ANALISA POLA KEGIATAN DAN POLA TATA RUANG

C. ANALISA POLA KEGIATAN DAN POLA TATA RUANG

Analisa pola kegiatan dan pola tata ruang meliputi program kegiatan, pengelompokan kegiatan, kebutuhan ruang, pola hubungan ruang dan besaran ruang.

1. Program kegiatan

a. Tujuan

Mengetahui pelaku dan pola kegiatan yang terjadi dalam sebuah terminal.

b. Pelaku kegiatan

Mengetahui pelaku kegiatan berdasarkan keterkaitan dengan kegiatan yang terjadi dan fasilitas yang ada dalam sebuah terminal.

(1) Penumpang Penumpang kendaraan beserta pengantar atau penjemputnya. (2) Pengelola terminal Terdiri dari kepala terminal, operator, bagian administrasi, montir,

bagian kebersihan, dan petugas keamanan terminal. (3) Kru bus / angkutan umum Terdiri dari supir dan kernet. (4) Kendaraan Terdiri dari bus AKAP, bus AKDP, angguna, kendaraan pengunjung

(motor dan mobil), MPU. (5) Pemilik dan pengelola ritel / kios

Terdiri dari pengusaha ritel makanan / oleh-oleh khas Solo, warung makan, wartel, dan agen perjalanan / penjualan tiket.

c. Pola perilaku kegiatan (1) Penumpang, calon penumpang dan pengantar

Analisa program besaran ruang meliputi proses perhintungan sirkulasi manusia dan kendaraan, dimulai dari analisa kondisi saat ini hingga prediksi 20 tahun ke depan.

a. Proses prediksi jumlah penumpang dan kendaraan

Menghitung dan mengetahui prediksi jumlah manusia dan kendaraan sehingga dapat digunakan dalam menentukan besaran ruang dalam perencanaan.

Dasar pertimbangan :

Jumlah pengunjung bus AKAP,AKDP, angguna dan MP U. Kebutuhan flow space (ruang gerak) menurut jenis kegiatan Prediksi 20 tahun yang akan datang.

Dasar perhitungan besaran ruang : Perhitungan khusus :

Architect data, Erns Neufert, John Willey and sons, New york 1980 Time Saver Standart for Building Type,1981, Yosep de Chiara and Jhon Handcook Callandar,New York. Utilitas bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M.Arch, Jakarta 1992

Perhitungan Asumsi :

Studi literatur Pengamatan lapangan di terminal Tirtonadi (Surakarta), Purabaya (Surabaya), Giwangan (Yogyakarta).

Penentuan gerak flow :

= standar flow gerak minimum

= kebutuhan keleluasaan gerak

= tuntutan kenyamanan fisik

= tuntutan kenyamanan psikis

= persyaratan spesifikasi kegiatan

= keterlibatan terhadap service kegiatan

100 200 % = untuk ruang umum/hall.

Me dan kelanc

a sar pertimb

Par Pol Kem Pol

Analisa si Alte rnatif s

a) Siste

b) Siste

c) Siste

d) Siste

a sar penentu

Efis Kem

Me Kem

a. Emplase

Park Penu dapa Kebu Pintu

n sistem pe

ban gan : rkir kendara

a parkir bus mud ahan pe

a sirkulasi y istem empl sistem peron em peron te em peron ge em peron ge em peron pa

uan

siensi ruang mud ahan bu

nd ukung sis mud ahan pe

emen peron

kir bus sulit,

umpang dap at melihat la

utuha n ruan u-pintu b us

elayanan te

aan pengun j

s yan g efisie engawasan t

yan g je la s. lasemen pe

n bus : egak lurus

ergaji lurus ergaji melin aralel

g dan waktu us dalam pa

stem sirk ula enu mpang d

n te gak lurus

G Sistem

, te ta pi penc pat langsun

angsung bus ng relatif ke

yang terbuk

erminal yan

jung dan fa en. terhadap sir

ron bus

ngkar

u arkir atau m

asi yang nya dalam pe nca

Gambar IV.13 m peron tegak

cap aian men ng ke korido

s yan g dituj ecil.

ka men gha l

ng memperh

silitas yang

rku la si k end

an uver. aman, lanca

apaian.

3 k lurus

nuju bus mu

or penghub

u.

lan gi a liran

hatikan ke n

g ada di term

d araan.

ar dan aman

udah. bun g dan pe

enu mpang

g.

Kebu Pem

Penu yang Penu

c. Emplase

Park Penu lang Rua n

utuhan ruan markiran dan

umpang dap

g te rbuka. umpang dap

emen peron

kir dan perg

umpang dap

sung bu s ya ng un tuk pe

G Sistem

ng relatif leb n sirk ulasi b

pat langsun

pat la ngsung n gergaji me

G Sistem pe

erakan bus p at langsung

ang d ituju.

e rgerakan bu

Gambar IV.14 m peron gergaj

bih kec il.

us mu dah. ng masuk b

g ke koridor elingkar

Gambar IV.15

eron gergaji m

mudah.

g ke koridor

us luas, seh

i lurus

bus tanpa t

r pen ghubun

5 melingkar

r penghubu

ingga bus m

terhalangi o

ng.

ung dan dap

mud ah untuk

oleh pintu

at melihat

k kelua r.

po la p

2.

Park Mem Mem dan Kem besa Coc o

Has il: Dari analis

arkir yang d

Analisa si

Terda pat du

a. Siste

b. Siste

kir dan perg mbu tuhkan r mbu tuhkan

lainnya. mun gkinan

ar.

ok un tuk ter

sa mengena dipilih adala

istem konfi

ua macam si

em konfigur em konfigur

G Sistem per

erakan bus ruang ya ng

sirkulasi te

crossing a

rminal bus d

ai ke lebihan

ah pola par

igurasi term

Sistem

istem ko nfig

ras i keliling ras i pulau

Gambar IV.16 ron parallel m

mudah. cu kup besa

ersen diri un

a ntara penu

den gan frek

n dan ke kur

rkir gergaji

minal

Gambar IV.17

konfigurasi te

gurasi, yaitu

6 memanjang

ar.

ntuk mengh

umpang da

kuensi tingg

ran gan setia

i lurus.

erminal

u:

h ub ungkan

an k endaraa

gi.

ap pola par

lajur satu

an c ukup

rkir, maka

Menghindari perpotongan antara penumpang dan kendaraan. Sistem peron yang nyaman.

Kemudahan pencapaian bagi para penumpang.

Dari dua sistem konfigurasi diatas, yang memiliki nilai maksimal dalam kemudahan pencapaian bagi para penumpang, menghindari crossing antara penumpang dan kendaraan serta kemudahan pelayanan terhadap penumpang di setiap sisi adalah sistem konfigurasi pulau. Karena sistem ini bersifat mengumpulkan penumpang di tengah kemudian pelayanan kendaraan mengelilinginya sehingga mudah pula untuk dilakukan pengawasan. Berbeda dengan sistem keliling yang menyebabkan penumpang tersebar, lebih sulit dalam pencapaian dan pengawasannya.

Dari analisa tersebut, maka sistem konfigurasi peron yang dipilih adalah sistem konfigurasi pulau.

3. Analisa sistem penjualan tiket Terdapat tiga macam sistem penjualan tiket, yaitu:

1. Sistem terpisah

2. Sistem bersama

3. Sistem langsung Dasar penentuan:

Kemudahan penumpang dalam membeli tiket. Jarak pelayanan bis. Keteraturan dalam mendapatkan tiket.

Agar memudahkan para penumpang dalam menggunakan jasa layanan terminal, untuk bus AKAP diberlakukan tiket terpisah, sedangkan untuk bus AKDP dan angkutan dalam kota diberlakukan sistem langsung.

4. Analisa sistem informasi Sistem informasi dalam terminal tipe A biasanya terdiri dari sistem informasi langsung dan tidak langsung. Informasi langsung diberikan oleh petugas yang 4. Analisa sistem informasi Sistem informasi dalam terminal tipe A biasanya terdiri dari sistem informasi langsung dan tidak langsung. Informasi langsung diberikan oleh petugas yang

5. Analisa sistem kontrol Dasar pertimbangan konfigurasi sistem kontrol terminal :

Aktivitas kendaraan yang berlangsung di dalam terminal. Kelancaran sirkulasi kendaraan dalam terminal. Kemudahan pengawasan kendaraan.

Agar setiap titik dan sisi terminal dapat diawasi dan dapat tercapai sirkulasi yang teratur dan aman, maka diperlukan pengawasan langsung terhadap aktifitas terminal dalam beberapa sistem kontrol.

Sistem kontrol dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

a. Pintu masuk dan pos kontrol kedatangan

Berfungsi untuk mendata dan memeriksa kartu pengawasan yang berisi rit bus, jumlah penumpang dan membayar retribusi kendaraan.

b. Jalur terusan masuk

Jalur untuk melancarkan penurunan penumpang menuju emplasement penurunan penumpang.

c. Pengawas dengan operatornya

Berfungsi untuk membantu para supir bus dalam bersirkulasi demi kelancaran sirkulasi di dalam dan di luar terminal.

d. Pintu keluar dan pos pemberangkatan

Berfungsi untuk mendata bus yang meninggalkan terminal.

E. ANALISA SISTEM AKSESIBILITAS Mendapatkan pola sirkulasi yang baik dan nyaman dan mudah bagi pergerakan

penumpang dan kendaraan di dalam terminal.

Dasar pertimbangan Teori sistem sirkulasi dan aksesibilitas

Terbentuknya sirkulasi yang baik hasil dari penciptaan pola sirkulasi.

Jalur masuk dan keluar kendaraan harus lancar dan teratur tanpa gangguan

Pemisahan yang jelas antara penumpang yang datang dengan penumpang yang akan berangkat.

Standar aksesibilitas yang akan dipakai dalam terminal Tirtonadi ini sesuai dengan standar aksesibilitas sebuah bangunan umum yang meliputi ramp untuk pencapaian lantai dengan ketinggian yang berbeda, tempat parkir khusus kendaraan penyandang cacat dan toilet yang aksesibel bagi penyandang cacat.