Penatalaksanaan pengobatan TINJAUAN PUSTAKA

autisme seperti mimpi, depresi, dan sewaktu-waktu juga ada fase yang menunjukkan ketakutan. e. Tipe Residual Tipe ini merupakan kategori yang dianggap telah terlepas dari skizofrenia tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala residual atau sisa, seperti keyakinan-keyakinan negatif, atau mungkin masih memiliki ide-ide tidak wajar yang tidak sepenuhnya delusional.Gejala-gejala residual itu dapat meliputi menarik diri secara sosial, pikiran-pikiran ganjil, inaktivitas dan afek datar.

2.7. Penatalaksanaan pengobatan

Gangguan jiwa Skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung berlanjut kronis, menahun.Oleh karena itu terapi pada skizofrenia memerlukan waktu relative lama, hal ini dimaksudkan untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan relapse.Terapi yang dimaksud meliputi terapi dengan obat-obatan anti Skizofrenia psikofarmaka, psikoterapi, terapi psikososial dan terapi psikoreligius. 2.7.1. Psikofarmaka Kemajuan di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa psikiatri mengalami kemajuan, baik di bidang organobiologik maupun di bidang obat-obatannya.Dari sudut organobiologik sudah diketahui bahwa pada Skizofrenia dan juga gangguan jiwa lainnya terdapat gangguan pada fungsi transmisi sinyal penghantar saraf Universitas Sumatera Utara neurotransmitter sel-sel susunan saraf pusat otak yaitu pelepasan zat dopamine dan serotonin yang mengakibatkan gangguan pada alam pikir, alam perasaan dan perilaku. Oleh karena itu obat psikofarmaka yang akan diberikan ditujukan pada gangguan fungsi neurotransmitter sehingga gejala-gejala klinis dapat di hilangkan atau dapat diobati. Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai berikut : a. Dosis rendah dengan aktivitas terapi dalam waktu relatif singkat. b. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil. c. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat baik gejala positif maupun negatif Skizofrenia. d. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif daya pikir dan daya ingat. e. Tidak menyebabkan kantuk. f. Memperbaiki pola tidur. g. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi dan dependensi. h. Tidak menyebabkan lemas otot. i. Sebisa mungkin pemakainnya dosis tunggal single dose. Hawari,2006 Terapi dengan penggunaan obat antipsikosis dapat meredakan gejala-gejala skizofrenia. Obat yang digunakan adalah chlorpromazine thorazine dan fluphenazine decanoate prolixin. Universitas Sumatera Utara Kedua obattersebut termasuk kelompok obat phenothiazines, reserpine serpasil, dan haloperidolhaldol. Obat ini disebut obat penenang utama.Obat tersebut dapat menimbulkan rasakantuk dan kelesuan, tetapi tidak mengakibatkan tidur yang lelap, sekalipun dalamdosis yang sangat tinggi orang tersebut dapat dengan mudah terbangun. Obat ini cukup tepat bagipenderita skizofrenia yang tampaknya tidak dapat menyaring stimulus yang tidakrelevan.Durand, 2007. 2.7.2. Psikoterapi Terapi kejiawaan atau psikoterapi pada penderita skizofrenia, baru dapat diberikan apabila penderita dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas reality Testing AbilityRTA sudah kembali pulih dan pemahaman diri instinght sudah baik.Psikoterapi diberikan dengan cacatan bahwa penderita masih tetap mendapat terapi psikofarmaka.Psikoterapi ini banyak macam ragamnya tergantung dari kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit pramorbid : a. Psikoterapi Suportif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya fighting spirit dalam menghadapi hidup ini tidak kendur dan menurun. Universitas Sumatera Utara b. Psikoterapi Re-edukatif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu dan juga pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar. c. Psikoterapi Re-konstruktif Jenis psikoterpi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali keperibadian yang telah retak menjadi keperibadian utuh seperti semula sebelum sakit. d. Psikoterapi Kognitif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif daya pikir dan daya ingat rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai-nilai moral etika, mana yang baik dan buruk dan lain sebagainya discriminative judgment. e. Psikoterapi Psiko-dinamika Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upaya mencari jalan keluarnya. Dengan psikoterapi ini diharapkan penderita diharapkan dapat memahami kelebihan dan kelemahan Universitas Sumatera Utara dirinya dan mampu menggunakan mekanisme pertahanan diri defensemechanism dengan baik. f. Psikoterapi Perilaku Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu maladaptif menjadi perilaku yang adaftif mampu menyesuaikan diri.Kemampuan adaptasi penderita perlu dipulihkan agar penderita mampu berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, di lingkungan sosial. g. Psikoterapi Keluarga Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan hubungan penderita dengan keluarganya. Dengan psikoterapi ini diharapkan keluarga dapat memahami mengenai ganguan jiwa Skizofrenia dan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penderita. 2.7.3. Terapi Psikososial Dengan terapi psikososial penderita mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga maupun masyarakat. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka sebagaimana juga halnya waktu menjalani psikoterapi.Kepada penderita diupayakan untuk Universitas Sumatera Utara tidak menyendiri, tidak melamun, banyak kegiatan dan banyak bergaul. 2.7.4. Terapi Psikoreligius Terapi keagamaan terhadap penderita Skizofrenia ternyata mempunyai manfaat. Terapi keagamaan yang dimaksudkan adalah berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, memenjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan dan kajian Kitab Suci dan lain sebagainya. Hawari, 2006 Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL