Menurut Nurcholis Majid dalam Sulton dan Kusnulridlo 2006:15 menjelaskan setidaknya ada 12 prinsip yang melekat
pada pendidikan pesantren, yaitu: 1.
Teosentrik 2.
Ikhlas dalam pengabdian 3.
Kearifan 4.
Kesederhanaan 5.
Kolektifitas 6.
Mengatur kegiatan bersama 7.
Kemandirian 8.
Tempat menuntut ilmu dan mengabdi 9.
Mengamalkan ajaran agama 10.
Kebebesan terpimpin 11.
Belajar sedalam pesantren bukan untuk mencari sertifikatijazah saja
12. Kepatuhan terhadap kiai.
3. Implementasi Penanaman Nilai-nilai Nasionalisme dalam Lingkup
Kehidupan Sehari-hari
Konsep nasionalisme lahir pada saat Ben Anderson mengungkapkan gagasannya tentang masyarakat khayalan imagined
communities. Nasionalisme berakar dari system budaya suatu kelompok masyarakat yang saling tidak mengenal satu sama lain.
Kebersamaan mereka dalam gagasan mengenai suatu bangsa dikonstruksikan melalui khayalan yang menjadi materi nasionalisme.
Sebagai contoh dalam pandangan Anderson, bahwa nasionalisme Indonesia terbentuk dari adanya suatu khayalan akan suatu bangsa
yang mandiri dan bebas dari kekuasaan kolonial, suatu bangsa yang diikat oleh suatu kesatuan media komunikasi, yakni bahasa Indonesia.
Definisi tersebut memang benar apabila dikemukakan 80 tahun yang
lalu, tetapi di masa sekarang bahasa tidak bisa lagi dijadikan jaminan untuk mampu membentuk kesatuan nasionalisme bangsa. Hal ini
disebabkan banyaknya tantangan yang dihadapi oleh semangat kebangsaan nasionalism itu sendiri.
Di era globalisasi sekarang ini masalah yang penting mendapat perhatian adalah identitas kebangsaan. Derasnya arus globalisasi
menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan. Masyarakat Indonesia lebih bangga dengan budaya asing daripada budaya
bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang lebih pada diri mereka manakala menggunakan produk luar
negeri, dibandingkan jika menggunakan produk bangsanya sendiri. Slogan “aku cinta buatan Indonesia” sepertinya hanya menjadi ucapan
belaka, tanpa ada aksi yang mengikuti pernyataan tersebut. Dengan keadaan yang seperti ini perlu ditanamkan nilai-nilai nasionalisme
untuk meningkatkan kecintaan terhadap bangsa Indonesia. Pada dasarnya meningkatkan kecintaan terhadap bangsa dan
tanah air merupakan suatu keharusan bagi kita semua sebagai masayarakat Indonesia. Baik sekarang maupun ke depan hingga waktu
yang tidak terbatas, kewajiban kita adalah untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai nasionalisme yang bersumber pada nilai-nilai
Pancasila. Dalam hal ini ,nilai-nilai Pancasila harus benar-benar dijadikan spirit moralisme untuk merekonstruksi desain Negara
bangsa yang penuh keadaan dan martabat. Tampaknya ,sekarang ini
konsep nasionalisme harus segera direka ulang sesuai dengan karakteristik kebangsaan Indonesia yang mutakhir dengan tetap
berpegang pada nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Desain isi nasionalisme Indonesia harus dimaknai bahwa nasionalisme
Indonesia adalah nasionalisme yang menolak segala bentuk diskriminasi, kedholiman, penjajahan, penindasan, ketidak adilan,
serta pengingkaran atas nilai-nilai ketuhanan, sebagaimana yang terkandung dalam Pancasila.
Melihat kenyataan pentingnya nasionalisme di era sekarang ini, membuat kita harus berpikir tentang bagaimana cara kita untuk
bisa mengimplementasikan penanaman nilai-nilai nasionalisme tersebut dalam lingkup kehidupan sehari-hari. Perlu bagi kita untuk
tahu bahwa nasionalisme berawal dari suatu kesadaran. Maka dari itu, nasionalisme dapat dijabarkan dan ditularkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Salah satu cara menanamkan nilai-nilai nasionalisme dalam lingkup kehidupan sehari-hari adalah melalui
pendidikan. Melalui proses pembelajaran di sector pendidikan, maka nilai-nilai pendidikan karakter dapat dimasukkan. Mengingat bahwa
penanaman nilai-nilai nasionalisme merupakan suatu pembelajaran yang bersifat abstrak, maka lembaga pendidikan pun harus mengemas
pembelajaran dengan metode yang tepat agar pesan yang terkandung di dalamnya dapat diterima oleh semua orang sesuai dengan apa yang
direncanakan. Ketika nasionalisme itu berkolaborasi dengan pendidikan, maka yang akan terjadi adalah adanya rasa saling
menghargai, serta keharmonisan antar sesamanya. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa implementasi nyata
terhadap penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam lingkup kehidupan sehari-hari sangatlah dibutuhkan. Apalagi jika kita menghadapi
kecaman dari era globalisasi seperti sekarang ini. Arti penting dari implementasi terhadap penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam
lingkup kehidupan sehari-hari adalah untuk menjaga kita dari pengaruh luar yang semakin keras. Seperti kita ketahui bahwa tidak
selamanya pengaruh itu selalu bersifat positif. Ada kalanya pengaruh itu bersifat negatif. Pengaruh-pengaruh negatif tersebut apabila
dibiarkan berkelanjutan maka lama kelamaan akan mengikis rasa cinta tanah air para generasi penerus bangsa.
Sebagai bangsa yang berjiwa nasionalisme, tentunya kita semua tidak menghendaki adanya pengaruh buruk masuk ke dalam
negara kita. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari bangsa
Indonesia sendiri untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai nasionalisme. Melalui sektor pendidikan, harapkan implementasi
terhadap penanaman nilai-nilai nasionalisme dalam lingkup kehidupan sehari-hari akan tercapai dengan baik.
B. Kerangka Berpikir
Bagan 1. Kerangka Berpikir
Nasionalisme Terciptanya
keutuhan negara
Nilai-nilai nasionalisme
harus dimiliki oleh:
- Warga
negara -
Lembaga atau
instansi Pondok pesantren