Potensi Ruang Terbuka Hijau Dua Perumahan di Kecamatan Bogor Barat untuk Konservasi Eks-Situ

1

POTENSI RUANG TERBUKA HIJAU DUA PERUMAHAN DI KECAMATAN
BOGOR BARAT UNTUK KONSERVASI EKS-SITU

SITI LUTFIYAH AZIZAH

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

i

ABSTRAK
SITI LUTFIYAH AZIZAH. Potensi Ruang Terbuka Hijau Dua Perumahan di Kecamatan Bogor Barat untuk
Konservasi Eks-Situ. Dibimbing oleh SULISTIJORINI dan RACHMAD HERMAWAN.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) perumahan berpotensi sebagai lahan konservasi eks-situ bagi plasma
nutfah. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi keragaman vegetasi ruang terbuka hijau pada dua
perumahan (Griya Melati dan Pakuan Regency) di Kecamatan Bogor Barat untuk konservasi eks-situ. Metode

eksploratif digunakan untuk mengamati RTH yang diakses publik dan metode penentuan acak (random sample)
untuk mengamati RTH yang diakses pribadi (pekarangan rumah). Wawancara para penduduk dan pengurus
perumahan dijadikan sebagai data pendukung penelitian. Jumlah dan keragaman tanaman di perumahan Griya
Melati lebih banyak daripada di perumahan Pakuan Regency. Faktor penyebabnya seperti waktu tinggal di
perumahan, peraturan yang berlaku, dan interaksi penduduk dengan RTH perumahan. Terdapat tanaman yang
dilindungi sebanyak 14 spesies (CITES), 8 spesies (IUCN), atau 2 spesies (PP No. 7 Tahun 1999) pada RTH
perumahan. Kesadaran akan pentingnya konservasi eks-situ pada tiap orang merupakan salah satu faktor penting
adanya variasi jumlah dan keragaman tanaman di RTH perumahan. Semakin tinggi kesadaran seseorang dalam
melestarikan tanaman, semakin tinggi pula interaksinya dengan tanaman. Hal ini menyebabkan wawasan
tentang konservasi akan bertambah dan menjadikan konservasi eks-situ sebagai salah satu bentuk pelestarian
plasma nutfah, khususnya yang terancam punah.
Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, perumahan, konservasi eks-situ

ABSTRACT
SITI LUTFIYAH AZIZAH. The Potential of Green Open Space of Two Housing in West Bogor Subdistrict for
Ex-Situ Conservation. Supervised by SULISTIJORINI and RACHMAD HERMAWAN.
Green Open Space (GOS) of housing is potential for ex-situ conservation. This study aims to determine
the diversity potential of GOS vegetation on two housings (Griya Melati Housing and Pakuan Regency) in West
Bogor District for ex-situ conservation. Exploratory method was used to observe GOS for public and random
sample method for GOS on home gardens. The residents and housing officials interviews were used to support

the research data. The number and diversity of GOS plants in Griya Melati were bigger than Pakuan Regency. It
was because of the residence time in the housing, housing regulations, and residents interaction with GOS
plants. There were 14 species (CITES), 8 species (IUCN), or 2 species (PP No.7 Year 1999) of protected plants
that found on GOS. Awareness of the importance of ex-situ conservation of each person is one of important
factor in variations in the number and diversity of GOS plants of housing. The higher a person's awareness in
preserving plant, the higher the interaction with the plant. This leads to increase the insights on conservation and
make the ex-situ conservation as a form of preservation of germplasm, particularly endangered plants.
Keywords: Green Open Space, housing, ex-situ conservation

ii

POTENSI RUANG TERBUKA HIJAU DUA PERUMAHAN DI KECAMATAN
BOGOR BARAT UNTUK KONSERVASI EKS SITU

SITI LUTFIYAH AZIZAH

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

iii

Judul
Nama
NIM
Departemen

: Potensi Ruang Terbuka Hijau Dua Perumahan di Kecamatan Bogor Barat
untuk Konservasi Eks-Situ
: Siti Lutfiyah Azizah
: G34080021
: Biologi FMIPA IPB


Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Sulistijorini, M. Si
NIP. 19630920 198903 2 001

Dr. Ir. Rachmad Hermawan, M. Sc. F
NIP. 19670504 199203 1 004

Mengetahui,
Ketua Departemen Biologi FMIPA

Dr.Ir.Ence Darmo Jaya Supena, M.Si.
NIP. 19641002 198903 1 002

Tanggal Lulus :

iv


PRAKATA
Alhamdulillahi Robbil „aalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT sang Maha
Kuasa sehingga atas izinNya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Potensi Ruang Terbuka
Hijau Dua Perumahan di Kecamatan Bogor Barat untuk Konservasi Eks-Situ.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sulistijorini, M. Si. selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Dr. Ir. Rachmad Hermawan M. Sc. F selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
saran, dan arahan selama penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak pengembang
dan para pengurus perumahan Griya Melati dan Pakuan Regency, Bogor Barat yang telah membantu dalam
proses pengumpulan data penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih juga kepada kedua orang tua dan keluarga
atas dukungan moril, materi, dan doa yang diberikan, Arina, Eka, Ichi, Iqbal, Nadita, Najmi, Rafika, dan Zuhay
yang membantu selama proses penelitian dan pengolahan data, teman-teman spesial dari LC dan Biologi 45 atas
dukungan dan semangatnya selama ini, Alfa, Aufa, Bayu, Dimas, Mutia, dan Sola, serta keluarga besar FIM
Bogor dan pusat yang selalu menyemangati selama proses pelaksanaan karya ilmiah sehingga dapat berjalan
dengan lancar.
Terima kasih kepada semua pihak yang tidak mampu disebutkan satu persatu yang telah membantu
selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan. Semoga karya ilmiah ini dapat
memberi solusi pada masalah yang ada dan bermanfaat bagi orang yang mengetahuinya.
Bogor, Mei 2013


Siti Lutfiyah Azizah

v

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta Selatan pada tanggal 07 Agustus 1989 sebagai anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Drs. H. Nemin Aminuddin, SH. MH. dan Ibu Dra. Hj. Manzilah. Penulis lulus
dari Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Modern Husnul Khotimah Kuningan pada tahun 2008. Penulis
melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK dan diterima pada program major Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama studi di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama
Islam tahun 2011. Penulis juga aktif dalam kegiatan non akademik, antara lain di UKM Ilmiah Forum for
Scientific Studies (FORCES) IPB, Ketua Asrama 1 TPB IPB, KAMMI IPB, BEM KM IPB, Forum Indonesia
Muda (FIM), LSM Aliansi Selamatkan Anak Indonesia (ASA), dan Forum Lingkar Pena (FLP) Bogor selama
2008-2013. Penulis pernah menjuarai beberapa kompetisi tingkat nasional seperti penghargaan medali perak
PKMM pada PIMNAS 2011 dan lain-lain. Penulis juga lolos seleksi dan menjadi delegasi kampus pada Forum
Indonesia Muda 10, dan delegasi Indonesia pada International Youth Forum 2011 di Tana Toraja, Indonesia
serta International Youth Forum 2012 di New Delhi, India.
Pada saat studi, penulis melakukan Studi Lapangan pada bulan Juli 2010 di Kawasan Cagar Alam
Pananjung Pangandaran, Jawa Barat dengan judul makalah “Habitat Rafflesia patma di Cagar Alam Pananjung

Pangandaran”. Selain itu, penulis juga melaksanakan Praktik Lapangan di WWTP HPC Liquid PT Unilever Tbk
selama Juli - Agustus 2011 dengan judul “Kemampuan Multikultur Mikroorganisme WWTP Skin dalam
Menurunkan Kadar Detergen Aktif (DA) pada Limbah Cair Shampo”.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................... vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................................................................
1
Tujuan Penelitian .................................................................................................................................
1
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ...............................................................................................................................
1
Alat .......................................................................................................................................................

1
Penentuan dan Pengamatan Vegetasi ...................................................................................................
1
Identifikasi Vegetasi Tanaman RTH Perumahan .................................................................................
1
Pembuatan dan Penyebaran Kuisioner dan Wawancara ......................................................................
2
HASIL
Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ......................................................................................................
2
Hasil Identifikasi Tanaman RTH Perumahan ......................................................................................
2
Interaksi Penduduk Perumahan dengan RTH Perumahan ...................................................................
3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................................
5
SIMPULAN ....................................................................................................................................................
8
SARAN ...........................................................................................................................................................
8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................................
8
LAMPIRAN .................................................................................................................................................... 10

7

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Halaman

Jumlah spesies tanaman pekarangan tiap rumah .......................................................................................
3
Tanaman yang dilindungi dan terdapat di perumahan ...............................................................................
4
Fungsi pekarangan rumah ..........................................................................................................................
4
Pemanfaatan tanaman berdasarkan kelompok tanaman di pekarangan rumah .........................................
4
Alasan pemilihan tanaman pekarangan rumah ..........................................................................................
5
Wawasan penduduk terhadap jenis tanaman RTH di fasilitas publik .......................................................
5
Fungsi tanaman RTH perumahan ..............................................................................................................
5
Perbandingan usia dan jenis kelamin penduduk ........................................................................................ 46
Perbandingan tingkat pendidikan penduduk .............................................................................................. 46
Perbandingan pekerjaan penduduk ............................................................................................................ 46
Perbandingan besar penghasilan penduduk ............................................................................................... 46

DAFTAR GAMBAR

1

Halaman
Peta lokasi penelitian di Kecamatan Bogor Barat .................................................................................... 11

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Halaman
Peta lokasi penelitian ................................................................................................................................. 11
Kuisioner penduduk perumahan ................................................................................................................ 12
Kuisioner pihak pengembang/pengurus perumahan .................................................................................. 15
Hasil identifikasi vegetasi ruang terbuka hijau dua perumahan di Bogor Barat ....................................... 16
Karakteristik penduduk perumahan ........................................................................................................... 46

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan kebutuhan manusia terhadap
tempat tinggal menyebabkan ruang terbuka
hijau (RTH) menurun, khususnya jika
ditinjau dari segi ekologi. Salah satu dampak
penurunan RTH yaitu dapat menyebabkan
berkurangnya plasma nutfah (Saputra 2009).
Oleh karena itu, adanya RTH dalam sebuah
perumahan menjadi hal yang sangat penting.
Ruang terbuka hijau adalah area tempat
tumbuh tanaman berupa jalur memanjang
atau mengelompok yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, baik yang tumbuh
alami maupun disengaja (DPU 2008). Luas
RTH yang ada dalam UU No. 26 tahun 2007
tentang penataan ruang adalah minimal 30 %
dari luas wilayah yang ada dengan proporsi
20 % adalah RTH publik (Hastuti 2011).
Fungsi RTH sendiri pada daerah perumahan
yaitu berupa manfaat fisik seperti sarana
kesehatan, pengatur iklim, perlindungan,
penyediaan air tanah (hidrologis), dan
pencegah erosi (orologis), manfaat psikis,
dan manfaat sosial ekonomi (Purwanto
2007).
Berdasarkan
kepemilikannya,
RTH
terbagi ke dalam dua macam, yaitu RTH
publik dan RTH privat. Kawasan perumahan
merupakan RTH privat yang terdiri dari
RTH berupa fasilitas-fasilitas publik dan
pekarangan rumah (Purwanto 2007). Secara
umum, bentuk RTH pada perumahan dapat
berupa lahan kawasan hutan atau non
kawasan hutan seperti taman, jalur hijau,
lahan pekarangan, kebun campuran, atau
penghijauan di atap dan samping bangunan
(Hastuti & Utami 2008).
Salah satu fungsi RTH perumahan yang
bisa dikembangkan adalah peranannya untuk
konservasi eks-situ. Konservasi eks-situ
mampu dijadikan dasar preservasi dan
introduksi spesies, khususnya spesies yang
terancam punah (Ziqiang et al. 2007).
Konservasi eks-situ juga mampu mereduksi
erosi spesies tanaman pertanian yang
penting bagi kehidupan masa kini (Dennis et
al. 2007). Namun sayangnya, hingga saat ini
peluang RTH untuk konservasi eks-situ
masih belum dimanfaatkan secara optimal,
termasuk RTH pada perumahan.
Perumahan Griya Melati dan Pakuan
Regency terletak di Kecamatan Bogor Barat,
Kota Bogor. Luas perumahan Griya Melati
adalah 5,5 Ha, sementara luas perumahan
Pakuan Regency adalah 32 Ha. Berdasarkan
penelitian pendahuluan, kedua perumahan

ini memiliki perbedaan dalam segi
karakteristik sosial dan ekonomi. Perumahan
Pakuan Regency memiliki aksesibilitas dan
nilai aset yang lebih tinggi daripada
Perumahan Griya Melati. Hal ini dapat
berimplikasi pada perbedaan perilaku
konservasi dan kesadaran akan pentingnya
vegetasi RTH yang ditunjukkan oleh
penduduk masing-masing perumahan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui
potensi keragaman vegetasi ruang terbuka
hijau pada dua perumahan di Kecamatan
Bogor Barat untuk konservasi eks-situ.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan JuliSeptember
2012.
Pengambilan
data
dilakukan di kawasan RTH perumahan
Griya Melati dan perumahan Pakuan
Regency, Bogor Barat (Lampiran 1).
Alat
Alat yang digunakan selama penelitian
antara lain buku identifikasi tanaman,
kamera digital, perlengkapan pembuatan
herbarium, alat tulis, dan kuisioner untuk
penduduk perumahan (Lampiran 2) dan
pihak
pengembang
atau
pengurus
perumahan (Lampiran 3).
Metode Penelitian
Penentuan dan Pengamatan Vegetasi
Pengamatan pada RTH yang diakses
publik yaitu pada jalur hijau sempadan jalan
dan sungai, pulau jalan, taman-taman umum,
dan fasilitas umum perumahan dengan
menggunakan metode eksploratif. Setiap
tanaman yang berada dalam RTH
diidentifikasi dan dicatat nama spesiesnya.
Pengamatan pada RTH yang diakses
pribadi dilakukan di pekarangan rumah
penduduk dengan metode penentuan acak
(random sample) sebanyak 50 rumah per
perumahan. Data tanaman yang didapatkan
pada RTH meliputi nama spesies, fungsi,
pemanfaatan, dan letak tanaman tersebut.
Identifikasi Vegetasi RTH Perumahan
Identifikasi vegetasi dilakukan dengan
menggunakan buku acuan identifikasi.
Identifikasi dilakukan berdasarkan Soerjani
et al. (1987), Backer & Brink Jr (1963),
Ratnasari (2008), Lestari & Kencana (2008),
dan Hasim (2009).

2

Pembuatan dan penyebaran Kuisioner
dan Wawancara
Wawancara dan kuisioner dilakukan
secara bersamaan dengan menggunakan
kuisioner yang telah dibuat dan dilakukan
secara acak pada penduduk perumahan dan
pihak
pengembang
atau
pengurus
perumahan. Sampel rumah tangga yang
diambil yaitu sebanyak 50 responden per
perumahan.
Wawancara dan kuisioner dijadikan
sebagai data pendukung dalam mengetahui
fungsi dan potensi RTH sebagai lahan untuk
konservasi eks-situ.

HASIL
Deskripsi umum lokasi penelitian
Perumahan Griya Melati dan Pakuan
Regency terletak di Kecamatan Bogor Barat.
Luas perumahan Griya Melati adalah 5,5 Ha,
yang terdiri atas Blok A (A1-A7), Blok B
(B1-B4), Blok C (C1-C5), dan Blok D (D1D4). Fasilitas publik yang merupakan RTH
di perumahan ini antara lain jalur hijau
sempadan jalan selebar 3-5 m, pulau jalan
seluas 15 m2, jalur hijau sempadan sungai
buatan selebar 2 m, 9 taman umum yang
berada di tiap RT perumahan seluas 200-400
m2 per taman, 1 buah apotek hidup seluas 16
m2, lapangan olahraga seluas 300 m2, taman
mesjid seluas 9 m2, dan rumah pengelolaan
kompos (rumpos) seluas 100 m2. Akses
perumahan ini terletak menuju CIFOR dan
dekat dengan terminal Bubulak.
Luas perumahan Pakuan Regency adalah
32 Ha yang terdiri atas 9 kluster, yaitu 3
kluster yang sudah ditempati (Kluster
Lingga Buana, Jaya Dewata, dan Wastu
Kencana),
2
kluster
dalam
tahap
pembangunan (Kluster Subanglarang dan
Rara Santang), dan 4 kluster belum
dibangun (masih berupa lahan kosong dan
dijadikan lahan garapan sementara). Kluster
Lingga Buana memiliki 7 blok dengan 178
unit rumah, Kluster Jaya Dewata memiliki
15 blok dengan 138 unit rumah, dan Kluster
Wastu Kencana memiliki 9 blok dengan 139
unit rumah. Fasilitas publik yang merupakan
RTH di perumahan ini antara lain jalur hijau
sempadan jalan berupa jalan utama
sepanjang 1,5 km dan tepi jalan selebar 3 m,
taman umum seluas 340 m2 per blok,
lapangan olahraga seluas 650 m2, dan taman
mushola seluas 20 m2. Akses perumahan ini
terletak dekat IPB dan fasilitas-fasilitas
umum kecamatan.

Hasil
identifikasi
tanaman
RTH
perumahan
Total tanaman yang ditemukan di
Perumahan Griya Melati dan Pakuan
Regency sebanyak 591 spesies (119 famili),
yaitu 459 spesies (106 famili) pada
perumahan Griya Melati dan 326 spesies (58
famili) pada perumahan Pakuan Regency.
Tanaman yang ditemukan di fasilitas publik
Perumahan Griya Melati dan Pakuan
Regency sebanyak 274 spesies (96 famili),
yaitu 241 spesies (89 famili) pada
perumahan Griya Melati dan 73 spesies (38
famili) pada perumahan Pakuan Regency
(Lampiran 4).
Berdasarkan Tabel 1, jumlah tanaman
yang ditemukan di pekarangan penduduk
Perumahan Griya Melati dan Pakuan
Regency sebanyak 1660 tanaman, (469
spesies, 99 famili), yaitu 896 tanaman (323
spesies, 84 famili) pada perumahan Griya
Melati dan 766 tanaman (291 spesies, 79
famili) pada perumahan Pakuan Regency.
Jumlah spesies tanaman terendah di
pekarangan penduduk adalah 4 tanaman
pada perumahan Griya Melati dan 2 tanaman
pada
perumahan
Pakuan
Regency.
Sementara itu, jumlah spesies tanaman
tertinggi di pekarangan penduduk adalah 60
tanaman pada perumahan Griya Melati dan
32 tanaman pada perumahan Pakuan
Regency (Lampiran 4).
Famili terbanyak yang ada di kedua
perumahan yaitu Araceae sebanyak 72
spesies, yaitu 20 spesies pada RTH yang
diakses publik dan 68 spesies pada
pekarangan penduduk. Sementara genus
terbanyak yang ada di kedua perumahan
berturut-turut yaitu Aglaonema (19 spesies),
Philodendron (18 spesies), Codiaeum (15
spesies), Sansevieria (15 spesies), dan
Dracaena (12 spesies) (Lampiran 4).
Tanaman yang tergolong Appendix II
berdasarkan CITES terdapat 14 spesies.
Berdasarkan The IUCN Red List, status
kelangkaan Endangered (E) terdapat 2
spesies, 3 spesies berstatus Vulnerable (V), 3
spesies berstatus Near Threatened (NT), 20
spesies berstatus Least Concern (LC), 5
spesies berstatus Data Deficient (DD), dan
558 spesies masih dikategorikan Not
Evaluated (NE). Tanaman yang tergolong
dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun
1999 terdapat 2 spesies (Tabel 2).

3

Tabel 1 Jumlah spesies tanaman pekarangan
tiap rumah
Rumah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Rata-rata
Total

Jumlah Spesies Tanaman
Pekarangan
Griya
Pakuan
Melati
Regency
14
6
11
14
18
24
7
20
14
15
40
10
45
19
13
15
36
13
8
16
18
19
27
29
28
4
4
30
21
32
5
5
11
15
10
18
21
18
11
4
11
21
10
4
19
15
20
14
20
18
43
20
22
22
19
24
9
13
32
10
8
10
6
28
12
11
13
12
11
18
13
2
14
25
10
15
8
60
13
18
13
6
27
13
11
29
19
4
13
10
24
8
15
4
28
5
9
31
16
16
17.92
15.32
896
766

Interaksi penduduk perumahan dengan
RTH perumahan
Adanya interaksi penduduk perumahan
dapat menentukan tingkat potensi RTH
perumahan untuk konservasi eks-situ, antara

lain: fungsi vegetasi dan pemanfaatannya,
alasan pemilihan tanaman yang ditanam,
wawasan penduduk terhadap spesies,
kebutuhan, dan fungsi tanaman RTH, serta
potensi penerapan fungsi konservasi eks-situ
pada RTH perumahan.
Fungsi vegetasi pada fasilitas publik di
perumahan Griya Melati dan Pakuan
Regency antara lain: peneduh, estetika,
konservasi air dan eks-situ, serta pagar
pembatas dengan wilayah luar perumahan.
Vegetasi yang ditanam cenderung sama
antar blok.
Fungsi vegetasi pada pekarangan rumah
di kedua perumahan mayoritas untuk
menanam tanaman, yaitu 39,02 % pada
perumahan Griya Melati dan 40,86 % pada
perumahan Pakuan Regency. Hasil yang
berbeda diperoleh pada perumahan Pakuan
Regency, yaitu fungsi RTH sebagai pagar
hidup sebesar 10,75 % (Tabel 3) sementara
tidak terdapat fungsi tersebut pada
perumahan Griya Melati.
Pemanfaatan tanaman pekarangan dapat
dilihat berdasarkan kelompok tanaman yang
ditanam penduduk atau pihak pengembang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tanaman pekarangan rumah pada kedua
perumahan didominasi tanaman hias yaitu
34,53 % pada Griya Melati dan 32 % pada
Pakuan Regency (Tabel 4).
Alasan pemilihan spesies tanaman RTH
pada pekarangan rumah kedua perumahan
didominasi dengan banyaknya manfaat
tanaman
bagi
pemiliknya.
Adanya
penanaman yang dilakukan orang lain,
seperti anggota keluarga yang hanya
menginap sementara, menunjukkan pemilik
tanaman tersebut tidak terlalu peduli dengan
spesies tanaman yang ditanam di rumahnya
(Tabel 5).
Sebagian besar penduduk Griya Melati
dan Pakuan Regency hanya mengetahui 20 spesies tanaman di
jalur hijau (8 %). Di sisi lain, penduduk
Griya Melati juga lebih banyak yang
mengetahui >20 spesies RTH pada fasilitas
umum daripada penduduk Pakuan Regency
(Tabel 6).
Mayoritas penduduk Griya Melati
menyatakan bahwa kebutuhan tanaman RTH
pada jalur hijau (64 %) dan fasilitas umum
(60 %) sudah memadai. Di sisi lain, menurut
mayoritas penduduk Pakuan Regency,
kebutuhan tanaman RTH pada jalur hijau

4

sudah memadai (60 %) namun pada fasilitas
umum dianggap belum memadai (46 %).
Kebutuhan akan RTH dapat dilihat dari
fungsi tanaman RTH. Fungsi tanaman RTH
sebagai sarana estetika saja merupakan
pendapat sebagian besar penduduk Griya
Melati (42,16 %) dan Pakuan Regency
(42,55 %). Selain itu, penduduk Griya
Melati juga memiliki pendapat lain terhadap
fungsi RTH yaitu sebagai sarana untuk

bersosialisasi dengan penduduk lainnya
sebesar 5,88 % (Tabel 7). Sementara itu
fungsi RTH sebagai sarana konservasi ekssitu hanya sebesar 5,88 % pada penduduk
Griya Melati dan 3,19 % pada penduduk
Pakuan Regency. Namun, mayoritas
penduduk perumahan Griya Melati (82 %)
dan Pakuan Regency (62 %) menyatakan
bahwa RTH memang berpotensial untuk
dijadikan sarana konservasi eks-situ.

Tabel 2 Tanaman yang dilindungi dan terdapat di perumahan
Nama Latin

CITES
Appendix II
Appendix II
Appendix II
Appendix II
Appendix II
Appendix II
Tidak Terdaftar
Appendix II
Appendix II
Tidak Terdaftar
Appendix II
Appendix II
Appendix II
Appendix II

Arachnis flos-aeris L.
Cereus peruvianus
Chamaecereus sylvestri
Cleistocactus baumanii
Cycas revoluta
Cycas rumphii Miq.
Delonix regia
Dendrobium affine
Dendrobium phalaenopsis
Dimocarpus longan
Epiphyllum oxypetalum
Euphorbia pulcherrima
Euphorbia tirucalli
Euphorbia trigonum
Hylocereus undatus
(Haw.) Brit. Et Rose
Livistonia australis
Philodendron rugosum
Pinus merkusii
Pleomele forbesii D. Eickhoff
Pterocarpus indicus Willd.
Swietenia mahagoni (L.) Jacq.

Status Kelangkaan
IUCN
PP No. 7 Tahun 1999
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Near Threatened
Tidak Terdaftar
Vulnerable
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Terdaftar
Near Threatened
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar

Appendix II

Tidak Terdaftar

Tidak Terdaftar

Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Appendix II

Tidak Terdaftar
Near Threatened
Vulnerable
Endangered
Vulnerable
Endangered

Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar
Tidak Terdaftar

Tabel 3 Fungsi pekarangan rumah
Fungsi Pekarangan
Tempat menanam tanaman
Memperindah rumah
Tempat bermain anak
Tempat berkumpul keluarga
Fungsi lain
Pagar hidup
Total

Perumahan Griya Melati
Responden (%)
39,02
26,84
17,07
14,63
2,44
100

Perumahan Pakuan Regency
Responden (%)
40,86
31,18
11,83
5,38
10,75
100

Tabel 4 Pemanfaatan tanaman berdasarkan kelompok tanaman di pekarangan rumah
Kelompok Tanaman
Tanaman hias
Tanaman buah
Tanaman bumbu/ rempah
Tanaman obat
Tanaman sayur
Tanaman penghasil pati
Total

Perumahan Griya Melati
Rumah (%)
34,53
27,34
12,95
12,95
9,35
2,88
100

Perumahan Pakuan Regency
Rumah (%)
32
30,67
15,33
8
10,67
3,33
100

5

Tabel 5 Alasan pemilihan tanaman pekarangan rumah
Perumahan Griya Melati
Responden (%)
46,67
23,33
18,34
5
3,33
3,33
100

Alasan Pemilihan Tanaman
Manfaat banyak
Mudah ditanam
Hobi/keinginan semata
Alasan lain
Biaya murah
Cepat menghasilkan
Total

Perumahan Pakuan Regency
Responden (%)
40,62
28,13
18,75
1,56
6,25
4,69
100

Tabel 6 Wawasan penduduk terhadap spesies tanaman RTH di fasilitas publik
Jumlah Spesies
Tanaman
< 5 spesies
5-10 spesies
10-20 spesies
>20 spesies
Tidak tahu
Total

Perumahan Griya Melati
Jalur Hijau
Fasilitas Umum
Responden (%)
Responden (%)
40
38
32
34
12
4
8
8
8
16
100
100

Perumahan Pakuan Regency
Jalur Hijau
Fasilitas Umum
Responden (%) Responden (%)
52
52
28
34
12
2
2
8
10
100
100

Tabel 7 Fungsi tanaman RTH perumahan
Fungsi
Estetika
Pengatur iklim lokal
Konservasi air
Konservasi eks-situ
Fungsi lain
Total

Perumahan Griya Melati
Responden (%)
42,16
32,35
13,73
5,88
5,88
100

PEMBAHASAN
Tanaman di perumahan Griya Melati
lebih banyak daripada perumahan Pakuan
Regency, yaitu 241 spesies pada RTH yang
diakses publik dan 896 tanaman (323
spesies) pada pekarangan rumah. Tanaman
di perumahan Pakuan Regency sebanyak 73
spesies pada RTH yang diakses publik dan
766 tanaman (291 spesies) pada pekarangan
rumah. Perbedaan spesies tanaman RTH
yang cukup besar terjadi karena berbagai
macam faktor seperti waktu tinggal
perumahan, peraturan yang berlaku, dan
interaksi penduduk dengan RTH yang ada.
Menurut Hajar (2009), lamanya mukim
suatu penduduk dapat memengaruhi jumlah
dan keanekaragaman tanaman yang ditanam
di tempat tinggalnya tersebut. Perumahan
Griya Melati (tahun 2003) ditempati lima
tahun lebih lama daripada Pakuan Regency
(tahun 2008). Hal ini memungkinkan
terjadinya jumlah tanaman yang lebih
banyak dan keragaman tanaman RTH yang
lebih tinggi di Perumahan Griya Melati.
Penggunaan fasilitas RTH perumahan Griya
Melati lebih optimal daripada Pakuan
Regency. Griya Melati memiliki taman

Perumahan Pakuan Regency
Responden (%)
42,55
30,85
23,41
3,19
100

apotek hidup dengan koleksi tanaman
sebanyak 100 spesies dan rumah kompos
(rumpos) yang tidak dimiliki oleh Pakuan
Regency.
Peraturan yang berlaku di perumahan
memengaruhi besarnya jumlah tanaman,
keragaman spesies tanaman RTH, dan
meninggikan tingkat kepedulian penduduk
terhadap pentingnya menanam dan merawat
tanaman RTH. Perawatan tanaman RTH
yang diakses publik di Pakuan Regency
hanya dilakukan pihak pengembang dan
pengurus
perumahan.
Namun
pada
perumahan Griya Melati, para penduduk
dilibatkan dalam perawatan tanaman RTH
yang diakses publik. Penduduk tiap RT
berhak menanam tanaman yang sesuai
dengan kebutuhan RT setempat tanpa harus
terlebih dahulu meminta izin pada pihak
pengurus perumahan. Tanaman RTH pada
fasilitas publik pun beragam karena adanya
peraturan dilarangnya membuang tanaman
pekarangan rumah yang sudah tidak
diinginkan sehingga tanaman tersebut pun
ditanam kembali di RTH pada fasilitas
publik. Berdasarkan wawancara dengan
pengurus perumahan, pengurus RW
perumahan Griya Melati juga mewajibkan

6

para penduduk perumahan untuk menanam
minimal satu pohon di halaman rumahnya
sehingga tidak ada rumah yang hanya
dilapisi bangunan tembok saja.
Fungsi utama RTH pada fasilitas publik
pada kedua perumahan yaitu fungsi ekologi
sebagai peneduh dan fungsi rohani berupa
estetika. Spesies tanaman yang ditanam
cenderung seragam seperti tanaman yang
berasal dari famili Araceae, Euphorbiaceae,
Agavaceae untuk estetika dan famili Palmae,
Leguminosae, dan Myrtaceae sebagai
peneduh.
Famili Araceae merupakan famili
dominan pada RTH kedua perumahan.
Menurut Qomaruddin (2012), banyaknya
spesies RTH yang berasal dari famili
Araceae disebabkan keindahan daunnya
sebagai tanaman hias dan mudah dirawat.
Contoh spesiesnya adalah aglaonema
(Aglaonema
costatum),
keladi
hias
(Caladium bicolor), dan philodendron
(Philodendron erubescens).
Sementara itu, lima genus dengan jumlah
terbanyak adalah Aglaonema, Philodendron,
Codiaeum, Sansevieria, dan Dracaena yang
merupakan tanaman hias daun. Kelima
tanaman hias daun ini memiliki keunggulan
dalam beberapa hal, antara lain: keindahan
daun (bentuk, corak, dan warna) yang
bervariasi, manfaat tanaman sebagai
penyerap polutan dan obat-obatan, serta
kemudahan dalam merawat tanaman
tersebut. Kelebihan tanaman hias daun
dibandingkan tanaman hias bunga yaitu
memiliki keindahan yang lebih tahan lama
dan tidak hanya dijadikan tanaman penghias
rumah tetapi juga di dalam perkantoran dan
pusat perbelanjaan (Ratnasari 2008).
Mayoritas
tanaman
RTH
kedua
perumahan adalah tanaman hias. Hal ini
sesuai dengan alasan mayoritas penduduk
kedua perumahan bahwa RTH pada
pekarangan rumah banyak digunakan untuk
menanam tanaman dan memperindah rumah.
Ini menunjukkan bahwa penduduk kedua
perumahan mengutamakan aspek rohani
berupa estetika sebagai fungsi RTH. Selain
itu, Tabel 4 juga menunjukkan bahwa hanya
sedikit penduduk yang menjawab biaya yang
murah dan cepat menghasilkan saat memilih
tanaman RTH. Hal ini berarti manfaat
ekonomi tidak terlalu berpengaruh pada saat
pemilihan tanaman yang ditanam.
Penggunaan tanaman RTH sebagai pagar
hidup hanya ditemukan pada perumahan
Pakuan Regency. Hal ini karena perbedaan
konsep batas rumah antara kedua

perumahan. Perumahan pada Pakuan
Regency memakai konsep taman terbuka
dan
terdapat
larangan
dari
pihak
pengembang perumahan untuk mendirikan
pagar rumah dari material besi dan
sespesiesnya. Beberapa penduduk pun
memanfaatkan tanaman di rumahnya sebagai
pembatas kepemilikan dengan rumah
lainnya. Werdiningsih (2007) menyatakan
bahwa fungsi pagar hidup tidak hanya
sebagai batas kepemilikan, namun juga
bernilai ekologi seperti penyaring suara,
debu, dan bau.
Keragaman spesies tanaman yang
ditemukan pada kedua perumahan cukup
besar jika dibandingkan dengan hasil
penelitian lain terkait tema sespesies.
Contohnya pada penelitian Qomaruddin
(2012) yang menemukan 175 spesies pada
100 rumah di kecamatan Laren dan Paciran,
Lamongan dan penelitian Vlkova et al.
(2011) yang menemukan 67 spesies pada
101 rumah di Phong My Commune,
Vietnam Tengah. Hal ini karena adanya
perbedaan karakteristik sosial ekonomi dan
pola interaksi penduduk terhadap tanaman
RTH. Perbedaan karakteristik sosial
ekonomi pada penduduk kedua perumahan
antara lain spesies kelamin dan usia, tingkat
pendidikan,
pekerjaan,
dan
besar
penghasilan penduduk (Lampiran 5).
Mayoritas penduduk kedua perumahan
yang dijadikan sampel berusia kisaran 31-40
tahun, berjenis kelamin perempuan, dan
merupakan ibu rumah tangga. Perempuan
berperan penting dalam kehidupan sosial
keluarga, salah satunya adalah menjaga
kondisi asri tempat tinggalnya dengan
menanam tanaman yang bermanfaat bagi
keluarga (Simbala 2007). Perempuan
cenderung lebih mengetahui tanaman yang
ditanam dan dipakai dalam aktivitas rumah
tangganya daripada laki-laki. Kematangan
usia (kisaran usia 25-50 tahun) juga
memengaruhi tingkat pengetahuan mengenai
tanaman yang ditanam penduduk tersebut.
Usia yang relatif muda masih dalam tahap
pengenalan tanaman sementara usia yang
terlalu tua justru berpengaruh secara
psikologis dalam mengenal spesies tanaman
karena menurunnya daya ingat (Hajar 2009).
Tingkat pendidikan tertinggi penduduk
kedua perumahan berada pada jenjang S1
dengan besar penghasilan sampel penduduk
terbanyak berada pada kisaran 1-5 juta.
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan
kekayaan pemilik pekarangan maka
biasanya makin dominan tanaman bernilai

7

estetika di pekarangannya. Pendidikan yang
tinggi dapat mendorong adanya kepedulian
pada lingkungan dan upaya konservasi
(Sumantera 2004). Selain itu, kehidupan
masyarakat yang cenderung mapan akan
cenderung mementingkan nilai estetika
bernilai tinggi untuk menanam tanaman di
tempat tinggalnya, seperti menanam
tanaman hias dari famili Orchidaceae (Hajar
2009).
Berdasarkan data kelangkaan dari
CITES, The IUCN Red List, dan PP No.7
Tahun 1999, ditemukan bahwa mayoritas
tanaman yang dilindungi dan ditanam di
RTH perumahan merupakan jenis tanaman
hias. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan
yang tinggi terhadap manfaat rohani
(estetika) dapat memungkinkan ditanamnya
tanaman untuk konservasi eks-situ. Effendie
& Kartikaningrum (2005) menyatakan
bahwa konservasi eks-situ dapat dijadikan
sebagai salah satu bentuk pelestarian dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman hias.
Hal tersebut akan menjadikan tanaman hias
yang nyaris punah sebagai salah satu
komoditas unggulan agribisnis Indonesia.
Hal ini berarti semakin beragam tanaman
hias langka yang dijadikan sebagai tanaman
konservasi eks-situ, semakin tinggi peluang
pelestarian plasma nutfah tanaman hias dan
pengembangannya
untuk
agribisnis
Indonesia.
Berdasarkan data tanaman Appendix II
dari CITES, mayoritas tanaman yang
dilindungi berasal dari famili Cactaceae,
Euphorbiaceae, dan Orchidaceae. Salah satu
tanaman Cactaceae adalah pakis haji. Pakis
haji (Cycas rumphii) yang ditemukan di
RTH Griya Melati dan Pakuan Regency
merupakan tanaman yang dilindungi dan
berpotensi sebagai tanaman hias. Hingga
saat ini tanaman ini telah dibudidaya dan
memiliki nilai jual yang cukup tinggi
(Mudiana 2009).
Tanaman yang dilindungi ada juga yang
berasal dari famili Orchidaceae dan
Euphorbiaceae. Kedua famili ini merupakan
tanaman hias yang berpotensi ekonomi
cukup tinggi (harga berkisar puluhan ribu
hingga ratusan juta rupiah), tergantung dari
kelangkaan dan banyaknya kepemilikan
tanaman tersebut (Mukhamadun et al. 2008).
Berdasarkan data The IUCN Red List,
mayoritas semua tanaman yang dilindungi
merupakan
tanaman
hias
kecuali
Dimocarpus longan (lengkeng). Tanaman
buah ini termasuk kategori Near threatened
yang tergolong anggota Sapindaceae dan

