TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 20112012

TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012

Skripsi

Oleh: NUR’AINI ARIFAH K7408245

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

commit to user

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

: Nur’aini Arifah

NIM

: K740245

Jurusan/Program Studi : PIPS/Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

: Pendidikan Tata Niaga

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 30 Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Nur’ aini Arifah

commit to user

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh: NUR’AINI ARIFAH K7408245

Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi BKK. P. Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA April 2012

commit to user

commit to user

commit to user

ABSTRAK

Nur’aini Arifah. PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI

SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model cooperative learning tipe two stay two stray untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA N 1 Teras Boyolali tahun ajaran 2011/2012.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini yaitu siswa X-2 SMA N 1 Teras Boyolali tahun pembelajaran 20011/2012, yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, dan (d) dokumentasi. Penelitian yang di gunakan terdapat 4 tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) analisis data serta refleksi. Penelitin ini dilakukan sebanyanyak tiga siklus, setiap siklus dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, setiap siklus selama 5 X 45 menit

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X-2 tahun pembelajaran 20011/2012. Hal ini terbukti pada siklus I sampai siklus III keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Sebelum diterapkan medel prmbelajaran cooperative learning tipe two stay two stray nilai rata-rata kelas adalah 67,30 atau presentase ketuntasan 41,67%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek mental activities 41,66%, oral ativities 48,61%, listening activities 51,38% dan writing activities 60,66%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 75,6 atau dengan presentase ketuntasan 58,33%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek mental activities 80,56%, oral ativities 75%, listening activities 77,88% dan writing activities 66,66%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas adalah 76,55 atau dengan presentase ketuntasan 69,44%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek mental activities 91,67%, oral ativities 93,06%, listening activities 81,35%, writing activities 88,78%.pada siklus III nilai rata-rata kelas adalah 78,83 atau dengan presentase ketuntasan 78,83 Sedangkan keaktifan siswa pada aspek mental activities 95,83%, oral ativities 95,83%, listening activities 92,36% dan writing activities 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Kata kunci: model pembelajaran cooperative learning, two stay two tray, keaktifan siswa, hasil belajar ekonomi

commit to user

ABSTRACT

Nur’aini Arifah. THE TWO STAY TO STRAY TYPE OF COOPERATIVE

LEARNING MODEL APPLICATION TO IMPROVE STUDENT ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT IN ECONOMIC LEARNING IN SMA N 1 TERAS OF BOYOLALI IN THE SCHOOL

YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. July 2012.

The objective of research is to find out a description of the two stay to tray type of cooperative learning model application to improve student activeness and learning achievement in economic learning in SMA N 1 Teras of Boyolali in the school year of 2011/2012.

This study was a Classroom Action Research (CAR). The subject of research was the X-2 graders of SMA N 1 Teras of Boyolali in the school year of 2011/2012, containing 36 students. Technique of collecting data was conducted through such activities as: (a) observation, (b) interview, (c) test, and (d) documentation. This research used involved 4 stages: (1) planning, (2) acting, (3) observing, and (4) analyzing data and reflecting. This research was conducted in three cycles, each of which was carried out in three meetings and each cycle lasted for 5 x 45 minutes.

Based on the research conducted, it could be concluded that two stay two tray type of cooperative learning model could improve the student activeness and learning achievement of X-2 graders in the school year of 2011/2012. It could be seen from the improvement of student activeness and learning achievement from cycles I to III. Before the two stay to tray type of cooperative learning model application, the mean class value was 67.30 or with passing proportion of 41.67%. Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 41.66%, oral activities 48.61%, listening activities 51.38%, and writing activities 60.66%. In cycle I, the mean class value was 75.6 or with passing proportion of 58.33%. Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 80.56%, oral activities 75%, listening activities 77.88%, and writing activities 66.66%. In cycle

II, the mean class value was 76.55 or with passing proportion of 69.44%. Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 91.67%, oral activities 93.06%, listening activities 81.35%, and writing activities 88.78%. In cycle III, the mean class value was 78.83 or with passing proportion of 77.78%. Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 95.83%, oral activities 95.83%, listening activities 92.36%, and writing activities 100%. Thus, it could be concluded that the two stay to tray type of cooperative learning model application could improve student activeness and learning achievement in economy subject.

Keywords: Cooperative learning model, two stay to stray, student activeness, learning achievement economy.

commit to user

MOTTO

# Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S. Alam Nasyroh: 6-8) #

# Man jadda wa jadda .... barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil

(Q.S Alam Nasyrah : 5 dan 8) #

# Hidup penuh perjuangan jangan menyerah (penulis) #

commit to user

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

“ Bapak dan Ibu”

Doamu yang tiada henti engkau panjatkan kepada-Nya, kerja keras yang tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas engkau lakukan demi putrimu ini. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu. Terimakasih Bapak, terimakasih Ibu.

“Kakakku tersayang Oktiana Kurniawati” Terimakasih atas doa, dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang engkau berikan padaku.

“Teman -teman kos Annisa 2”

Trimakasih atas segala bantuan baik fikiran maupun tenaga serta , doa, dorongan dan motivasi.

“Teman-teman BKK PTN 08 ”

Terimakasih saya ucapkan untuk teman-teman BKK PTN angkatan

2008 yang telah membantu baik fikiran maupun tenaga serta terimakasih atas doa, motivasi dan semangat yang kalian berikan.

“ FKIP Universitas Sebelas Maret, Almamater tercinta”

Tempatku menimba ilmu, pengetahuan, dan pengalaman, serta tempat yang mempertemukanku dengan teman-teman yang peduli padaku.

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaiakan

“ PENERAPAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 ”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Pendidikan Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs Saiful Bachri, M.pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Sri Wahyuni, M.M selaku Ketua Program Pendidikan Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga yang memberikan bimbingan, pengarahan dengan kebijaksanaan.

4. Dra. Dewi Kusuma Wardani, M.Si., selaku Pembimbing I, yang selalu

memberi motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Leny Noviani, S.Pd, M.Si, selaku Pembimbing II, yang selalu memberi pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

commit to user

tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Sri Mulyani, S,pd., selaku Guru mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1Teras

Boyolali, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

8. Para siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Babak, ibu, mb Ana dan keluarga tercintaku yang selalu memberiku dorongan, motivasi, kasih sayang , serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar

10. Teman Anisa 2 Mb Titin, mb Lia, mb Afif, mb Eva, mb Yustin, Puput, Nindi, Ditha, Egi, Nana, Ari, Oky, dll atas doa, motivasi, kebersamaan, keceriaan selama ini

11. Saudara-saudaraku mb Pu, mb Desi, mb Vita, mb Frenti, atas doa, motivasi, kebersamaan, keceriaan walau kalian jauh di mata namun dekat di hati

12. Puput, Kiki, Rosita, Melisa, Ika dan teman-teman seperjuangan BKK PTN 08, atas semangat, doa, dan kerjasamanya

13. Teman-teman tercintaku Ika, Mela, Isna, Abdul, atas doa, kerjasama, dukungan dan kebersamaan.

14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, 26 Juli 2012

Penulis,

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar ................................................................................................ Halaman

1 Skema Diskusi Model Cooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray .......................................................................................................................13

2 Kerangka Berfikir..............................................................................

29

3 Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ......................................

44

4 Grafik Mental Activities tiap siklus ..................................................

79

5 Perbandingan Presentase Mental Activities.......................................

79

6 Grafik Oral Activities tiap siklus ......................................................

80

7 Perbandingan Presentase Oral Activities...........................................

81

8 Grafik Listening Activities tiap siklus ...............................................

82

9 Perbandingan Presentase Listening Activities ...................................

82

10 Grafik Writing Activities tiap siklus ..................................................

83

11 Perbandingan Presentase Listening Activities ...................................

84

12 Grafik Keaktifan Siswa .....................................................................

83

14 Grafik Hasil Belajar Siswa ................................................................

83

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel ................................................................................................ Halaman

1 Nilai Rata Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA N 1 Teras

Boyolali ...........................................................................................

