Pengertian Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran

14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pembelajaran

2.1.1. Pengertian Proses Pembelajaran

2.1.1.1. Pengertian proses pembelajaran Belajar merupakan fitrah dan kebutuhan setiap manusia, berbagai macam proses pembelajaran telah diterapkan maupun sedang diujicobakan untuk mencapai tujuan akhir belajar yang diharapkan, proses merupakan suatu rancangan yang dibuat khusus yang digunakan langkah-langkah yang sistematis untuk diterapkan dalam suatu kegiatan. Selain itu juga proses yang sering disebut dengan desain yang dirancang sedemikian rupa untuk kemudian diharapkan dan dilaksanakan. Pengertian proses menunjukkan serangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan secara kronologis sistematis yang mencerminkan pentahapan upaya mengubah masyarakat yang kurang atau belum berdaya menuju keberdayaan. Proses yang akan merujuk pada suatu tindakan nyata yang dilakukan secara bertahap untuk mengubah kondisi masyarakat yang lemah, baik knowledge, attitude, maupun practice KAP menuju pada penguasaan pengetahuan, sikap- perilaku sadar dan kecakapan-keterampilan yang baik. Pengertian memperoleh daya, kekuatan, kemampuan menuju pada sumber inisiatif dalam rangka mendapatkan atau meningkatkan daya, kekuatan atau kemampuan sehingga memiliki keberdayaan. Dari beberapa pengertian peroses pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran paket B merupakan suatu proses untuk memandirikan masyarakat atau komunitas melalui proses perwujudan potensi lokal yang dimiliki oleh masyarakat atau komunitas. Intinya pemberdayaan masyarakat menekankan pada kemandirian masyarakat sebagai hasil, pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan memenuhi kebutuhannya. Menurut Gagne 1984 belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galoway dalam Toeti Soekamto 1992:27 mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengelolaan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. sedangkan Morgan menyebutkan bahwa sesuatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri- ciri sebagai berikut: 1. Belajar adalah tigkah laku; 2. Perubahan terjadi karna latihan dan pengalaman, bukan karna pertumbuhan; 3. Perubahan tersebut bersibat permanen dan tetap ada waktu yang cukup lama. Pendapat dari para ilmuan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses menggali informasi berdasarkan pengalaman yang bertujuan untuk mendapatkan perubahan tingkahlaku yaitu perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang lebih baik dan dari sebelumnya. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Tutor yang menciptakannya guna membelajarkan warga belajar. Perpaduan dan kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.Disana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Pembelajaran yang identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui diurut ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran” yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehigga warga belajarmau belajar. Ada pandangan yang menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh warga balajar, Pandangan-pandangan yang menekankan faktor penting keaktifan warga balajar ini tentu saja tidak bermaksud mengecilkan arti penting pengajaran.Namun pada kenyataannya pengajaran menjadi suatu yang tergantung pada usaha sendiri, tetapi bagaimna usaha terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pengajaran yang dilakukan oleh tutor.Untuk itulah pembelajaran hendaknya dipegang sebagai variable bebas independent variable yaitu kondisi yang harus di manipulasikan, suatu rangkaian strategi yang harus diambil dan dilaksanakan oleh tutor. Pandangan semacam ini akan memungkinkan tutor untuk melakukan hal-hal sebgai berikut: 1. Usahakan lingkungan yang menguntungkan bagi kegiatan belajar; 2. Mengatur bahan pengajaran dalam suatu organisasi yang memudahkan warga balajar untuk mencerna; 3. Memilih suatu strategi mengajar yang optimal berdasarkan pertimbangan efektifitas dan kondisi psikologis warga balajar serta pertimbangan lainnya yang sesuai dengan konteks objektif diapangan; 4. Memilih jenis alat-alat audiovisual atau media pembelajran lain yang tepat untuk keperluan belajar siswa. Didalam kegiatan beajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagaian objek dalam kegiatan pengajaran, karna itu inti proses pengajaran. Karena itu, proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar warga belajardalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika warga belajarberusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan warga belajardi sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan.Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya warga belajartidak belajar, karena warga belajartidak merasakan perubahan di dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah „„perubahan‟‟ yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. 2.1.1.2.Pengertian belajar Banyak Definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, diantaranya yaitu M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara sadar disengaja dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Kimble dan Garmezi sebagaimana dikutip Nana Sudjana bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan. James O. Wittaker menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan Winkel mengartikan belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan atau skill, kebiasaan, atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Dari definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan manusia selama hidupnya melalui kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, belajar itu akan menjadi lebih baik jika subyek belajar itu mengalami atau melakukannya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Jadi, dengan proses belajar itu manusia akan mengalami perubahan secara menyeluruh meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah. Orang dapat belajar meski tidak ada seorang pun yang mengajar.Apa yang mereka pelajari dan kerjakan akan sangat bergantung kepada kebutuhan dan motivasinya. Kebutuhan dan motivasi seseorang menjelma menjadi tujuan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, belajar itu berorientasi kepada tujuan warga belajarsebagai pembelajar. Sedangkan fungsi tutor atau orang lain dapat mengarahkan belajar, menyajikan bahan pelajaran, dan dapat mendorong seseorang untuk belajar. Menurut Ilmu Jiwa Daya, belajar adalah usaha melatih daya ingat agar berkembang sehingga dapat berpikir, mengingat, dan sebagainya.Menurut teori ini jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya berpikir, mengingat, perasaan, mengenal, kemauan, dan sebagainya.Daya –daya tersebut berkembang dan berfungsi jika dilatih dengan bahan-bahan dan cara-cara tertentu. Menurut teori Ilmu Jiwa Asosiasi, belajar berarti membentuk hubungan- hubungan stimulus respon dan melatih hubungan-hubungan tersebut agar bertalian dengan erat.Pandangan teori ini dilatarbelakangi oleh pendapat bahwa jiwa manusia terdiri dari asosiasi berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa.Asosiasi tersebut dapat terbentuk karena adanya hubungan antara stimulus dan respon. Menurut teori Ilmu Jiwa Gestalt, belajar ialah mengalami, berbuat, bereaksi, dan berpikir secara kritis.Pandangan ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa jiwa manusia bukan terdiri dari elemen-elemen, tetapi merupakan satu sistem yang bulat dan berstruktur.Jiwa manusia hidup dan di dalamnya terdapat prinsip aktif di mana individu selalu cenderung untuk beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dari beberapa definisi belajar di atas, nampak adanya beberapa perbedaan, namun pada substansinya ada kesamaan pandangan tentang bagaimana usaha mengaktifkan berpikir, bereaksi, dan berbuat terhadap suatu obyek yang dipelajari melalui berbagai aktivitas sehingga timbul suatu pengalaman baru dalam diri seseorang.

2.1.2. Prinsip Pembelajaran