HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Kabupaten OKU dengan ibukota Baturaja merupakan salah satu dari 11 Kabupaten dan 4 Kotamadya yang ada di Propinsi Sumatera Selatan. Secara geografis terletak pada posisi 030 - 040 Lintang Selatan dan 1030 - 1040 Bujur Timur, dengan luas 4.797,06 km2 . Berdasarkan bentuk topografi, keadaan tanah di Kabupaten OKU dapat digolongkan ke dalam wilayah datar (peneplain zone), bergelombang (piedmont zone) dan bergunung (mountain zone).14
a. Analisis Univariabel
Pada análisis univariabel didapatkan kelompok kasus (responden mengalami gangguan tidur) mengalami lebih banyak gangguan affek yaitu 13 (23,6%) dibandingkan responden pada kelompok kontrol ( tidak mengalami gangguan tidur) yaitu sebanyak 10
165 ISSN 0126-107X
Jurnal Kesehatan Volume X No. Desember 2015 2;
Eni Folendra Rosa. Analisis Gangguan Affek Akibat Gangguan Tidur Pada Individu
Usia 50 Tahun Ke Atas Didesa Sukajadi Baturaja Kabupaten Oku Tahun 2015
(9,1%). Pada kelompok kasus laki- laki penyakit). Analisis bivariabel juga digunakan mengalami lebih sedikit gangguan affeks yaitu
untuk mengetahui besarnya risiko gangguan sebanyak 25 (45,5%) dibandingkan kelompok
affeks pada kelompok kasus dibandingkan kontrol sebanyak 36 (32,7%).Pada analisis
kelompok kontrol. Dalam analisis ini pendidikan kelompok kasus mengalami
digunakan uji Chi-square dan perhitungan gangguan affek sebanyak 8 (14,5%), sedangkan
Odds Ratio dengan interval kepercayaan (95%) kelompok kontrol yang sebanyak 11
dan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil analisis responden(10%). Responden yang bekerja pada
bivariabel terdapat pada tabel 2 kelompok kasus mengalami gangguan affek
Tabel 2. Hubungan Gangguan Tidur, Jenis
sebanyak 34 (61,8%) dan pada kelompok
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,
kontrol sebanyak 45 (45%). Distribusi
Kecacatan/Disabilitas, Riwayat
karakteristik kecacatan/ disabilitas pada
Penyakit dengan Gangguan Affeks
kelompok kasus yang mengalami gangguan
95% CI affeks lebih besar yaitu 38 (69,1%)
Variabel
OR
1,14-8,50 dibandingkan pada kelompok kontrol yaitu
Gangguan Tidur
Tidak
Ya Jenis Kelamin
sebanyak 62 (56,4%) sedangkan distribusi
karakteristik responden yang mempunyai
0,49-4,49 riwayat penyakit ditemukan pada kelompok
Rendah Pekerjaan
kasus yang mengalami gangguan affeks 1,20-4,54
sebanyak 34 (61,8%) sedangkan pada Kecacatan/disability
0,83-3,67
kelompok kontrol sebanyak 50 (45,5%). Hasil
Riwayat Penyakit
análisis univariabel tercantum pada tabel 1. Ya
Tidak
1,94 0,96-3,98
Pada tabel 2. analisis pada hubungan Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
gangguan tidur dengan gangguan affeks Kelompok Kasus dan kelompok
ditemukan; pada kelompok kasus mengalami 3 control di Kabupaten OKU
k a l i l e b i h b a n y a k g a n g g u a n a ff e k s
Variabel
Kasus
Control dibandingkan kelompok kontrol dan bermakna
secara statistik (95% CI; 1,1-8,5). Analisis
Gangguan affek
Ya 13 Tidak
hubungan jenis kelamin laki –laki
Jenis Kelamin Laki laki
menunjukkan, pada kelompok kasus
74 Pendidikan 67,3 mengalami 2,5 kali lebih banyak gangguan
Perempuan
Tinggi
47 85 11 99 10 90 affeks dibandingkan kelompok kontrol dan
Rendah
Pekerjaan Bekerja
bermakna secara statistik (95% CI; 1,1-5,7).
Kecacatan/ disabilitas
Pada analisis bivariabel juga menunjukkan
Tidak
Ya
Riwayat Penyakit
bahwa variabel Pendidikan, Kecacatan/
Tidak
Ya
disabilitas dan riwayat penyakit secara statistik tidak bermakna, sedangkan status pekerjaan
ditemukan hubungan yang secara statistik Analisis bivariabel untuk mengetahui
b. Analisis Bivariabel
signifikan.
hubungan variabel bebas gangguan tidur dengan variabel terikat gangguan affeks dan
c. Analisis multivariabel.
variabel luar (Jenis kelamin, pendidikan, Hubungan gangguan tidur dengan pekerjaan, kecacatan/disabilitas dan riwayat
gangguan affeks setelah mengendalikan ISSN 0126-107X
Jurnal Kesehatan Volume X No. Desember 2015 2;
variabel jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, berhubungan dengan gangguan affek. kecacatan/disabilitas dan riwayat penyakit,
Gangguan affek pada usia tua terjadi karena hasil analisis menunjukkan kelompok kasus
perubahan hormone yang terjadi karena mengalami lebih banyak 2,5 kali gangguan
menurunnya berat otak yang sudah dimulai affeks dibandingkan kelompok kontrol dan
sejak umur tiga puluhan tahun sebesar 10%, secara statistik bermakna (95% CI: 1,1-5.5 ).
mengecilnya otak sejalan dengan pertambahan Dari nilai R² dapat disimpulkan bahwa variabel
usia, akan menimbulkan pengurangan bahkan jenis kelamin, pendid.ikan, pekerjaan,
penghentian produksi hormon tidak saja kecacatan, riwayat penyakit hanya memberikan
estrogen tapi seluruh sistem akan berpengaruh kontribusi sebesar 8% dalam memprediksi 3 pada proses menua .
gangguan affek. Hasil analisis multivariabel Bila dilihat dari analisa multivariabel dapat dilihat pada tabel 3.
bahwa laki-laki memiliki risiko 2,48 kali terjadinya terjadinya gangguan affek. Hal ini
Tabel 3. Perkiraan Odds Ratio (OR) Analisis
terjadi karena baik laki-laki dan perempuan
Multivariabel Gangguan Tidur
mengalami gangguan tidur. Tidur berhubungan
dengan Jenis Kelamin, Pendidikan,
siklus (siklus 24 jam) seseorang, yang diatur
Pekerjaan, Kecacatan/ disabilitas dengan Gangguan affeks
oleh hipotalamus sebagai pusat tidur, dengan sistem limbik dan aktifasi sistem retikuler.
Hipotalamus secara konsisten saling
Gangguan Tidur
berhubungan dengan sistem syaraf yang
Tidak
Jenis Kelamin 16 terletak di bawah hipotalamus .
Perempuan Pendidkan
Stress menyebabkan seseorang menjadi
tegang, juga pada individu yang tua cemas,
Rendah
Pekerjaan Bekerja
depresi akan menyebabkan perlambatan untuk
(0,9 - 3,7)
Tidak Kecacatan/Disabilitas
tidur, muncul tidur REM terlalu dini sehingga
akhirnya menambah total waktu tidur tetapi
Ada
Riwayat Penyakit 17
tetap merasa kurang tidur . Stres dalam
Ada R²
menjalani kehidupan adalah faktor risiko
pertama terjadinya insomnia pada orang tua , 8 faktor risiko kedua adalah gender 20-50% lebih