Distribusi Frekuensi Kejadian Hiperemesis Gravidarum di RS. Muhammadiyah Palembang Tahun 2014
2. Analisa Bivariat
1. Hubungan Umur Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014
Hiperemesis
No Umur Ibu Gravidarum Jumlah p value Odss Ya Tidak Ratio
1 Risiko Tinggi 56 54,4 47 45,6 103 100
2 Risiko Rendah 28 33,3 56 66,7 84 100 0,006 2,383 Jumlah 84 44,9 103 55,1 187 100
Hasil analisis hubungan umur ibu dengan hiperemesis gravidarum antara umur ibu risiko kejadian hiperemesis gravidarum diperoleh
tinggi dengan umur ibu risiko rendah (ada bahwa ada sebanyak 56 (54,4%) ibu umur
hubungan yang bermakna antara umur dengan risiko tinggi mengalami hiperemesis
kejadian hiperemesis gravidarum). Dari hasil gravidarum. Sedangkan diantara ibu yang umur
analisis diperoleh pula nilai Odds Ratio= 2,383 risiko rendah, ada 28 (33,3%) yang mengalami
artinya ibu yang umur risiko tinggi mempunyai hiperemesis gravidarum. Hasil uji statistik
peluang 2,38 kali untuk mengalami hiperemesis diperoleh nilai p value 0,006, maka dapat
gravidarum dibandingkan ibu yang umur risiko disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian
rendah.
2. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014
Hiperemesis
No Usia Kehamilan Gravidarum Jumlah p value Odss Ya Tidak Ratio
1 Risiko 50 53,2 44 46,8 94 100
2 Tidak Risiko 34 36,6 59 63,4 93 100 0,032 1,972
Jumlah 84 44,9 103 55,1 187 100
ISSN 0126-107X 156
Jurnal Kesehatan Volume X No. Desember 2015 2;
Hasil analisis hubungan usia kehamilan gravidarum antara usia kehamilan risiko dengan kejadian hiperemesis gravidarum
dengan usia kehamilan tidak risiko (ada diperoleh bahwa ada sebanyak 50 (53,2%) ibu
hubungan yang bermakna antara usia dengan usia kehamilannya risiko mengalami
kehamilan dengan kejadian hiperemesis hiperemesis gravidarum. Sedangkan diantara
gravidarum). Dari hasil analisis diperoleh pula ibu dengan usia kehamilan tidak risiko, ada 34
nilai Odds Ratio= 1,972 artinya ibu yang usia (33,3%) yang mengalami hiperemesis
kehamilan berisiko mempunyai peluang 1,97 gravidarum. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
kali untuk mengalami hiperemesis gravidarum value 0,032, maka dapat disimpulkan ada
dibandingkan ibu yang usia kehamilan tidak perbedaan proporsi kejadian hiperemesis
berisiko.
3. Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014
Hiperemesis Gravidarum
No Paritas Ya Tidak Jumlah p value Odss n % n % N % Ratio
1 Risiko Tinggi 47 54,7 39 45,3 86 100
2 Risiko Rendah 37 36,6 64 63,4 101 100 0,020 2,085 Jumlah 84 44,9 103 55,1 187 100
Hasil analisis hubungan paritas dengan kejadian hiperemesis gravidarum antara paritas kejadian hiperemesis gravidarum diperoleh
risiko tinggi dengan paritas risiko rendah (ada bahwa ada sebanyak 47 (54,7%) ibu dengan
hubungan yang bermakna antara paritas dengan paritas risiko tinggi mengalami hiperemesis
kejadian hiperemesis gravidarum). Dari hasil gravidarum. Sedangkan diantara ibu dengan
analisis diperoleh pula nilai Odss Ratio= 2,085, paritas risiko rendah, ada 37 (36,6%) yang
artinya ibu dengan paritas risiko tinggi mengalami hiperemesis gravidarum. Hasil uji
mempunyai peluang 2,08 kali untuk mengalami statistik diperoleh nilai p value 0,020, maka
hiperemesis gravidarum dibandingkan ibu dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi
dengan paritas risiko rendah.
4. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014
Hiperemesis Gravidarum
No Pendidikan Ya Tidak Jumlah p value OR
1 Tinggi 37 37,0 63 63,0 99 100
2 Rendah 47 54,0 40 46,0 88 100 0,040 0,521 Jumlah 84 44,9 103 55,1 187 100
Hasil analisis hubungan pendidikan dengan gravidarum. Sedangkan diantara ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum diperoleh
pendidikan rendah, ada 47 (53,4%) yang bahwa ada sebanyak 37 (37,4%) ibu dengan
mengalami hiperemesis gravidarum. Hasil uji pendidikan tinggi mengalami hiperemesis
statistik diperoleh nilai p value 0,040, maka
157 ISSN 0126-107X
Eka Sri Meliyani, Nikson Sitorus. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Rs. Muhammadiyah Palembang
dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi nilai Odss Ratio=0,521 artinya ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum antara
pendidikan tinggi hampir tidak mempunyai pendidikan tinggi dengan pendidikan rendah
peluang untuk mengalami hiperemesis (ada hubungan yang bermakna antara
gravidarum dibandingkan ibu dengan pendidikan dengan kejadian hiperemesis
pendidikan rendah.
gravidarum). Dari hasil analisis diperoleh pula
5. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014
Hiperemesis Gravidarum No Pekerjaan Ya Tidak Jumlah p value OR
1 Bekerja 53 64,6 29 35,4 82 100
2 Tidak Bekerja 31 29,5 74 70,5 105 100 0,000 4,363 Jumlah 84 44,9 103 55,1 100
Hasil analisis hubungan pekerjaan dengan gravidarum antara ibu yang bekerja dengan ibu kejadian hiperemesis gravidarum diperoleh
tidak bekerja (ada hubungan yang bermakna bahwa ada sebanyak 53 (64,6%) ibu yang
antara pekerjaan dengan kejadian hiperemesis bekerja mengalami hiperemesis gravidarum.
gravidarum). Dari hasil analisis diperoleh pula Sedangkan diantara ibu yang tidak bekerja, ada
nilai Odss Ratio= 4,363, artinya ibu yang
31 (29,5%) yang mengalami hiperemesis bekerja mempunyai peluang 4,36 kali untuk gravidarum. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
mengalami hiperemesis gravidarum value 0,000, maka dapat disimpulkan ada
dibandingkan ibu yang tidak bekerja. perbedaan proporsi kejadian hiperemesis
PEMBAHASAN
gravidarum. Hal ini sejalan dengan analisa penelitian yang dilakukan oleh Fitriah (2010)
1. Hubungan Umur Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum
dan Mursyida (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara umur ibu hamil
Dari hasil uji statistik diperoleh p value = dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
0,006 (p value ≤ á 0,05), berarti ada hubungan
2. Hubungan Usia Kehamilan dengan
yang signifikan antara umur dengan kejadian
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
hiperemesis gravidarum, sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang
Dari hasil uji satistik diperoleh p value = bermakna antara umur ibu dengan kejadian
0,032 (p value ≤ á 0,05), berarti ada hubungan hiperemesis gravidarum terbukti secara
yang signifikan antara usia kehamilan dengan statistik.
kejadian hiperemesis gravidarum, sehingga Hasil ini sesuai dengan teori Prawirohardjo
hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang (2005) umur ibu merupakan salah satu faktor
bermakna antara usia kehamilan dengan yang mempengaruhi kejadian hiperemesis
kejadian hiperemesis gravidarum terbukti
ISSN 0126-107X 158
Jurnal Kesehatan Volume X No. Desember 2015 2;
secara statistik. bermakna antara pendidikan ibu dengan Hal ini sesuai dengan teori Runiari (2010)
kejadian hiperemesis gravidarum terbukti usia kehamilan merupakan salah satu faktor
secara statistik.
yang mempengaruhi kejadian hiperemesis Hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo gravidarum. Hal ini sejalan dengan analisa
(2005) pendidikan merupakan salah satu faktor penelitian yang dilakukan oleh Silviana, dkk
yang mempengaruhi kejadian hiperemesis (2013) bahwa ada hubungan bermakna antara
gravidarum. Secara teoritis, ibu hamil yang usia kehamilan dengan kejadian hiperemesis
memiliki pendidikan lebih tinggi cenderung gravidarum.
lebih memperhatikan kesehatan dirinya. Hal ini sejalan dengan analisa penelitian Hanif, dkk
3. Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian
(2012) bahwa ada hubungan yang bermakna
Hiperemesis Gravidarum
antara pendidikan dengan kejadian hiperemesis Dari hasil uji statistik diperoleh p value =
gravidarum.
