Nepal Latar Belakang Penerapan Akuntansi Akrual Di Beberapa Negara

64 USAID. Lembaga tersebut bersama Perserikatan Bangsa-bangsa PBB membawa misi perbaikan ekonomi ke negara-negara berkembang, khususnya yang sedang mengalami krisis keuangan seperti Nepal. Agenda yang dibawa oleh USAID dan PBB adalah pengimplementasian program and performance budgeting PPB di lingkungan pemerintah Nepal. Pelaksanaan PPB diharapkan kemudian dapat menjadi alat yang digunakan oleh pemerintah dalam mengelola pinjaman dan bantuan luar negerinya dengan lebih efektif dan efisien. Langkah awal yang dilakukan adalah memperkenalkan dan melembagakan akuntansi berbasis kas di lingkungan pemerintah pusat. Hal ini menjadi kunci dari reformasi yang dilakukan selama periode 1960an di Nepal. Namun, ternyata pelaksanaan PPB di Nepal menemui hambatan dalam pengelolaan dikarenakan sistem akuntansi pemerintah di Nepal tidak memungkinkan untuk melakukan analisis dan evaluasi dalam pengelolaan dana bantuan luar negeri tersebut. Di saat tersebut, muncullah pemikiran untuk beralih ke sistem akuntansi berbasis akrual yang dibawa oleh Bank Dunia agar pelaksanaan PPB dapat berjalan dengan lancar, yang kemudian saat itu pula menjadi awal dari era akrualisasi. Tahapan Implementasi Proses institusionalisasi akuntansi berbasis akrual diawali di tahun 1987 dimana pemerintah mulai menyusun kode, klasifikasi, 65 dan format untuk pelaksanaannya di seluruh instansi pemerintah dan mulai diberlakukan di tahun 1989 pada beberapa proyek pembangunan yang didanai oleh bantuan dan pinjaman internasional. Di awal tahun 1990, pemerintah lalu mencanangkan upaya perbaikan terhadap sistem akuntansi di negara tersebut. Dengan bantuan dari Bank Dunia dan Asian Development Bank ADB, pemerintah mengeluarkan tiga rekomendasi perbaikan: penggunaan peralatan teknologi informasi, pengadopsian standar internasional, dan perubahan menuju akuntansi berbasis akrual secara menyeluruh. Namun upaya tersebut mendapat sandungan karena ketidak mampuan seluruh pihak untuk membuat suatu technical assistance yang memadai untuk dapat diterapkan oleh seluruh instansi pemerintah. Hal ini menimbulkan tekanan publik yang besar kepada pemerintah karena telah banyak upaya yang telah dilakukan dalam proses perbaikan tata kelola keuangan pemerintah namun selalu menemui kegagalan dalam uji coba dan pelaksanaannya, dikarenakan beberapa sebab termasuk karena adanya konflik dalam negeri. Setelah menemui berbagai kendala dalam penerapannya, kemudian proyek itupun macet hingga awal periode 2000-an. 66 Faktor yang Mendukung Implementasi Pada dasarnya, implementasi akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Nepal tidak dapat dikatakan berhasil. Akan tetapi, paling tidak Nepal sudah mencoba untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual di sektor pemerintahan negara tersebut. Faktor utama yang paling mendorong Nepal untuk mencoba menerapkan hal ini adalah intervensi lembaga asing yang menuntut suatu laporan pertanggungjawaban dana bantuan yang diberikan dalam bentuk laporan yang memiliki akuntabilitas yang baik serta lebih informatif melalui suatu pencatatan akuntansi berbasis akrual. Tantangan dalam Implementasi Mengingat kegagalan implementasi akuntansi pemerintahan berbasis akrual, setidaknya ada beberapa poin permasalahan yang mempengaruhi, antara lain : 1. Kurangnya sumber daya manusia yang mampu menguasai pelaksanaan sistem akuntansi berbasis akrual. 2. Kesiapan sarana dan prasarana yang tidak memadai di seluruh instansi pemerintah. 3. Kebanyakan akuntan pemerintah tidak dilibatkan dalam upaya yang telah dilakukan karena sebagian besar tugas dan pekerjaan mereka dikerjaan oleh konsultan dan staf dari organisasi internasional yang membawa proyek akrualisasi akuntansi ke pemerintah Nepal. 67 4. Tekanan dari lembaga-lembaga internasional tidak dibarengi dengan langkah nyata dalam membantu pemerintah untuk turut menyiapkan sarana dan prasarana yang perlu dalam implementasi akuntansi berbasis akrual. Strategi Implementasi Strategi yang dilakukan pemerintah Nepal dalam usahanya untuk menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual yaitu Di akhir tahun 2007, pemerintah dengan bekerja sama dengan Bank Dunia dan para akuntan pemerintah mulai manjalankan misi untuk mereformasi tata kelola keuangan negara tersebut kembali ke basis kas yang dulu digunakan sebelum tahun 1960. Pemerintah mulai mengisi beberapa kelemahan yang ditemukan di masa lalu dengan terus diiringi dengan perbaikan aturan terhadap sistem akuntansi yang akan diimplementasikan di seluruh instansi. Sistem akuntansi kas yang digunakan mengacu kepada basis kas dari IPSAS karena ini dianggap akan sangat membantu pemerintah dalam menyiapkan jalan guna kembali melakukan reformasi akuntansi di masa depan menuju sistem akuntansi berbasis akrual.

4.1.2.3 Fiji Latar Belakang

Di awal periode 1990an di tengah tuntutan untuk melakukan reformasi birokrasi sektor publik, Pemerintah Fiji memandang bahwa pengenalan akuntansi akrual di departemen pemerintah dibutuhkan 68 untuk menyediakan manajemen suatu sistem informasi manajemen yang lebih efisien dan akurat dibanding sistem keuangan secara tunai. Sebagaimana yang telah sukses dijalankan oleh negara tetangganya yakni Selandia baru, maka pada tahun 1994 Fiji pun mencoba untuk menerapkan sistem akuntansi pemerintahan yang berbasis akrual di negaranya. Tahapan Implementasi Pada tahun 1994 pemerintah Fiji menetapkan proses adopsi akuntansi akrual melalui dua tahap. Tahap pertama akuntansi akrual dilaksanakan oleh tiga Departemen kehutanan, kelautan dan keuangan sebagai pilot project. Tahap kedua adalah implementasi secara penuh di seluruh departemen. Departemen pilot project menyediakan informasi anggaran akrual bulan Maret 1995 dan menyelesaikan migrasi tanggal 1 Januari 1996. Departemen yang tersisa menyediakan informasi anggaran akrual pada Maret 1996 dan menyelesaikan migrasi tanggal 1 Januari 1997. Akan tetapi rencana ini tidak berjalan dengan mulus karena sampai tahun 1999 Fiji belum dapat mengadopsi akuntansi akrual. Proyek ini terhenti pada tahun 1999 akibat gejolak politik. Faktor yang Mendukung Implementasi Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu faktor yang mendasari mengapa Fiji mencoba untuk menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual adalah dikarenakan adanya kebutuhan akan reformasi sektor publik, oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem