50
Atlet juara adalah sosok manusia yang ”unik dan istimewa”. Menjadi juara dalam olahraga adalah identik dengan kerja keras. Semua atlet juara pasti mengalami
liku–liku suasana pelatihan keras, tekun, dan dilakukannya dalam waktu lama dengan penuh pengorbananan pula. Potret atlet seperti ini, menampakkan pribadi yang
disiplin, oleh karena dalam diri atlet itu tergambar dorongan kuat untuk tampil lebih baik dari orang lain. Oleh sebab itu pembina atau pelatih harus memahamai perilaku-
perilaku atlet seperti ini. Di dalam pelatihan banyak ditemui, kasus–kasus dan tingkah laku atlet, ingin tampil beda dari atlet lain. Perilaku seperti ini sebenarnya adalah
repleksi psikologi dari atlet yang dituntut selalu meningkatkan diri secara total, karena itu pembina atau pelatih harus tampil dengan sikap percaya diri, bijaksana
untuk menyelesaikan kasus–kasus pelatihan seperti yang banyak dialami pelatihan atlet Tahir Djide dalam Harsuki, 2002:372.
Atlet merupakan manusia yang terdiri atas jasmani dan rohani dimana mempunyai pembawaan sejak lahir yang akan diolah menjadi manusia berprestasi
tinggi. Untuk itu perlu adanya pencarian pemain yang memenuhi persyaratan– persyaratan sesuai dengan tuntutan cabang olahraga Arman Abdullah, 1985:139.
8. Pembinaan Pelatih Karate
Menurut Tahir Djide dalam Harsuki, 2002:353 bahwa menjadi pelatih adalah pekerjaan yang ”unik”. Dalamnya terbentang luas aspek garapan yang sarat
dengan tantangan persaingan, aspek peningkatan diri, peningkatan kemampuan, menjaga dan memelihara kewibawaan, terampil berkomunikasi, cermat mengambil
51
keputusan, dan masih banyak lagi aspek–aspek pendukung yang kesemuaanya bermuara pada upaya untuk sukses dalam tugas sebagai pelatih.
Pelatih harus memahami bahwa latihan yang sistematis merupakan konsep yang kompleks. Pelatihlah yang harus merencanakan ini semua secara cermat. Itulah
sebabnya pelatih harus selalu tampil dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti aspek psikologis, fisiologis dan sosial dalam sekedul pelatihannya.
Lingkungan latihan dan melatih adalah suatu konsep dan pekerjaan yang sangat kompleks. Mulai dari bagaimana merancang latihan, mengorganisasikan latihan,
melaksanakan latihan, yang semuanya harus dilaksanakan dalam tempo lama. Proses kerja ini harus dilakukan dan senantiasa ditingkatkan secara bertahap dan progresif.
Sebagai pelatih harus mengembangkan cita–cita, keinginan dan harapan agar para atletnya dapat tampil prima, berprestasi tinggi dalam setiap kejuaraan yang diikuti.
Proses melatih merupakan strategi yang sarat dengan kepandaian untuk merangkai berbagai isu–isu pelatihan agar atlet termotivasi untuk terlibat dalam
suasana latihan yang bergairah, tekun, dan bersemangat. Dalam kaitan ini aspek membangkitkan semangat berlatih merupakan keterampilan khusus yang harus
dimiliki oleh setiap pelatih. Dalam proses latihan, pelatih harus terampil pula memberikan pemahaman tentang nilai–nilai spritual, pembinaan sikap dan perilaku
agar dalam diri atlet tercermin sikap ketulusan, kesucian moral yang utuh di samping tetap memperhatikan kesempurnaan penampilan dan kemampuan fisik para atlet
Tahir Djine dalam Harsuki, 2002 : 358.
52
Harsono, 1988:45 mengatakan bahwa kepribadian pelatih juga bisa ikut membentuk kepribadian atlet yang dilatihnya. Pelatih harus sadar bahwa dia bisa
mempengaruhi perkembangan watak dan kepribadian atlet–atletnya, terutama atlet– atlet yang masih muda. Pengaruh ini bisa positif atau negatif, bisa memperbaiki atau
merusak. Oleh karena itu adalah teramat penting bahwa seorang Coach mengenal kepribadiannya sendiri.
9. Pembinaan Program Latihan Karate