0,020 (p value ≤ á 0,05), berarti ada hubungan
5. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan
yang signifikan antara paritas dengan kejadian
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
hiperemesis gravidarum, sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang
Dari hasil uji statistik diperoleh p value = bermakna antara paritas ibu dengan kejadian
0,000 (p value ≤ á 0,05), berarti ada hubungan hiperemesis gravidarum terbukti secara
yang signifikan antara pekerjaan dengan statistik.
kejadian hiperemesis gravidarum, sehingga Hal ini sesuai dengan teori Sastrawinata
hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang (2004) paritas merupakan salah satu faktor yang
bermakna antara pekerjaan ibu dengan kejadian mempengaruhi kejadian hiperemesis
hiperemesis gravidarum terbukti secara gravidarum. Hal ini sejalan dengan analisa
statistik.
penelitian Maizar Handayani (2009) dan Hal ini sesuai dengan teori Notoadmojo penelitian Mursyida (2012) bahwa ada
(2007) pekerjaan merupakan salah satu faktor hubungan yang bermakna antara paritas ibu
yang mempengaruhi kejadian hiperemesis dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
gravidarum. Hal ini sejalan dengan analisa penelitian Haryanti (2010) dan penelitian
4. Hubungan Pendidikan Ibu dengan
Mursyida (2012) bahwa ada hubungan yang
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
bermakna antara pekerjaan ibu dengan kejadian Dari hasil penelitian bivariat didapatkan ibu
hiperemesis gravidarum. dengan pendidikan tinggi ada 37 orang (37,4%)
yang mengalami hiperemesis gravidarum lebih
KESIMPULAN DAN SARAN
kecil dibandingkan dengan ibu dengan
A. KESIMPULAN
pendidikan rendah yang mengalami Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di
hiperemesis gravidarum yaitu 47 orang Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada
(53,4%). bulan Februari 2014 dari 187 responden dapat Dari hasil uji statistik diperoleh p value =
disimpulkan bahwa :
0,040 (p value ≤ á 0,05), berarti ada hubungan
1. Distribusi frekuensi kejadian hiperemesis yang signifikan antara pendidikan dengan
gravidarum dari 187 responden, terdapat kejadian hiperemesis gravidarum, sehingga
ibu yang mengalami hiperemesis hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang
gravidarum sebanyak 84 orang (44,9%). 159
ISSN 0126-107X
Eka Sri Meliyani, Nikson Sitorus. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Rs. Muhammadiyah Palembang
2. Distribusi frekuensi umur ibu yang risiko memiliki minimal 3 orang anak, pada usia tinggi sebanyak 103 orang (55,1%), usia
kehamilan 0 sampai 20 minggu diharapkan kehamilan yang berisiko sebanyak 94 orang
menghindari makan – makanan yang (50,3%), paritas ibu yang risiko tinggi
merangsang mual dan muntah, dan sebanyak 86 orang (46%), ibu yang
sebaiknya ibu memiliki tingkat pendidikan berpendidikan tinggi sebanyak 99 orang
≥ SMA agar ibu lebih mengerti dan banyak (52,9%), ibu yang tidak bekerja sebanyak
tahu informasi mengenai komplikasi pada 105 orang (56,1%).
saat kehamilan yaitu salah satunya adalah
3. Ada hubungan yang bermakna antara umur hiperemesis gravidarum. ibu dengan kejadian hiperemesis
2. Bagi Petugas Kesehatan Rumah Sakit
gravidarum (p value 0,006 ≤ á 0,05).
Muhammadiyah Palembang
4. Ada hubungan yang bermakna antara usia Diharapkan pada pihak rumah sakit kehamilan dengan kejadian hiperemesis
Muhammadiyah Palembang, ruang gravidarum (p value 0,032 ≤ á 0,05).
perawatan kebidanan diharapkan dapat
5. Ada hubungan yang bermakna antara meningkatkan penyuluhan pada ibu hamil paritas ibu dengan kejadian hiperemesis
dengan mengembangkan KIE gravidarum (p value 0,020 á 0,05).
≤ (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
6. Ada hubungan yang bermakna antara mengenai penaganan secara dini pendidikan ibu dengan kejadian
hiperemesis gravidarum sehingga mengurangi angka kesakitan dan kematian
hiperemesis gravidarum (p value 0,040 ≤ á akibat hiperemesis gravidarum.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
7. Ada hubungan yang bermakna antara Diharapkan dapat meneliti variabel lain
pekerjaan ibu dengan kejadian hiperemesis yang lebih bervariasi dan mencakup gravidarum (p value 0,000 ≤ á 0,05). penelitian yang lebih lama dengan metode
B. SARAN
penelitian yang berbeda terutama yang
1. Bagi Ibu Hamil
berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum, sehingga penelitian tentang
Diharapkan pada ibu hamil sebaiknya hiperemesis gravidarum terus berkembang.
hamil pada usia 20 sampai 35 tahun,