Pendugaan Radiasi Surya Estimasi Fluks Bahang Terasa

• Citra satelit MODIS Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer kanal 1 sampai kanal 7 Propinsi Jawa timur bulan Juni 2004 sumber : NASA, USA • Data DEM SRTM Digital Elevation Model – Shuttle Radar Topographic Mission Propinsi Jawa Timur. sumber : USGS, USA • Peta administrasi Propinsi Jawa Timur sumber : Bakosurtanal • Data pengukuran albedo daerah Surabaya dan sekitarnya, bulan Juni 2004 Su mber : LAPAN, Jakarta • Data suhu udara harian stasiun cuaca Karangploso, bulan Juni 2004 sumber : BMG, Jakarta

3.2.2. Alat

Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian ini : • Personal Computer • Microsoft word, excel • ESRIArcView 3.3 • ERMapper 6.4 • Surfer 8 • Minitab 14 3.3. Metode 3.3.1. Import Data Citra Langkah awal ialah mengimport data citra dan menampilkannya. Citra yang ditampilkan telah terkoreksi secara radiometrik sehingga hanya perlu dilakukan koreksi geometrik. Metode yang digunakan dalam melakukan koreksi geometrik adalah penentuan titik kontrol permukaan Ground Control Point atau disingkat GCP. Koreksi geometrik dilakukan untuk menyamakan koordinat pada citra dengan koordinat bumi.

3.3.1. Menentukan

Nilai Normalized Difference Vegetation Index NDVI adalah indeks kehijauan yang besarnya berkisar antara -1 sampai +1. Jika nilai NDVI semakin besar mendekati 1 maka wilayah tersebut semakin hijau dan semakin rapat tertutup vegetasi atau kanopi. Sebaliknya, nilai NDVI pada suatu wilayah yang jarang atau tidak terdapat vegetasi akan mendekati -1. Nilai NDVI merupakan perbedaan reflektansi dari kanal infamerah dekat dan kanal cahaya tampak merah. NDVI = NIR - VIS NIR + VIS 7 Keterangan : NIR : reflektansi kanal inframerah dekat kanal 2 VIS : reflektansi kanal cahaya tampak merah kanal 1

3.3.3. Estimasi Emisivitas

Laymon dan Quattrochi 2000 mengekspresikan nilai emisivitas sebagai fungsi dari NDVI. e = 0,022 NDVI + 0,928 8 3.3.4. Download Suhu Permukaan Suhu permukaan di-download dari ftp.eodps01u.ecs.nasa.gov berupa citra image dengan resolusi spasialnya 1 Km.

3.3.5. Pendugaan Albedo

Berdasarkan persamaan 3 albedo merupakan perbandingan antara radiasi gelombang pendek yang dipantulkan permukaan dengan radiasi gelombang pendek yang datang. Namun sensor satelit merekam pantulan ini pada panjang gelombang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, albedo diduga dari persamaan regresi berganda reflektansi kanal 1 sampai 7. Pada sensor satelit MODIS, kanal 1 sampai 7 digunakan untuk mengkaji dan menganalisis permukaan tanah. a = a + b 1 R 1 +b 2 R 2 + b 3 R 3 + b 4 R 4 + b 5 R 5 + b 6 R 6 + b 7 R 7 9 Keterangan : R 1-7 : reflektansi kanal 1 - kanal 7

3.3.6. Pendugaan Radiasi Surya

Radiasi ekstraterrestrial adalah radiasi surya yang sampai di puncak atmosfer. Radiasi ekstraterrestrial dapat dihitung dari konstanta matahari dan sudut deklinasi matahari dengan memperhitungkan letak lintang dan tanggal dalam setahun Julian day. Radiasi ekstraterrestrial diekspresikan sebagai berikut Allen et. al., 1998 : + = sin sin 60 24 δ ϕ ω π s r sc d G Ra sin cos cos s ω δ ϕ 10 Keterangan : Ra : radiasi ekstraterrestrial MJ m -2 hari -1 G sc : konstanta matahari = 0,0820 MJ m -2 mnt -1 d r : inverse jarak bumi matahari rad ? s : sudut matahari terbenam rad f : lintang rad d : sudut deklinasi matahari rad rad = p 180 derajat desimal Nilai d r dan d merupakan fungsi dari Julian day, yaitu nomor hari dalam setahun contoh : 1 Februari = 32, 12 Desember = 365366. Nila i d r dan d diekspresikan sebagai berikut :       + = J d r 365 2 cos 33 , 1 π 11       − = 39 , 1 365 2 sin 409 , J π δ 12 Keterangan : J : Julian day Nilai ? s dihitung menggunakan persamaan berikut : ? s = arccos - tan f tan d 13 Radiasi surya diekspresikan sebagai fungsi dari ketinggian dan radiasi ekstraterrestrial Allen et. al., 1998 : Rs = 0,75 + 2.10 -5 z Ra 14 Keterangan : Rs : radiasi surya MJ m -2 hari -1 z : ketinggian m Ra : radiasi ekstraterrestrial Nilai radiasi surya diasumsikan sebagai fungsi sinusoidal sehingga radiasi maksimum A terjadi pada pukul 12.00 waktu lokal sin 90 o dan radiasi minimum terjadi pada pukul 06.00 dan 18.00 waktu lokal sin 0 o Lampiran 2. 3.3.7. Estimasi Radiasi Netto Dalam Narasimhan dan Srinivasan 2002, Swinbank 1963 mengekspresikan radiasi gelombang panjang yang datang sebagai: Rl in = e a . σ . Ta 4 .0,7 1 + 0,17 N 2 15 Keterangan : Rl in: radiasi gelombang panjang yang datang W m -2 e a : emisivitas udara 0,938 x 10 -5 Ta 2 Ta : suhu udara K N : faktor keawanan Substitusi persamaan 4 dan 15 Rn = 1- a R s in + 0,7 e a . σ .T a 4 – e. σ .T s 4 16 Asumsi : - Langit cerah N= 0

3.3.8. Estimasi Fluks Bahang Terasa

Fluks bahang terasa sensible heat flux dipengaruhi oleh suhu udara, suhu permukaan, dan tahanan aerodinamiknya Khomarudin, 2005. Allen et. al. 1998 dan Narasimhan dan Srinivasan 2002 mengekspresikan fluks bahang terasa sebagai berikut : . 273 900 2 Ta Ts U Ta H − + = λ γ 17 Keterangan : H : Fluks bahang terasa MJ m -2 hari -1 T s : Suhu permukaan °C T a : Suhu udara °C U 2 : Kecepatan angin pada ketinggian 2 m = 2 m s -1 ? : Tetapan psikrometrik kPa °C -1 = 0,665 x 10 -3 P P : Tekanan atmosfer k Pa = 101,3 293-0,0065z293 5,26 Z : Ketinggian tempat altitude m λ : panas laten penguapan MJ kg -1

3.3.9. Estimasi Fluks Bahang Tanah