Pendugaan Radiasi Surya Pendugaan Parameter Input 1. Pendugaan Albedo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendugaan Parameter Input 4.1.1. Pendugaan Albedo Albedo merupakan rasio antara radiasi gelombang pendek yang dipantulkan dengan radiasi gelombang pendek yang datang. Namun satelit menangkap pantulan gelombang ini pada beberapa kanal sesuai dengan karakteristik satelit. Pada sensor satelit MODIS, ada tujuh kanal yang menangkap reflektansi gelombang elektromagnetik untuk kajian dan analisis permukaan tanah, yaitu kanal 1 sampai kanal 7. Nilai albedo diduga dari korelasi antara reflektansi gelombang elektromagnetik pada kanal 1 sampai 7 dan hasil pengukuran lapang. Analisis yang digunakan dalam pendugaan albedo ini adalah analisis regresi berganda. Pengukuran lapang dilakukan pada tiga tempat dengan tipe penutupan lahan yang berbeda-beda. Ketiga tempat itu adalah daerah perkotaan, daerah bervegetasi dan tambak Tabel 1. Pengukuran dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB menggunakan alat albedometer. Nilai reflektansi kanal 1 sampai 7 diperoleh dengan mengekstrak nilai piksel pada citra. Pengekstrakan dilakukan pada koordinat yang sama dengan koordinat hasil pengukuran lapang pada s etiap tanggal. Tabel 1. Hasil pengukuran albedo. Tanggal Juni 2004 Tempat pengukuran Nilai albedo perkotaan 0,31 15 vegetasi 0,29 tambak 0,25 perkotaan 0,31 16 vegetasi 0,15 tambak 0,07 perkotaan 0,25 18 vegetasi 0,19 tambak 0,12 perkotaan 0,22 19 vegetasi 0,25 tambak 0,14 perkotaan 0,25 20 vegetasi 0,23 tambak 0,17 perkotaan 0,31 25 vegetasi 0,24 tambak 0,22 perkotaan 0,26 29 vegetasi 0,24 tambak 0,15 perkotaan 0,27 30 vegetasi 0,19 tambak 0,18 Sumber : LAPAN Nilai albedo dihitung menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan menggunakan Minitab 14. Persamaan regresi yang diperoleh adalah : Albedo = 0,0312 – 5,9 R1 + 1,02 R2 + 0,0425 R3 + 4,08 R4 – 2,56 R5 + 2,2 R6 + 2,51 R7 23 Model pendugaan albedo persamaan 23 merupakan signifikansi pengaruh reflektansi kanal cahaya tampak satelit MODIS dengan nilai albedo. Nilai R 2 persamaan regresi tersebut adalah 0,77 yang berarti reflektansi kanal 1 sampai kanal 7 R1 sampai R7 pada satelit MODIS berpengaruh nyata terhadap nilai albedo permukaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai albedo berdasarkan model tersebut mendekati keadaan sebenarnya. Persamaan regresi ini adalah formula untuk memperoleh nilai albedo dari citra satelit MODIS dengan inputnya adalah reflektansi kanal 1 sampai kanal 7. Nilai albedo merupakan input dalam estimasi radiasi netto dan fluks bahang tanah.

4.1.2. Pendugaan Radiasi Surya

Nilai radiasi surya ditentukan oleh nilai radiasi ekstraterrestrial dan ketinggian tempat. Estimasi nilai radiasi ekstraterrestrial dihitung berdasarkan persamaan 11, 12, 13, 14 dengan menggunakan Microsoft Excel. Nilai radiasi ekstraterrestrial dihitung pada setiap 0,5 derajat bujur dan lintang antara 109 o sampai 115 o BT dan 6 o sampai 9 o LS. Hasil penghitungan nilai radiasi ekstraterrestrial ini kemudian dirata-ratakan. Penghitungan nilai radiasi ekstraterrestrial rata-rata dilakukan pada setiap tanggal sehingga didapat persamaan untuk memperoleh nilai radiasi surya rata-rata pada setiap tanggal Tabel 2. Persamaan pada Tabel 2 merupakan formula untuk menghitung nilai radiasi surya rata-rata menggunakan ERMapper 6.4 dengan DEM z = ketinggian sebagai inputnya. Tabel 2. Persamaan nilai radiasi surya rata-rata Tanggal Juni 2004 Persamaan formula 15 16 18 19 20 25 29 30 Rs rataan = 0,75 + 0,00002 z 30,236 Rs rataan = 0,75 + 0,00002 z 30,22 Rs rataan = 0,75 + 0,00002 z 30,196 Rs rataan = 0,75 + 0,00002 z 30,188 Rs rataan = 0,75 + 0,00002 z 30,183 Rs rataan = 0,75 + 0,00002 z 30,202 Rs rataan = 0,75 + 0,00002 z 30,267 Rs rataan = 0,75 + 0,00002 z 30,29 Estimasi radiasi surya pada pukul 10.00 WIB dilakukan menggunakan ERMapper 6.4 dengan inputnya adalah nilai radiasi surya rata-rata. Dengan mengasumsikan radiasi surya sebagai fungsi sinusoidal dan kondisi langit yang cerah saat pengambilan citra maka formula yang digunakan untuk menghitung nilai radiasi surya pada pukul 10.00 WIB adalah : Rs 10 = 1.36 Rs rataan 24 Keterangan : sin 60 o = 0,866 Nilai radiasi surya pada pukul 10.00 ini merupakan input dalam estimasi radiasi netto. 4.1.3. Pendugaan Suhu Udara Pengukuran suhu udara pada stasiun cuaca Karangploso dilakukan tiga kali dalam satu hari, yaitu pukul 00.00 GMT, 06.00 GMT dan 12.00 GMT. Selisih waktu antara Waktu Indonesia Barat dan Greenwich Mean Time adalah +7 jam. Jadi, pengukuran suhu udara di stasiun cuaca Karangploso dilakukan pada pukul 07.00 WIB, 13.00 WIB dan 19.00 WIB. Pengambilan citra dilakukan pada pukul 10.00 WIB. Oleh karena itu, untuk mendekati keadaan yang sebenarnya perlu diketahui nilai suhu udara pada pukul 10.00 WIB. Profil suhu udara harian dari pukul 07.00 sampai pukul 19.00 WIB dapat diketahui dari ketiga hasil pengukuran tersebut Lampiran 3. Dari profil suhu tersebut diperoleh persamaan untuk menghitung suhu udara pada pukul 10.00 WIB Tabel 3. Tabel 3. Persamaan profil suhu udara harian di stasiun cuaca Karangploso, Jawa Timur. Tanggal Juni 2004 Persamaan formula 15 16 18 19 20 25 29 30 Y = -0,1361 x 2 + 3,8222 x + 0,1139 Y = -0,125 x 2 + 3,4333 x + 3,2917 Y = -0,1472 x 2 + 4,2444 x - 2,2972 Y = -0,1708 x 2 + 4,9667 x - 8,8958 Y = -0,0472 x 2 + 1,3611 x + 13,586 Y = -0,1194 x 2 + 3,4889 x - 0,7694 Y = -0,1194 x 2 + 3,4222 x + 1,4972 Y = -0,1292 x 2 + 3,6667 x + 0,8375 Berdasarkan persamaan pada Tabel 3, jika x = jam maka dapat diperoleh nilai suhu udara Y pada pukul 10.00 WIB x = 10 Tabel 4. Tabel 4. Suhu udara o C pada pukul 10.00 WIB di stasiun cuaca Karangploso, Jawa Timur. Tanggal Juni 2004 Suhu udara o C pada pukul 10.00 WIB 15 16 18 19 20 25 29 30 24,7 25,1 25,4 23,7 22,5 22,2 23,8 22,9 Untuk mengetahui sebaran nilai suhu udara di Propinsi Jawa Timur maka diasumsikan suhu udara berkurang 0,65 o C setiap ketinggian bertambah 1 Km. Hal ini dilakukan karena keterbatasan data yang ada hanya satu stasiun. Oleh karena itu suhu udara di stasiun cuaca Karangploso yang memiliki ketinggian 575 m dpl di atas permukaan laut dijadikan acuan untuk menghitung suhu udara di permukaan laut 0 m dpl Tabel 5. Tabel 5. Suhu udara o C di permukaan laut 0 m dpl pada pukul 10.00 WIB. Tanggal Juni 2004 Suhu udara o C di permukaan laut pada pukul 10.00 WIB 15 16 18 19 20 25 29 30 28,5 28,9 29,2 27,4 26,2 25,9 27,5 26,6 Persamaan regresi antara suhu udara di stasiun cuaca Karangploso dan suhu udara di permukaan laut merupakan formula untuk memperoleh sebaran nilai suhu udara Y berdasarkan ketinggian x Tabel 6, Lampiran 4. Suhu udara digunakan dalam penghitungan radiasi netto dan fluks bahang terasa. Tabel 6. Persamaan sebaran nilai suhu udara o C berdasarkan ketinggian m. Tanggal Juni 2004 Persamaan formula 15 16 18 19 20 25 29 30 Y = -0,0066x + 28,5 Y = -0,0066x + 28,9 Y = -0,0064x + 29,2 Y = -0,0064x + 27,4 Y = -0,0064x + 26,2 Y = -0,0064x + 25,9 Y = -0,0064x + 27,5 Y = -0,0064x + 26,6

4.1.4. Penentuan Nilai NDVI