2.1.5 Persepsi akuntan atas etika organisasi
Persepsi akuntan atas etika organisasi merupakan ukuran tinggi rendahnya etika suatu organisasi yang dirasakan oleh seorang individu atas organisasi
dimana dia bekerja. Etika organisasi merupakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dalam suatu instasnsiorganisasi. Kebiasaan yang telah mendarah
daging ini lama kelamaan akan menjadi sesuatu yang dijunjung tinggi dan dianggap sebagai aturan tak tertulis. Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam
melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari apa yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar
kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi yaitu para pendirinya. Hal ini yang
menyebabkan tingkat etika yang dimiliki tiap instansiorganisasi berbeda-beda. Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap
kebiasaan organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan
organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri
lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.
2.1.6 Atribut Personal
Atribut personal adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang dan cenderung berbeda-beda tiap individu. Atribut personal dapat digunakan untuk
mengidentifikasi diri masing-masing individu. Terdapat banyak contoh dari
atribut personal. Atribut personal biasanya tidak memiliki bentuk yang nyata karena berada dalam diri seseorang internal. Beberapa contoh atribut personal
yang umum dikenal dalam masyarakat adalah jenis kelamin, usia, kualifikasi profesi, pengalaman kerja, locus of control, motivasi, dan lain-lain.
2.2 Penelitian Terdahulu