Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, FREE CASH FLOW DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2013

OLEH

FININDO SIMANJUNTAK 120522181

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat ijin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2015 Yang membuat pernyataan,

NIM. 120522181 Finindo Simanjuntak


(3)

ii

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, free cash flow dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini adalah 38 perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi liniear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji-t dan uji-F dengan α = 5% dan menggunakan profitabilitas, likuiditas,

leverage,free cash flow serta ukuran perusahaansebagai variabel independen dan kebijakan dividen sebagai variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, leverage

dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen sementara

free cash flow berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Secara simultan profitabilitas, likuiditas, leverage, free cash flow dan ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen secara signifikan.

Kata Kunci : Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free cash flow, Ukuran perusahaan, Kebijakan Dividen.


(4)

iii

ABSTRACT

This study entitled “Effect Analysis of Profitability, Liquidity, Leverage, Free Cash Flow and the size of the Company's Dividend Policy in the Consumer Goods Industry Company Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2011-2013.

This study aims to test and analyze the effect of profitability, liquidity, leverage, free cash flow and the size of the company on dividend policy in the Consumer Goods Industry Company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The study population was 38 company Consumer Goods Industry Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2011-2013. This study using purposive sampling technique and obtained a sample of 16 companies. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. Hypothesis testing is done by a statistical test is the t-test and F-test with α = 5% and using profitability, liquidity, leverage, free cash flow as well as the size of the company as an independent variable and dividend policy as the dependent variable.

The results showed that profitability, liquidity, leverage, firm size and leverage have positif effect on dividend policy while free cash flow has negatif effect on dividend policy. Simultaneously profitability, liquidity, leverage, free cash flow and size company have effect on dividend policy significantly.

Keywords: Profitability, Liquidity, Leverage, Free cash flow, Size company, Dividend Policy.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, doa, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku dosen penguji dan Bapak Drs. M. Utama Nasution, M.M., Ak. selaku dosen pembanding yang telah


(6)

v membantu dan memberikan saran-saran serta perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda Polman Simanjuntak dan Ibunda Nesma Nababan serta abang Penulis, Alexanto Simanjuntak dan adik-adik Penulis, Michael Simanjuntak, Erick Simanjuntak, Defri Simanjuntak dan Marissa Simanjuntak yang telah memberikan kasih sayang, didikan, perhatian, doa, serta dukungan moril dan materil kepada Penulis.

7. Sahabat-sahabat dan teman-teman Penulis, Yanita, Primna, Suriati, Simon, Hendro, Rindang, Syifa, Yuni Rahayu, Nora Imelti yang telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh staff, pimpinan dan rekan kerja Penulis, Ibu Mimin, Bu Yola Desvirya, Tulang Rafles Silaen, Ci Elina, Chynthia Cuaca, Daniati, Ersalia, kak Novi yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Amangboru Drs. SP. Sianipar, Mpd. dan bou N. Simanjuntak, Spd yang telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, April 2015 Penulis

NIM. 120522181 Finindo Simanjuntak


(7)

vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK .... ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Signalling Theory ... 11

2.1.2 Kebijakan Dividen ... 13

2.1.3 Macam-Macam Bentuk Dividen ... 15

2.1.4 Langkah-langkah Pembayaran Dividen ... 16

2.1.5 Pola Pembayaran Dividen ... 17

2.1.6 Profitabilitas ... 18

2.1.7 Likuiditas ... 20

2.1.8 Leverage ... 21

2.1.9 Free Cash Flow ... 21

2.1.10 Ukuran Perusahaan ... 23

2.2 TinjauanPenelitianTerdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual dan hipotesis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup ... 36

3.2 Rancangan Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 36

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian ... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 43

3.6.1 Uji Statistik Deskriptif ... 44

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

3.6.3 Analisis Statistik ... 48


(8)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Obyek Penelitian ... 51

4.1.1 Deskripsi Umum ... 51

4.1.2 Deskripsi Khusus ... 51

4.2 Hasil Penelitian ... 52

4.2.1 Uji Statistik Deskriptif ... 52

4.2.2 Uji Asumsi Klassik ... 54

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 54

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 57

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 58

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 59

4.2.3 Regresi Linear Berganda ... 60

4.2.4 Uji Hipotesis ... 62

4.2.4.1 Uji F (Uji Signifikansi Simultan) ... 62

4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 63

4.2.4.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 64

4.3 Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 76


(9)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.2 Variabel dan Defenisi Operasional ... 43

4.1 Uji Statistik Deskriptif ... 52

4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 54

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 57

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 59

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 60

4.6 Hasil Uji F ... 62

4.7 Hasil Uji T ... 63

4.8 Variables Entered/Removedb ... 65

4.9 Hubungan Antar Variabel ... 65


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 55

4.2 Kurva Histogram ... 56


(11)

ii

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, free cash flow dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi penelitian ini adalah 38 perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi liniear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji-t dan uji-F dengan α = 5% dan menggunakan profitabilitas, likuiditas,

leverage,free cash flow serta ukuran perusahaansebagai variabel independen dan kebijakan dividen sebagai variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, leverage

dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen sementara

free cash flow berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Secara simultan profitabilitas, likuiditas, leverage, free cash flow dan ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen secara signifikan.

Kata Kunci : Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free cash flow, Ukuran perusahaan, Kebijakan Dividen.


(12)

iii

ABSTRACT

This study entitled “Effect Analysis of Profitability, Liquidity, Leverage, Free Cash Flow and the size of the Company's Dividend Policy in the Consumer Goods Industry Company Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2011-2013.

This study aims to test and analyze the effect of profitability, liquidity, leverage, free cash flow and the size of the company on dividend policy in the Consumer Goods Industry Company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The study population was 38 company Consumer Goods Industry Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2011-2013. This study using purposive sampling technique and obtained a sample of 16 companies. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. Hypothesis testing is done by a statistical test is the t-test and F-test with α = 5% and using profitability, liquidity, leverage, free cash flow as well as the size of the company as an independent variable and dividend policy as the dependent variable.

The results showed that profitability, liquidity, leverage, firm size and leverage have positif effect on dividend policy while free cash flow has negatif effect on dividend policy. Simultaneously profitability, liquidity, leverage, free cash flow and size company have effect on dividend policy significantly.

Keywords: Profitability, Liquidity, Leverage, Free cash flow, Size company, Dividend Policy.


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktivitas

investasi. Salah satu produk investasi yang ada di pasar modal adalah investasi

saham. Investor dalam menginvestasikan dananya ke suatu perusahaan saham akan

dihadapkan pada return investasi dalam bentuk dividen dan capital gain. Capital

gain merupakan keuntungan modal yang diperoleh dari selisih antara harga beli dan

harga jual saham, sedangkan dividen adalah porsi laba bersih yang dibagikan oleh

perusahaan kepada para pemegang saham. Besarnya jumlah dividen yang dibagikan

tergantung pada besarnya laba yang diperoleh dan kebijakan dividen yang ditetapkan

oleh perusahaan.

Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

kesejahteraan dengan mengharapkan return atau keuntungan yang diperoleh dari

investasi yang dilakukan. Return yang akan diperoleh investor adalah dalam bentuk

dividen maupun capital gain. Dalam aktifitas pasar modal, para investor memiliki

harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu berupa capital gain dan dividen

(Marlina dan Danica, 2009). Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan

wealth pemegang saham (Suharli dan Oktorina, 2005). Dividen adalah bagian laba

bersih yang diberikan kepada pemegang saham. Investasi merupakan salah satu

aktifitas yang sangat menarik di masa sekarang ini. Di negara yang sedang


(14)

2 siapa saja yang melakukan kegiatan investasi. Kegiatan investasi diharapkan dapat

memberikan manfaat dari segi peningkatan keuntungan terutama dari modal yang

telah dikeluarkan untuk investasi tersebut di masa yang akan datang. Namun,

investasi juga merupakan suatu aktifitas yang dihadapkan pada berbagai macam

resiko dan ketidakpastian yang sulit untuk diprediksi oleh para pelaku investasi atau

investor. Maka dari itu diperlukan ilmu dan pengetahuan yang baik mengenai

investasi agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan investasi dan kerugian yang

akan terjadi di masa yang akan datang. Tujuan para investor menginvestasikan

dananya kepada suatu perusahan adalah untuk memaksimalkan return tanpa

mengabaikan resiko yang akan dihadapinya. Return tersebut dapat berupa

pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga

belinya (capital gain).

Di lain pihak, perusahaan juga menginginkan pertumbuhan secara terus

menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus juga harus

memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya

(Damayanti dan Achyani,2006). Hal ini akan menjadi menarik karena di satu sisi

perusahaan ingin mensejahterakan para pemegang sahamnya, namun di sisi lain

perusahaan juga harus memikirkan pertumbuhannya. Oleh karena itu, kebijakan dari

manajemen perusahan sangat diperlukan dalam melakukan pembagian keuntungan.

Kebijakan dividen suatu perusahaan melibatkan dua pihak yang saling bertentangan,

yaitu kepentingan para pemegang saham yang mengharapkan dividen dengan


(15)

3 dibagikan oleh perusahaan tergantung kepada kebijakan dividen dari masing-masing

perusahaan (Arilaha, 2009).

Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam

mempertahankan dana yang besar untuk membiayai pertumbuhannya di masa

mendatang. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memberikan dividen yang besar

bagi para pemegang saham maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi

investor. Oleh karena itu, untuk dapat menjaga dua kepentingan tersebut perusahan

harus dapat melakukan kebijakan dividen yang optimal. Kebijakan dividen yang

optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen

saat ini dan petumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham

perusahaan (Bringham dan Houston, 2001). Jika perusahaan menaikkan Dividend

Payout Ratio (DPR) maka harga saham perusahaan akan naik. Hal ini dikarenakan

kebijakan dividen dapat memberi kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut

mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang (Riyanto, 2001). Namun

jika DPR dinaikkan maka akan semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi

sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah dimasa yang akan

datang dan ini akan menekan harga saham perusahaan. Oleh karena itu, besarnya

dividen yang akan datang dibagikan kepada pemegang saham oleh masing-masing

perusahaan berbeda dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan dividen yang

diambil oleh tiap perusahaan.

Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan

keseimbangan dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga dapat


(16)

4 dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio, yaitu persentase laba yang

dibagikan dalam bentuk dividen tunai yang akan didistribusikan kepada pemegang

saham. Kebijakan dividen berpengaruh untuk pertumbuhan suatu perusahaan.

Apabila suatu perusahaan menginginkan menahan sebagian besar pendapatannya

dalam bentuk laba ditahan didalam perusahaan, hal ini menyebabkan pembayaran

dividen akan semakin kecil, dengan demikian dapat dikatakanlah bahwa makin

tingginya dividen payout ratio yang ditetapkan perusahaan maka makin kecil pula

dana yang akan ditanamkan kembali didalam perusahaan yang ini berarti akan

menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto 2001: 266).

Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividen payout ratio-nya, yaitu

persentase laba yang dibagikan dalam bentuk tunai. Artinya besar kecilnya dividen

payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan

disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Pertimbangan mengenai

dividen payout ratio diduga berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Apabila

kinerja keuangan perusahaan bagus, maka perusahaan tersebut akan mampu

menetapkan besarnnya dividen payout ratio sesuai dengan ekspektasi dari para

pemegang saham.

Untuk memperoleh pendapatan dividen yang diinginkan, maka seorang

investor perlu mempelajari faktor – faktor yang mempengaruhi pembagian dividen

atau kebijakan dividen yang ditempuh oleh perusahaan. Salah faktor yang yang bisa

untuk diamati oleh investor adalah kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat

dilihat dari laporan keuangan perusahaan melalui rasio rasio keuangan. Analisis rasio


(17)

5 mempelajari faktor – faktor yang dapat dijadikan alat prediksi dalam kebijakan

dividen perusahaan. Kebijakan dividen dalam penelitian ini digambarkan besarnya

Dividen Payout Ratio (DPR) yang diberikan kepada pemegang saham. Faktor –

faktor penentu yang diteliti dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas,

leverage, free cash flow, dan ukuran perusahaan. Profitabilitas di proksikan lewat

Retun On Asset (ROA), Likuiditas diproksikan oleh Current Ratio (CR), Leverage

diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER), Aliran Kas Bebas diproksikan dengan

Free Cash Flow, dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma normal

total asset perusahaan.

Besar kecilnya dividen yang dibagikan tergantung pada kebijakan

masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor.

Nuringsih (2005) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen adalah tingkat hutang atau leverage. Hutang yang tinggi akan

membuat perusahaan lebih memilih untuk menahan labanya dan menggunakan laba

tersebut untuk melunasi hutang, sehingga perusahaaan dengan tingkat hutang yang

tinggi cenderung membagikan dividen dalam jumlah yang kecil. Dengan kata lain,

tingkat hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Dewi (2008) dan

Pujiastuti (2008) dalam penelitiannya juga menemukan hubungan negatif dan

signifikan antara tingkat hutang dengan kebijakan dividen. Hasil yang kontradiktif

diperoleh Sulistyowati, dkk (2010) yang tidak menemukan pengaruh signifikan

antara leverage dengan kebijakan dividen.

Kebijakan dividen juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan


(18)

6 yang dibagikan kepada para pemegang saham. Hal ini disebabkan karena

perusahaaan akan menggunakan sebagian besar labanya untuk membiayai

pertumbuhannya, sehingga laba yang tersisa untuk dibagikan sebagai dividen akan

semakin kecil. Wahyudi dan Baidori (2008) menyatakan bahwa pertumbuhan

perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Namun,

hasil berbeda dikemukakan oleh Sulistyowati, dkk (2010) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Penelitian mengenai kebijakan dividen sebelumnya telah dilakukan oleh

Halim (2013) yang meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividen Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Sektor Industri

Barang Konsumsi Periode 2008-2011. Hasil penelitianya yaitu variabel pertumbuhan

perusahaan memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen

perusahaan, variabel risiko perusahaan memiliki pengaruh negatif tidak signifikan

terhadap kebijakan dividen perusahaan, variabel profitabilitas perusahaan memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen perusahan, dan variabel set

kesempatan investasi memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan

dividen Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Sektor Industri

Barang Konsumsi Periode 2008-2011.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lopolusi (2013) mengenai Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Penelitian ini menunjukkan

hasil bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap


(19)

7 signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel ukuran perusahaan berpengaruh

negatif signifikan terhadap variabel kebijakan dividen, variabel utang berpengaruh

negatif signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen, dan variabel free

cash flow berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan

kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2007-2011.

Hardiatmo, Daljono (2013) mengenai Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang

listing di Bursa Efek Indonesia listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas yang diukur dengan

Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout

Ratio (DPR) dengan arah positif, variabel Likuiditas yang diukur dengan Current

Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen,

variabel Leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, Variabel pertumbuhan

perusahaan yang diukur dengan penjualan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel ukuran perusahaan yang diukur

dengan log natural total asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan

dividen namun dengan arah negatif yang berlawanan dengan hipotesis.

Santoso (2012) mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009). Hasil penelitiannya yaitu variabel


(20)

8 pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen,

variabel collateralizable assets tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

dividen, kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen, variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka

akan semakin besar dividen yang dibagikan.

Rosdini (2009) mengenai Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend

Policy. Unit analisis penelitian adalah perusahaan manufaktur tertentu pada tahun

2000-2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa free cash flow berpengaruh

terhadap Dividend Policy. Berikut ini adalah ringkasan hasil penelitian terdahulu.

Tabel 1.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

Variabel Halim

(2013) Lopolusi (2013) Hardiatmo (2013) Santoso (2012) Rosdini (2009) Pertumbuhan perusahaan (-) Tidak signifikan Tidak signifikan (-) Tidak signifikan Risiko perusahaan (-) Tidak signifikan Profitabilitas (+) signifikan (-) Tidak signifikan (+) signifikan Likuiditas (-) Tidak signifikan Tidak signifikan Ukuran perusahaan (-) Tidak signifikan (-) signifikan (+) signifikan (+) signifikan

Free cash flow

(-) tidak signifikan (+) Signifikan Leverage (-) signifikan tidak signifikan tidak signifikan Collateralizable Assets (-) Tidak signifikan (-) Tidak signifikan kepemilikan institusional (-) signifikan

Sumber : Halim (2013), Lopolusi (2013), Hardiatmo (2013), Santoso (2012), Rosdini (2009).


(21)

9 Atas dasar perbedaan penelitian yang terdapat pada tabel 1.1 tersebut, maka

dilakukan penelitian lebih lanjut yang didukung dengan teori yang mendasari.

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengacu sebagian dari penelitian yang

pernah dilakukan oleh Hardiatmo, Daljono (2013). Adapun yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya periodesasi dan variabel penelitian.

Penelitian ini dimotivasi karena adanya research gap yaitu ketidakkonsistenan hasil

pada penelitian – penelitian terdahulu, oleh karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow

dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial maupun secara simultan

terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah

Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan

berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap Kebijakan Dividen

pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(22)

10

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai

pihak yaitu :

a. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para

investor atas informasi keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan

untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga dapat memperkecil risiko yang

mungkin dapat terjadi sebagai akibat dalam pembelian saham di pasar modal.

b. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pembayaran dividen yang

dilakukan, dapat juga digunakan sebagai alat dalam memprediksi besarnya

jumlah dividen yang akan dibayarkan.

c. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam bidang

penelitian dan merupakan wujud dari aplikasi ilmu pengetahuan yang didapat

selama perkuliahan.

d. Bagi akademik, diharapkan dapat berguna dalam proses pengembangan ilmu

akuntansi khususnya tentang kebijakan dividen dan juga dapat dijadikan bahan


(23)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Signalling Theory (Teori Sinyal)

Teori ini menyatakan bahwa terdapat ketidakasimetrisan informasi

antara manajer dan investor. Masih terdapatnya perbedaan informasi yang

dimiliki oleh investor dan manajer sehingga manajer merasa perlu untuk

menyampaikan suatu sinyal ke pasar mengenai kondisi perusahaan.

Pengumuman ke masyarakat luas mengenai prospek perusahaan merupakan

cara yang mudah dilakukan oleh semua perusahaan baik itu perusahaan besar

maupun perusahaan kecil. Akhirnya pasar menangkap aksi tersebut sama

untuk suatu perusahaan atau dengan kata lain investor melihat adanya satu

kualitas perusahaan yang sama untuk semua perusahaan. Kondisi ini

membuat manajer perusahaan yang memiliki prospek bagus di masa

mendatang menggunakan dividen untuk memberikan sinyal ke pasar. Dengan

menggunakan dividen, perusahaan kecil tidak dapat mengikuti kebijakan

yang diambil oleh perusahaan besar sehingga ada perbedaan antara

perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas tinggi akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal

baik ke pasar, sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah

akan sulit untuk mengikuti kebijakan yang diterapkan perusahaan dengan


(24)

12 Menurut teori ini, apabila perusahaan meningkatkan pembayaran

dividen, manajer percaya bahwa di masa mendatang perusahaan akan

memiliki pendapatan yang cukup besar untuk menyesuaikan sistem

pembayaran dividen yang dilakukan saat ini. Jika perusahaan memberikan

dividen yang lebih rendah daripada yang diharapkan maka hal ini akan

diinterpretasikan sebagai sinyal buruk. Miller dan Modigliani (1961)

menyatakan bahwa penurunan dividen dapat mengindikasikan bahwa

pendapatan perusahaan di masa mendatang akan mengecewakan. Infomasi

naik turunnya dividen tunai yang dibagikan perusahaan merupakan salah satu

informasi yang dipandang cukup penting bagi investor karena informasi

tersebut berkenaan dengan prospek keuntungan yang akan diperoleh investor

atau calon investor dalam melakukan penilaian perusahaan (Prastiono, 2000).

Perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh untuk menjadi lebih

besar cenderung mengalami masalah asimetri informasi antara manajemen

dan pemegang saham. Leary dan Michaely (2008) menyatakan bahwa

asimetri informasi yang lebih besar akan terjadi dengan kesempatan

bertumbuh yang lebih besar juga. Berdasarkan uraian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa beberapa proksi yang bisa digunakan untuk mengukur

tingkat asimetri informasi di perusahaan antara manajer dengan pemegang

saham yaitu ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Kebijakan

Dividen juga tidak dapat dipisahkan dari teori sinyal karena teori ini

menyatakan bahwa investor akan memandang perubahan dividen sebagai


(25)

13 dalam Suharli (2007) menyatakan bahwa pihak manajemen akan

membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan

perusahaan dalam membukukan profit .

2.1.2 Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio)

Menurut Riyanto (2001:269) kebijakan dividen yang dilakukan oleh

perusahaan yaitu antara lain sebagai berikut:

a. Kebijakan dividen yang stabil

Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per lembar saham dinaikkan. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil antara lain sebagai berikut:

1) Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada

investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang

2) Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan kepastian dividen yang dibayarkan.

b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu .

Kebijakan dividen ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya, dimana cara penetapan dividend payout ini adalah penetapan junlah dividen minimal plus jumlah ekstra.

c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.

d. Kebijakan dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang fleksibel menunjukkan bahwa besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.


(26)

14 Ang (1997) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan

bersih di perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang

ditahan sebagai cadangan perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada

para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Apabila

perusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada

kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam

bentuk dividen yang besar pula. Penentuan besarnya dana yang dialokasikan

untuk pembayaran dividen ini tidak ada yang membatasi, namun

tergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), apakah laba itu

akan dialokasikan untuk pembayaran dividen atau untuk laba ditahan.

Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling

penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan dividen

merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau

“equity investors”. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya

pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat

membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi

kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat

dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan

sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth)

dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan

sebagian besar dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen

adalah semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan


(27)

15

ratio. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya dividend

payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang

tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang berarti akan

menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001). Dividen

merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para

pemegang saham, oleh karena itu dividen merupakan bagian dari

penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham. Besar kecil

dividen yang dibayarkan mempengaruhi pencapaian tujuan maksimalisasi

kesejahteraan pemegang saham. Menurut Ang (1997) faktor-faktor yang

dipertimbangkan dalam memutuskan suatu usulan dividen oleh dewan direksi

antara lain:

a. Keuntungan Perseroan

b. Prospek pertumbuhan usaha

c. Posisi kas (likuiditas)

d. Aspek hukum

e. Keadaan pasar

2.1.3 Macam-macam Bentuk Dividen

Menurut Keyso dan Weydgant (1995) mengungkapkan bahwa dividen yang dibagikan kepada para investor berbentuk, antara lain:

a. Dividen Tunai

Dividen tunai merupakan dividen yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk uang tunai. Dividen dalam bentuk ini merupakan pembayaran yang paling banyak diharapkan investor.

b. Dividen Saham

Dividen saham) merupakan dividen yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk proporsi saham tertentu. Dividen saham merupakan dividen


(28)

16 yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk proporsi sahamtertentu. Dibagikannya dividen dalam bentuk saham, maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan dibursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya guna memperluas kepemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai.

c. Sertifikat Dividen

Sertifikat dividen merupakan dividen yang dibayarkan dengan sertifikat atau promes yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sertifikat dividen yaitu hutang dividen dalam bentuk script atau pembayaran dividen pada masa yang akan datang. d. Property Dividend

Property dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk kekayaan seperti barang dagangan, real estate atau investasi dalam bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi.

2.1.4 Langkah-langkah Pembayaran Dividen

Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalah

pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang

saham yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen (Ang, 1997).

Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikandalam pembayaran dividen yaitu :

a. Tanggal pengumuman

Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang secara resmi diumuman oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen regular. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni; tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya dividen kas per lembar.

b. Tanggal pencatatan dalam daftar pemegang saham (Date of Record)

Tanggal pencatatan merupakan tanggal dimana perusahaan harus melakukan pencatatan nama dari para pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar sebagai pemegang saham pada perusahaan publik atau emiten tersebut diberikan hak untuk memperoleh pembagian dividen, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk mendapatkan dividen.

c. Tanggal cum-dividend (Cum-dividend Date)

Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.


(29)

17 d. Tanggal ex-dividend (Ex-dividend Date)

Tanggal ini merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.

e. Tanggal pembayaran (Payment Date) . Tanggal ini merupakan tanggal dimana perusahaan melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham yang telah memiliki hak atas dividen.

Jadi pada tanggal tersebut para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai, dividen saham).

2.1.5 Pola Pembayaran Dividen

Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang

menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan kepada

pemegang saham. Ada beberapa pola pembayaran dividen yang dapat dipilih

sebagai alternatif dividen payout ratio perusahaan (Ang, 1997), yaitu :

a. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share

Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikkan dividen, jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya psikologi pemegang saham, dimana bila dividen naik maka akan menaikkan juga harga saham dan sebaliknya

b. Stable Dividend per-share

Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap (stable amount) dari tahun ke tahun.

c. Stable Payout Ratio

Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasar suatu prosentase tetap dari laba. Bila laba berfluktuasi, maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham pun akan ikut berfluktuasi.

d. Regular Dividend plus Extras

Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan dividen ekstra kepada pemegang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen mempunyai kandungan informasi, sehingga


(30)

18 dengan pemberian dividen ekstra dapat menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan harga saham.

e. Fluctuating Dividends and Payout Ratio

Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio disesuaikan \dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal perusahaan untuk setiap periode. Oleh karena itu besar dividen dan payout ratio yang dibayarkan berfluktuasimengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan investasi.

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

profit atau laba. Perusahaan yang dapat membukukan profit tinggi maka

perusahaan tersebut dinilai berhasil dalam menjalankan usaha. Perusahaan

yang dapat menciptakan profit atau laba besar berarti perusahaan dapat

menciptakan pendanaan internal bagi perusahaan sendiri. Setelah ada dana

tersebut, maka perusahaan akan menggunakan untuk ditahan menjadi laba

ditahan dan dibagikan kepada para pemilik sebagai dividen. Menurut

Wirjolukito, et al dalam (2013) menyatakan bahwa pihak manajemen akan

membayarkan dividen untuk memberikan “sinyal” mengenai keberhasilan

perusahaan dalam membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen adalah fungsi dari

keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk

perusahaan apabila hendak membayar dividen. Dividen adalah bagian dari

laba bersih yang dihasilkan perusahaan, oleh karena itu dividen akan

dibagikan jika perusahaan memperoleh laba.

Hubungan antara profitabilitas dengan kebijakan deviden dapat

dianalogikan sebagai berikut. Sebuah perusahaan yang dapat membukukan


(31)

19 membagikan sebagai deviden. Jika perusahaan membagikan deviden maka

pendanaan internal perusahaan akan berkurang. Menurut teori “bird in the

hand” investor lebih menyukai dibagikan deviden daripada menunggu

pengembalian dari keuntungan modal. Maka dapat diperoleh kesimpulan

bahwa semakin tinggi profitabilitas menggambarkan kemampuan badan

usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang

dimiliki. Hal ini sesuai dengan pernyataan Shapiro (1991:731) “profitabilitas

suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi

yang dilakukan”. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan

dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas

usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan

para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri

profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan

badan usaha tersebut. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar

penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis

untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio

keuangan. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan

hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi.

Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena

profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek

yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha


(32)

20 tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan

usaha tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas dapat diproksikan dengan

menggunakan Return On Assets (ROA). ROA dapat diukur dengan

menggunakan rumus:

��� = Net Income

Total Assets x 100 %

2.1.7 Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. Likuiditas

merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban

jangka pendek perusahaan. Likuiditas perusahaan merupakan faktor yang

penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk

menetapkan besarnya dividen, maka semakin kuat posisi likuiditas berarti

semakin besar kemampuan perusahaan membayar dividen (Riyanto, 1995).

Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, perusahaan

tersebut mempunyai kesempatan dalam memenuhi segala kewajiban jangka

pendek termasuk dengan membayar deviden ke pemilik modal. Maka dapat

disimpulkan bahwa semakin likuid suatu perusahaan kemungkinan membayar

membayar dividen semakin besar juga. Likuiditas dapat diproksikan dengan

menggunakan Current Ratio(CR). CR dapat diukur dengan menggunakan

rumus:

������������= ������� ������


(33)

21 2.1.8 Leverage (Debt to Equity Ratio)

(Van Horne dan Wachowicz, 2005) menyebutkan bahwa debt to

equity ratio (DER) dapat memberitahu kita bahwa para kreditur memberikan

pendanaan untuk setiap jumlah uang yang diberikan oleh pemegang saham.

Para kreditur secara umum akan lebih suka jika rasio ini lebih rendah.

Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang

disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besar perlindungan bagi

kreditur jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar. Jadi,

perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dengan para kreditur karena rasio

utang yang besar. Gupta mengungkapkan bahwa utang bepengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi

proporsi utang atau semakin meningkatnya utang yang digunakan dalam

struktur modal semakin besar pula kewajibannya.Leverage dapat diproksikan

dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). DER dapat diukur dengan

menggunakan rumus:

DER = Totsl Debt

Total Equity x 100 %

2.1.9 F ree Cash F low (Alir an Kas Bebas)

Free Cash Flow (aliran kas bebas) menggambarkan tingkat

fleksibilitas keuangan perusahaan. Jensen (1986) mendefinisikan aliran kas

bebas sebagai kas yang tersisa setelah seluruh proyek yang menghasilkan Net

Present Value (NPV) positif dilakukan. NPV atau nilai sekarang bersih adalah

analisa kekurangan yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu


(34)

22 diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang

dikeluarkan. Jika NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek

tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif

dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi

tersebut diharapkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi

daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki. Perusahaan dengan aliran kas

bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan

perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas

berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain.

Perusahaan dengan aliran kas bebas tinggi bisa diduga lebih survive dalam

situasi yang buruk. Sedangkan aliran kas bebas negatif berarti sumber dana

internal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan

sehingga memerlukan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun

penerbitan saham baru. Sedangkan menurut Ross et al (2000), aliran kas

bebas merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor

atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja (working

capital) atau investasi pada aset tetap. Aliran kas bebas menunjukkan

gambaran bagi investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak

sekedar strategi menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai

perusahaan.

Berbagai kondisi perusahaan dapat mempengaruhi nilai aliran kas

bebas, misalnya bila perusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi dengan


(35)

23 didistribusikan kepada pemegang saham, tetapi bila perusahaan memiliki

aliran kas bebas tinggi dan tingkat pertumbuhan tinggi maka aliran kas bebas

ini dapat ditahan sementara dan bisa dimanfaatkan untuk investasi periode

mendatang. Karena kondisi diatas, maka mengindikasikan bahwa aliran kas

bebas yang besar dalam suatu perusahaan belum tentu menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut akan membagikan dividen dengan jumlah yang lebih

besar dibandingkan dengan ketika perusahaan memiliki aliran kas bebas yang

kecil. Alat ukur yang digunakan adalah:

Free Cash Flow = Aliran Kas Operasi –Pengeluaran Modal Bersih +

Perubahan Modal Kerja

2.1.10 Ukur an Per usahaan

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang

mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan masih

kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal

karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan

kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga

perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi

darpada perusahaan kecil (Damayanti dan Achyani, 2006). Ukuran

perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari

besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun total assets dari suatu

perusahaan (Riyanto, 2001). Faktor ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan

yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih mudah di pasar modal


(36)

24 membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Kemudahan

aksesbilitas ke pasar modal dapat diartikan adanya fleksibilitas dan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dan mendapatkan laba

dengan melihat pertumbuhan aset perusahaan. Penelitian ini menggunakan

total asset sebagai ukuran perusahaan yang di proksikan dengan logaritma

natural dari total assets tiap tahun.

Size = Logaritma Normal Total Assets

2.2 Tinjauan Penelitian Ter dahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kebijakan dividen

sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

1. Hardiatmo, Daljono (2013) mengenai Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang

listing di Bursa Efek Indonesia listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 –

2010). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas memiliki

pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), variabel Likuiditas

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel

Leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen,

Variabel pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kebijakan dividen, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kebijakan dividen namun dengan arah negatif.

2. Halim Jauwanto (2013) yang meneliti tentang Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kebijakan Dividen Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek


(37)

25 penelitiannya yaitu variabel pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh negatif

tidak signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan, variabel risiko

perusahaan memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan

dividen perusahaan, variabel profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap kebijakan dividen perusahan, dan variabel set kesempatan

investasi memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Sektor Industri Barang

Konsumsi Periode 2008-2011.

3. Penelitian lain dilakukan oleh Lopolusi Ita (2013) mengenai Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen, variabel likuiditas

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel ukuran

perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel kebijakan dividen,

variabel utang berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel perubahan

kebijakan dividen, dan variabel free cash flow berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2011.

4. Santoso Dwi Habib (2012) mengenai Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009). Hasil penelitiannya


(38)

26 variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan dividen, variabel collateralizable assets tidak berpengaruh signifikan

terhadap kebijakan dividen, kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel kontrol ukuran perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

5. Rosdini (2009) mengenai Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Policy.

Unit analisis penelitian adalah perusahaan manufaktur tertentu pada tahun

2000-2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa free cash flow berpengaruh terhadap

Dividend Policy.

Berikut ini merupakan rangkuman dari penelitian terdahulu yang berhubungan

dengan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-20113 ” terdapat pada Tabel 2.1.


(39)

27

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti Judul

Variabel yang

digunakan Hasil Penelitian

Hardiatmo ,Daljono (2013).

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010).

Variabel independen : Rasio Profitabilitas, rasio Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan. Variabel dependen : Kebijakan Dividen

Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap DPR, variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel Leverage yang diukur dengan DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

Variabel pertumbuhan perusahaan tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. , variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen namun dengan arah negatif. Halim Jauwanto (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kebijakan dividen Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Sektor Industri Barang

konsumsi Periode 2008-2011. Variabel independen: Pertumbuhan Perusahaan, Risiko Pasar, Profitabilitas. Investment Opportunity Set. Variabel dependen: Kebijakan dividen,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan, risiko perusahaan, profitabilitas perusahaan dan set kesempatan investasi secara serempak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pada sektor barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. Lopolusi Ita (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-

Variabel independen: Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Badan Usaha, Utang, Pertumbuhan,

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa variable

profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

variable perubahan kebijakan dividen, variabel likuiditas berpengaruh negatif signifikan


(40)

28

2011. Free Cash

Flow.

Variabel dependen :

Dividen Payout Ratio.

terhadap kebiajakan dividen, variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap variabel kebijakan dividen, variabel utang berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen, dan variabel free cash flow berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan kebiajakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Santoso Dwi Habib (2012) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009).

Variabel independen : Leverage, pertumbuhan perusahaan, Collateralizabl e Assets, Kepemilikan Institusional,

firm size.

Variabel dependen: Kebijakan Dividen.

Dalam penelitian ini teknik analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara Leverage, pertumbuhan perusahaan, firm size, collateralizable assets dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Leverage, pertumbuhan perusahaan, firm size, collateralizable assets dan kepemilikan institusional becara serempak berpengaruh terhadap terhadap kebijakan dividen Rosdini

(2009)

Pengaruh Free Cash

Flow Terhadap Dividend Policy.

Variabel independen : Free Cash Flow, Variabel dependen : Dividend Policy.

Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

free cash flow memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen


(41)

29 2.3 Ker angka Konseptual dan Hipotesis

Kerangka konseptual adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset.

Secara teoritis, kerangka konseptual akan menjelaskan hubungan antara variabel

independen (profitabilitas, likuiditas, leverage, free cash flow, ukuran perusahaan

terhadap variabel dependen ( kebijakan dividen). Adapun kerangka konseptual dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

PPPPPPHJ KHCJ H1

H2

H3

H4

H5

H6

Gambar 2.1

Profitabilitas (X1)

Likuiditas

(X2)

Leverage

(X3)

Free Cash Flow (X4)

Ukuran Perusahaan

(X5)

Kebijakan Dividen


(42)

30

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan hubungan teori

dengan faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

Kerangka-kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen yaitu :

1. Hubungan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen

Profitabilitas menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total

aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas

maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin besar (Sartono, 2001:123).

Profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau

profit berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Jika perusahaan mempunyai tingkat

profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan mendapatkan laba yang tinggi dan

pada akhirnya laba yang tersedia untuk dibagikan sebagai dividen kepada para

pemegang saham akan semakin besar pula. Semakin besar laba yang diperoleh

perusahaan, maka pembayaran dividen kepada pemegang saham atau alokasi untuk

laba ditahan akan semakin besar pula. Sudarsi (2002), Suharli dan Oktorina (2005),

Marlina dan Danica (2009) dan Kouki (2009) menemukan bahwa profitabilitas

mempunyai hubungan positif dengan kebijakan dividen. Berdasarkan asumsi diatas,

maka dibuat hipotesis sebagai berikut :


(43)

31

2. Hubungan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen

Juma’h (2008) dan Gupta (2010) dalam Ita Lopolusi (2013) mengungkapkan

bahwa terdapat pengaruh positif antara likuiditas dengan kebijakan dividen. Hal ini

dinyatakan dengan semakin baik likuiditas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan

meningkatkan kebijakan dividen perusahaan tersebut. Likuiditas yang semakin baik

dalam perusahaan mencerminkan adanya peningkatan kas yang dimiliki badan usaha

tersebut. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala

kewajiban jangka pendek perusahaan. Likuiditas perusahaan merupakan faktor yang

penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk

menetapkan besarnya dividen yang akan dibagikan karena dividen merupakan

outflow, maka semakin kuat posisi likuiditas berarti semakin besar kemampuan

perusahaan membayar dividen (Riyanto, 1995). Perusahaan yang mempunyai tingkat

likuiditas yang tinggi, perusahaan tersebut mempunyai kesempatan dalam memenuhi

segala kewajiban jangka pendek termasuk dengan membayar deviden ke pemilik

modal. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin likuid suatu perusahaan

kemungkinan membayar dividen semakin besar juga. sehingga hubungan antara

likuiditas dengan kebijakan deviden adalah positif. Lopolusi (2013), Budi

Hardiatmo dan Daljono (2013) menemukan bahwa bahwa likuiditas mempunyai

hubungan positif dengan kebijakan dividen. Dari penelitian terdahulu dapat dibuat

hipotesis sebagai berikut:


(44)

32

3. Hubungan Leverage terhadap Kebijakan Dividen

Riyanto dalam Lopolusi (2001) menyatakan bahwa leverage merupakan

kemampuan suatu perusahaan membayar seumua hutang-hutangnya. Salah satu rasio

leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa

bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio

ini menujukkan semakin besar kewajibannya dan semakin rendah rasio ini akan

menujukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutangnya.

Peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia

bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin

rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Semakin besar rasio ini

menujukkan semakin besar pula tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak

eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang yang harus dibayar

perusahaan. Semakin meningkat rasio maka hal tersebut berdampak pada

menurunnya profit yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk

membayar bunga pinjaman. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi

besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen

yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih tinggi, maka kemampuan

perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. Berdasarkan penjelasan

tersebut dapat diambil hipotesis sebagai berikut:


(45)

33

4. Hubungan Free Cash Flow terhadap Kebijakan Dividen

Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada

kreditur atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau

investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara

manajer dan pemegang saham. Manajemen biasanya lebih suka untuk

menginvestasikan lagi dana tersebut pada proyek–proyek yang dapat menghasilkan

keuntungan, karena alternatif ini akan meningkatkan insentif yang diterimanya.

Disisi lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga

akan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Freecash flow menyatakan

bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk mendistribusikan free cash

flow kepada pemegang saham atau resiko akan kehilangan kendali terhadap

perusahaan. Menurut Jensen ( 1986 : 137) free cash flow adalah kelebihan kas yang

dipelukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif

setelah membagi dividen. Kebijakan dividen merupakan arus kas keluar. Semakin

kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen kepada pemegang saham. Kas tersebut biasanya menimbulkan

konflik antara manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan kas

tersebut untuk diinvestasikan pada aset-aset perusahaan untuk melanjutkan insentif

yang diterima dan meningkatkan omzet penjualan, sedangkan pemegang saham lebih

menginginkan kas tersebut dibagikan sebagai dividen.

Menurut Jensen (1986) pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio


(46)

34 tinggi dividend payout ratio atau atau sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Smith and Watts (1992) dalam Rosdini (2009) yang menyatakan

bahwa untuk menghindari terjadinya overinvestment (free cash flow problem),

manajer akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi. Sehingga semakin

tinggi tingkat free cash flow akan berpengaruh positif terhadap pembayaran dividen

kepada pemegang saham Rosdini (2009), semakin besar free cash flow yang dimiliki

sutau badan usaha akan menaikkan pembayaran dividen kepada pemegang saham

sehingga dalam hal ini free cash flow memiliki pengaruh yang positif terhadap

kebijakan dividen. Berdasarkan asumsi diatas, maka dapat diambil hipotesis sebagai

berikut:

H4 : Free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. 5. Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen

Ukuran perusahaan adalah ukuran besar kecilnya perusahaan di tingkat industri.

Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya mampu membayar

dividen yang tinggi kepada para pemegang sahamnya, sehingga antara ukuran

perusahaan dan pembayaran dividen memilik hubungan yang positif. Ukuran untuk

menentukan ukuran perusahaan adalah dengan logaritma natural dari net sales. Suatu

perusahaan yang besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal, karena

perusahaan besar tersebut memiliki kemudahan untuk berhubungan dengan pasar

modal. Hal tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan besar memiliki fleksibilitas

yang lebih besar dan dapat membayarkan deviden lebih besar dengan perusahaan

kecil.


(47)

35 Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis sementara untuk hubungan secara

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai

berikut:

H6 : Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013.


(48)

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini membahas Analisis Pengaruh Profitabilitas,

Likuditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan

Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Periode2011-2013.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat confirmation research yang bertujuan untuk

menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis, dimana data atau

variabel diteliti terlebih dahulu kemudian di jelaskan hubungannya. Metode yang

digunakan adalah metode deskriptif yang menggunakan tabel dan grafik serta

bersifat kuantitatif.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:90) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013 yang telah

memberikan laporan keuangan perusahaan sehingga diperoleh populasi sebanyak 38

perusahaan. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh


(49)

37 pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu teknik pengambilan

sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan

berdasarkan pertimbangan (judgement) atau berdasarkan kuota tertentu (Erlina,

2008:87). Beberapa kriteria pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2011-2013.

2. Perusahaan industri barang konsumsi yang membagikan dividen tunai secara

kontinyu periode 2011-2013.

3. Perusahaan industri barang konsumsi yang menerbitkan laporan keuangan

secara lengkap periode 2011-2013.

Berdasarkan kriteria tersebut, dari 38 perusahaan sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 terpilih 16 perusahaan sebagai sampel


(50)

38

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No. Nama Emiten Kode Kriteria Sampel

1 2 3

1. PT Akasha Wira Internasional Tbk ADES √ X √ -

2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA √ X √ -

3. PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO √ X √ -

4. PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA √ X √ -

5. PT Davomas Abadi Tbk DAVO √ X √ -

6. PT Delta Djakarta Tbk DLTA √ √ √ 1

7. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP √ X √ -

8. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF √ √ √ 2

9. PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI √ √ √ 3

10. PT Mayora Indah Tbk MYOR √ √ √ 4

11. PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN √ X √ -

12. PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI √ √ √ 5

13. PT Sekar Bumi Tbk SKBM √ X √ -

14. PT Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √ 6

15. PT Siantar Top Tbk STTP √ X √ -

16. PT Ultra Jaya Milk Industry Trading

Company Tbk ULTJ √ X √ -

17. PT Gudang Garam Tbk GGRM √ √ √ 7

18. PT Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP √ √ √ 8

19. PT Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA √ X √ -

20. PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM √ X √ -

21. PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA √ √ √ 9

22. PT Indofarma (Persero) Tbk INAF √ X √ -

23. PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF √ √ √ 10

24. PT Kalbe Farma Tbk KLBF √ √ √ 11

25. PT Merck Tbk MERK √ √ √ 12

26. PT Pyridam Farma Tbk PYFA √ X √ -

27. PT Schering Plough Indonesia Tbk SCPI √ X √ -

28. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido

Muncul Tbk SIDO √ X √ -

29. PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB √ √ X -

30. PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC √ √ √ 13

31. PT Martina Berto Tbk MBTO √ X √ -

32. PT Mustika Ratu Tbk MRAT √ √ √ 14

33. PT Mandom Indonesia Tbk TCID √ √ √ 15


(51)

39

35. PT Chitose Internasional Tbk CINT √ X √ -

36. PT Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI √ X √ -

37. PT Kedaung Indah Can Tbk KICI √ X √ -

38. PT Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI √ X √ -

Sumber : www.idx.co.id(diolah).

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu

data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan. Jenis yang

digunakan adalah data sekunder yaitu data atau informasi yang telah diolah dan

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data penelitian merupakan faktor penting

menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh

secara tidak langsung dengan mempelajari literatur atau dokumen berhubungan

dengan laporan keuangan perusahaan yang telah diteliti. Data yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitudan

sahamok.com.

