Kajian Stok Dan Ketidakpastian Sumber Daya Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla, Linnaeus 1758) Di PPN Karangantu

KAJIAN STOK DAN KETIDAKPASTIAN SUMBER DAYA
IKAN TETENGKEK (Megalaspis cordyla, Linnaeus 1758)
DI PPN KARANGANTU

NURUL IZATI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Stok Dan
Ketidakpastian Sumber Daya Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla, Linnaeus
1758) Di PPN Karangantu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Nurul Izati
NIM C24090039

ABSTRAK
NURUL IZATI. Kajian Stok dan Ketidakpastian Sumber Daya Ikan Tetengkek
(Megalaspis cordyla, Linnaeus 1758) di PPN Karangantu. Dibimbing oleh
ACHMAD FAHRUDIN dan RAHMAT KURNIA.
PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara) Karangantu terletak di Kecamatan
Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten. Salah satu ikan yang didaratkan adalah
ikan tetengkek. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui stok dari ikan
tetengkek dengan pendekatan parameter pertumbuhan, sebaran kelompok ukuran,
laju mortalitas dan laju eksploitasi serta analisis ketidakpastian penangkapan. Ikan
tetengkek (Megalaspis cordyla) merupakan hasil sampingan dari target utama
ikan pelagis kecil. Ikan tetengkek yang didapat selama penelitian memiliki
sebaran frekuensi panjang berkisar antara 200-355 mm. Hasil koefisien
pertumbuhan (K) untuk ikan tetengkek betina sebesar 0.2286 sedangkan jantan

0.2896. Hubungan panjang bobot yang diperoleh untuk ikan tetengkek betina
maupun jantan bersifat allometrik negatif. Laju eksploitasi ikan tetengkek sebesar
15.92%. Berdasarkan laju eksploitasi, penangkapan ikan tetengkek masih
mengalami underfishing, karena ikan tetengkek merupakan hasil tangkapan
sampingan (bycatch).
Kata kunci: Analisis Ketidakpastian, Pertumbuhan, Mortalitas, Eksploitasi
ABSTRACT
NURUL IZATI. Stock Assessment and Uncertainty of Torpedo scad (Megalaspis
cordyla, Linnaeus 1758) Resources in PPN Karangantu. Supervised by
ACHMAD FAHRUDIN and RAHMAT KURNIA.
PPN (Archipelago Fishery Port) Karangantu is located in Kasemen District,
Serang city, Banten Province. One of the fishes landed there is Torpedo Scad. The
purpose of this research are to assess the stock of the fish using biologi parameter
approach and the uncertainty using Monte Carlo model. Torpedo Scad
(Megalaspis cordyla) is a bycatch of the fishing gear dogol. Torpedo Scad that
was obtained during the research has distribution of length frequency range from
200 to 355 mm. It’s growth coefficients (K) for female and male is 0.2286 and
0.2896. Based on the relationship of Length and weight, female and male fish are
allometric negative. The exploitation rate of Torpedo Scad is 15.92%. Based on
the exploitation rate, Torpedo Scad catching is still underfishing, because of

Torpedo Scad is bycatch.
Password : Uncertainty Analysis, Growth, Mortality, Exploitation.

KAJIAN STOK DAN KETIDAKPASTIAN SUMBER DAYA
IKAN TETENGKEK (Megalaspis cordyla, Linnaeus 1758)
DI PPN KARANGANTU

NURUL IZATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


Judul Skripsi
Nama
NIM
Program Studi

: Kajian Stok Dan Ketidakpastian Sumber Daya Ikan Tetengkek
(Megalaspis cordyla, Linnaeus 1758) Di PPN Karangantu
: Nurul Izati
: C24090039

: Manajemen Sumber Daya Perairan

Disetujui oleh
Dosen Pembimbing

Dr Ir Achmad Fahrudin, M.Si
Pembimbing I

Tanggal Lulus:


-1 2 0 82 0 1 3

Judul Skripsi

: Kajian Stok Dan Ketidakpastian Sumber Daya Ikan Tetengkek
(Megalaspis cordyla, Linnaeus 1758) Di PPN Karangantu
Nama
: Nurul Izati
NIM
: C24090039
Program Studi : Manajemen Sumber Daya Perairan

Disetujui oleh
Dosen Pembimbing

Dr Ir Achmad Fahrudin, M.Si
Pembimbing I

Dr Ir Rahmat Kurnia, M.Si

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Yusli Wardiatno, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul “Kajian Stok Dan Ketidakpastian Sumber Daya Ikan Tetengkek
(Megalaspis cordyla, Linnaeus 1758) Di PPN Karangantu” ini dapat
diselesaikan. Skripsi disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada:

1. Dr Ir Achmad Fahrudin, M.Si dan Dr Ir Rahmat Kurnia, M.Si selaku
dosen pembimbing.
2. Dr Ir Yunizar Ernawati, M.S selaku dosen penguji dan Ir Agustinus M.
Samosir, M.Phil selaku dosen dari komisi pendidikan MSP.
3. Seluruh staff PPN Karangantu yang telah membantu selama pengumpulan
data.
4. Ayahanda Tumin Kardjadi dan ibunda Siti Nurhayati yang telah
memberikan doa, kasih sayang, dan nasehatnya kepada penulis. Kakanda
Adi Kurniawan, Amd, S.E dan Rina Afriani S.E, yang telah memberikan
dukungannya.
5. Seluruh staff Tata Usaha dan civitas MSP, teman-teman 46 (Icha, Ajeng,
Pia, Yucha, Nola, Devi, Ginna, Alin, Dwi, Putri, Mimi, Made, Santika,
dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu), MSP 44, MSP 45, MSP 47,
MSP 48, teman kosan Wisma Fahmeda (Arin, Mba Ardha, Ka Lina, Amy,
Dhini), teman asrama dan TPB saya (Mila, Lisa, Intan, Wulan, Fya, Upri,
Erin, Achi), serta sahabat saya (Utami Indriani, Aldilla, Ichwan, Irwan
Rudy P. dan Az Muftiar) atas segala doa, semangat dan dukungannya.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikkan di
masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
Bogor, 30 Juli 2013

Nurul Izati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..
PENDAHULUAN…………………………………………………………….
Latar Belakang………………………………………………………….......
Perumusan Masalah………………………………………………………..
Tujuan Penelitian……………………………………………………….......
Manfaat Penelitian………………………………………………………….
METODE………………………………………………………………….......
Bahan……………………………………………………………………….
Alat………………………………………………………………………….
Lokasi Penelitian……………………………………………………………
Pengumpulan Data………………………………………………………….
Analisis Data……………………………………………………………......
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………….....
Hasil………………………………………………………………………..
Pembahasan………………………………………………………………...

SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………..
Simpulan…………………………………………………………………....
Saran……………………………………………………………………..…
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
LAMPIRAN………………………………………………………………..…
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………..…

vi
vi
vi
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3

4
7
8
13
16
16
16
16
19
23

DAFTAR TABEL
1 Sebaran kelompok ukuran ikan tetengkek……………………………….. 9
2 Parameter pertumbuhan berdasarkan model Von Bertalanffy
(K, L∞, dan t0)………………………………………………………….... 11
3 Laju Mortalitas dan eksploitasi ikan tetengkek di PPN Karangantu……….… 12
4 Nilai statistik produksi ikan tetengkek periode 2008-2012…………………... 13

DAFTAR GAMBAR
1 Perumusan Masalah………………………………………………………... 1

2 Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla)…………………………………………… 2
3 Peta lokasi pengambilan contoh dan daerah penangkapan
ikan tetengkek ……………………………………………………………… 3
4 Komposisi hasil tangkapan ikan di PPN Karangantu……………………….. 8
5 Sebaran frekuensi panjang ikan tetengkek (Megalaspis cordyla)…………….. 8
6 Pergeseran modus frekuensi panjang ikan tetengkek betina
bulan Juni – November 2012………………………………………………….. 9
7 Pergeseran modus frekuensi panjang ikan tetengkek jantan
bulan Juni – November 2012………………………………………………… 9
8 Hubungan panjang-bobot ikan tetengkek betina di PPN Karangantu………... 10
9 Hubungan panjang bobot ikan tetengkek jantan di PPN Karangantu…… 10
10 Kurva pertumbuhan ikan tetengkek (Megalaspis cordyla) betina…………… 11
11 Kurva pertumbuhan ikan tetengkek (Megalaspis cordyla) jantan………........ 11
12 Hasil produksi ikan tetengkek……………………………………………....... 13
13 Diagram frekuensi produksi ikan tetengkek periode 2008-2012 yang
didaratkan di PPN Karangantu………………………………………………….

14

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Alat dan bahan yang digunakan……………………………………….. 19
Tabel Sebaran Frekuensi Panjang Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla) 19
Uji t nilai b hubungan panjang bobot ikan tetengkek betina Waktu
pengambilan contoh: Juni – November 2012………………………….. 20
Perhitungan pendugaan parameter pertumbuhan (K, L∞, dan t0)
ikan tetengkek………………………………………………………….. 21
Perhitungan pendugaan laju mortalitas total (Z), laju mortalitas
alami (M), laju mortalitas penangkapan (F), dan laju eksploitasi
(E) ikan tetengkek……………………………………………………… 22

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu merupakan salah satu
pelabuhan perikanan di Indonesia yang cukup berkembang. PPN Karangantu
terletak di Kecamatan Kasemen, Serang, Provinsi Banten. Ikan yang didaratkan di
PPN Karangantu antara lain ikan pelagis, ikan karang dan ikan demersal. Salah
satu sumber daya ikan yang didaratkan adalah ikan tetengkek.
Ikan tetengkek memiliki nama latin Megalaspis cordyla. Ikan tetengkek
adalah ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis. Harga ikan ini di TPI
PPN Karangantu sekitar Rp 15000/Kg. Ikan tetengkek dipasarkan dalam bentuk
segar dan beku. Ikan tetengkek tidak begitu terkenal dikhalayak umum, karena
ikan tetengkek merupakan hasil tangkapan sampingan dari ikan pelagis kecil. Alat
tangkap yang digunakan dalam penangkapan ikan tetengkek adalah dogol, bagan
apung, dan pancing. Alat tangkap yang dominan adalah dogol. Hasil tangkapan
ikan tetengkek setiap tahunnya fluktuatif. Hal ini menjadikan kajian stok dan
analisis ketidakpastian penting dilakukan agar dapat diperoleh informasi
mengenai kondisi sumber daya ikan tetengkek di Teluk Banten.
Perumusan Masalah
Penangkapan ikan tetengkek tanpa mempertimbangkan kelestarian sumber
daya ikan akan mengalami penurunan hasil tangkapan ikan tetengkek di Teluk
Banten. Ukuran panjang ikan yang semakin mengecil diduga sebagai penurunan
stok ikan tetengkek, sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat. Hasil tangkapan
dan ukuran ikan akan berpengaruh pada kesejahteraan nelayan. Intensitas
penangkapan serta lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap populasi
sumberdaya ikan di Teluk Banten. Hal ini mengindikasikan perlunya kajian
tentang sebaran frekuensi panjang, pertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi,
serta menganalisis ketidakpastian penangkapan. Berdasarkan kajian tersebut
dibuat upaya pengelolaan agar dapat menjamin kelestarian sumberdaya dan
kesejahteraan nelayan (Gambar 1).

Gambar 1. Perumusan Masalah

2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah menduga stok dengan batasan laju mortalitas dan
laju eksploitasi serta mengetahui tingkat ketidakpastian hasil tangkapan sumber
daya ikan tetengkek.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sumber daya ikan
tetengkek di PPN Karangantu terkait dengan laju mortalitas dan laju eksploitasi
serta analisis ketidakpastian penangkapan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
pengelolaan ikan tetengkek di Teluk Banten.

METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tetengkek yang di
daratkan di PPN Karangantu (Gambar 2). Klasifikasi ikan tetengkek menurut
Saanin (1984) adalah:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Pisces
Subkelas
: Teleostei
Ordo
: Perchomorphi
Subordo
: Perciformes
Famili
: Carangidae
Genus
: Megalaspis
Spesies
: Megalaspis cordyla
Nama Umum : Torpedo scad, Finny scad, Tetengkek (Indonesia)
Nama Lokal : Cengkurungan, Geronggong, Singkur, Serisi, Gronggong.

Gambar 2. Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Menurut www.fishbase.org ikan ini hidup di daerah tropis pada perairan
laut maupun payau dengan kisaran kedalaman 20-100 m dan berasosiasi dengan
karang dan biasanya membentuk gerombolan. Makanan utama ikan ini adalah
ikan. Tetengkek dapat tumbuh hingga mencapai panjang maksimum 80 cm tetapi
panjang umumnya adalah 45 cm. Ikan tetengkek mencapai kematangan gonad
pada ukuran 25 cm (Reuben et all 1992).

3
Ikan tetengkek mempunyai dua sirip punggung dengan jari-jari keras
berjumlah 9 buah dan jari-jari lemah sebanyak 18-20 buah. Ikan tetengkek
memiliki tubuh memanjang, agak gepeng dan seperti cerutu. Tubuh bagian atas
berwarna hijau keabuan, sedangkan bagian bawah berwarna putih keperakkan.
Ikan ini memiliki sirip dada, berbentuk sabit. Batang ekor ikan tetengkek kuat dan
kaku, karena pada bagian ini terdapat skut. (Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan
2013).
Alat
Alat yang digunakan dalam pengambilan data antara lain alat tulis, lembar
kerja, kertas kuisioner, kamera digital, penggaris dengan tingkat ketelitian 1 mm,
serta timbangan dengan tingkat ketelitian 10 gr.
Lokasi Penelitian
Lokasi pengambilan contoh di PPN Karangantu, Serang, Banten (Gambar
3). Pengambilan ikan contoh dilakukan pada 17 Juni 2012 hingga 25 November
2012. Pengambilan ikan contoh dilakukan pada selang satu bulan satu kali. Secara
keseluruhan pengambilan contoh dilakukan sebanyak 6 kali. Analisis ikan contoh
dilakukan di Laboraturium Biologi Perikanan, Departemen Manajemen Sumber
Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Gambar 3. Peta lokasi pengambilan contoh dan daerah penangkapan ikan tetengkek

Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer terdiri dari panjang total (mm), bobot basah
(gr), dan jenis kelamin ikan tetengkek. Metode pengambilan ikan contoh adalah
penarikan contoh acak sederhana (PCAS). Ikan contoh diambil secara acak dari
keranjang-keranjang ikan. Banyaknya contoh ikan yang diambil tergantung dari
hasil tangkapan ikan tetengkek dengan rata-rata 20% dari ikan yang didaratkan.
Kegiatan pengambilan data primer terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan lapang dan
kegiatan laboraturium. Pada kegiatan lapang dilakukan pengukuran panjang total
dan penimbangan bobot basah. Pada kegiatan laboraturium ikan tetengkek

4
dibedah untuk menentukan jenis kelamin dari ikan tersebut. Pengumpulan data
sekunder diperoleh dari KKP Karangantu Banten yang meliputi hasil tangkapan
ikan tetengkek di PPN Karangantu. Informasi lain yang terkait dengan penelitian
ini seperti daerah tangkapan, operasi penangkapan, biaya operasi penangkapan
didapatkan dari hasil wawancara terhadap nelayan dan pihak PPN Karangantu.
Analisis Data
Sebaran Frekuensi Panjang
Data frekuensi panjang yang dikaji adalah data panjang total ikan
tetengkek. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan selang kelas, nilai tengah
dan frekuensi dari masing-masing selang kelas.
Sebaran panjang yang ditentukan dalam selang kelas panjang kemudian
diplotkan dalam sebuah grafik, sehingga dapat terlihat sebaran kelas panjang.
Pergeseran sebaran frekuensi panjang menggambarkan jumlah kohort yang ada
dan perubahan posisi ukuran panjang kelompok yang sama.
Identifikasi Kelompok Ukuran
Menurut Pauly (1982), metode pemisahan kelompok ukuran dilakukan
dengan cara mengidentifikasi contoh ikan yang mewakili interval waktu yang
diketahui. Metode ini umumnya melibatkan pemisahan contoh panjang frekuensi
menjadi beberapa bagian yang normal dengan metode grafik atau dengan
menggunakan program NORMSEP. Sebaran frekuensi panjang dikelompokkan ke
dalam beberapa kelompok umur yang menyebar dengan nilai rata-rata panjang
dan simpangan baku pada masing-masing kelompok umur (Gayanilo et al, 1994
in Fandri 2012).
Menurut Boer (1996), jika fi adalah frekuensi ikan dalam kelas panjang kei (i = 1,2,3,…., N), µ j adalah rata-rata panjang kelompok umur ke-j dan pj adalah
proporsi ikan dalam kelompok umur ke – j (j=1,2,3,…,G), maka fungsi objektif
yang digunakan untuk menduga { ̂ ̂ ̂ } adalah fungsi kemungkinan
maksimum (maksimum likelihood function) :




dan



yang merupakan fungsi kepekatan sebaran normal dengan nilai tengah
dan
simpangan baku . xi adalah titik tengah kelas panjang ke-i. Fungsi objektif L
ditentukan dengan cara mencari turunan pertama L masing – masing terhadap
sehingga diperoleh dugaan ̂ ̂
̂ yang akan digunakan untuk
menduga parameter pertumbuhan.
Hubungan Panjang Bobot
Menurut Effendie (1979), hubungan panjang-bobot ikan mengikuti rumus :
W=

5
W adalah Berat (gr), L adalah Panjang (mm), α adalah intersep dan β
adalah slope. Nilai α dan β diduga dari bentuk linier persamaan diatas yaitu :
Log W = Log a + b Log L
Analisis regresi dengan Log W sebagai “y” dan Log L sebagai “x”, maka
̂
didapatkan regresi sebagai berikut:
,n adalah ukuran contoh. Konstanta b diduga dengan b1 dan
konstanta a diduga dengan
. Sedangkan b1 dan b0 masing – masing dihitung
dengan :





dan



̅

̅



Interpretasi dari hubungan panjang dan bobot dapat dilihat berdasarkan
nilai konstanta b yaitu dengan hipotesis :
1. H0:
= 3, hubungan isometrik (pola pertumbuhan panjang sama
dengan pola pertumbuhan bobot)
2. H1: ≠ 3, hubungan allometrik
Pola pertumbuhan allometrik terbagi menjadi dua yaitu b3 allometrik
positif (pola pertumbuhan berat lebih dominan).
Selanjutnya untuk menguji hipotesis tersebut digunakan statistik uji
sebagai berikut :
thitung = |

|

adalah



, yang dapat dihitung

b1 adalah Nilai b (dari hubungan panjang bobot) dan b0 adalah 3.
simpangan baku dugaan b1 atau b yang dihitung dengan :


Sedangkan s2 adalah kuadrat tengah sisa sebagai penduga
dengan :










Selanjutnya nilai thitung bandingkan dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan
95%. Kaidah keputusan yang diambil adalah jika thitung>ttabel maka tolak hipotesis
nol (H0) dan jika thitung ttabel maka tolak hipotesis nol (H0), hal ini dikarenakan nilai b
kurang dari 3 maka dapat dikatakan bahwa pola pertumbuhan adalah
allometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih dominan dibandingkan
pertumbuhan bobot) pada selang kepercayaan 95%.

21
Lampiran 4. Perhitungan pendugaan parameter pertumbuhan (K, L∞, dan
t0) ikan tetengkek.
t
1
2
3

Lt
227.6
257.6
287.6
305

Lt+1
257.6
287.6
305

Ln(Linv-Lt)
5.0295
4.81102
4.53106

L(t+1)-Lt
30
30
17.4

Parameter regresi I
Intersep (a)

79.896

Slope (b)

0.79

K = -Ln b = -Ln 0.79=0.2357

Paramerter regresi II
Intersep (a)
Slope (b)

5.2889
-0.2942

Persamaan Paully
Log (-t0) = -0.3992-0.257 Log L∞-1.308 Log K
= -0.3992-0.257 Log 380.4571 -1.308 Log 0.2357
= -0.4508
-t0
= 0.3541
t0
= -0.3541

22
Lampiran 5. Perhitungan pendugaan laju mortalitas total (Z), laju mortalitas
alami (M), laju mortalitas penangkapan (F), dan laju eksploitasi
(E) ikan tetengkek.
SK

Fi

t(L,1)

Δt

t((L1+L2)/2) Ln(C(L1,L2)/Δt)

200-217

26

2.8101

0.4197

3.0148

4.1262

218-235

22

3.2559

0.4689

3.4839

3.8484

236-253

27

3.7541

0.5311

4.0113

3.9286

254-271

17

4.3186

0.6125

4.6138

3.3235

272-289

27

4.9700

0.7232

5.3162

3.6198

290-307

32

5.7399

0.8831

6.1585

3.5900

308-325

22

6.6812

1.1343

7.2105

2.9650

326-343

4

7.8927

1.5875

8.6126

0.9241

344-361

3

9.5950

2.6638

10.7212

0.1188

23

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan dari pasangan Tumin Kardjadi dan Siti Nurhayati di
Depok pada tanggal 26 November 1991 sebagai putri ketiga dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal dijalani penulis berawal dari TK Bina Putra (1996-1997), SDN
Depok Baru 2 (1997-2003), SMPN 9 Depok (2003-2006), SMA Sejahtera 1
Depok (2006-2009). Pada tahun 2009 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur USMI, kemudian diterima di Departemen Manajemen Sumber
Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Selain mengikuti perkuliahan, penulis aktif di organisasi kemahasiswaam
Himpunan Profesi Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan (HIMASPER)
sebagai anggota divisi Advocation (2011/2012). Penulis juga turut aktif mengikuti
seminar maupun berpartisipasi dalam berbagai kepanitiaan di lingkungan kampus
IPB.