23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menerapkan metode deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk
mengidentifikasi nilai-nilai moral lokal wisdom terhadap permainan tradisional etnis Sunda dengan menggunakan teknik pengambilan data melalui observasi berupa role play
dan teknik focus group discussion Sugiarto, Dergibson Siadian, Lasmono Tri Sunaryanto, Deny S. Oetomo, 2003.
Data dan informasi digali dari role play dilakukan oleh anak-anak etnis Sunda yang berusia 5-12 tahun yang juga menjadi sampel penelitian. Dalam pelaksanaan role
play, dilakukan rekonstruksi ulang terhadap tujuh belas permainan tradisional yang sudah hampir punah.
III.2 Teknik Pengumpulan Data III.2.1 Observasi
Observasi adalah kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut
Baister, 1994 dalam Poerwandari, 1998. Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah rnendeskripsikan setting yang diteliti, aktivitas yang berlangsung, orang yang terlibat
dalam aktivitas tersebut dan penghayatan terhadap kejadian yang dilihat berdasarkan
24 perspektif partisipansubyek. Adapun metode observasi yang dilakukan dalam penelitian
ini bersifat non-partisipan dan terstruktur. Observasi non-partisipan terstruktur adalah observasi yang dirancang sebelumnya
karena sulit jika dengan situasi alami. Shaughndessy, J.J, 2003. Observasi ini dilakukan oleh para observer pada saat pengambilan data berupa hasil gambar rekaman rekonstruksi
permainan tradisional etnis Sunda. Dalam pengambilan data tersebut, observer memberikan perlakuan terhadap urutan jalannya aturan main dalam setiap permainan
tradisional yang direkonstruksi ulang agar hasilnya terlihat lebih jelas dengan urutan yang sistematis tanpa mengubah alur jalannya permainan.
Sedangkan metode observasi non-partisipan merupakan metode dimana peneliti tidak melakukan perlakuan apapun terhadap sampel penelitian. Observasi non-partisipan
dilakukan oleh para narasumber untuk menuangkan perspektif kajian nilai-nilai moral sesuai dengan latar belakang keahliannya dalam melihat nilai-nilai kearifan lokal local
wisdom dalam permainan tradisional etnis Sunda, yang dibantu dengan melihat isi tayangan hasil rekaman gambar jalannya proses permainan tradisional etnis Sunda yang
dimainkan anak-anak usia 5-12 tahun sebagai sampel penelitian yang memainkan permainan tradisional etnis Sunda.
25
III.2.2 Role Play
Pada jalannya role play, dilakukan rekonstruksi ulang terhadap sejumlah permainan tradisional yang sudah hampir punah.
Dari pengambilan data di lapangan diperoleh 17 permainan tradisional sebagai berikut : No.
Permainan Yang Memerlukan Alat
No. Permainan Yang Tidak Selalu
Memerlukan Alat 1
Karet 1
Jajampanaan 2
Ngadu kaleci 2
Jeblag panto 3
Langlayangan 3
Perang Kukudaan 4
Beklen 4
Slepdur 5
Congkak 5
Ucing Puntang 6
Hahayaman 6
Galah Asin 7
Damdaman 7
Sondah 8
Boy-boyan 9
Sorodot Gaplok 10
Bebentengan
III.2.3 Wawancara FGD
Sedangkan metode focus group discussion FGD dilakukan setelah peneliti mendapatkan hasil observasi mengenai nilai-nilai kearifan lokal local wisdom apa saja
yang terdapat dalam permainan tradisional pada etnis Sunda. Subjek focus group discussion FGD adalah para rohaniawan dan pakar budaya etnis Sunda yang terdiri dari
8 orang yaitu: 1. Rohaniawan Islam 2.
Rohaniawan Protestan 3.
Rohaniawan Katolik 4.
Rohaniawan Hindu 5.
Rohaniawan Buddha 6.
Pakar budaya etnis Sunda 7.
Guru bidang studi PPKn
26
III.2.4 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber kepustakaan yang menunjang penelitian. Sumber kepustakaan berupa buku-buku permainan
tradisional di seluruh Indonesia yang diterbitkan departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun jurnal cross-cultural yang berkaitan dengan penelitian ini.
III.3 Instrumen Pengumpulan Data
Yang menjadi instrumen utama adalah pengumpulan data wawancara focus group discussion, observasi, format dokumentasi dari hasil observasi terstruktur berupa
rekonstruksi yaitu role play terhadap tujuh belas permainan tradisional etnis Sunda. Instrumen dikembangkan dari tujuan dan pertanyaan penelitian, setelah ditetapkan fokus
penelitian. Pengumpulan data adalah melalui tayangan gambar terhadap jalannya proses permainan tradisional etnis Sunda dan lembar observasi untuk menuliskan kajian nilai-
nilai moral yang terdapat dalam setiap permainan tradisional etnis Sunda. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat ditemukan di dalam lampiran.
III.4 Lokasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yang berbeda, yang diuraikan dalam tahapan-tahapan pengambilan data penelitian, berikut ini:
Pengambilan Data Tahap I
Pengambilan data tahap I dilakukan sebanyak 2 kali, pada waktu, tempat, dan sampel yang berbeda, yang secara rinci akan diuraikan sebagai berikut:
27
1. Sabtu, 21 Juli 2007
Tempat pengambilan data : SDN Tilil I dan IV, Jl. Tilil Bandung Waktu pengambilan data : Pada sore hari, pukul 15.00 WIB – 17.30 WIB.
Subjek pengambilan data : Anak-anak usia 8-12 tahun. Subjek dipilih secara random, yaitu anak-anak duduk di bangku kelas III-VI.
Nama permainan : Jeblag panto, boy-boyan, kukudaan, jajampanaan, slepdur,
sondah.
2. Kamis, 26 Juli 2007
Tempat pengambilan data : SD Suruur, Jl. Hegarmanah. Waktu pengambilan data : Pada siang hari, pukul 13.00 WIB – 16.30 WIB.
Subjek pengambilan data : Anak-anak usia 11-12 tahun. Subjek dipilih secara random, yaitu anak-anak yang duduk di bangku kelas V-VI.
Nama permainan : Jeblag panto, bebentengan, galah asin, ngadu kaleci, beklen,
congklak, ngadu hayam, ucing puntang, main karet, main balok, sorodot gaplok, langlayangan.
Pengambilan Data Tahap II
Pengambilan Data Tahap II dirasakan perlu untuk dilakukan karena masih terdapat kekurangan dalam hal kualitas gambar dan susunan serta tata cara permainan
tradisional sehingga dirasa perlu untuk melakukan pengambilan data tahap II, untuk mengoreksi dan menyempurnakan hasil pengambilan data tahap I.
28 Pengambilan data tahap II ini dilakukan dalam waktu 2 hari, secara berturut-turut,
yaitu:
1. Hari Kamis, tanggal 2 Agustus 2007
Tempat pengambilan data : Lokasi lapangan pasir di Jl. Hegarmanah Bawah, belakang Setiabudi Apartment.
Waktu pengambilan data : Pada sore hari, pukul 15.00 WIB – 18.00 WIB dan dilanjutkan pada malam hari, pukul 19.30 – 21.00 WIB.
Subjek pengambilan data : Anak-anak usia 5-12 tahun. Subjek dipilih secara random, yaitu anak-anak yang berdomisili di sekitar lokasi
pengambilan data dan yang biasanya bermain di lapangan tersebut.
Nama permainan : Jeblag panto, boy-boyan, bebentengan, galah asin, ngadu
kaleci, sonlah.
2. Hari Jumat, tanggal 3 Agustus 2007
Tempat pengambilan data : Lapangan bukit rumput yang dulu digunakan sebagai tempat PDAM di Jl Setiabudi, sebrang gedung Ray White Setiabudi,
di depan Lavayete Factory Outlet. Waktu pengambilan data : Siang Hari, pukul 13.00 – 18.00 WIB.
Subjek pengambilan data : Anak-anak usia 5-12 tahun. Subjek dipilih secara random, yaitu anak-anak yang berdomisili di sekitar lokasi
pengambilan data dan yang biasanya bermain di lapangan tersebut. Pada saat itu, hanya ada anak laki-laki saja yang
29 bermain di sana, jadi hanya merekalah yang menjadi subjek
pengambilan data kami tidak ada anak perempuan. Nama permainan
: Kukudaan, jajampanaan,
slepdur, ucing
puntang, langlayangan.
Total perolehan pengambilan data pada tahap II ini, adalah 11 permainan. Data 6 permainan, sisanya diambil dari hasil gambarvideo pada pengambilan data tahap I, yaitu
permainan beklen, ngadu hayam, sorodot gaplok, karet, congklak, dam-daman.
III.5 Teknik Analisis Data
Analisa yang akan dilakukan bersifat kualitatif. Dalam hal ini analisa dilakukan dengan cara melakukan interpretasi terhadap hasil yang didapat dari observasi.
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN