World-View Sebagai Salah Satu Yang Membangun Nilai

11

II.3.2 World-View Sebagai Salah Satu Yang Membangun Nilai

World-View merupakan pandangan hidup. Setiap suku bangsa biasanya memiliki pandangan hidup yang menggambarkan nilai-nilai yang mereka yakini. Suatu nilai dihidupkan melalui transformasi nyata sebagai norma perilaku dalam masyarakat Teasdale, 1997. Menurut Bailey 1991, faktor kunci utama untuk memahami manusia dengan pandangan hidupnya adalah jika manusia merasa memiliki hubungan sebagai bagian dari masyarakat dimana ia berada di dalamnya. Sejalan dengan itu, Skolimowski 1993 mempersyaratkan prinsip bahwa keterlibatan individu untuk berpartisipasi ditentukan oleh empati. Secara tersirat, empati ini secara tidak langsung mengarah pada rasa tanggung jawab. Jadi kunci keterkaitan manusia dengan pandangan hidupnya adalah empati-yang akan mengarahkan pada prespektif pemikiran “apa yang baik untuk semua adalah merupakan tanggung jawab saya juga”. Artinya, dalam kaitannya dengan dunia luar. Individu sebagai “saya” tidak semata-mata hanya mengamati individu lain secara pasif dan membuat keputusan yang bersifat mementingkan diri sendiri terhadap apa yang “saya” perbuat terhadap orang lain. Akan tetapi, saya bergabung dengan mereka melalui suatu keterhubungan pandangan hidup yang sama, yang biasanya juga terkait dengan nilai-nilai spiritual. Jadi nilai terbangun dalam kaitan yang bersifat dinamis dimana individu adalah termasuk bagian di dalam keseluruhan relasi dengan orang lain karena memiliki pandangan hidup yang sama. 12 Menurut Isabel Clark 1991, penanaman dalam relasi keterhubungan ini mencakup : - Relasi dengan orang yang penting bagi kita sendiri - Relasi terhadap nenek moyang; terhadap yang datang setelah kita; terhadap suku bangsa kita. - Relasi terhadap seluruh ras manusia - Relasi terhadap spesies non-manusia - Relasi terhadap lingkungan alam sekitar - Relasi terhadap hal yang Agung- terhadap Tuhan. Termasuk dalam hal ini bagaimana cara kita memahami relasi ini secara sungguh-sungguh yang didasari suatu pemahaman keterhubungan. Dengan demikian, keterhubungan yang baik dapat membantu keterbukaan terhadap kesempurnaan relasi dengan seluruh bagian lain di dunia luar kita. Perasaan cinta dan keterbukaan membawa terhadap perasaan bertanggungjawab sebagaimana kita mengambil tanggung jawab terhadap sesuatu yang dekat dengan kita, misalnya cinta kita terhadap anak. Dalam skala yang lebih luas, hal ini bisa diartikan sebagai rasa terhadap keadilan.

II.4 Etnisitas