Dependent Variable: DER


(56)

Tabel 4.7

Durbin Watson Test Bound

N k=2

Dl du

6 . . . 33 . . . . 1.32 . . . . 1.58 Sumber : Peneliti, 2012

Dari tabel 4.6 diketahui nilai DW sebesar 2.10, yang mana lebih besar

dari batas atas ( du ) sebesar 1.58 dan kurang dari 4 – du sebesar 2.42. Dari

penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai DW terletak antara upper

bound ( du ) dan ( 4-du ) , maka tidak ada autokorelasi positif maupun negatif

atau tidak ada autokorelasi.

4.4.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent

variabel). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel – variabel bebasnya. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka

variabel – variabe ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel

bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas adalah sama dengan

nol. Apabila terjadi gejala multikolinearitas, maka akan menyebabkan hal –

hal sebagai berikut :


(57)

2. Kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing – masing variabel bebas

(independen) terhadap variabel terikat (dependen).

Beberapa sumber penyebab multikolinearitas adalah sebagai berikut :

1. Metode pengumpulan data yang digunakan membatasi nilai dari variabel

regressor.

2. Kendala – kendala model pada populasi yang diamati.

3. Spesifikasi model, misalnya penambahan bentuk polinomial terhadap

model regresi, khususnya ketika nilai jarak antar variabel eksplanatoris

sangant kecil.

4. Data time series, dimana nilai trend tercakup dalam nilai varaibel

eksplanatoris yang ditunjukkan oleh penurunan atau peningkatan sejalan

dengan waktu.

Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model

regresi dapat dilakukan dengan cara berikut ini :

1. Nilai R2 ( R-Squared ), yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel bebas

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2. Menganalisis matriks korelasi variabel – variabel bebas, jika antar variabel

bebas ada korelasi yang cukup tinggi ( diatas 0,90 ), maka hal ini

merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang

tinggi antar variabel bebas tidak berarti tidak ada multikolinearitas.

Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau


(58)

3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (

VIF ) dan tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas

yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana

setiap variabel bebas menjadi varabel terikat dan diregres terhadap

variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas

yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi,

nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi ( karena

VIF = 1/tolerance ) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi.

Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.210 .262 4.616 .000

Free cash flow 5.249E-7 .000 .203 1.156 .257 .953 1.049

Kepemilikan manejerial .133 .072 .322 1.831 .077 .953 1.049

a. Dependent Variable: DER

Sumber : Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0

Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinearitas dapat

dilakukan dengan melihat toleransi vriabel dan Variance Inflation Factor (


(59)

• VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.

• VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.

Tolerance < 0.1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.

Tolerance > 0.1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

Dari hasil output SPSS pada tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai

VIF semua variabel berada di bawah 5 dan nilai tolerance semua variabel di

atas 0.1, maka dapat disimpulkan pada model regresi tidak ditemukan

persoalan multikolinearitas.

4.4.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain, jika dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara variabel terikat dan residualnya dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual ( Y prediksi – Y


(60)

Dasar analisis dalam menentukan ada atau tidaknya heterokedastisitas

adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

Scatterplot

Gambar 4.3


(61)

Dari scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa data menyebar di atas

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,juga diketahui titik - titik data tidak

mengumpul di satu tempat dan tidak membentuk pola – pola tertentu, maka

disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4.5 Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan kaidah dalam melakukan analisis regresi berganda, bahwa

suatu persamaan regresi harus memiliki data yang terdistribusi normal, bebas

heterokedastisitas dan bebas multikolinearitas dan bebas autokorelasi agar

diperoleh persamaan regresi yang baik dan tidak bias. Dari hasil uji asumsi klasik

yang telah dilakukan di atas, maka diketahui bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini terdistribusi secara normal, bebas heterokedastisitas, dan tidak

terdapat multikolinearitas serta tidak terdapat autokorelasi, sehingga memenuhi

segala persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda dengan baik.

Untuk menjawab masalah, mencapai tujuan dan menjawab hipotesis yang

diajukan serta untuk mengetahui apakah variabel eksplanatori secara signifikan

berpengaruh terhadap variabel terikat, baik secara parsial maupun simultan, maka

perlu dilakukan uju t dan uji F. Hasil – hasil uji t serta uji F akan dijelaskan


(62)

Tabel 4.9 Koefisien Deteminasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .341a .116 .058 1.10532

a. Predictors: (Constant), kepemilikan manajerial, free cash flow b. Dependent Variable: DER

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0

Tabel 4.10 Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.833 2 2.416 1.978 .156a

Residual 36.652 30 1.222

Total 41.484 32

a. Predictors: (Constant), kepemilikan manajerial, free cash flow b. Dependent Variable: DER


(63)

Tabel 4.11 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.210 .262 4.616 .000

Free cash flow 5.249E-7 .000 .203 1.156 .257

Kepemilikan manajerial .133 .072 .322 1.831 .077

a. Dependent Variable: DER

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0

Dari tabel 4.9 diketahui koefisien multiple korelasi antara variabel

independen dengan variabel dependen adalah sebesar 0,341 ( R=0,341 ), hal ini

menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara variabel independen yaitu

kepemilikan manajerial dan free cash flow terhadap variabel dependen yaitu DER

adalah sebesar 34,1 %. Untuk memastikan tipe hubungan antar variable dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12

Keeratan Hubungan Antar Variabel

Nlai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat tidak erat

0,2 – 0,39 Tidak erat

0,4 – 0,59 Cukup erat

0,6 – 0,79 Erat


(64)

Nilai koefisien determinasi ( R2 ) adalah sebesar 0,116, ini berarti 11,6 %

faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat hutang ( DER ) perusahaan

manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dapat dijelaskan oleh

kepemilikan manajerial dan free cash flow, sedangkan sisanya sebesar 88,4 %

dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini.

Tabel 4.11 merupakan hasil analisis regresi menggunakan software SPSS

untuk uji t. Dari tabel tersebut dapat ditulis persamaan regresi untuk penelitian ini

sebagai berikut :

DER = 1,210+ 0,133MOWNSHP +5,249FCF + e

Penjelasan mengenai pengaruh masing – masing variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan di bagian selanjutnya.

4.5.1 Pengujian Hipotesis 1

Variabel independen free cash flow dari tabel 4.11 di atas memiliki

nilai t hitung sebesar 1,156, sedangkan nilai t tabel pada tingkat signifikasi

0,05 dengan degree of freedom 30 adalah sebesar 2,042, maka dapat

disimpulkan bahwa t hitung ( 1,156 ) < t tabel ( 2,042 ). Nilai signifikansinya

adalah 0,257 yang mana lebih besar dari 0,05.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima

dan H1 yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap

kebijakan hutang ditolak, hal ini berarti free cash flow tidak memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DER ( kebijakan hutang ). Free


(1)

Lampiran v


(2)

Lampiran vi

Hasil Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 33

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.07021976 Most Extreme Differences Absolute .147

Positive .147

Negative -.076

Kolmogorov-Smirnov Z .843

Asymp. Sig. (2-tailed) .477

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran vii

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .341a .116 .058 1.10532 2.109

a. Predictors: (Constant), kepemilikan manajerial, free cash flow b. Dependent Variable: y


(3)

Lampiran viii

Durbin Watson Test Bound

Critical Values for the Durbin-Watson Statistic

Level of Significance α = .05

n k=1 k=2 k=3 k=4 k=5

dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU

6 0.61 1.40

7 0.70 1.36 0.47 1.90

8 0.76 1.33 0.56 1.78 0.37 2.29

9 0.82 1.32 0.63 1.70 0.46 2.13 0.30 2.59

10 0.88 1.32 0.70 1.64 0.53 2.02 0.38 2.41 0.24 2.82

11 0.93 1.32 0.66 1.60 0.60 1.93 0.44 2.28 0.32 2.65

12 0.97 1.33 0.81 1.58 0.66 1.86 0.51 2.18 0.38 2.51

13 1.01 1.34 0.86 1.56 0.72 1.82 0.57 2.09 0.45 2.39

14 1.05 1.35 0.91 1.55 0.77 1.78 0.63 2.03 0.51 2.30

15 1.08 1.36 0.95 1.54 0.82 1.75 0.69 1.97 0.56 2.21

16 1.10 1.37 0.98 1.54 0.86 1.73 0.74 1.93 0.62 2.15

17 1.13 1.38 1.02 1.54 0.90 1.71 0.78 1.90 0.67 2.10

18 1.16 1.39 1.05 1.53 0.93 1.69 0.92 1.87 0.71 2.06

19 1.18 1.4 1.08 1.53 0.97 1.68 0.86 1.85 0.75 2.02

20 1.20 1.41 1.10 1.54 1.00 1.68 0.90 1.83 0.79 1.99

21 1.22 1.42 1.13 1.54 1.03 1.67 0.93 1.81 0.83 1.96

22 1.24 1.43 1.15 1.54 1.05 1.66 0.96 1.80 0.96 1.94

23 1.26 1.44 1.17 1.54 1.08 1.66 0.99 1.79 0.90 1.92

24 1.27 1.45 1.19 1.55 1.10 1.66 1.01 1.78 0.93 1.90

25 1.29 1.45 1.21 1.55 1.12 1.66 1.04 1.77 0.95 1.89

26 1.30 1.46 1.22 1.55 1.14 1.65 1.06 1.76 0.98 1.88

27 1.32 1.47 1.24 1.56 1.16 1.65 1.08 1.76 1.01 1.86

28 1.33 1.48 1.26 1.56 1.18 1.65 1.10 1.75 1.03 1.85

29 1.34 1.48 1.27 1.56 1.20 1.65 1.12 1.74 1.05 1.84

30 1.35 1.49 1.28 1.57 1.21 1.65 1.14 1.74 1.07 1.83

31 1.36 1.50 1.30 1.57 1.23 1.65 1.16 1.74 1.09 1.83

32 1.37 1.50 1.31 1.57 1.24 1.65 1.18 1.73 1.11 1.82

33 1.38 1.51 1.32 1.58 1.26 1.65 1.19 1.73 1.13 1.81

34 1.39 1.51 1.33 1.58 1.27 1.65 1.21 1.73 1.15 1.81

35 1.40 1.52 1.34 1.58 1.28 1.65 1.22 1.73 1.16 1.80

36 1.41 1.52 1.35 1.59 1.29 1.65 1.24 1.73 1.18 1.80

37 1.42 1.53 1.36 1.59 1.31 1.66 1.25 1.72 1.19 1.80

38 1.43 1.54 1.37 1.59 1.32 1.66 1.26 1.72 1.21 1.79


(4)

40 1.44 1.54 1.39 1.60 1.34 1.66 1.29 1.72 1.23 1.79

45 1.48 1.57 1.43 1.62 1.38 1.67 1.34 1.72 1.29 1.78

50 1.50 1.59 1.46 1.63 1.42 1.67 1.38 1.72 1.34 1.77

55 1.53 1.60 1.49 1.64 1.45 1.68 1.41 1.72 1.38 1.77

60 1.55 1.62 1.51 1.65 1.48 1.69 1.44 1.73 1.41 1.77

65 1.57 1.63 1.54 1.66 1.50 1.70 1.47 1.73 1.44 1.77

70 1.58 1.64 1.55 1.67 1.52 1.70 1.49 1.74 1.46 1.77

75 1.60 1.65 1.57 1.68 1.54 1.71 1.51 1.74 1.49 1.77

80 1.61 1.66 1.59 1.69 1.56 1.72 1.53 1.74 1.51 1.77

85 1.62 1.67 1.60 1.70 1.57 1.72 1.55 1.75 1.52 1.77

90 1.63 1.68 1.61 1.70 1.59 1.73 1.57 1.75 1.54 1.78

95 1.64 1.69 1.62 1.71 1.60 1.73 1.58 1.75 1.56 1.78

100 1.65 1.69 1.63 1.72 1.61 1.74 1.59 1.76 1.57 1.78

150 1.72 1.75 1.71 1.76 1.69 1.77 1.68 1.79 1.66 1.80

200 1.76 1.78 1.75 1.79 1.74 1.80 1.73 1.81 1.72 1.82

Lampiran ix

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.210 .262 4.616 .000

Free cash flow 5.249E-7 .000 .203 1.156 .257 .953 1.049

Kepemilikan manejerial .133 .072 .322 1.831 .077 .953 1.049 a. Dependent Variable: DER


(5)

(6)

Lampiran xi

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.833 2 2.416 1.978 .156a

Residual 36.652 30 1.222

Total 41.484 32

a. Predictors: (Constant), kepemilikan manajerial, free cash flow b. Dependent Variable: DER

Lampiran xii

Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.210 .262 4.616 .000

Free cash flow 5.249E-7 .000 .203 1.156 .257

Kepemilikan manajerial .133 .072 .322 1.831 .077 a. Dependent Variable: DER

Lampiran xiii

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .341a .116 .058 1.10532

a. Predictors: (Constant), kepemilikan manajerial, free cash flow b. Dependent Variable: DER


Dokumen yang terkait

Analsis Pengaruh Free Cash flow Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 40 90

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 101

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 99 107

Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 93

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 20

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 6 24

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAA MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 15 22

Hubungan Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI.

0 1 18

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 88