V. HASIL DAN PEMBAHASAN Alat Angkutan
Pengangkutan kayu dari areal penebangan sampai ke log pond HPHTI PT.Toba Pulp Lestari dilakukan melalui darat dengan menggunakan truk Fuso
Gancu buatan tahun 1999 dengan harga pembelian Rp 160.000.000.
Gambar 1
.
Mitsubishi
FUSO –
FN 527
M3L HD
yang digunakan dalam pengangkutan.
Kondisi Jalan Hutan Pada lokasi penelitian jaringan jalan tersusun atas jalan utama main road
dan jalan cabang secondary road dengan perkerasan dan tanpa perkerasan. pada jalan utama semua diperkeras dengan batu sedang pada jalan cabang ada yang
diperkeras dan sebagian besar tidak diperkeras. pada areal ini jalan tersusun atas jalan–jalan cabang yang hampir sejajar menuju kejalan utama. Pengamatan
dilakukan terhadap jalan utama dari TPn ke TPK PT. Toba Pulp Letari yang
Universitas Sumatera Utara
berjarak pulang pergi rata-rata 60 km. lebar jalan utama sekitar 8-12 meter sedangkan jalan cabang sekitar 6-8 meter dan lebar bahu jalan 1 meter. Jalan
utama dan jalan cabang tanpa pengerasan sehingga pada waktu hujan logging truk tidak dapat bekerja.
Jenis-jenis tanah yang terdapat di areal PT. Toba Pulp Lestari adalah kompleks soil dengan sebagian besar areal termasuk dalam kelas lereng C yaitu
agak curam sampai curam ± 68 dan sebagian kecil termasuk dalam kelas lereng A yaitu datar sampai landai ± 32 , sehingga pembukaan wilayah pada
daerah tersebut diusahakan tidak terlalu banyak daerah yang terbuka untuk menghindari erosi yang terlalu berat dari jalan angkutan.
Waktu Kerja
Kegiatan pengamatan pengangkutan kayu dilakukan dari tempat penimbunan kayu TPn ke tempat pengumpulan kayu TPK. Elemen kerja yang
diamati meliputi waktu berjalan pulang pergi, waktu muat, waktu bongkar, waktu tidak efektif idell time. Hasil pengamatan rata-rata dari persen waktu total
pengangkutan menggunakan truk dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Waktu kerja yang berhubungan dengan kegiatan pengangkutan kayu
dengan menggunakan truk. No. Elemen Kerja Waktu rata-rata jam Persen Waktu Total
1. Berjalan Kosong 3,14 28,40 2. Memuat 1,35 12,21
3. Mengangkut 5,88 53,19 4. Membongkar 0,69 6,24
Waktu Total 11,06 100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa waktu kerja tersingkat dalam kegiatan pengangkutan adalah pada kegiatan membongkar muatan dengan waktu rata-rata
0,69 jam yaitu sekitar 6,24 dari keseluruhan total waktu yang digunakan dalam kegiatan pengangkutan. Ini disebabkan karena kegiatan membongkar muatan
hanyalah berupa membuka rantai dan terpal, menimbang truk dan waktu untuk membongkar. Selanjutnya yang terendah adalah pada saat memuat kayu dengan
Truk yaitu rata-rata 1,35 jam sekitar 12,21 dari total waktu yang digunakan dalam kegiatan pengangkutan kayu. Waktu kegiatan ini sedikit lebih besar dari
kegiatan membongkar, disebabkan oleh adanya kesulitan operator dalam merapikan kayu didalam truk yaitu meratakan sisi-sisi log pada kedua sisi truk
sehingga tersusun sejajar dan tidak ada log yang panjangnya berlebihan diatas truk karena dapat menyebabkan gangguan selama pengangkutan, memasang
terpal dan mengikat rantai pada truk. Hal ini disebabkan karena log yang ada didalam truk harus rapi tersusun
dan padat sehingga pada kegiatan pengangkutan kayu menuju TPK kayu yang ada didalam truk tidak jatuh selama dalam perjalanan. Waktu kerja sangat berpegaruh
pada keterampilan operator dan tingginya susunan yang telah ada, semakin tinggi susunan maka operator semakin hati-hati dalam meletakkan kayu sehingga
membutuhkan waktu lebih lama. Apabila dengan lamanya waktu perjalanan pada saat mengangkut kayu dengan truk, maka dari itu diusahakan keterampilan supir
truk dalam membawa kayu. Waktu kerja hilang ideltime, pada elemen kerja mengambil kayu terjadi
pada saat kayu pada tumpukan kayu yang akan diamabil jatuh tergelincir, untuk itu biasanya kayu diambil kembali dan diletakkan diatas truk, sehingga
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan waktu yang banyak dan pemasangan pembatas pada truk. Waktu kerja hilang pada saat bongkar kayu, elemen kerja terjadi pada saat tumpukan
kayu jatuh tergelincir dari truk dan pelepasan pembatas pada truk. Dalam pengukuran waktu kerja yang berhubungan dengan waktu umum ada ditemuakan,
misalnya waktu berhenti, diam ataupun waktu hilang namun hambatan yang paling sering terjadi adalah dimana keteledoran operator dalam pembongkaran log
ke tumpukan kayu, sehingga banyak yang berjatuhan serta kondisi alat yang terlalu panas sehingga kadang kala mesin mati tiba-tiba.
Besarnya waktu untuk memuat dan membongkar kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : jumlah volume kayu yang dimuatdibongkar,
banyaknya batang kayu yang akan dimuatdibongkar, jarak pemuatan pembongkaran, kondisi alat pemuatpembongkar dan keadaan tempat pemuatan
dan pembongkaran, serta faktor manusia tenaga kerja yang dipengaruhi antara lain oleh kondisi pekerja, keterampilan dan pengalaman tenaga kerja.
Gambar 2. Kegiatan Memuat dan Membongkar Kayu Rata-rata waktu tertinggi adalah pada saat truk berjalan kosong yaitu 3,14
jam sekitar 28,40 dari total waktu pengangkutan dan waktu mengangkut log ke TPK yaitu 5,88 jam sekitar 53,19 dari total waktu yang digunakan dalam
Universitas Sumatera Utara
seluruh kegiatan pengangkutan.Elemen kerja yang diamati dalam perjalanan truk meliputi : waktu berangkat perjalanan truk kosong, waktu mengatur posisi untuk
dimuati kayu, perjalanan pulang truk bermuatan, waktu mengatur posisi untuk dibongkar muatannya, dan waktu tidak efektif.
Waktu perjalanan truk kosong terutama dipengaruhi oleh jarak angkutan, kualitas jalan serta kondisi supir. sedangkan waktu perjalanan truk bermuatan
dipengaruhi oleh jarak, kondisi jalan seperti tanjakan dan turunan maksimum, belokan datar beserta pelebaran, kelurusan jalan alignment, besarnya muatan,
keterampilan dan kondisi supir, dan juga kondisi cuaca dilokasi pengangkutan atau diperjalanan, apabila dilapangan atau dilokasi TPn penimbunan kayu terjadi
hujan sore hari maka truk akan berhenti tidak dapat melakukan pengangkutan, hal ini disebabkan kondisi jalan yang licin. karena apabila dijalan tanjakan operator
tidak akan dapat menyupir dengan truk bermuatan, ini dapat mengakibatkan truk terpelosok kepinggir jalan atau pun truk dapat terbalik. Maka dari itu operator
tidak akan membawa truk keluar dari lokasi TPn penimbunan kayu, operator akan istirahat didalam truk sampai keesokan harinya.
Pengukuran waktu kerja menurut Bjorheden 1990, menyatakan bahwa pengukuran waktu kerja dimanfaatkan untuk penentuan tarif upah yang adil dan
rasionalisasi produksi yang terkait dengan salah satu atau beberapa tujuan yakni peningkatan operasi dan peningkatan kerja, pengawasan dan pengambilan tidak
lanjut, peningkatan dan perbandingan metode kerja, peralatan atau mesin-mesin serta penyusunan data kinerja dan perhitungan biaya.
Universitas Sumatera Utara
Rata-rata waktu angkut efektif pada saat truk berjalan kosong 3,14 jam dan waktu tidak efektif 6,15 jam. Pada saat memuat waktu angkut efektif 1,35 jam
dan waktu tidak efektif 2,17 jam. Pada saat mengangkut waktu angkut efektif 5,88 jam dan waktu tidak efektif 2,01 jam. Pada saat membongkar waktu angkut
efektif 0,69 dan waktu tidak efektif 1,34 jam. Waktu angkut tidak efektif yang terjadi dalam kegiatan angkutan kayu
yang dapat dihindari adalah : persiapan truk sebelum berangkat ke lokasi ganti banperiksa truk, gangguan pada operator untuk memenuhi kebutuhannya seperti
istirahat makan, buang air dan meminta surat izin mengangkut di TUK. Sedangkan waktu efektif yang dapat dihindari adalah selang waktu yang terjadi
antar kegiatan angkut per trip angkutan, menunggu untuk dimuat dan dibongkar, istirahat operator escavator, dan menaikkanmenurunkan penumpang.
Gambar 3. Truk Berjalan Kosong Dan Truk Mengangkut Kayu.
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas Pengangkutan Kayu
Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran output dan masukan input. Produktivitas pengangkutan dengan truk adalah prestasi kerja pemuatan
kayu yang dihasilkan dengan menggunakan escavator. Dalam perhitungan produktivitas pengangkutan, output disini adalah besarnya volume kayu m
3
yang diangkut yang dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk pengangkutan
tersebut jam. Tabel 2. Hasil perhitungan produktivitas pengangkutan kayu dengan
menggunakan truk fuso gancu. Trip
Volume M
3
Waktu Total Pengangkutan
Jam Jarak
Angkutan Km
Produktivitas Pengangkutan
M
3
jam 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
38,31 38,21
33,11 32,34
37,70 38,90
35,40 36,70
45,23 45,24
37,49 42,50
31,83 36,01
37,80 22,72
22,49 23,46
23,67 22,31
22,84 22,24
21,52 22,67
22,37 23,41
22,41 22,87
23,18 23,88
61 61
61 61
61 60
60 60
61 61
60 60
60 60
60 1,69
1,70 1,41
1,37 1,69
1,70 1,59
1,70 2,00
2,02 1,60
1,90 1,39
1,55 1,58
Total Rata-
rata 566,77
37,78 342,04
22,80 907
60,46 24,89
1,65
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa produktivitas kayu yang dimuat rata-rata 1,65 m
3
jam. Dan volume kayu rata-rata 37,78 m
3
. Dapat dilihat produktivitas pengangkutan dengan menggunakan truk bervariasi tergantung
volume dan waktu kegiatan pengangkutan kayu. Menurut Elias 1987
Universitas Sumatera Utara
mengemukakan produktivitas pemanenan kayu dapat diketahui dengan melakukan uji terperinci mengenai study waktu dan analisis kerja semua tahapan pemanenan
termaksud penebangan, penyaradan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran. Volume angkut kayu pada truk bervariasi mulai dari 31,83 m
3
- 45,24 m
3
, dengan rata-rata 37,78 m
3
. Produktivitas angkutan truk berkisar antara 1,37 m
3
jam sampai 2,02 m3jam. Volume kayu yang diangkut merupakan satu factor
yang berperan penting adalam pengeluaran biaya yang dibutuhkan. Volume kayu bergantung pada diameter dan panjang batang. Semakin besar diameter dan
panjang batang maka volume kayu juga akan semakin besar. Volume ini nantinya akan berpengaruh pada produktivitas kerja yang dihasilkan juga akan semakin
besar dan biaya yang dikeluarkan untuk satu batang kayu tersebut akan kecilrendah
Jarak angkut merupakan salah satu peubah yang penting dalam produktivitas kerja pengangkutan. Dalam pengangkutan kayu dilapangan jarak
angkut yang ekonomis dijadikan pilihan utama kerena jarak angkut ekonomis akan menyebabkan produktivitas yang tinggi sehingga biaya pengangkutan kayu
yang dikeluarkan akan menjadi lebih rendah. Penelitian dilakukan diareal HPH, dimana penetapan jarak angkut ekonomis kurang begitu diperhatikan karena pihak
pengelola akan mengambil kayu pada jarak terjauh sekalipun, yang penting truk mampu mencapainya tentu saja denngan keterampilan yang tinggi dari
operatornya. Akan tetapi dilapangan tidak menentuka jarak angkut yang ekonomis karena dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kondisi lapangan, kondisi truk
dan kemampuan keahlian operator.
Universitas Sumatera Utara
Menurut ILO 1979, produktivitas yang lebih tinggi berarti diperolehnya hasil yang lebih banyak dengan pemakaian sumber yang sama. Maka ini berarti
pula biaya uang yang lebih tinggi untuk setiap unit yang dihasilkan. Bila dikaitkan dengan hasil penelitian diatas agar diperoleh hasil yang optimal maka perusahaan
akan mengoptimalkan angkutan pada kondisi cuaca cerah ataupun tanpa adanya hujan. Karena produktivitasnya paling tinggi sehingga biaya produksi yang
dikeluarkan pun akan lebih rendah. Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa faktor muatan
jumlah muatan, jarak angkut, kondisi jalan angkut, tenaga mesin, dan keterampilan pengemudi mempengaruhi produktivitas angkutan.
Biaya Angkutan Kayu Dengan Truk
Biaya untuk suatu kegiatan dalam hal ini kegiatan pengangkutan kayu dengan menggunakan truk, harus diperhitungkan karena akan mempengaruhi
pihak pengambil keputusan apakah penggunaan truk untuk kegiatan pengangkutan menguntungkan atau merugikan.
Biaya usaha alat merupakan penjumlahan dari biaya mesin dan upah operator. Faktor yang mempengaruhi biaya mesin adalah biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya depresiasi, bunga modal, asuransi dan pajak dari alat tersebut. Sedangkan biaya variabel adalah biaya bahan bakar, biaya
pelumasoli, biaya pemakaian ban biaya perbaikan dan perawatan, dan biaya upah yaitu gaji operator besarnya biaya usaha alat dapat dilihat pada tabel 3 dan
perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Hasil Perhitungan Biaya Usaha Alat Pengangkutan Kayu dengan Truk. Jenis biaya Nilai Rpjam
1. Biaya Tetap Mesin
- Depresiasi 11.454,54 - Bunga Modal 50.109,09
- Asuransi dan Pajak 5.010,90 Total biaya tetap mesin 71.756,35
2. Biaya Variabel Mesin - Biaya Bahan Bakar 58.652
- Biaya Oli 500 - Biaya Perbaikan dan Perawatan 10.000
Total Biaya Variabel Mesin 69.152 Biaya Total Mesin 140.908,35
3. Biaya Upah - Gaji Operator 6.250
Total Biaya Usaha Alat 147.158,35
Dalam tabel 3, diketahui bahwa biaya tetap alat Rp 71.756,35 jam atau 51,01 dari biaya total mesin, biaya variabel sebesar Rp 69.152 jam atau
49,25 dari biaya total mesin dan biaya total mesin Rp 140.908,35 jam. Biaya tetap yang lebih besar dari pada biaya variabel menunjukkan bahwa alat masih
layak digunakan. Semakin lama digunakan biaya variabel akan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pemakaian suku cadang, bahan bakar,
perbaikan dan perawatan truk. Biaya total angkutan truk terdiri dari biaya tetap angkutan, biaya variabel
angkutan dan biaya operator. Biaya tetap merupakan hasil perkalian antara waktu
variabel angkutan dikali dengan biaya usaha alat. Brown dalam Sukadaryati dan
Dulsalam 2002 menyatakan bahwa dengan ukuran kayu yang lebih besar maka biya per m3 lebih rendah dan nilai kayu yang tinggi juga merupakan faktor yang
menyebabkan kegitan pemanenan kayu juga ekonomis. Pihak perusahaan sendiri mengusahakan jenis-jenis kayu yang cepat tumbuh fast growing spesies seperti
Universitas Sumatera Utara
pinus, dan eucalyptus yang dipanen dengan sistem tebang habis dan di ikuti dengan permudaan buatan. Menurut suparto 1999, keuntungan dengan sistem ini
adalah adanya kemugkinana penanaman bibit unggul. Dalam sistem HTI ini diperoleh hasil hutan yang hampir homogen dan seumur dimana kayu dapat di
panen untuk jenis Eucalyptus sp setelah memiliki umur daur 7 tahun memiliki diameter 20-40 cm, sehingga volume per batang tidak jauh berbeda.
Operator
Pada penelitian ini, untuk mengoperasikan truk fuso dalam kegiatan pengangkutan kayu dari TPn ke TPK PT Toba Pulp Lestari,Tbk membutuhkan
seorang operator. Tugas operator adalah mengoprasikan truk, menjaga dan merawatnya dan apabila terdapat kerusakan pada truk maka operator akan
memperbaikinya.disamping merawat dan memperbaiki truk operator juga berperan dalam mengisi bahan bakar, memeriksa oli, dan memeriksa keadaan
truk. Dalam mengemudi atau membawa truk operator harus telah berpengalaman ± 5 tahun dalam mengoprasikan truk. Pada saat penelitian pada kegiatan
pengangkutan kayu di PT. Toba Pulp Lestari operator tidak membutuhkan helper sebab pada kegiatan pengangkutan upah untuk helper dimanfaatkan oleh operator,
maka dari itu operator tidak lagi memakai helper untuk membantu kegiatan pengangkutan kayu. Sebab pada saat merapikan kayu, mengikat rantai pada truk,
dan memasang terpal kebanyakan operator melakukannya sendiri tanpa bantuan helper.
Operator merupakan karyawan tetap pada PT. Toba Pulp Lestari,Tbk. Perusahaan memberi upah bulanan berupa gaji pokok, uang lembur, dan
tunjangan lainnya. Upah operator Rp. 1.000.000,-bulan, untuk lebih jelas dapat
Universitas Sumatera Utara
dilihat pada lampiran 3. Menurut Elias, et al 1997, salah satu strategi yang terbaik untuk mensosialisasikan dan meningkatkan keterampilan dan motivasi
kerja para pekerja pemanen kayu adalah dengan mengadakan training terhadap mereka mengenai masalah teknis yang mungkin terjadi dan bagaimana solusi
yang dapat diambil, serta pengertian bagaimana cara pemanenan yang berwawasan lingkungan serta membudayakan para pekerja bekerja dengan cara
dan teknis yang benar. Untuk menjaga motivasi kerja dan disiplin kerja yang tinggi dari para pekerja pemanenan kayu dapat dipertahankan secara terus
menerus, salah satu strategi yang dapat dipakai adalah dengan pemberian sistem upah berdasarkan koefisien kualitas dan produtivitas hasil kerja sesuai dengan
keadaan fisik lapangan. Dalam analisis biaya eksploitasi hutan, pendekatan masalah adalah bagaimana mengidentifikasikan pemisahan dan pengawasan
factor-faktor yang mempengaruhi biaya. Jadi merupakan pendekatan sudut pandang perencana insinyur atau menager yang baik Elias,1978. Penentuan upah
pekerja dilakukan dengan cara yang transparan, misalnya dengan cara meningkatkan tarif upah setelah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan
anggaran dan evaluasi hasil kerja para pekerja.
Hubungan Produktivitas terhadap Biaya Pengangkutan Kayu dengan Truk Fuso Gancu.
Persamaan regresi untuk melihat hubungan antara produktivitas dengan biaya adalah :
Y = 3,329 – 2,243x R
2
= 98,3
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan persamaan diatas diperoleh bahwa besar konstanta a sebesar 3,329, hal ini menunjukkan bahwa jika volume dan jarak angkut tidak
diperhitungkan, maka produktivitas pengangkutan hanya sebesar 3,329 m3jam. Produktivitas merupakan pertasi kerja yang terlibat dan jumlah jam kerja. Hal ini
berarti bahwa produktivitas tergantung pada beberapa aspek yang tidak dapat diabaikan misalnya volume dan jarak angkut.
Koefisien regresi biaya pengangkutan x sebesar 2,24 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 biaya kayu yang diangkut,akan menyebabakan kenaikan
produktivitas sebesar 2,24 m3jam. Biaya berbanding lurus terhadap produktivitas yang berarti semakin besar volume kayu yang dingkut akan meningkatkan
produksi kerja. Sedangkan jarak ternyata berbanding terbalik dengan produktivitas yang berarti bahwa semakin jauh jarak kayu yang diangkut akan
menurunkan produktivitas kerja. Dengan R
2
sebesar 98,3 menyatakan bahwa produktivitas pengangkutan dipengaruhi oleh biaya pengangkutan sebesar 99,1 , sedangkan 1,7 lagi
dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya adalah spesifikasi alat ,keterampilan operator, waktu kerja pengangkutan, serta topografi.
Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Hubungan Produktivitas dengan Biaya Pengangkutan.
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F
hit
Sig. 1
Regression 0.546216 1 0.546216 733.7307 8.04E-13
Residual 0.009678 13
0.000744 Total
0.555893 14 Dari uji Anova atau F
test
diatas diperoleh F
hit
sebesar 733,7307. F
tab
pada taraf 0,05 F 0,05113 = 3,33 maka diperoleh Fhit Ftab, maka dapat diketahui
bahwa biaya pengangkutan tidak berpengaruh terhadap produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
Menurut muhdi et al 2004, semakin jauh jarak angkut yang ditempuh oleh pengangkutan maka produktivitas pengangkutan akan semakin rendah dan
sebaliknya jarak angkut yang semakin pendek akan memperbesar produktivitas pengangkutan. Pengaruh jarak angkut ini berhubungan dengan waktu tempuh
yang semakin tinggi bila jarak angkut semakin jauh produktivitas pengangkutan akan semakin besar bila volume kayu yang diangkut lebih besar, sebaliknya
produktivitas akan rendah bila volume kayu yang dihasilkan juga rendah. Biaya kayu yang diangkut akan mempengaruhi produktivitas, semakin
besar biaya pengangkutan, maka produktivitasnya juga semakin tinggi, namun biaya pengangkutan kecil, produktivitasnya juga akan semakin rendah.
Produktivitas pengangkutan juga diperngaruhi oleh keterampilan operator dalam mengemudikan truk, contohnya pada saat kondisi jalan tanjakan dapat
menyebabakan kerja pengangkutan semakin lambat yang juga akan mempengaruhi produktivitas kerja.
Cuaca juga merupakan faktor yang tidak mungkin dilupakan karena cuaca juga mempengaruhi kegiatan pengangkutan. Bila saat pengangkutan terjadi hujan
maka truk tidak akan dapat beroperasi.
Universitas Sumatera Utara
VI. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN