Latar Belakang Masalah Pendahuluan

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi tentang kepedulian global terhadap kesejahteraan manusia. Hal ini terjadi di General Assembly of the United Nations yang diadakan di New York pada bulan September tahun 2000. Deklarasi ini ada lah, Millenium Development Goals 2015 MDGs 2015. Salah satu dari 8 faktor -faktor yang terdapat di dalam deklarasi tersebut adalah mengurangi angka kematian anak sebanyak 23, antara tahun 1990 dan 2015, pada angka mortalitas dari balita Alisjahbana Tuwo 2010 Mengikuti data statistik yang didapat dari WHO pada tahun 2012, terdapat sebanyak 19,14 kelahiran dari setiap 1000 populasi di dunia. Hasil ini berasal dari setiap 252 kelahiran di seluruh dunia setiap menit atau 4,2 kelahiran setiap detiknya WHO, 2012. Tiap tahunnya, jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai 4,5 juta bayi, dengan angka kelahiran 17,7 kelahiran dari setiap 1000 populasi dan 11.9 dari angka tersebut merupakan bayi dengan berat badan lahir rendah KEMENKES, 2010. Bayi kembar merupakan salah satu penyumbang penyebab kematian bayi di dunia. Karena bayi yang lahir kembar sering disertai dengan kelahiran prematur yang akan meningkatkan gangguan proses kelahiran dan kematian neonatal. Tingkat insidensi dari bayi kembar terus meni ngkat pada 30 tahun terakhir ini. Pada tahun 2009, 16 dari 1000 kelahiran di Inggris dan Wales merupakan bayi kembar, dibandingkan 10 dari 1000 kelahiran pada tahun 1980 WHO, 2009. Peningkatan dari angka bayi kembar ini merupakan pengaruh dari bertambahn ya teknik reproduksi bantuan, termasuk fertilisasi in vitro IVF. Lebih dari 24 dari prosedur IVF yang sukses menghasilkan kehamilan multiple NIHCE, 2011. Universitas Sumatera Utara Pada bayi yang lahir kembar, angka mortalitasnya pada tahun 2009 adalah 27,39, yaitu 5 kali lebi h tinggi dari kelahiran tunggal yaitu dengan angka 5,64. Dari tahun 2008-2009 angka kematian bayi sudah menurun sebanyak 3 pada bayi tunggal dan 55 pada bayi kembar, walaupun angka mortalitas pada bayi kembar lebih tinggi dari bayi yang lahir tunggal pada semua ras dan pada kelompok Hispanic-origins NVSS, 2013 Resiko kematian pada bayi akan meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah bayi dalam kandungan. Pada tahun 2009, angka mortalitas pada bayi kembar 25,50 meningkat hampir lima kali dari bayi l ahir tunggal 5,64. Angka mortalitas pada bayi kembar 3 60,97 adalah sebanyak 10 kali lipat, dan pada bayi kembar 4 128,58 adalah sebanyak 23 kali lipat, dan bayi quintuplets dan yang lebih banyak mempunyai mortalitas 350,00 62 kali lipat dari bayi lahir tunggal NVSS, 2013. Kehamilan ganda akan lebih sering disertai dengan kelahiran preterm dan dengan bayi berat lahir rendah BBLR daripada kelahiran pada bayi tunggal. Profil resiko pada kelahiran ganda akan memberi dampak pada kenaikan angka mortalitas bayi 16,8. Sebagai contoh, pada tahun 2009, dari semua kelahiran yang terjadi di Amerika, 3 merupakan kelahiran bayi kembar, tapi sebanyak 15 kematian bayi yang terjadi disebabkan karena kelahiran kembar NVSS, 2013. Maka atas keadaan inilah yan g melatar belakangi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang proporsi bayi BBLR dari bayi kembar di Rumah Sakit H. Adam Malik pada tahun 2008 -2012.

1.2 Rumusan Masalah