Strategi Penerapan Basis Akrual Di Pemerintahan Indonesia

96 basis kas masih dapat dilakukan secara pararel untuk mengurangi resiko kegagalan; 2. Komitmen politik merupakan salah satu kunci penting Komitmen politik dalam penerapan basis akrual bagi negara berkembang menjadi sangat esensial, sehingga komitmen politik ini diperlukan untuk menghilangkan adanya kepentingan yang tidak sejalan; 3. Tujuan yang ingin dicapai harus dikomunikasikan Hasil dan manfaat yang ingin dicapai melalui penerapan basis akrual harus secara intens dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan; 4. Perlunya tenaga akuntan yang andal Tenaga akuntan yang profesional akan sangat diperlukan untuk rekrutmen dan pelatihan yang cukup. Kekurangan tenaga akuntan akan menyebabkan penundaan penerapan basis akrual pada akuntansi pemerintahan; 5. Sistem informasi akuntansi harus memadai Informasi akuntansi berbasis kas merupakan titik penting dalam pergantian basis ke akrual; 6. Badan audit tertinggi harus memiliki sumber daya yang tepat Badan Audit memegang kunci yang sangat penting dalam penerapan basis akrual. Diperlukan waktu beberapa tahun untuk melakukan 97 profesionalisme tenaga audit seperti yang dilakukan oleh Selendia Baru; 7. Penerapan basis akrual harus merupakan bagian dari reformasi birokrasi Penerapan basis akrual tidak hanya dilihat sebagai masalah tehnik akuntansi saja, tetapi penerapan ini membutuhkan perubahan budaya organisasi dan harus merupakan bagian dari reformasi birokrasi secara menyeluruh. Informasi yang dihasilkan dengan basis akrual akan menjadi berharga dan sukses apabila informasi yang dihasilkan digunakan sebagai dasar untuk membuat kebijakan publik yang lebih baik. Perubahan ini tidak otomatis terjadi, tapi perlu secara aktif dipromosikan secara berkelanjutan. Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi pemerintahan merupakan bagian dari bangunan yang ingin dibentuk dalam reformasi di bidang keuangan negara seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 17 tahun 2003. Oleh karena itu, perubahan basis akuntansi pemerintahan di Indonesia dari basis kas menuju basis akrual dilakukan secara bertahap. Sesuai dengan pilihan dari KSAP yang menerapkan strategi dalam penyusunan basis akrual yakni penyusunan secara bertahap mulai dengan awal diterbitkannya PP Nomor 24 tahun 2005 yang di dalamnya mengatur tentang penggunaan basis kas menuju akrual. Kemudian digantikan dengan PP Nomor 71 tahun 2010 yang 98 secara tegas mengharuskan penggunaan basis akrual dengan bertahap hingga tahun 2014 dan akan diterapkan sepenuhnya di tahun 2015. 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian beserta analisis dan pembahasan mengenai Akuntansi Akrual dan Penerapannya di Sektor Publik : Suatu Agenda Pembaruan di Indonesia, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perkembangan akuntansi akrual diawali oleh reformasi manajemen sektor publik yang mengadopsi konsep New Public Management. Reformasi ini terjadi akibat munculnya berbagai kritikan yang mempertanyakan peran sektor publik dalam pemangunan ditambah dengan ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah dan stagnansi ekonomi. Reformasi manajemen sektor publik ini berfokus pada pengukuran guna mencapai efisiensi dan efektifitas. Akuntansi akrual merupakan salah satu instrumen pembaruan dalam organisasi sektor publik. Proses adopsi akuntansi akrual di sektor publik telah menjadi suatu agenda bagi kebanyakan negara. Implementasi akuntansi akrual membutuhkan waktu yang sangat lama dan perencanaan yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dengan contoh penerapan akuntansi akrual yaitu seperti di New Zealand dan Australia mewakili kesuksesan penerapan akuntansi akrual sedangkan Nepal dan Fiji mewakili kegagalan penerapan akuntansi akrual. Akuntansi akrual bukan hanya sekedar perubahan dalam pencatatan melainkan perubahan menyeluruh dari sistem kerja pemerintah. 100 2. Penerapan akuntansi akrual dalam sistem pemerintahan Indonesia bukanlah suatu hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Hal ini membutuhkan proses yang lama yang disebut sebagai proses penyesuaian. Dalam sejarahnya dalam proses menerapkan basis akrual di Indonesia itu dibutuhkan beberapa tahap transisi basis yaitu dari basis awal basis kas cash basis , basis kas yang dimodifikasi modified cash, basis akrual yang dimodifikasi modified accrual, basis kas menuju akrual cash toward accrual , hingga akhirnya pemerintahan Indonesia siap untuk menerapkan basis akrual di tahun 2015 ini. Berdasarkan tahap-tahap transisi basis diatas, basis CTA lah yang lama dipakai sebagai basis yang dianggap cocok sebagai penyesuaian awal basis akrual. Dalam proses penerapan implementasi basis akrual di Indonesia, tentunya pemerintah telah memikirkan secara matang. Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan langkah-langkah penerapan basis akrual itu mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Adapun perubahan yang dominan dari basis CTA ke akrual adalah dalam hal laporan keuangan pemerintah. Dalam hal ini basis akrual menghendaki adanya 7 komponen laporan keuangan yaitu yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal, Catatan atas Laporan Keuangan. 3. Dalam penerapan basis akrual di Indonesia itu masih terdapat berbagai tantangan seperti mengenai sistem akuntansi dan IT based system, komitmen dari pimpinan, tersedianya SDM yang kompeten, serta resistensi terhadap