haruslah dipandang sebagai langkah strategis dalam rangka aktualisasi dari paham kebangsaan kita.”
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, pengembangan demokrasi merupakan bagian yang sangat penting
karena terciptanya proses kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis akan mendorong berkembangnya
partisipasi masyarakat itu akan meningkatkan peluang untuk mewujudkan tingkat kesejahteraan yang lebih tingggi.
Peningkatan kualitas demokrasi itu tidak dapat berlangsung tanpa didukung adanya faktor-faktor yang kondusif untuknya.
Dalam hal ini tingkat kesejahteraan masyarakat sangat menentukan tinggi rendahnya kualitas demokrasi.
2. Pondok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Pesantren merupakan “Bapak” dari pendidikan islam di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman, hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana bila diruntut kembali sesungguhnya pesanteren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah
islamyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran islam sekalian mencetak kader-kader ulama.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri. Sedangkan pondok berarti rumah sederhana yang
terbuat dari bambu. Disamping itu kata pondok mungkin juga berasal dari bahasa arab funduq yang berarti hotel atau asrama Hasbullah
2001:138. Hasbullah 2001:138 menyatakan sebagai berikut.
Pembangunan suatu pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pendidikan lanjutan. Namun
demikian, faktor guru yang memenuhi persyaratan keilmuan yang diperlukan akan sangat menentukan bagi tumbuhnya suatu pesantren.
Pada umumnya berdirinya suatu pondok pesantren diawali dengan pengakuan dari masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu
seorang kiai atau guru tersebut. Semakin tinggi ilmu seorang guru, semakin banyak pula orang dari luar daerah yang akan datang untuk
menuntut ilmu kepadanya dan semakin besar pula pondok pesantren tersebut.
Kelangsungan hidup suatu pesantren amat tergantung kepada daya tarik tokoh sentral kiai atau guru yang memimpin, meneruskan
atau mewarisinya, maka umur pesantren akan lama bertahan, sebaliknya pesantren akan menjadi mundur dan makin hilang, jika pewaris atau
keturunan kiai yang mewarinya tidak memenuhi persyaratan. Jadi seorang figure dalam pesantren benar-benar sangat dibutuhkan.
Hasbullah 2001:24-25 dalam realitasnya, penyelengaraan sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren dewasa ini dapat
digolongkan menjadi 3 bentuk yaitu: 1.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam, yang pada umumnya pendidikan
dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara nonklasikal dimana para kiai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-
kitab yang ditulis dalam bahasa arab dan biasanya para santri tinggal dalam pesantren tersebut.
2. Pesantren adalah pendidikan dan pengajaran agama islam
yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren tersebut diatas. Namun, para santri tidak disediakan pondok
kompleks pesantren tersebut selain itu juga metode pendidikan dan pengajaran agama islam dilakukan dengan
cara datang berduyun-duyun pada waktu-waktu tertentu.
3. Pondok pesantren dewasa ini merupakan lembaga gabungan
antara sistem antara sistem pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran dengan cara-cara
yang telah ditentukan
Pondok pesantren sebagai agen pembangunan nasional hendaknya berpartisi aktif memecahkan masalah yang timbul
dalam dunia pendidikan melalui peningkatan mutu pendidikan dilingkungan pondok pesantren. Menurut Sulthon dan Khusnuridlo
2006:16, pesantren hendaknya memprioritaskan hal-hal sebagai berikut.
a. Peningkatan mutu guru pesantren melalui pendidikan
akademik danatau professional. b.
Mengembangkan kurikulum secara berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi pesantren.
c. Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan pondok pesantren
secara memadai, baik untuk pendidkan diniyah maupun pendidikan yang diselenggarakan.
d. Peningkatan mutu penyelenggaraan program wajar diknas 9
tahun yang melaksanakannya. e.
Penyetaraan pendidikan pondok pesantren dengan pendidikan pendidikan di luarf pondok pesantren.
f. Peningkatan akuntabilitas pendidikan dilingkungan pondok
pesantren sehingga dapat pengakuan luas dari kalangan non pesantren
b. Pendidikan Pondok Pesantren