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008 : 58), “Variabel penelitian pada dasarnya adalah

sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Variabel-variabel yang digunakan dalam


(52)

40 a. Variabel Dependen

Variabel dependen menurut Sugiyono (2012:59) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen

(variabel bebas). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kebijakan dividen yang diproksikan dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

Dividen Payout Ratio dirumuskan sebagai berikut:

Dividen Payout Ratio =Dividen per share

Earning per share x 100%

Dividen per share (DPS) adalah besarnya pembagian dividen yang akan

dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata

tertimbang saham biasa yang beredar. Pengertian earning per share atau laba per

lembar saham menurut Baridwan (2004:443) menyatakan bahwa : “laba per

lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode

tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar”.

b. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen atau

variabel terikat (Sugiyono, 2008 : 58). Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

profit atau laba. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan

membayar porsi keuntungannya lebih besar sebagai dividen. Semakin besar


(53)

41 perusahaan untuk membayar dividen. Skala pengukuran yang digunakan

adalah Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan rasio

yang diukur dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan

modal sendiri. Return On Assets dirumuskan sebagai berikut:

ROA= Net Income

Total Assets x 100%

2) Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala

kewajiban jangka pendek perusahaan. Likuiditas perusahaan merupakan

faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil

keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibagikan karena

dividen merupakan outflow, maka semakin kuat posisi likuiditas berarti

semakin besar kemampuan perusahaan membayar dividen (Riyanto, 1995).

Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel ini adalah Current Ratio

(CR). Current Ratio dirumuskan sebagai berikut :

Current Ratio = Current Assets

Current Liabilities x 100%

3) Leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan

ekuitas perusahaan. Rasio yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio

(DER) yang dirumuskan sebagai berikut :

DER = Total Debt


(54)

42 4) Free Cash Flow (Aliran Kas Bebas)

Menurut Ross et al (2000), aliran kas bebas merupakan kas perusahaan

yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang

tidak digunakan untuk modal kerja (working capital) atau investasi pada

aset tetap. Free cash flow dapat dirumuskan sebagai berikut :

Free Cash Flow = Aliran Kas Operasi –Pengeluaran Modal Bersih +

Perubahan Modal Kerja

dimana:

Aliran kas operasi adalah nilai bersih kenaikan atau penurunan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Pengeluaran modal bersih adalah nilai perolehan asset tetap akhir – nilai perolehan asset tetap awal. Perubahan modal kerjaadalah modal kerja akhir tahun – modal kerja awal tahun.

5) Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan

dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun total assets

dari suatu perusahaan (Bambang Riyanto, 2001). Skala pengukuran yang

digunakan dalam variabel ini adalah Log Normal dari total asset.

Berikut ini merupakan rangkuman dari penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013” terdapat pada Tabel 3.2:


(1)

77

32. PT Mustika Ratu Tbk

MRAT

14

33. PT Mandom Indonesia Tbk

TCID

15

34. PT Unilever Indonesia Tbk

UNVR

16

35. PT Chitose Internasional Tbk

CINT

X

-

36. PT Kedawung Setia Industrial Tbk

KDSI

X

-

37. PT Kedaung Indah Can Tbk

KICI

X

-

38. PT Langgeng Makmur Industry Tbk

LMPI

X

-

Lampiran 2

Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kebijakan Dividen 48 .01 1.44 .4383 .36174 .131

Profitabilitas 48 2.33 71.51 18.6271 14.90211 222.073

Likuiditas 48 58.05 772.65 2.9641E2 187.22991 3.506E4

Leverage 48 .11 2.49 .7610 .63447 .403

Free Cash Flow 48 1092686 1.E12 1.90E11 3.228E11 1.042E23

LN_X5 48 12.27 18.17 14.9179 1.64972 2.722

Valid N (listwise) 48


(2)

78

Hasil Output SPSS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .29860524

Most Extreme Differences Absolute .136

Positive .136

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .942

Asymp. Sig. (2-tailed) .338

a. Test distribution is Normal


(3)

79

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -.036 .194 -.184 .855

Profitabilitas .011 .004 .467 2.969 .005 .655 1.526

Likuiditas .001 .000 .279 1.521 .136 .481 2.079

Leverage .141 .109 .248 1.298 .201 .446 2.242

Free Cash Flow -3.048 .000 -.027 -.188 .852 .772 1.296

Ukuran

Perusahaan 1.150 .000 .006 .040 .969 .768 1.303


(4)

80

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .564a .419 .537 .31588 1.771

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Free Cash Flow, Leverage


(5)

81

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.036 .194 -.184 .855

Profitabilitas .011 .004 .467 2.969 .005

Likuiditas .001 .000 .279 1.521 .136

Leverage .141 .109 .248 1.298 .201

Free Cash Flow -3.048 .000 -.027 -.188 .852

Ukuran Perusahaan 1.151 .000 .006 .040 .969

Dependent Variable: Kebijakan Dividen Sumber : Output SPSS, 2015

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Likuiditas, Free Cash Flow, Leveragea

. Enter

a. All requested variables entered., b. Dependen Variabel : Kebijakan dividen


(6)

82

Hasil Uji T

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.036 .194 -.184 .855

Profitabilitas .011 .004 .467 2.969 .005

Likuiditas .001 .000 .279 1.521 .136

Leverage .141 .109 .248 1.298 .201

Free Cash Flow -3.048 .000 -.027 -.188 .852

Ukuran

Perusahaan 1.150 .000 .006 .040 .969

a. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .564a .419 .537 .31588 1.771

b. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.960 5 .392 3.928 .005a

Residual 4.191 42 .100

Total 6.150 47

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Free Cash Flow, Leverage b. Dependen variabel : Kebijakan Dividen


Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, FREE CASH FLOW DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2011-2014)

0 6 100

PENGARUH FREE CASH FLOW, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 32

PENGARUH FREE CASH FLOW, LEVERAGE, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

2 12 17

PENGARUH FREE CASH FLOW, LEVERAGE, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 1 18

PENGARUH DIVIDEN,FREE CASH FLOW, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAANMANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2011.

0 0 11

PENGARUH DIVIDEN,FREE CASH FLOW, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAANMANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2011 - Repositori Universitas Andalas

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pe

0 0 10

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEBIJAKAN HUTANG, DAN FREE CASH FLOW, TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2014) - repository perpustakaan

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEBIJAKAN HUTANG, DAN FREE CASH FLOW, TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2014) - repository

0 0 17

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 0 17