pada objek-objek dari luar diri, suatu kesiapan untuk menerima kejadian-kejadian luar, suatu keinginan untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh peristiwa-
peristiwa yang terjadi di sekitar, suatu kebutuhan untuk terlibat, punya kapasitas untuk bertahan, menikmati kesibukan, dan setiap macam keributan di dunia
sekitar. Umumnya, orang ekstrovert percaya pada apa yang diterima dari dunia luar, orang eksrovert tidak segan-segan menyampaikan motivasi pribadi untuk
dievaluasi. Berdasarkan teori Jung di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap
ekstrovert mengarahkkan pribadi ke pengalaman objektif, memusatkan perhatian ke dunia luar, cenderung berinteraksi dengan orang di sekitar, aktif, dan ramah.
Orang ekstrovert bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, serta mudah bergaul dengan orang lain.
2.3.2.2 Introvert
Jung dalam Feist dan Feist, 2012: 137 menyebutkan bahwa introversi adalah aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi subjektif.
Introver memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri sendiri, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yang bersifat individu. Orang-
orang introvert akan menerima dunia luar dengan sangat selektif dan dengan pandangan subjektif.
Selanjutnya Jung dalam Alwisol 2005: 60, mengemukakan introvert mengarahkan pribadi ke pengalaman subjektif, memusatkan diri pada dunia dalam
dan privat di mana realitas hadir dalam bentuk hasil amatan, cenderung menyendiri, pendiam atau tidak ramah, bahkan antisosial. Umumnya orang
introvert senang introspektif dan sibuk dengan kehidupan internal pribadi sendiri. Tentu orang-orang introvert juga mengamati dunia luar, tetapi hal tersebut
dilakukan secara selektif, dan memakai pandangan subjektif. Ahmadi dan Sholeh 2005: 206 mengemukakan bahwa orang dengan tipe
introvert cenderung menarik diri dan menyendiri. Orang introvert pemalu dan lebih suka bekerja sendiri di tengah-tengah orang banyak. Sedangkan Boeree
2005: 132 menyebutkan orang introvert lebih sering berhadapan dengan alam bawah sadar kolektif dan arketip-arketip. Orang introvert adalah orang yang lebih
mementingkan dunia internal pikiran, perasaan, fantasi, dan mimpi-mimpi. Dalam pengertian ini, orang introvert dapat dikatakan lebih dewasa daripada orang
ekstrovert. Sedangkan Jung dalam Suryabrata 2012: 162 juga menyebutkan orang
yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia di dalam diri sendiri. Orientasi terutama tertuju ke dalam pikiran, perasaan, serta tindakan-
tindakan ditentukan oleh faktor-faktor subjektif. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang
lain, serta kurang dapat menarik hati orang lain, tetapi penyesuaian dengan batinnya sendiri cenderung baik. Bahaya tipe introvert ini adalah apabila jarak
dengan dunia objektif terlalu jauh, maka individu dapat lepas dari dunia objektif. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap
introvert mengarahkan pribadi ke pengalaman subjektif, memusatkan diri pada dunia dalam dan privat di mana realita hadir dalam bentuk hasil amatan,
cenderung menyendiri, pendiam atau tidak ramah, bahkan antisosial. Penyesuaian
dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, serta kurang dapat menarik hati orang lain.
2.4 Hubungan Antara Intimasi Pelatih-Atlet Dengan Tingkat Stres