Dukungan Pemerintah dan Masyarakat terhadap Olahraga Karate

59 peningkatan prestasi baik di tingkat nasional maupun daerah Kantor Menpora, 19992000:82.

11. Dukungan Pemerintah dan Masyarakat terhadap Olahraga Karate

Lahirnya kembali Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Menpora dalam pemerintahan kabinet bersatu, merupakan sinyal yang kuat adanya keseriusan pemerintah dalam pengembangan dan peningkatan peran olahraga sebagai pilar dalam menunjang pembangunan nasional. Dan telah disahkanya Undang-undang no 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan Nasional SKN yang mengatur keolahragaan secara menyeluruh dengan memperhatikan semua aspek terkait, adaptif terhadap perkembangan olahraga dan masyarakat, sekaligus sebagai instrumen hukum yang mampu mendukung pembinaan dan pengembangan keolahragaan Nasional pada masa kini dan masa yang akan datang. Dan memberikan kepastian hukum bagi pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat dan bangsa yang gemar, aktif, sehat dan bugar serta berprestasi dalam olahraga www.pikiran rakyat.2005 Dalam UU SKN No 3 tahun 2005 Bab VII pasal 21 ayat 1, 22, menyebutkan : pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga melalui penatapan kebijakan, penataran atau pelatihan, koordinasi, konsultasi, komunikasi, penyuluhan, pembimbingan, pemasyarakatan, perintisan, penelitian, uji coba, kompetisi, bantuan, pemudahan, 60 perizinan dan pengawasan, sedangkan pasal 23 ayat 1 berbunyi ; masyarakat dapat membina dan pengembangan olahraga melalui berbagai kegiatan keolahragaan secara aktif, baik yang dilaksanakan atas dorongan pemerintah dan atau pemerintah daerah, maupun atas kesadaran atau prakarsa sendiri. Menurut Soegiyanto KS 2007:16 bahwa Implementasi UU No 3 tahun 2005 harus bertahap. Penyebabnya diperlukan adaptasi dari stakeholder olahraga Indonesia. Beberapa peraturan pemerintah belum muncul. Artinya Undang-undang SKN belum cair. Pemerintah harus siapkan dana pembinaan. Dana harus sesuai kebutuhan, selama ini tidak terjadi, bagaimana pembina mau jalan? Program Indonesia Bangkit dan Garuda Emas tidak jalan karena kendala dana, sekarang peran pemerintah lebih besar sesuai UU No 3 tahun 2005, Dana untuk pembinaan idealnya adalah 2-4 persen dari APBD dan APBN. Upaya pemberdayaan peranserta masyarakat dan kalangan dunia usaha bagi pembinaan olahraga prestasi, baik ditingkat nasional maupun daerah, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberhasilan kinerja pembinaan atau peningkatan kualitas olahraga prestasi di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pemberdayaan olahraga prestasi perlu mendapat perhatian dan kepedulian, tidak hanya oleh para pembina cabang olahraga dan pemerintah, tetapi pada kenyataannya peranserta masyarakat dapat membantu meringankan biaya pengelolaan pertandingan, pembinaan dan pemberdayaan setiap cabang olahraga prestasi Kantor Menpora,19992000:16 61 Sebagai negara yang sedang membangun, model pembanguanan olahraga nasional memerlukan integritas pemerintah, swasta dan masyarakat. Interaksi kerjasama yang dijalin melalui koordinasi itu dibangun atas dasar alokasi dan legitimasi peranan yang diatur sedemikian rupa sesuai dengan kewenangan. 62

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif artinya permassalah yang dibahas bertujuan, untuk dapat menggambarkan atau menguraikan tentang keadaan atau fenomena yang ada atau proses penelitian untuk memahami masalah manusia atau sosial, berdasarkan pada tatanan yang kompleks, gambaran yang holistik, disusun dengan kata-kata, melaporkan pandangan detail para informan dan dilaksanakan pada latar alamiah atau natural. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata yang terucapkan secara lisan dan tertulis serta perlaku orang-orang. Penelitian dengan pendekatan kualitatif selalu berlatar belakang alamiah dan sumber datanya berkonteks sewajarnya Natural Setting. Dalam metode kualitatif, penelitian sebagai instrumen utama. Dalam penelitiannya lebih mengutamakan proses untuk mencari makna dibalik yang diamati, mengutamakan data langsung atau fisrt hand yang hasilnya disepakati bersama antara peneliti dan responden. Dalam penelitian kualitatif, latar setting dan manusia yang menjadi objek penelitian dilihat secara holistik, perilaku manusia tidak dapat dipisahkan pada latar di mana dia berada dan hidup. Metode ini memberikan peluang kepada penelitian untuk mengetahui secara personal objek penelitiannya. Penelitian dapat mengalami sendiri, menggali obyek penelitian dalam kehidupan sehari–hari.