Model-Model Proses Pembelajaran. Proses Pembelajaran

motivasi agar terjadi proses interaksi edukatif yang kondusif. Tutor harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses interaksi edukatif, sehingga tutorakan merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh siswa. 6. Membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi edukatif diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh tutor maupun siswa. Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi, langkah- langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. 7. Mempunyai batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem klasikal, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditingggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan harus sudah tercapai. 8. Diakhiri dengan evaluasi. Dari seluruh kegiatan tersebut, masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Evaluasi harus tutor lakukan untuk mengetahui tercapai atau tidak tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2.1.4. Model-Model Proses Pembelajaran.

Paradigma pembangunan yang digunakan sangat menentukan hasil-hasil pembangunan yang diperoleh.Selama ini paradigma yang digunakan lebih banyak menunjukkan dominasi peran dilakukan oleh pemerintah.Pemerintah memiliki peran sentral dalam pelaksanaan pembangunan.Menurut Korten dalam Suryana 2009:35 model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,pendekatan,strategi atau metode pembelajaran Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. A. Rekrutmen Pada pembahasan rekrutmen warga belajarini, sebelumnya kita harus mengetahui apa sebenarnya fungsi dari lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan mempunyai berbagai fungsi.Dapat kita cermati dari fungsi tekhnis atau ekonomis, fungsi sosial, fungsi politik, fungsi pendidikan, dan fungsi spiritual. 1. Jika dilihat dari fungsi tekhnis dan ekonomis, lembaga pendidikan berfungsi untuk memperbaiki ekonomi indvidu, keluarga ataupun masyarakat. 2. Lembaga pendidikan berfungsi dalam konstribusi pada tatanan sosial yaitu hubungan antar manusia dan konstribusi pada peradaban contohnya dapat menanamkan budaya disiplin pada setiap orang. Budaya lama yang baik dapat menimbulkan efisiensi yang out of date. Budaya yang kurang baik sebaiknya diperbaiki agar menjadi baik. 3. Pada fungsi politik, lembaga pendidikan berfungsi untuk kepentingan negara dimana warga negara tahu hak dan kewajibannya dalam hal kepemimpinan, partisipasi, demokrasi, kewenangan dan lain-lain. 4. Lembaga pendidikan menimbulkan proses transformasi Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi serta budaya yang mengembangkan efek layananan masyarakat.Transformasi berarti apa yang anda lakukan harus ada eksistensinya. 5. Fungsi lembaga pendidikan dalam spiritual adalah berfungsi memahami hakikat kemanusiaan dan kesempurnaan Sang Pencipta. Pendidikan harus membuat kita mengetahui kesederhanaan. Perekrutan warga belajaradalah suatu proses pencarian dan pemikatan calon peseta didik yang mampu untuk mendaftarkan sebagai calon warga belajardisuatu lembaga pendidikan tertentu. Tahapan rekrutmen warga belajardapat dicari dengan penyertaan formulir atau aplikasi pendaftaran.Pelaksanaan rekrutmen dapat dilakukan sendiri di sekolah, kolektif atau lembaga rekrutmen. Hal-hal yang harus di tentukan dalam rekrutmen warga belajar: 1. Penentuan lembaga pendidikan; setiap lembaga pendidikan harus menentukan apa saja yang menjadi tujuan lembaga pendidikan tersebut didirikan agar kegiatan pendidikan dapat terarah sesuai dengan tujuan. 2. Penentuan kriteria warga belajaryang akan diterima. Tentunya penentuan kriteria harus disesuaikan dengan tujuan. 3. Membuat estimasi jumlah rombongan belajar secara keseluruhan. 4. Penentuan jumlah warga belajartahun ini. 5. Penentuan jumlah warga belajaryang akan diterima dengan memperhatikan kriteria gender, prestasi calon warga belajardan lain-lain. Sumber rekrutmen dapat dilakukan melalui : 1. Walk ins dengan cara mencatat calon warga belajaryang tertarik dengan lembaga pendidikan tersebut walaupun calon warga belajarhanya bermaksud untuk melihat-lihat. 2. Internet dengan cara membuat blog atau membuat iklan di internet. 3. Advertising; Want ad yaitu dengan cara mengurangi informasi secara lengkap termasuk dengan cara mengurangi informasi Biaya yang harus dikeluarkan, dan blind ad yaitu dengan cara memberikan informasi terbatas. 4. Melalui lembaga pendidikan yang setingkat dibawah atau bukan. 5. Melalui organisasi atau komunitas, melalui komunitas atau organisasi informasi dari mulut ke mulut dapat terlaksana. 6. Open house; dengan cara mempersilahkan para calon warga belajarmelihat sarana dan prasarana yang ada pada lembaga pendidikan tersebut. Evaluasi dalam rekrutmen dilakukan untuk mengetahui efektivitas dalam rekrutmen. Evaluasi dapat dilihat dari : 1. Jumlah pendaftarannya 2. Jumlah yang diusulkan untuk diterima. 3. Jumlah yang diterima sesuai dengan target atau tidak. 4. Pemanfaatan saluran rekrutmen dilakukan dengan efektif atau tidak 5. Pelaksanaan rekrutmen.

2.1.5. Perencanaa pembelajaran