Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat 1. Bahan Teknik Penginderaan Jauh 1. Definisi

tanah dan fluks bahang terasa yang rendah akan mengakibatkan fluks bahang penguapan yang tinggi. Kondisi ini menggambarkan nilai Bowen Ratio dan Crop Water Stress Index yang rendah serta nilai Evaporative Fraction yang tinggi yang mengindikasikan wilayah tersebut tidak berpotensi terjadi kekeringan. Sebaliknya, kelengasan tanah yang rendah kering pada suatu wilayah akan mengakibatkan albedo dan suhu permukaan pada wilayah tersebut relatif tinggi. Albedo yang tinggi akan menyebabkan rendahnya radiasi netto. Sementara itu, suhu permukaan yang rendah akan mengakibatkan perbedaan yang besar antara suhu permukaan dengan suhu udara sehingga fluks bahang tanah dan fluks bahang terasa relatif tinggi. Akibatnya, fluks bahang penguapan pada wilayah itu akan rendah. Kondisi ini mengindikasikan wilayah tersebut berpotensi terjadi kekeringan yang direpresentasikan oleh nilai Bowen Ratio dan Crop Water Stress Index yang tinggi serta nilai Evaporative Fraction yang rendah. 2.3. Teknik Penginderaan Jauh 2.3.1. Definisi Pengideraan jauh atau remote sensing didefinisikan sebagai teknik pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat obyek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak bersinggungan langsung dengan obyek atau fenomena yang dikaji American Society of Photogrammetry, 1983. Penginderaan jauh juga dapat dikatakan gabungan antara seni dan ilmu. Menurut Barus 2000, ciri utama penginderaan jauh adalah kemampuannya menghasilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam jumlah yang relatif besar. Data penginderaan jauh biasanya dalam bentuk suatu gambar image yang menggambarkan suatu obyek atau fenomena, contohnya : foto udara, citra satelit. 2.3.2. Pengukuran Berbasis Data Satelit Estimasi dan pengukuran berbasis data satelit dapat diartikan sebagai pengukuran energi yang dipantulkan dan atau diemisikan oleh material permukaan seperti vegetasi, batuan dan air pada kisaran panjang gelombang tertentu dalam spektrum eletromagnetik Stefanov Netzband, 2004. Satelit menerima spektrum elektromagnetik ini dalam beberapa kanal sesuai dengan karakteristik satelit tersebut. Setiap satelit mempunyai jumlah kanal dan kisaran panjang gelombang yang berbeda-beda. Secara umum, kisaran panjang gelombang pada satelit adalah gelombang cahaya tampak visible light, gelombang inframerah dekat near infrared, gelombang pendek inframerah shortwave infrared dan gelombang mikro. Indeks vegetasi seperti Normalized Difference Vegetation Index NDVI merupakan salah satu parameter awal yang dapat ditentukan dari data satelit. Pigmen pada daun, klorofil, menyerap gelombang cahaya tampak 0,4 sampai 0,7 µ m untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Sementara itu, struktur sel daun memantulkan gelombang inframerah dekat 0,7 sampai 1,1 µ m. Oleh karena itu, estimasi NDVI berbasis data satelit merupakan penghitungan kanal cahaya tampak dan inframerah dekat. Nilai NDVI menggambarkan tingkat kehijauan biomassa dan merupakan indikator yang baik untuk menentukan status kesehatan, kerapatan vegetasi pada suatu wilayah namun tidak berhubungan langsung dengan ketersediaan air tanah di wilayah tersebut Hung, 2000. Selain indeks vegetasi, suhu permukaan juga dapat ditentukan dari data satelit. Suhu permukaan adalah suhu bagian terluar dari obyek di permukaan, misalnya, suhu permukaan vegetasi adalah suhu kanopi. Di daerah tropis, suhu permukaan sebagian besar merupakan indikator fluks bahang penguapan Hung, 2000. Satelit Terra MODIS menerima energi yang dipantulkan dan atau diemisikan oleh material permukaan dalam 36 kanal bands.. Setiap kanal mempunyai kisaran panjang gelombang dan kegunaan utama yang spesifik Lampiran 1. Pada satelit MODIS, kanal yang digunakan untuk menentukan nilai NDVI adalah kanal 1 dan 2.

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan bulan September 2006 di Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional – Pekayon, Jakarta dan di Laboratorium Agrometeorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor. 3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : tanah dan fluks bahang terasa yang rendah akan mengakibatkan fluks bahang penguapan yang tinggi. Kondisi ini menggambarkan nilai Bowen Ratio dan Crop Water Stress Index yang rendah serta nilai Evaporative Fraction yang tinggi yang mengindikasikan wilayah tersebut tidak berpotensi terjadi kekeringan. Sebaliknya, kelengasan tanah yang rendah kering pada suatu wilayah akan mengakibatkan albedo dan suhu permukaan pada wilayah tersebut relatif tinggi. Albedo yang tinggi akan menyebabkan rendahnya radiasi netto. Sementara itu, suhu permukaan yang rendah akan mengakibatkan perbedaan yang besar antara suhu permukaan dengan suhu udara sehingga fluks bahang tanah dan fluks bahang terasa relatif tinggi. Akibatnya, fluks bahang penguapan pada wilayah itu akan rendah. Kondisi ini mengindikasikan wilayah tersebut berpotensi terjadi kekeringan yang direpresentasikan oleh nilai Bowen Ratio dan Crop Water Stress Index yang tinggi serta nilai Evaporative Fraction yang rendah. 2.3. Teknik Penginderaan Jauh 2.3.1. Definisi Pengideraan jauh atau remote sensing didefinisikan sebagai teknik pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat obyek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak bersinggungan langsung dengan obyek atau fenomena yang dikaji American Society of Photogrammetry, 1983. Penginderaan jauh juga dapat dikatakan gabungan antara seni dan ilmu. Menurut Barus 2000, ciri utama penginderaan jauh adalah kemampuannya menghasilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam jumlah yang relatif besar. Data penginderaan jauh biasanya dalam bentuk suatu gambar image yang menggambarkan suatu obyek atau fenomena, contohnya : foto udara, citra satelit. 2.3.2. Pengukuran Berbasis Data Satelit Estimasi dan pengukuran berbasis data satelit dapat diartikan sebagai pengukuran energi yang dipantulkan dan atau diemisikan oleh material permukaan seperti vegetasi, batuan dan air pada kisaran panjang gelombang tertentu dalam spektrum eletromagnetik Stefanov Netzband, 2004. Satelit menerima spektrum elektromagnetik ini dalam beberapa kanal sesuai dengan karakteristik satelit tersebut. Setiap satelit mempunyai jumlah kanal dan kisaran panjang gelombang yang berbeda-beda. Secara umum, kisaran panjang gelombang pada satelit adalah gelombang cahaya tampak visible light, gelombang inframerah dekat near infrared, gelombang pendek inframerah shortwave infrared dan gelombang mikro. Indeks vegetasi seperti Normalized Difference Vegetation Index NDVI merupakan salah satu parameter awal yang dapat ditentukan dari data satelit. Pigmen pada daun, klorofil, menyerap gelombang cahaya tampak 0,4 sampai 0,7 µ m untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Sementara itu, struktur sel daun memantulkan gelombang inframerah dekat 0,7 sampai 1,1 µ m. Oleh karena itu, estimasi NDVI berbasis data satelit merupakan penghitungan kanal cahaya tampak dan inframerah dekat. Nilai NDVI menggambarkan tingkat kehijauan biomassa dan merupakan indikator yang baik untuk menentukan status kesehatan, kerapatan vegetasi pada suatu wilayah namun tidak berhubungan langsung dengan ketersediaan air tanah di wilayah tersebut Hung, 2000. Selain indeks vegetasi, suhu permukaan juga dapat ditentukan dari data satelit. Suhu permukaan adalah suhu bagian terluar dari obyek di permukaan, misalnya, suhu permukaan vegetasi adalah suhu kanopi. Di daerah tropis, suhu permukaan sebagian besar merupakan indikator fluks bahang penguapan Hung, 2000. Satelit Terra MODIS menerima energi yang dipantulkan dan atau diemisikan oleh material permukaan dalam 36 kanal bands.. Setiap kanal mempunyai kisaran panjang gelombang dan kegunaan utama yang spesifik Lampiran 1. Pada satelit MODIS, kanal yang digunakan untuk menentukan nilai NDVI adalah kanal 1 dan 2.

III. METODOLOGI