2 Sintak Model Kooperatif .................................................................

12

3 Indikator Ketercapaian ......................................................................

36

4 Tahap Pelaksanaan ...........................................................................

41

5 Keaktifan Siswa Pra Observasi ........................................................

45

6 Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I.....................................

51

7 Keaktifan Siswa Siklus I ...................................................................

57

8 Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II ...................................

67

9 Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus III ..................................

73

10 Pengukuran Keaktifan Siswa Aspek Mental Activities .....................

78

11 Pengukuran Keaktifan Siswa Aspek Oral Activities.........................

80

12 Pengukuran Keaktifan Siswa Aspek Listening Activities..................

81

13 Pengukuran Keaktifan Siswa Aspek Writing Activities ....................

81

14 Perbandingan Skor Capaian Nilai Tes .............................................

84

15 Jadwal Penelitian ..............................................................................

94

16 Lembar Observasi Guru ....................................................................

102

17 Lembar Observasi Siswa ...................................................................

105

18 Kriteria Penilaian................................................................................

107

19 Pedoman Wawancara ........................................................................

113

20 Daftar Siswa X-2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali...............................

115

21 Hasil Belajar Siswa pra observasi .....................................................

119

commit to user

23 Silabus ..............................................................................................

124

24 Nama Kelompok Siklus I ...................................................................

113

25 Hasil Evluasi Siklus I .........................................................................

145

26 Hasil Perhitungan Keaktifan Siswa Siklus I ......................................

147

27 Hasil Observasi Guru Siklus I............................................................

150

28 Nama Kelompok Siklus II..................................................................

163

28 Hasil Evaliasi Siklus II .......................................................................

173

29 Hasil Perhitungan Keaktifan Siswa Siklus II .....................................

175

30 Hasil Observasi Guru Siklus II ..........................................................

178

31 Nama Kelompok Siklus III ...............................................................

191

32 Hasil Evaluasi Siklus III.....................................................................

198

29 Hasil Perhitungan Keaktifan Siswa Siklus III....................................

200

30 Hasil Observasi Guru Siklus II ..........................................................

203

30 Hasil Wawancara ..............................................................................

212

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pembelajaran merupakan proses, cara, maupun perbuatan untuk mempelajari sesuatu. Pembelajaran merupakan upaya mengubah siswa yang belum terdidik menjadi terdidik dan yang belum berpengetahuan menjadi memiliki pengetahuan. Guru dalam kegiatan pembelajaran harus dapat mengupayakan agar siswa dapat berinteraksi baik dengan lingkungan, teman sebayanya maupun sumber belajar yang lain. Pembelajaran merupakan upaya guru memberikan kesempatan bagi para siswanya untuk berpikir dan memahami sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Pembelajaran dikatakan baik dan efektif jika terjadi proses belajar dalam diri siswa. Disamping itu dapat terlihat dari adanya komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini akan meningkatkan interaksi dan keaktifan siswa. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran inilah hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Jika guru dapat mengoptimalkan pelaksanaan proses pembelajaran, maka dapat berdampak pada hasil belajar yang semakin memuaskan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan pasal di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan di era ini mengharuskan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan menantang siswa agar bersikap kritis sehingga lebih aktif. Salah satu yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang inovatif.

commit to user

merencanakan aktivitas pembelajaran (Suprijono, 2010). Melalui model pembelajaran guru dapat membantu para siswa mendapatkan ide, informasi, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran dapat diterapkan di semua jenjang pendidikan salah satunya adalah di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

SMA N 1 Teras Boyolali merupakan sekolah yang telah mengupayakan perbaikan kualitas pembelajaran, diantaranya dengan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah misalnya adanya laboratorium, perpustakaan, komputer, koneksi internet, dan lain sebagainya. Akan tetapi, upaya ini belum menunjukkan suatu perbaikan kualitas pembelajaran yang maksimal. Hal ini terbukti bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran ekonomi. Adapun rendahnya hasil belajar ekonomi ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA

Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas

X-6 X-7 Nilai rata- rata

Ketuntasan 62,24% 41,67% 67,33% 81,44% 59,67% 70,30% 64,11% Sumber: Data Primer SMA Negeri 1 Teras Boyolali Berdarkan tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa kelas X-2 memiliki nilai rata-rata terendah sebesar 67,30. SMA N 1 Teras Boyolali menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) masing-masing sebesar 75, namuan rata-rata ketuntasan belajar siswa kelas X-2 hanya mencapai 41,67%. Siswa yang tuntas sebanyak 15 dari 36 siswa. Perebedaan nilai tersebut disumsikan karena adanya perbedaan karakteristik atau faktor intrinsik siswa, dimana faktor ekstrinsik seperti sarana prasarana, guru, lingkungan, model yang diterapkan sama. Oleh sebab itu, peneliti menetapkan kelas tersebut untuk diteliti agar permasalahan tersebut dapat diatasi.

commit to user

permasalahan yang mengakibatkan rendahnya keaktifan dan hasil belajar antara lain:

1. Model pembelajaran yang di gunakan oleh guru tidak variatif. Hal ini memberikan dampak pada tidak tertariknya siswa pada mata pelajaran ekonomi sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

2. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center). Hal ini dapat menghambat keaktifan siswa di dalam kegiatan belajar sehingga berdampak pada hasil belajar yang tidak optimal.

3. Guru lebih banyak memberikan penjelasan di depan kelas dan siswa hanya mencatat, disertai tanya jawab seperlunya, kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung kurang mampu memahami materi ekonomi yang diajarkan oleh guru.

4. Keaktifan siswa yang rendah berdampak pada hasil belajar yang yang kurang optimal. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui permasalahan yang dialami dalam kelas X-2 adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga pelajaran cenderung bersifat satu arah, materi kurang tidak dapat terserap dengan baik, akibatnya hasil belajar siswa menjadi tidak maksimal. Guru ekonomi dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut hendaknya mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang menarik dan mampu merangsang siswa untuk lebih aktif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Lie (2007), “Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif ” (hlm. 6).

Trianto (2007) mengemukakan, “pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan mudah menemukakan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya” (hlm. 41). Hakikat sosial dan pengunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif sehingga mereka akan saling berkerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang ada. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi siswa karena mereka saling berbagi, yang belum paham dapat diberitahu dan

commit to user

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan di atas adalah cooperative learning tipe two stay two stray.

Model cooperative learning tipe two stay two stray ini menarik bagi siswa karena dalam model ini siswa dituntut lebih aktif memecahkan masalah dangan berargumen dan berbagi informasi, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator (Qomariyah dan Badriyah, 2010). Melalui model pembelajaran ini diharapkan mampu merangsang partisipasi siswa untuk lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Model cooperative learning tipe two stay two stray ini adalah suatu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok siswa untuk saling membagikan informasi yang diperoleh. Model pembelajaran ini mengajak siswa belajar untuk mengungkapkan dan menanggapi pendapat siswa lain. Hal ini akan mendorong adanya komunikasi antar siswa.

Model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray dimaksut sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran yang masih didominasi oleh guru karena dalam two stay two stray terdiri diri pasangan-pasangan yang berdiskusi hal ini sesuai dengan pendapat Holligsworth dan Lewis (2008) bahwa ketika merubah model kerja siswa dari kelompok besar kekecil lebih mudah untuk meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu dalam kegiatan two stay two stray ada kegiatan bertamu dan menerima tamu yang meningkatkan kegiatan motorik yang akan mengurangi kejenuhan. Two stay two stray menuntut adanya kegiatan diskusi berulang sehingga siswa akan lebih mendalami materi dan berdampak pada hasil belajar yang meningkat. Oleh karena itu, model cooperative learning tipe two stay two stray tersebut diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ekonomi khususnya untuk siswa X-

2 di SMA N 1 Teras Boyolali.

commit to user

tindakan kelas dengan judul: “Penerapan Model Cooperative Learning tipe Two

Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi di SMA N 1 Teras Boyolali”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar ekonomi di kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali?”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar ekonomi di kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray .

Secara khusus penelitian ini diharapkan mendukung penggunaan model pembelajaran berupa pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar yang mementingkan pada proses untuk mencari hasil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

commit to user

pelajaran ekonomi kerena lebih mudah memahami materi dan dapat memperoleh pengalaman belajar.

b. Bagi guru Penelitian ini dapat dimanfaatkan guru sebagai model pembelajaran di kelas dan meminimalkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru khususnya permasalahan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.

c. Bagi sekolah Penelitian ini memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan pembelajaran, peningkatan mutu sekolah khususnya pembelajaran ekonomi, dan mendorong profesionalisme guru.

commit to user

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Belajar

Belajar akan membawa perubahan pada individu yang melakukannya, perubahan tersebut dapat meliputi pengetahuan sikap, kecakapan, dan lain-lain. Individu yang mengalami proses belajar keadaannya akan berbeda bila dibandingkan dengan keadaan pada saat tidak belajar. Individu yang mengalami belajar akan lebih mampu menghadapi kesulitan, memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Margaret dan Gredler (2008) berpendapat bahwa, “Belajar merupakan proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap yang diperoleh dari masa kecil sampai dewasa, baik berupa perolehan sikap, nilai, dan ketrampilan hubungan sosial maupun kecakapan dalam berbagai mata ajaran sekolah” (hlm. 1). Sementara itu menurut ahli lain, “belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku” (Purwanto, 2011: 85). Hal ini dapat diartikan bahwa perubahan tersebut dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan yang mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

Pribadi (2011) mengatakan, “Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan dan proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu” (hlm. 41). Guru disini bertindak sebagi pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik dikatakan sudah belajar bila mereka sudah menghafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya.

Belajar memiliki prinsip-prinsip yang harus dimengerti baik oleh guru maupun siswa. Adapun pinsip-prinsip belajar tersebut antara lain :

commit to user

hasil belajar memiliki ciri-ciri :

a. Sebagai tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

b. Berkesinambungan dengan prilaku lainnya.

c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d. Positif atau bermanfaat sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

e. Permanen atau tetap.

f. Tertuju dan terarah.

g. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua , belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistimatik yang dinamis, konstruktif dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar. Ketiga , belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman ini merupakan hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

(Suprijono, 2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajar itu sendiri, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a. Faktor yang terdiri dari organisasi itu sendiri yang sering kita sebut faktor individual, yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk ke dalam faktor sosial antara lain: faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan berjenjang untuk memperoleh kepandaian dan pengetahuan melalui proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru maupun dari pengalaman individu itu sendiri. Usaha yang dilakukan terus menerus tersebut bertujuan untuk mencapai perkembangan yang lebih maju serta perubahan-perubahan pada diri

commit to user

Belajar juga dapat membawa seseorang menuju status sosial yang lebih baik. Adapun prinsip-prinsip belajar antara lain:

a. Perubahan prilaku seseorang dari yang belum mengetahui menjadi mengetahui.

b. Belajar merupakan proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Belajar merupakan pengalaman hasil interaksi dengan lingkungan sekitar.

2. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran berdasarkan makna klasikal berarti proses, cara, pembuatan mempelajari. Keberhasilan pembelajaraan di sini di pengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan model pembelajaran yang di pilih oleh guru, sehingga guru di tuntut untuk menguasai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan di berikan oleh siswa. Salah satu fungsi dari pembelajaran adalah sebagai sarana komunikasi penting. Pembelajaran juga dapat menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang diikuti oleh serangkaian kegiatan belajar, sehingga menunjukkan kegiatan–kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa, maka sangat penting pembelajaran dalam proses belajar. Sedangkan tujuan pembelajaran itu sendiri adalah mengembangkan potensi siswa

Menurut Suprijono perbedaan antara pembelajaran dengan pengajaran adalah tindakan ajar (2010). Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar sedangkan pada pembelajaran yang menjadi subjek yaitu perserta didik, sedangkan pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan agar terjadinya pembelajaran, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sarana komunikasi antara guru dengan siswa dan menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang diikuti oleh serangkaian kegiatan belajar untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tarsebut.

commit to user

a. Pengertian Model Pembelajaran

Suprijono (2010) menyatakan, “Model pembelajaran adalah landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang direncanakan terhadap implementasi kurikulum dan implementasi pada tingkat oprasional di kelas” (hlm. 45). Dalam menyampaikan materi seorang guru harus tepat dalam menenentukan model yang digunakan, yaitu harus sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran yang tersusun sebaik-baiknya untuk membantu peserta didik dalam belajar dan harus di pelajari dan menambah pengetahuannya oleh para guru karena memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan. Salah satu model yang perlu dikembangkan seiring dengan penerapan kurikulum selalu berkembang adalah model pembelajaran kooperatif.

b. Pengertian Cooperative Learning

Kooperatif berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperate yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Amri dan Ahmadi (2010) berpendapat bahwa, ”Model pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran dimana siswa dalam kelompok yang memiliki tingkat kemampuan berbeda untuk saling bekerjasama dan membantu dalam memahami suatu bahan pembelajaran” (hlm. 67). Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan pendekatan ini sangat cocok diterapkan didalam kelas yang siswanya mempunyai kemampuan bervariasi karena dapat mencampurkan kemampuan setiap siswa, sehingga diharapkan tercipta suatu kerjasama dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. Pembelajaran kooperatif mengelompokkan siswa

commit to user

mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik.

c. Unsur-unsur Cooperative Learning

Tidak semua belajar kelompok dapat dianggap cooperative learning . Unsur dalam model cooperative learning yang harus diterapkan sebagai berikut:

1) Positive interdependence (Saling Ketergantungan Positif)

Dalam unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang di tugaskan kepada kelompok. Kedua, kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

2) Personal responsibility (Tanggung Jawab Perseorangan)

Unsur kedua ini akan muncul pada diri siswa jika dilakukan pengukuran dari keberhasilan kelompok. Selain itu tanggung jawab perseorangan merupakan kunci untuk menjamin semua yang diperkuat oleh kegiatan belajar mengajar bersama sehingga anggota diberikan kewajiban tak hanya mengikuti kelompok belajar bersama namun juga anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama, hal ini akan menjadikan anggota kelompok yang memiliki pribadi yang kuat notabene menjadi tujuan pembelajaran kooperatif ini.

3) Face to face promotive interaction (Interaksi Promotif)

Pada unsur ini kelompok di berikan kesempatam untuk bertatap muka dan berdiskusi, dengan diskusi tersebut angota dapat membagi pengalaman dan memahami perbedaan dengan memanfaatkan kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini dapat menghasilkan saling ketergantungan positif.

4) Interpersonal skiil (Komunikasi antar anggota) Keberhasilan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mengenal dan saling menghargai, mampu berkomunikasi secara

commit to user

konflik secara konstruktrif .

5) Grup prosessing (pemprosesan kelompok) Unsur ini memiliki arti menilai. Melalui pemprosesan kelompok dapat diiidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu, hal ini memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai kegiatan kelompok.

(David dalam Suprijono, 2010)

d. Sintak Model Cooperative Learning

Dalam pembelajaran kelompok kebanyakan guru hanya membagi peserta didik dalam kelompok kemudian memberi tugas untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pedoman mengenai hal yang dikerjakan. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa dilantarkan karena mereka belum berpengalaman, mereka merasa bingung dan tidak mengerti harus bagaimana bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut. Akibatnya kelas menjadi gaduh, untuk mengatasi hal tersebut guru seharusnya memahami sintak model pembelajaran kelompok.

