Media Gambar

b. Media Gambar

Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Media secara mendasar berpotensi memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian. Media dalam pembelajaran atau media pembelajaran dapat digunakan untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan murid dan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas (Angkowo dan Kosasih, 2007). Media pembelajaran menurut Daryanto (2010) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

commit to user

perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Indriana (2011) menyatakan pada intinya media pembelajaran adalah tempat penyampaian pesan atau materi pembelajaran yang disampaikan guru kepada murid dengan tujuan mencapai proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu alat yang dapat menarik pehatian siswa dan dijadikan sebagai penghubung ataupun perantara dari guru kepada siswa agar proses pembelajaran efektif dan efisien.

Penyampaikan materi pelajaran oleh guru kepada siswa, membutuhkan suatu perantara yang dijadikan alat bantu untuk mempermudah penyampaian maksud dari materi pelajaran. Perantara atau alat bantu tersebut dikenal sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran akan berperan besar dalam mengkomunikasikan pesan atau informasi yang disampaikan guru. Angkowo dan Kosasih (2007) menyatakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran saat itu. Pembelajaran bermedia juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran, serta memadatkan informasi.

Peran media sebagai perantara penyampaian pesan materi dari guru kepada siswa berkaitan dengan memudahkan komunikasi yang sulit dilakukan atau dibayangkan oleh siswa terhadap suatu konsep atau materi. Media juga mempunyai banyak peran dalam pembelajaran antara lain memudahkan penjelasan materi yang abstrak, mempermudah guru dalam menyampaikan pembelajaran, memberikan pengalaman yang nyata dan

commit to user

(2010) kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar secara umum meliputi: memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera; penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik; dapat memberikan perangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persebsi yang sama.

Para pendidik sering menggunakan gambar sebagai media pembelajaran karena selain lebih praktis dan ekonomis media gambar juga mudah dimengerti. Praktis dalam arti mudah dibawa kemana-mana dan mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Ekonomis dalam arti murah harganya dan mudah didapat. Media gambar menurut Sadiman, dkk (2009) adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Pepatah Cina mengatakan bahwa media gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata. Anitah (2009) mendeskripsikan nilai gambar dari pendapat Gerlach dan Ely bahwa gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun dan seribu mil. Melalui gambar dapat ditunjukkan kepada pebelajar suatu tempat, orang, dan segala sesuatu meskipun jauh dari jangkauan pengalaman pebelajar sendiri.

Pemanfaatan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran akan memungkinkan proses pembelajaran berlangsung efektif. Penggunaan media dalam pembelajaran tidak harus berbasis komputer atau teknologi, melainkan dapat berupa media sederhana. Media gambar merupakan salah satu media visual sederhana yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran. Guru dalam menggunaan media pembelajaran haruslah mempertimbangkan banyak hal agar media tersebut benar-benar dapat mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik. Pertimbangan lain yang harus dipahami guru dalam memilih media adalah kemudahan akses, biaya, dan teknologi suatu media.

commit to user

memahami dunia, manusia mampu menterjemahkan informasi yang diterima oleh indera lain kedalam kesan penglihatan, dengan demikian dalam berbagai hal indera penglihatan berfungsi juga sebagai terjemahan indera yang lain. Prisip-prinsip penggunaan media berbasis visual termasuk media gambar adalah kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan. Gambar visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambar jadi yang dapat diperoleh dari sumber yang sudah ada misalnya yang dapat di download dari situs internet www.google.com.

Media gambar sebagai suatu media visual sederhana mempunyai beberapa kelebihan antara lain: gambar sifatnya konkret, gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, gambar dapat memperjelas suatu masalah, gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus (Sadiman, dkk, 2009; Indriana, 2011, Sulistyo, 2011). Kelebihan lain dari media gambar yaitu: gambar dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata; banyak tersedia dalam buku-buku; sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan; relatif tidak mahal; dan dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi Anitah (2009). Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut membuat media gambar menjadi alternatif yang mudah digunakan dan tidak memberatkan para pendidik.

Berdasarkan kerucut pengalaman Edgare Dale penggunaan media seperti media visual (dalam hal ini media gambar) mampu menyajikan pengalaman yang lebih kongkrit sehingga dapat membantu siswa dalam mengintegrasikan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengalaman sebelumnya. Senada dengan pernyataan tersebut Anitah (2009) mengulas pendapat Edgare Dale bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih kongkrit (pengalaman langsung), sehingga penggunaan media dapat menunjang keberhasilan

commit to user

Edgare Dale disajikan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgare Dale

(sumber: Jacobs, et al, 2008)

Berdasarkan gambar kerucut pengalaman Edgare Dale pada Gambar 2.2 terlihat bahwa aktivitas melihat media gambar merupakan aktivitas secara visual yang memberikan kontribusi pengetahuan siswa sebesar 30%. Senada dengan pernyataan Graybill (2008) we learn 30% of what we see, yang berarti kita memperoleh pengetahuan sebesar 30% dari apa yang kita lihat.

Pengunaan media gambar yang dipadukan dengan metode Socratic Circles tidak hanya sekedar aktivitas visual saja, namun akan melibatkan beberapa aspek lain dari aktivitas belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode Socratic Circles dapat membuat siswa mau belajar untuk membaca, mendengar, melihat, berdiskusi, bahkan mengajarkan apa yang siswa pahami kepada teman sebayanya. Graybill (2008) pernah merumuskan dalam Socratic Seminars International bahwa: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 % dari apa yang kita diskusikan dengan orang lain, 80% dari apa yang kita alami sendiri dan 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain. Berdasarkan pernyataan

commit to user

akan dapat membantu siswa memperoleh pengalaman yang lebih kongkrit dan pengetahuan yang lebih besar.