memiliki nilai penting ekonomi yang cukup
tinggi (Djuita 2012). Lengkeng atau D.
longan merupakan tanaman potensial untuk
revegetasi lahan yang asam, seperti lahan
pascatambang (Adman et al. 2012).
Tanaman ini merupakan salah satu plasma
nutfah tropis khas Indonesia yang banyak
digemari masyarakat luas. Salah satu faktor
kurangnya
pengembangan
budidaya
lengkeng di Indonesia karena sifat
agroklimat tanaman yang menghendaki
udara sejuk (pegunungan) sebagai tempat
tumbuhnya. Padahal lengkeng perlu
dilestarikan untuk meningkatkan pendapatan
petani dan memenuhi kebutuhan konsumsi
lengkeng di Indonesia sehingga mengurangi
ketergantungan terhadap lengkeng impor
(Kusmayana 2010).
Mayoritas penduduk kedua perumahan
hanya mengetahui 20 spesies tanaman RTH publik jauh lebih
banyak daripada penduduk Pakuan Regency.
Hal ini berarti kepedulian penduduk Griya
Melati terhadap tanaman RTH yang ada
lebih besar daripada penduduk Pakuan
Regency.
Salah
satu
faktor
yang
menyebabkan hal tersebut mungkin karena
adanya peraturan tanaman RTH yang cukup
ketat di Griya Melati. Hal ini secara tidak
langsung memotivasi penduduk untuk
mengetahui spesies tanaman RTH yang ada
di perumahannya.
Hanya
sedikit
penduduk
yang
menyatakan bahwa RTH juga berfungsi
ekologi berupa konservasi eks-situ. Hal ini
menunjukkan bahwa masih sedikit penduduk
yang mengetahui bahwa RTH berpotensi
sebagai areal konservasi eks-situ bagi
tanaman yang langka dan dilindungi.
Namun, secara umum penduduk kedua
perumahan menyetujui bahwa RTH dapat
dimanfaatkan untuk fungsi konservasi ekssitu dengan ketentuan adanya perawatan

8

yang tepat bagi tanaman yang dilindungi
tersebut.
Wawasan yang luas terkait tanaman dan
konservasi akan memengaruhi kesadaran
dan pola interaksi penduduk terhadap
tanaman yang ditanam. Wawasan yang luas
tersebut perlu dipadupadankan dengan
keterlibatan yang aktif dalam memelihara
tanaman RTH (Simbala 2007). Masyarakat
yang terlibat aktif dalam menanam dan
merawat tanaman akan berperan penting
terhadap kelestarian tanaman yang ada (Putri
2012).

SIMPULAN
Hasil identifikasi tanaman RTH pada
kedua perumahan di Kecamatan Bogor Barat
sebanyak 591 spesies (119 famili), yaitu 461
spesies (106 famili) pada perumahan Griya
Melati dan 330 spesies (58 famili) pada
perumahan Pakuan Regency. Tanaman yang
dilindungi terdapat 14 spesies (CITES), 8
spesies (IUCN), dan 2 spesies (PP No. 7
Tahun 1999). Faktor perbedaan spesies
tanaman RTH pada kedua perumahan antara
lain waktu tinggal di perumahan, peraturan
yang berlaku, dan interaksi penduduk
dengan RTH yang ada. Kesadaran akan
pentingnya konservasi eks-situ pada tiap
orang merupakan salah satu faktor penting
adanya variasi jumlah dan keragaman
tanaman di RTH perumahan. Semakin tinggi
kesadaran seseorang dalam melestarikan
tanaman, semakin tinggi pula interaksinya
dengan tanaman. Hal ini menyebabkan
wawasan tentang konservasi akan bertambah
dan menjadikan konservasi eks-situ sebagai
salah satu bentuk pelestarian plasma nutfah,
khususnya yang terancam punah.

SARAN
Ruang Terbuka Hijau (RTH) perumahan
dapat berpotensi menjaga biodiversitas
tanaman, khususnya mengonservasi tanaman
yang dilindungi, terutama pada perumahan
yang memiliki nilai aset yang tinggi dengan
karakteristik penduduk yang memiliki
wawasan cukup terkait RTH. Hal ini perlu
dibantu dengan adanya peran dari pengurus
perumahan berupa peraturan yang tegas
terhadap tanaman RTH perumahan serta
kesadaran dan perilaku konservasi yang
tinggi pada penduduk perumahan. Selain itu,
tanaman RTH perumahan juga dapat ikut
membantu mengonservasi satwa, terutama
satwa yang dilindungi, sehingga diperlukan

adanya penerapan peraturan RTH yang tegas
dari pemerintah daerah atau pengurus
perumahan setempat.

DAFTAR PUSTAKA
[CITES] Convention on International Trade
in Endangered Species of Wild Fauna
and Flora. 2012. Appendices I, II, and
III. Swiss: CITES.
[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. 2008.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Republik
Indonesia
Nomor
05/PRT/M/2008
tentang
Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
Jakarta: DPU.
[IUCN]
International
Union
for
Conservation of Nature. 2000. IUCN
Red List Categories and Criteria. Swiss:
IUCN.
[MenLH] Kementerian Lingkungan Hidup.
1999. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Jakarta: MenLH.
Adman B, Hendrarto B, Sasongko DP. 2012.
Pemanfaatan spesies pohon lokal cepat
tumbuh
untuk
pemulihan
lahan
pascatambang batubara (studi kasus di
PT Singlurus Pratama, Kalimantan
Timur). Ilmu Lingkungan 10: 19-25.
Backer CA, Brink Jr B van den. 1963. Flora
of Java. Noordhooff: Groningen.
Dennis E, Ilyasov J, Dusen EV, Trehskin S,
Lee M, Eyzaguirre P. 2007. Local
institutions
and
plant
genetic
conservation: exchange of plant genetic
resources in rural Uzbekistan and some
theoretical
implications.
World
Development 35: 1564-1578.
Djuita NR. 2012. Evolusi, spesiasi, dan
hibridisasi pada beberapa anggota
Sapindaceae. Bioedukasi 5: 13-24.
Effendie K, Kartikaningrum S. 2005.
Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah
Tanaman Hias. Cianjur: Balithias.
Hajar I. 2009. Status pengetahuan
keanekaragaman hayati tumbuhan pada
masyarakat di Hutan Lindung Sungai
Wain, Kalimantan Timur [tesis]. Bogor:
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu

9

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Hasim I. 2009. Tanaman Hias Indonesia.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Hastuti E. 2011. Kajian perencanaan ruang
terbuka hijau (RTH) perumahan sebagai
bahan revisi
SNI 03-1733-2004.
Standardisasi 13: 35-44.
Hastuti E, Utami T. 2008. Potensi ruang
terbuka hijau dalam penyerapan CO2 di
permukiman. Permukiman 3: 106-114.
Kawuwung FR. 2010. Potensi Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone,
permasalahan dan konservasi pada
tingkat pengembangan dan wawasan. El
Hayah 1: 15-18.
Kusmayana A. 2010. Analisis kelayakan
pengusahaan lengkeng Diamond River
(Dimocarpus longan Lour) (studi kasus:
PT Mekar Unggul Sari, Cileungsi,
Kabupaten Bogor) [skripsi]. Bogor:
Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Lestari G, Kencana IP. 2008. Galeri
Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Mudiana D. 2009. Cycas rumphii Miq. di
sepanjang Sungai Maningo, Taman
Wisata Alam Cani Sirenreng. Jurnal
Bumi Lestari 9: 167-172.
Mukhamadun, Efrizal T, Tarumun S. 2008.
Valuasi
ekonomi
Hutan
Ulayat
Buluhcina, Desa Buluhcina, Kecamatan
Siak hulu, Kabupaten Kampar. Ilmu
Lingkungan 3: 55-73.
Purwanto E. 2007. Ruang terbuka hijau di
perumahan Graha Estetika Semarang.
Enclosure 6: 49-58.
Putri S. 2012. Reintroduksi tanaman langka
di hutan lindung Batukaru, Tabanan,
Bali. Udaya Mengabdi 11 (2): 80-85.
Qomaruddin M. 2012. Identifikasi dan
inventarisasi tanaman pekarangan rumah
penduduk di Kecamatan Paciran dan
Laren, kabupaten Lamongan, Jawa
Timur [skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
Ratnasari J. 2008. Galeri Tanaman Hias
Daun. Jakarta: Penebar Swadaya.

Saputra KP. 2009. Pelaksanaan Proyek
taman Ketetanggaan “Casa Grande” di
Bukit Cimanggu City, Bogor [skripsi].
Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Simbala HEI. 2007. Keanekaragaman
floristik dan pemanfaatannya sebagai
tumbuhan obat di kawasan konservasi II
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
(Kabupaten
Bolang
Mongondow
Sulawesi Utara) [disertasi]. Bogor:
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Soerjani
M,
Kostermans
AJGH,
Tjitrosoepomo G. 1987. Weeds of Rice in
Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.
Sumantera. 2004. Potensi hutan Bukit Tapak
sebagai sarana upacara adat, pendidikan,
dan konservasi lingkungan. Biodiversitas
5: 81-84.
Vlkova M, Polesny Z, Verner V, Banout J,
Dvorak M, Havlik J, Lojka B, Ehl P,
Krausova J. 2011. Ethnobotanical
knowledge and agrobiodiversity in
subsistence farming: case study of home
gardens in Phong My Commune, Central
Vietnam. Genetic Resources and Crop
Evolution 58 (5): 629-644.
Werdiningsih. 2007. Kajian penggunaan
tanaman sebagai alternatif tanaman
rumah. Enclosure 6: 32-39.
Ziqiang T, Weilie C, Changming Z, Yue C,
Binghui Z. 2007. Plant biodiversity and
its conservation in the in-undation and
resettlement districts of the Yangtze
Three Gorges, China. Acta Ecologica
Sinica 27 (8): 3110-3118.

10

LAMPIRAN

11

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian

U

Sumber: http://googlemaps.com
Gambar 1 Peta lokasi penelitian di Kecamatan Bogor Barat
Keterangan:
: Lokasi perumahan Griya Melati
: Lokasi perumahan Pakuan Regency

12

Lampiran 2 Kuisioner penduduk perumahan
No:
KUISIONER PENDUDUK PERUMAHAN
Nama
Status
Usia
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Jumlah Anggota Keluarga
Alamat
Tipe Rumah
1.

: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
: ..................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
: ..................................................................................

Berapa lama tinggal di perumahan ini?
a. < 1 tahun
d. 3 tahun
g. ......
b. 1 tahun
e. 4 tahun
c. 2 tahun
f. >5 tahun
2. Berapa luas tanah yang ditempati?
.............................................................................................................................
3. Luas pekarangan rumah yang dimiliki?
a. 30 m2
2
2
b. 5-10 m
d. 20-30 m
f. .......
4. Fungsi pekarangan rumah menurut Bapak/Ibu?
a. Tempat bermain anak
d. Memperindah rumah
b. Tempat berkumpul keluarga
e. .......
c. Tempat menanam tanaman
5. Tanaman yang sering ditanam di pekarangan rumah?
a. Tanaman hias
d. Tanaman rempah-rempah
b. Tanaman buah-buahan
e. Tanaman obat
c. Tanaman sayur-sayuran
f. Tanaman penghasil pati
6. Alasan memilih tanaman tersebut?
a. Biaya murah
c. Mudah ditanam
e. Hobi/ keinginan semata
b. Manfaat banyak
d. Cepat menghasilkan
f. .....................................
7. Jenis tanaman hias yang dimanfaatkan di pekarangan rumah?
a. ...................................................................................sebagai................................................
b. ...................................................................................sebagai................................................
c. ...................................................................................sebagai................................................
d. ...................................................................................sebagai................................................
8. Jenis tanaman buah yang dimanfaatkan di pekarangan rumah?
a. ...................................................................................sebagai................................................
b. ...................................................................................sebagai................................................
c. ...................................................................................sebagai................................................
d. ...................................................................................sebagai................................................
9. Jenis tanaman sayur yang dimanfaatkan di pekarangan rumah?
a. ...................................................................................sebagai................................................
b. ...................................................................................sebagai................................................
c. ...................................................................................sebagai................................................
d. ...................................................................................sebagai................................................
10. Jenis tanaman obat yang dimanfaatkan di pekarangan rumah?
a. ...................................................................................sebagai................................................
b. ...................................................................................sebagai................................................
c. ...................................................................................sebagai................................................
d. ...................................................................................sebagai................................................

13

11. Jenis tanaman rempah (bumbu) yang dimanfaatkan di pekarangan rumah?
a. ...................................................................................sebagai................................................
b. ...................................................................................sebagai................................................
c. ...................................................................................sebagai................................................
d. ...................................................................................sebagai.....................................