Sedangkan fase-fase sintak model pembelajaran koooperatif yang harus di lakukan seorang guru sebagai berikut : Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

FASE- FASE PERILAKU GURU Fase 1 : menyampaikan

tujuan dan menyiapkan peserta didik

Menjelaskan

tujuan

pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar.

Fase 2 : menyampaikan informasi

Mempersentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal.

commit to user

dalam tim-tim belajar tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transaksi yang efisien.

Fase 4 : membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim selama peserta didik mengerjakan tugasnya.

Fase 5 : mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagi materi pembelajaran aturan kelompok- kelompok mempresentasikan hasil belajar.

Fase 6 : memberikan pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan presentasi individu maupun kelompok.

(Sumber, Suprijono, 2010: 65) Pemaparan fase di atas sebagai berikut :

1) Fase pertama: guru mengklasifikasikan tujuan pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran

2) Fase kedua: guru menyampaikan materi pembelajaran

3) Fase ketiga: transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus di konsentrasikan dengan cermat, sejumlah elemen perlu di pertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya dengan menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerjasama di dalam kelompok dan menyelesaikan tugas bersama sehingga tiap kelompok memiliki akuntabilitas individu untuk mencapai tujuan kelompok, tidak saling tergantung antar individu dan terjadi kekacauan tidak terjadi pada fase ini.

4) Fase keempat: guru mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk dan pengarahan.

commit to user

evaluasi yang konsisten dan tujuan pembelajaran.

6) Fase keenam:di dalam fase ini guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik

e. Tujuan Cooperative Learning

Pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, seperti dinyatakan oleh Ibrahim,dkk (Isjoni, 2009), yaitu:

1) Hasil belajar akademik Meskipun cooperative learning mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama pada tugas-tugas akademik. Melalui model cooperative learning akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting dimiliki siswa, karena saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

f. Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray

Model cooperative learning tipe two stay two stray merupakan salah satu teknik dalam metode diskusi yang berbasis cooperative learning . “Model cooperative learning tipe two stay two stray dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992” (Lie, 2007: 61). Menurut lie (2007), “Model ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik” (hlm. 60). Cooperative

commit to user

kelompok-kelompok kecil dan terdapat ciri khas dalam pembentukan kelompoknya yaitu anggota-anggota kelompoknya bersifat heterogen. Model pembelajaran two stay two stray (dua tinggal dua tamu) merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. Lie (2007:62) menjelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran two stay two stray. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini:

1) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.

2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain.

3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka.

4) Tamu kembali ke kelompok mereka masing-masing serta melaporkan

temuan mereka yang diperoleh dari kelompok lain.

5) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

6) Kesimpulan.

Berikut disajikan gambaran skema diskusi Model cooperative learning tipe two stay two stray

commit to user

: siswa bertamu ke kelompok lain

Gambar 2.1 Skema diskusi model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray

Keterangan :

Menurut Santoso (2011) Berdasarkan langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut, siswa mendapatkan banyak manfaat antara lain:

1) Siswa dalam setiap kelompok mendapatkan informasi sekaligus dari dua kelompok yang berbeda;

2) Siswa belajar untuk mengungkapkan pendapat kepada siswa lain;

3) Siswa dapat meningkatkan prestasi dan daya ingatnya;

4) Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis;

5) Siswa dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan siswa lainnya; dan

6) Meningkatkan hubungan persahabatan.

1b 2b

3b 4b

1a 2a

3a 4a

1f 2f 3f 4f

1e 2e

3e 4e

1d 2d

3d 4d 44d

1c 2c

3c 4c

commit to user

two stray memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :

1) Kelebihan model cooperative learning tipe two stay two stray antara lain:

a) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep

sendiri dengan cara memecahkan masalah;

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan tema pada kelompoknya;

c) Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap teman;

d) Meningkatkan motivasi belajar siswa; dan

e) Membantu guru dalam pencapaian pembelajaran, karena langkah

pembelajaran kooperatif mudah diterapkan di sekolah.

2) Kekurangan dari model cooperative learning tipe two stay two stray antara lain:

a) Membutuhkan waktu yang lama.

b) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok.

c) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan

tenaga).

d) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Menurut Susanto (2011) Kekurangan di dalam model cooperative learning tipe two stay two stray dapat diatasi dengan cara guru terlebih dahulu membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen, yaitu di dalam masing-masing kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan. Selain itu di dalam setiap kelompok terdapat siswa dengan kemampuan akademik yang tinggi dan sedang, sehingga diharapkan masing-masing siswa akan dapat saling mengajar dan saling mendukung. Hal ini akan memudahkan guru dalam mengelola kelas dan tidak memakan waktu yang banyak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe two stay two stray merupakan pembelajaran

commit to user

menyampaikan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara masing-masing kelompok saling bertamu untuk berbagi informasi, sehinga siswa akan lebih aktif di dalam kelas dan hasil belajar siswa pun dapat meningkat.

4. Hakikat Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Menurut Hamalik (2003), pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tapi kadarnya yang berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya, materi yang di pelajari dan tujuan yang hendak dicapai. Sudjana (2010) berpendapat “Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa, yang dapat membawa perubahan ke arah yang lebih pada diri siswa karena adanya peran dan partisipasi aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Keaktifan itu ada yang dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung, setiap proses pembelajaran melalui asimilasi, akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial) penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari beberapa kegiatan diantaranya:

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2) Terlibat dalam pemecahan masalah

3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi

commit to user

pemecahan masalah

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya

7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenisnya

8) Kesempatan menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugasnya/ persoalan yang dihadapi. (Sudjana, 2010: 61)

Ciri-ciri yang harus tampak dalam proses belajar yang aktif sebagi berikut

1) Situasi siswa menentang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas, tetapi terkendali.

2) Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah

3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa, bisa sumber tertulis, sumber manusia, misalnya murid itu sendiri menjelaskan permasalahan kepada murit lainnya

4) Kegiatan siswa bervariasi: ada kegiatan yang sifatnya bersama-sama dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok dalam bentuk berdiskusi, dan ada pula yang dilakukan siswa secara mandiri

5) Hubungan guru dengan siswa harus mencerminkan hubungan manusiawi seperti hubungan orang tua-anak, bukan hubungan pimpinan dan bawahan.

6) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dan monoton, tetapi

sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan siswa

7) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari hasil yang dicapai siswa, tetapi juga diukur dari segi proses belajar yang dilakukan oleh siswa

8) Adanya keberaniaan siswa mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada guru maupun kepada siswa lain dalam pemecahan masalah belajar.

9) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa, terlepas dari benar atau salah dan mendorong siswa agar selalu mengajukan pendapat secara bebas. ( Sudjana, 2010)

commit to user

Mulyasa menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran setidaknya 75% siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial (2010). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah kegiatan siswa yang menuju ke arah perbaikan ditunjukkan dari adanya peningkatan interaksi di antara para siswa. Indikator suatu kelas dikatakan aktif jika 75% siswa dalam kelas tersebut telah terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.

b. Jenis Jenis Keaktifan

Keaktifan belajar terbagi menjadi beberapa jenis antara lain:

1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan demontrasi orang lain.

2) Oral activities, seperti : mengatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi.

3) Listening activities, seperti : mendengarkan. pidato, uraian, percakapan.

4) Writing activities, seperti : menulis, cerita, karangan, laporan, tes, angket.

5) Drawing activities, seperti: membuat grafik, diagram, peta

6) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, bermain, berkebun, berternak.

7) Mental antivities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan

8) Emosional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, berani, gembira, gugup

(Sardiman, 2008: 101) Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang