Akuntansi Akrual dan Penerapannya di Sektor Publik : Suatu Agenda Pembaruan di Indonesia

(1)

SKRIPSI

AKUNTANSI AKRUAL DAN PENERAPANNYA DI SEKTOR PUBLIK : SUATU AGENDA PEMBARUAN DI INDONESIA

OLEH

MARIA ULPAH RITONGA 110503052

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

i

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana latar belakang kemunculan akuntansi akrual serta bagaimana proses penerapannya dalam sistem pemerintahan di Indonesia yang memiliki berbagai peluang, tantangana serta strategi penerapan yang harus dilakukan dengan diadopsinya basis akrual tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang tidak bersifat menguji hipotesis, melainkan dimaksudkan untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam mengenai berbagai variabel atau bersifat mendeskripsikan keadaan masa lampau atau fenomena yang sedang terjadi saat ini. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan terlebih dahulu oleh penulis, yaitu dari studi literatur, jurnal, buku teks, internet, serta berbagai sumber yang berhubungan lainnya. Teknik analisis yang digunakan penlis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mendeskripsikan sehingga diperoleh hasil berupa gambaran yang jelas tentang suatu permasalahan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengadopsian basis akrual di Indonesia merupakan suatu langkah baru yang sangat hati-hati karena telah dilakukan berbagai macam penyesuaian mulai dari tahun 2003-2014 agar penerapannya di tahun 2015 ini sesuai dengan yang diharapkan pemerintah Indonesia yaitu terciptanya sitem pemerintahan Indonesia yang efektif dan efisien.


(4)

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis berhasil

menyelesaikan skripsi dengan judul ” Akuntansi Akrual dan Penerapannya di Sektor Publik : Suatu Agenda Pembaruan di Indonesia”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua penulis, ayahanda Toharuddin Ritonga dan ibunda Zaidah, yang tidak henti-hentinya

mencurahkan kasih sayang, perhatian, bimbingan, motivasi dan do’anya kepada

penulis. Terima kasih telah menjadi ayah dan ibu yang terbaik dan juga pahlawan bagi penulis. Kepada abangku Tombang Mulia Ritonga dan Ade Putra Ritonga, kakakku Rina Rosmalina Ritonga, Adikku Sahnia Ritonga serta keluarga besarku tercinta terima kasih atas cinta, kasih sayang, dan doa yang diberikan selama ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaiakan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam memberikan pengarahan, bimbingan, motivasi, bantuan dan kerja sama sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

iv 2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs.

Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, PhD, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing

yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak dan Bapak Drs. Rasdianto, M.Si sebagai Dosen Penguji dan Dosen Pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Staff Pengajar dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yanng selama ini telah mendidik dan membimbing penulis dengan baik.

7. Untuk sahabat terbaik saya Raja Halim Siregar, Rizki Permata Putri, Sri Rahayu yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT


(7)

v senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini. Amiin.

Medan, 18 Maret 2015 Penulis

Maria Ulpah Ritonga NIM:110522059


(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Definisi dan Sejarah Organisasi Sektor Publik .. 10

2.1.2 Karakteristik Organisasi Sektor Publik ... 12

2.1.3 Perbedaan Organisasi Sektor Publik dengan Sektor Swasta ... 15

2.1.4 Defenisi dan Sejarah New Public Management ... 20

2.1.5 Karakteristik New Public Management ... 23

2.1.6 Hubungan New Public Management dengan Penerapan Akuntansi Akrual... 26

2.1.7 Defenisi Akuntansi Sektor Publik ... 28

2.1.8 Tujuan Akuntansi Sektor Publik ... 29

2.1.9 Basis Akuntansi Akrual ... 31

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 34

2.3 Kerangka Konseptual ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.5 Metode Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Latar Belakang Kemunculan, Perkembangan dan Penerapan Akuntansi Akrual di Sektor Publik dalam Dunia Internasional ... 43

4.1.1 Latar Belakang Munculnya Akuntansi Akrual .. 33

4.1.2 Penerapan Akuntansi Akrual Di Beberapa Negara ... 47

4.1.2.1 New Zealand (Selandia Baru) ... 47

4.1.2.2 Australia ... 55

4.1.2.3 Nepal ... 63


(9)

vii 4.2 Penerapan Akuntansi Basis Akrual Pada Sektor Publik

Dalam Sustem Pemerintahan Di Indonesia ... 70

4.2.1 Proses Transisi Basis Akuntansi Menjadi Basis Akrual Dalam Sistem Pemerintahan Di Indonesia 70 4.2.2 Proses Implementasi Basis Akrual Dalam sistem Pemerintahan Di Indonesia ... 76

4.3 Peluang Dan Tantangan Serta Strategi Penerapan Basis Akuntansi Akrual Di Indonesia ... 90

4.3.1 Peluang Penerapan Basis Akrual Di Pemerintahan Indonesia ... 91

4.3.2 Tantangan Penerapan Basis Akrual Di Pemerintahan Di Indonesia ... 92

4.3.3 Strategi Penerapan Basis Akrual Di Pemerintahan Di Indonesia ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 101


(10)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Organisasi Sektor Publik Dengan Sektor

Swasta ... 15 Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34 Tabel 4.1 Perbandingan Komponen Laporan Keuangan Antara Basis CTA Dan Basis Akrual ... 66


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(12)

i

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana latar belakang kemunculan akuntansi akrual serta bagaimana proses penerapannya dalam sistem pemerintahan di Indonesia yang memiliki berbagai peluang, tantangana serta strategi penerapan yang harus dilakukan dengan diadopsinya basis akrual tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang tidak bersifat menguji hipotesis, melainkan dimaksudkan untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam mengenai berbagai variabel atau bersifat mendeskripsikan keadaan masa lampau atau fenomena yang sedang terjadi saat ini. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan terlebih dahulu oleh penulis, yaitu dari studi literatur, jurnal, buku teks, internet, serta berbagai sumber yang berhubungan lainnya. Teknik analisis yang digunakan penlis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mendeskripsikan sehingga diperoleh hasil berupa gambaran yang jelas tentang suatu permasalahan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengadopsian basis akrual di Indonesia merupakan suatu langkah baru yang sangat hati-hati karena telah dilakukan berbagai macam penyesuaian mulai dari tahun 2003-2014 agar penerapannya di tahun 2015 ini sesuai dengan yang diharapkan pemerintah Indonesia yaitu terciptanya sitem pemerintahan Indonesia yang efektif dan efisien.


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era sekarang ini akuntansi sektor publik telah sangat familiar di masyarakat. Akuntansi sektor publik telah dikenal oleh semua masyarakat melalui organisasi-organisasi sektor publiknya, seperti Institusi pemerintah, Dinas Pendidikan, puskemas, dan universitas merupakan beberapa contoh dari organisasi sektor publik. Dinas, Badan dan Institusi tersebut menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat semata – mata untuk kesejahteraan masyarakat dengan prinsip nirlaba bukan seperti sektor swasta yang memiliki tujuan untuk mendapatkan laba.

Namun sekalipun tujuan sektor publik adalah nirlaba atau organisasi yang tidak bertujuan untuk memupuk keuntungan, dalam perkembangannya seringkali menerima banyak kritikan-kritikan. Pada tahun 1970-an, muncul kritikan dan serangan dari pendukung teori pembangunan radikal yang menunjukkan kesan ingin mempertanyakan kembali peran sektor publik dalam pembangunan. Benarkah sektor publik dapat menggerakkan dan mempertahankan pembangunan? Berbagai kritik muncul terhadap sektor publik yang keberadaannya dianggap tidak efisien dan jauh tertinggal dengan kemajuan dan perkembangan yang terjadi di sektor swasta. Sektor publik dianggap lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan sektor swasta dan bahkan dianggap mengganggu pembangunan ekonomi dan sosial itu sendiri dengan alasan sektor publik sering


(14)

2 dijadikan sebagai sarang pemborosan dan inefisiensi ekonomi. Kedudukan sektor publik bertambah lemah karena orientasi pembangunan lebih diarahkan pada pembangunan sektor swasta dan cenderung mengabaikan pembangunan sektor publik.

Baru pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di negara-negara industri maju sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang ada. Berbagai perubahan dilakukan misalnya dengan mengadopsi pendekatan New Public Manajemen (NPM) dan reinventing goverment di banyak negara terutama di Anglosaxon. NPM berakar dari teori manajemen yang pada dasarnya beranggapan bahwa praktik bisnis komersial dan manajemen sektor swasta adalah lebih baik dibandingkan dengan praktik dan teknik manajemen yang diterapkan di sektor swasta ke dalam sektor publik, seperti pengadopsian mekanisme pasar, kompetensi tender (Compulsory Competitive Tendering-CCT), dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik.

Penerapan konsep New Public Management telah menyebabkan terjadi perubahan manajemen sektor publik yang drastis dari sistem manajemen tradisional yang kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor public yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Penerapan konsep New Public Management dapat dipandang sebagai modernisasi manajemen dan administrasi publik, depolitisasi kekuasaan, atau desentralisasi wewenang yang mendorong demokrasi untuk mewujudkan good governance.

New Public Management berfokus pada efisiensi, berbuat lebih hemat dan akuntabel pada masyarakat atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.


(15)

3 Ismawati (dalam Ibrahim : 2013:2) menyatakan bahwa: Dalam hal ini akuntansi memainkan peran penting dalam perkembangan New Public Management berkaitan dengan pengukuran yang dilakukan, peraihan yang telah didokumentasi, dan beberapa negosiasi yang telah dilakukan. Struktur akuntabilitas, peraturan akuntansi, dan skema pelaporan telah mengalami perubahan yang signifikan.

Dengan adanya berbagai perubahan pada sektor publik tersebut, terjadi pula perbedaan pada Akuntansi Sektor Publik. Akuntansi Sektor Publik kemudian mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Sebagai contuh adalah terjadinya perubahan sistem akuntansi dari akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual.

Likierman (dalam Conolly and Hyndman :2009:2) menyatakan bahwa: Dalam bidang akuntansi, banyak, meskipun tidak berarti semua, pemerintah yang telah memeluk ide NPM juga mengadopsi akuntansi akrual. Memang, ia berpendapat bahwa tanpa akrual akuntansi beberapa perubahan NPM akan melemah.

Perubahan akuntansi dari basis kas menjadi akuntansi dari basis kas menjadi akuntansi berbasis akrual merupakan bagian penting dari proses reformasi sektor publik di negara-negara Anglo-Saxon. Pemerintah New Zealand yang dianggap paling maju dan sukses dalam menerapkan akuantansi berbasis akrual dan telah mengadopsi sistem akuntansi tersebut sejak tahun 1991 yang kemudian diikuti oleh Jepang, Itali, dan negara-negara Eropa lainnya. Tujuan memperkenalkan sistem akuntansi akrual adalah untuk membantu meningkatkan transparansi dan memperbaiki efisiensi dan efektifitas sektor publik.


(16)

4 Djamhuri dan Mahmudi (2006:318) menarik kesimpulan tentang hubungan antara konsep New Public Management dengan reformasi akuntansi di organisasi sektor publik sebagai berikut : Implikasi penerapan model New Public Management adalah kebutuhan untuk melakukan serangkaian reformasi di sektor publik, akuntansi yaitu, reformasi penganggaran, reformasi manajemen keuangan, reformasi audit, serta reformasi kelembagaan. Migrasi dengan accrual akuntansi dari cameral (cash basis) akuntansi dan entri tunggal merupakan salah satu bentuk reformasi akuntansi sektor publik.

Sedangkan menurut Bunea dan Cosmina (2008:1) menggambarkan hubungan New Public Management dengan reformasi akuntansi di sektor publik sebagai berikut: New Public Management berfokus pada efisiensi, karena pemerintah di seluruh dunia diminta untuk berbuat lebih banyak dengan lebih sedikit dan untuk bertanggung jawab sepenuhnya kepada masyarakat untuk sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Akuntansi memainkan peran penting dalam perkembangan New Public Management sebagai sarana pengukuran yang dibuat, prestasi didokumentasikan, dan negosiasi berlangsung.

Hal ini diperkuat McKendrick (2007:2) yang menjelaskan bahwa akuntansi akrual telah menyebar ke banyak Negara seiring dengan perkembangan New Public Management. Hal ini merupakan bagian dari bentuk adopsi proses dan teknik manajemen swasta ke manajemen sektor publik. Dari uraian di-atas kita dapat melihat bahwa reformasi di bidang akuntansi merupakan bagian dari konsep New Public Management. Akuntansi pada sektor publik menjadi alat pengukuran untuk menentukan apakah sektor publik telah mencapai efisiensi.


(17)

5 Salah satu reformasi di akuntansi sektor publik adalah perubahan basis akuntansi. Perubahan basis akuntansi dari akuntansi kas ke akuntansi akrual merupakan salah satu ciri adopsi konsep New Public Management oleh sektor publik.

Akuntansi akrual sendiri merupakan konsep yang sangat popular digunakan di sektor swasta, karena akuntansi akrual dianggap memberikan benefit yang besar kepada penggunanya. Akuntansi akrual memberikan informasi yang lebih bisa diandalkan karena mampu memberikan informasi tentang kewajiban dan hak yang akan diterima di masa depan sehingga keputusan ekonomi dapat diambil lebih baik. Akuntansi akrual telah menjadi asumsi dasar dalam kerangka konseptual penyusunan laporan keuangan dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Basis akrual menjelaskan bahwa transaksi yang mempengaruhi keuangan perusahaan dicatat pada saat terjadi bukan didasarkan pada saat menerima atau mengeluarkan uang (Kieso et al, 2011:51). Contoh lain adalah Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5) melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (Revisi 2009) paragraf 21 mewajibkan perusahaan untuk menyusun laporan keuangan atas dasar akrual. Adanya regulasi ini menjelaskan bagaimana krusialnya konsep akuntansi akrual di sektor bisnis.

Dengan banyaknya dukungan dan dorongan dari lembaga – lembaga penting tidak mengherankan jika akuntansi akrual diadopsi oleh sektor publik. Setiap Negara sekarang berusaha untuk melakukan perubahan sistem akuntansi di sektor publik, misalnya Indonesia yang secara bertahap merubah sistem basis kas menjadi sistem akrual mulai tahun 2003 sampai tahun 2014 dan yang akan diterapkan secara sepenuhnya oleh lembaga pemerintahan di tahun 2015.


(18)

6 Dengan diadopsinya basis akrual di akuntansi sektor publik maka lembaga sektor publik masih memiliki kesempatan yang luas untuk memperbaiki kinerjanya dan memanfaatkan sumber daya secara ekonomis, efisiensi, dan efektif. Memperbaiki kinerja sektor publik memang bukan sekedar masalah teknis belaka, akan tetapi Akuntansi Sektor Publik sebagai alat untuk menciptakan good public and corporate governance memiliki peran yang sangat vital dan signifikan. Akuntansi Sektor Publik akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya tuntutan dilakukannya transparansi dan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga sektor publik.

Meskipun telah terlihat baik konsep akuntansi akrual sendiri masih memiliki banyak banyak perdebatan dari beberapa pihak. Guthrie (dalam Conolly dan Hyndman:2009:3) berpendapat bahwa, dalam konteks sektor publik, akuntansi akrual lebih rendah dan tidak cocok karena: keuntungan bukanlah tujuan dan tidak bisa akibatnya menjadi ukuran yang relevan kinerja; struktur keuangan dan solvabilitas tidak relevan dalam ranah publik; akuntansi akrual tidak mengukur hasil; dan akuntansi akrual memberikan ide sempit kinerja, dengan fokus pada biaya layanan dan efisiensi. Selain itu, Hepworth (dalam Conolly dan Hyndman: 2009:3), mendesak hati-hati untuk pemerintah merenungkan perubahan akuntansi akrual, dengan alasan bahwa akuntansi akrual tidak akan memecahkan masalah kontrol keuangan yang mendasari; memang itu akan membuat mereka lebih buruk karena bisa dibilang meninggalkan ruang lingkup yang lebih besar untuk pengambilan keputusan.


(19)

7 Selain itu argumen bahwa akuntansi akrual dapat memberikan akuntabilitas yang lebih baik juga mendapatkan tantangan dari beberapa ahli yang menyatakan bahwa tidak semua sektor public cocok dengan akuntansi akrual dan justru akuntansi akrual sendiri yang mengaburkan informasi akuntabilitas. Beechy (2007:1) memberikan argumen terkait akuntabilitas yang disediakan akuntansi akrual sebagai berikut “Argumen dari makalah ini adalah bahwa penggunaan akrual penuh akuntansi sebenarnya mengaburkan akuntabilitas dan transparansi operasi di beberapa jenis organisasi.”

Beberapa argumen di-atas dapat terjadi karena mereka menganggap bahwa akuntansi akrual ini memiliki kelemahan –kelemahan jika diterapkan di sektor publik. Maka, kita harus betul-betul memahami betul konsep akuntansi berbasis akrual ini, agar penerapannya di sektor publik juga sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Akuntansi Akrual Dan Penerapannya di Sektor Publik : Suatu Agenda Pembaruan di Indonesia.”Yang metode pengambilan datanya adalah menggunakan studi kepustakaan.


(20)

8

1.2 Perumusan Masalah

1) Bagaimana perkembangan akuntansi akrual terkait dengan latar belakang kemunculan dan proses penerapannya di sektor publik ?

2) Bagaima proses penerapan akuntansi basis akrual pada sektor publik dalam sistem pemerintahan di Indonesia ?

3) Apa saja yang menjadi tantangan, peluang dan strategi dari penerapan basis akrual di pemerintahan Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui perkembangan akuntansi akrual terkait dengan latar belakang kemunculan dan proses penerapannya di sektor publik

2) Untuk mengetahui bagaimana proses penerapan akuntansi basis akrual pada sektor publik dalam sistem pemerintahan di Indonesia

3) Untuk mengetahui tantangan, peluang dan strategi dari penerapan basis akrual di pemerintahan Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan pemikiran mengenai basis akuntansi akrual dan penerapannya di sektor publik.

b. Bagi akademis, penelitian ini berguna untuk memperluas wawsasan dan sudut pandang mengenai akuntansi akrual dan penerapannya di sektor publik.


(21)

9 c. Bagi peniliti lanjutan, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan panduan untuk penelitian-penelitian di masa yang akan datang.


(22)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Definisi dan Sejarah Organisasi Sektor Publik

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama secara terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu atau sejumlah sasaran yang telah ditetapkan bersama. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang spesifik yang hendak dicapai dan memerlukan manajemen yang baik agar bisa mencapai tujuan tersebut. Tujuan organisasi tersebut dapat bersifat kualitatif ataupun kuantitatif yang dapat dibagi lagi menjadi tujuan yang bersifat financial maupun non-financial.

Secara umum seringkali organisasi hanya dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu profit organization dan nonprofit organization. Walaupun di kenyataan terdapat tipe lain dari organisasi yaitu quasi-profit organization dan

quasi-nonprofit. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan untuk memberi batasan yang tegas antara tipe organisasi pure-profit organization dan quasi-profit organization dan antara quasi-nonprofit organization dan pure-nonprofit organization. Dengan pengelompokan tipe organisasi secara umum tersebut maka organisasi sektor publik merupakan nonprofit organization.

Jones dan Pendlebury (dalam Ulum : 2008:7) mengemukakan bahwa : Istilah sektor publik dapat dipahami lebih jelas bila dihubungkan dengan istilah akuntan publik. Di Amerika Serikat sendiri istilah ini adalah untuk akuntansi swasta yang


(23)

11 berpraktek untuk masyarakat, sedangkan di Inggris (Eropa) istilah sektor publik adalah untuk akuntan yang bekerja di organisasi pemerintah. Dengan demikian, istilah sektor publik yang umum dipahami adalah akuntansi untuk organisasi pemerintah.

Istilah “sektor publik” sendiri memiliki pengertian yang bermacam -macam. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari luasnya wilayah publik, sehingga setiap disiplin ilmu (ekonomi, politik, hukum, dan sosial) memiliki cara pandang dan defenisi yang berbeda-beda. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.

Menurut Nordiawan (2009:1) sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil. Sektor publik juga melakukan transaksi – transaksi ekonomi dan keuangan, tetapi berbeda dengan entitas ekonomi lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, sumber daya ekonomi sektor publik dikelola tidak untuk tujuan mencari laba (nirlaba).

Munculnya sektor publik ini tidak terlepas dari sejarah. Awalnya, sektor publik ini muncul karena ada kebutuhan dari masyarakat secara bersama terhadap barang dan layanan tertentu. Untuk menghindari terjadinya alokasi dan distribusi barang atau layanan umum yang tidak adil maka pengaturan pengalokasian dan pendistribusiannya diserahkan kepada pihak (pengurus) tertentu. Warga masyarakat kemudian membayar sejumlah upeti (pajak) untuk mendukung


(24)

12 pengaturan barang atau layanan umum oleh pengurus tersebut (Mahsun et al, 2011:5).

2.1.2 Karakteristik Organisasi Sektor Publik

Menurut Ulum (2008:9) karakteristik organisasi sektor publik atau organisasi yang tidak bertujuan untuk memupuk keuntungan adalah sebagai berikut :

a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembalai atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.

c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas. Sedangkan menurut Christensen et al (2007:6) menguraikan 3 karakteristik

utama sektor publik yang intisarinya sebagai berikut :

1. pemimpin tertinggi organisasi publik seperti Presiden atau Perdana Menteri dipilih melalui pemilu. Sehingga organisasi sektor publik yang ada di masyarakat memiliki tanggung jawab politik. Terlepas dari apakah organisasi publik dekat atau jauh dari kepemimpinan politik terdapat pemimpin politik yang terpilih secara demokratis di atas organisasi yang memiliki akuntabilitas


(25)

13 tinggi. Berbeda dengan perusahaan swasta, yang bertanggung jawab kepada dewan direksi yang dipilih oleh pemegang saham, organisasi publik bertanggung jawab kepada legislatif yang dipilih juga oleh rakyat melalui pemilu. Organisasi publik merupakan bagian dari suatu sistem pemerintahan dan menghadapi tantangan yang berbeda dengan sektor swasta. Sistem pemerintahan dipengaruhi oleh sistem politik masyarakat tidak seperti organisasi swasta yang terbatas pada orang – orang tertentu. Oleh karena itu organisasi sektor publik memiliki tanggungjawab yang lebih besar dan banyak dibandingkan dengan organisasi sektor publik.

2. model organisasi publik berbeda dari banyak organisasi sektor swasta. Organisasi sektor publik memiliki model organisasi multifungsi. Model Organisasi multifungsi ini membuat organisasi sektor publik sangat rentan terhadap kritik. Ini dikarenakan dalam menjalankan organisasinya memerlukan banyak pertimbangan yang sangat sulit, seperti politik, partisipasi oleh pihak yang terkena dampak, penentuan sumber daya manusia, sensitivitas pengguna, transparansi, publisitas dan wawasan proses pengambilan keputusan, prediktabilitas, perlakuan yang sama, ketidakberpihakan, netralitas, kualitas layanan, kemandirian profesional, loyalitas politik, efisiensi dan efektivitas. Dalam menjalankan fungsinya pemerintahan tidak dapat membuat aturan dengan mudah karena harus sesui dengan konstitusi dan disetujui oleh rakyat berbeda dengan sektor swasta yang tidak terlalu sulit dalam membuat aturan yang digunakan di organisasinya.


(26)

14 3. sebagian besar organisasi publik berbeda dari organisasi swasta dalam bahwa

mereka tidak beroperasi dalam pasar bebas dan kompetitif. Meskipun ada pembentukan BUMN yang ikut berkompetisi memperlihatkan ciri ini, tetapi hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa argumen. Salah satu jenis argumen organisasi publik adalah ide bahwa pasar (sektor swasta) memiliki kapasitas terbatas untuk menangani masalah-masalah sehingga diperlukan intervensi organisasi publik. Selain itu organisasi sektor publik juga memperbaiki atau mengatasi masalah yang diciptakan oleh pasar, dimana pasar tidak mampu menyelesaikannya.

Menurut Nordiawan (2006:2) organisasi publik menjadi berbeda dan unik karena memiliki karakteristik sebagai berikut :

- Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan financial - Dimiliki secara kolektif oleh pihak publik

- Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang diperjualbelikan

- Keputusan-kepuusan yang terkait kebijakan operasi didasarkan pada consensus Dari uraian diatas kita dapat menarik benang merah bahwa organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang unik karena organisasi ini melayani dan dimiliki oleh masyarakat luas. Organisasi sektor publik juga tidak mementingkan keuntungan melainkan pelayanan terhadap anggotanya. Sifat organisasi sektor publik yang unik ini menyebabkan sektor publik harus memperhatikan banyak aspek dalam pengambilan keputusan ketika menjalankan kegiatannya. Keputusan yang diambil oleh organisasi ini harus dapat diterima oleh mayoritas anggotanya.


(27)

15

2.1.3 Perbedaan Organisasi Sektor Publik dengan Sektor Swasta

Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor komersial dapat dilihat dengan membandingkan beberapa hal, dapat dilihat dalam tabel berikut : Dulu sektor publik menggunakan basis kas (PP 24/2005), sekarang akan dirubah dengan basis akrual (PP 71/2010)

Tabel 2.1

Perbedaan Organisasi Sektor Publik dengan Sektor Swasta

No PERBEDAAN

Sektor Publik / Pemerintahan

Sektor Swasta / Komersial

1 Tujuan Organisasi Nonprofit motif Profit motif 2 Sumber Pendanaan Pajak, Retribusi, Utang,

Obligasi Pemerintah, Laba BUMN/BUMD, Penjualan aset

Negara,dsb;

Sumbangan, Hibah.

Pembiayaan Internal : Modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva.

Pembiayaan Eksternal : Utang Bank, Obligasi, penerbitan saham. 3 Pertanggung

jawaban Pertanggung jawaban kepada publik/ masyarakat dan parlemen (DPR/DPRD) Pertanggung jawaban kepada pemegang saham dan kreditor

4 Struktur Organisasi Birokratis, kaku, dan hirarkis

Fleksibel:datar, piramid, lintas fungsional, dsb.


(28)

16

No PERBEDAAN

Sektor Publik / Pemerintahan

Sektor Swasta / Komersial

5 Karakteristik Anggaran

Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik

Sumber : Mardiasmo (2002)

1. Tujuan Organisasi

Tujuan sektor komersial adalah memaksimumkan laba, untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

Tujuan sektor publik terutama bukan mencari laba, tetapi memberi pelayanan kepada masyarakat (public service) dan mensejahterakan masyarakat. Pelayanan dalam bidang pendidikan, keamanan masyarakat, penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan sebagainya. Namun demikian Pemerintah juga mempunyai badan usaha (BUMN dan BUMN) yang bertujuan mencari laba untuk meningkatkan penerimaan negara dan mengusahakan barang-barang strategis kebutuhan masyarakat umum. 2. Sumber Pembiayaan

Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak, retribusi, laba BUMN/BUMD, pinjaman luar negeri, obligasi, dan sumber lain yang sah (pemerintahan), sumbangan, dana abadi, pinjaman, hibah, dan lain sebagainya (nonpemerintahan)

Sektor komersial sumber pendanaannya lebih fleksibel, dari segi internal berasal dari modal pemilik dan laba yang ditahan, sedang dari eksternal adalah utang bank, obligasi, dan penerbitan saham baru.


(29)

17 3. Pertanggung jawaban

Sektor publik, menguasai dana publik, bertanggung jawab kepada publik melalui perwakilan di DPR/DPRD (organisasi pemerintahan), dan langsung kepada masyarakat yang terkait (nonpemerintahan). Pertanggung jawaban vertikal ialah pertanggung jawaban kepada atasannya dalam struktur organisasi, sedang pertanggung jawaban horisontal adaah pertanggung jawaban kepada masyarakat umum, melalui mekanisme yang ada yaitu parlemen.

Sektor komersial menguasai dana pemilik, bertanggung jawab kepada para pemilik yaitu pemegang saham, dan kreditor.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sektor komersial lebih fleksibel, datar, piramid, fungsional, dan sebagainya. Sektor komersial berusaha menyediakan barang dan jasa yang jadi kebutuhan dan permintaan konsumen.

Pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, hirarkis. Sektor publik sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik yang sangat komplek.

Organisasi pemerintah mempunyai fungsi yang lebih luas, meliputi : - Pertahanan dan Keamanan

- Hubungan Luar Negeri - Kebijakan Fiskal dan moneter - Regulasi sektor swasta

- Stabilisasi politik dan ekonomi

- Perlindungan sumber daya alam dan sosial - Penegakan hukum dan perlindungan HAM


(30)

18 - Pemberian barang dan pelayanan

- Distribusi pendapatan dan kekayaan 5. Karakteristik Anggaran

Bagi pemerintahan anggaran adalah sangat penting, sebagai otorisasi pelaksanaan, sebagai alat pengawassan, alat kontrol dan pengendalian pemerintahan dan pertanggung jawaban APBN dan APBD memerlukan persetujuan DPR/DPRD sebagai wakil rakyat, yang setelah disetujui kemudian diserahkan kepada pemerintah untuk dilaksanakan. Sementara untuk organisasi bisnis adalah sangat fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan lingkungan dan ekonomi yang terjadi.

6. Akuntansi Keuangan

Sesuai dengan peraturan perundangn yang baru, (misalnya UU RI no.1 tahun 2004) sistem akuntansinya masih boleh menggunakan basis kas, khusus untuk pembuatan laporan realisasi anggaran, sedangkan umtuk pos-pos neraca(aset,utang dan ekuitas) menggunakan basis akrual, sampai saatnya keseluruhannya menggunakan basis akrual (menurut PP 71/2010)

Selain itu Mahsun et al (2011:7) menyatakan bahwa untuk membedakan area sektor publik dan swasta dapat dilihat berdasarkan kategorisasi tipe barang atau pelayanan yang dibagi menjadi empat :

1) Pure Public Goods

Pure Public Goods adalah barang – barang atau jasa kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau jasa tersebut dinikmati oleh masyarakat secara bersama sama. Barang ini apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak


(31)

19 mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Contoh pure public goods adalah keamanan, ketentraman dan keadilan

2) Quasi Public Goods

Quasi Public goods adalah barang – barang atau jasa kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau jasa tersebut dinikmati oleh seluruh masyarakat, namun apabila dikonsumsi individu tertentu akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Contoh quasi public goods adalah pelayanan kesehatan dan pendidikan.

3) Quasi Private Goods

Quasi private goods adalah barang – barang atau jasa kebutuhan masyarakat yang mana manfaat barang dan jasa tersebut hanya dinikmati secara individual oleh yang membelinya walaupun sebetulnya barang dan jasa tersebut dapat dinikmati oleh semua masyarakat. Contoh quasi private goods adalah jalan tol dan tenaga listrik.

4) Pure Private Goods

Pure Private goods adalah barang – barang atau jasa kebutuhan masyarakat yang mana manfaat barang dan jasa tersebut hanya dinikmati secara individual oleh yang membelinya dan yang tidak membelinya tidak dapat menikmati barang atau jasa tersebut. Contoh barang pure private goods adalah makanan, pakaian hiburan dan peralatan.

Dengan melihat karakteristik diatas disimpulkan bahwa sektor publik berperan pada produksi pure publik goods dan sektor swasta berperan pada


(32)

20 menjadi tanggung jawab bersama dengan kadar yang berbeda, quasi public goods condong ke sektor publik dan quasi private goods condong ke sektor swasta.

Sementara itu Christensen et al (2007:4) menjelaskan bahwa : elemen inti dari argumen yang mendukung konsepsi bahwa organisasi publik dan swasta pada dasarnya berbeda dalam hal-hal kunci. Pertama, bahwa kepentingan publik berbeda dari kepentingan pribadi, karena sektor publik harus mempertimbangkan satu set yang lebih luas dari norma-norma dan nilai-nilai. Banyak pertimbangan yang harus ditimbang terhadap satu sama lain, pertimbangan demokrasi, nilai-nilai konstitusional dan kesejahteraan masyarakat yang diberi bobot lebih dalam organisasi publik daripada di organisasi-organisasi swasta. Kedua, para pemimpin organisasi publik bertanggung jawab kepada warga negara dan pemilih daripada kelompok-kelompok khusus. Ketiga, organisasi publik memerlukan penekanan lebih besar pada keterbukaan, transparansi, imparsialitas perlakuan yang sama, dan prediktabilitas.

2.1.4 Defenisi dan Sejarah New Public Management

Istilah New Public Management pada awalnya dikenalkan oleh Christopher Hood pada tahun 1991, Ia kemudian menyingkat istilah tersebut menjadi NPM. Pada perkembangannya, pendekatan manajerial modern tersebut

memiliki banyak sebutan, misalnya “Managerialism”, “New Public

Management”, “Market-based Public Administration”, “Post-bureacratic


(33)

21 yang sama Akan tetapi istilah yang paling popular adalah New Public Management.

New Public Manajement (NPM) merupakan sistem manajemen administrasi publik yang paling aktual di seluruh dunia dan sedang direalisasikan di hampir seluruh negara industri. Sistem ini dikembangkan di wilayah anglo Amerika sejak paruh kedua tahun 80-an dan telah mencapai status sangat tinggi khususnya di Selandia Baru. Perusahaan-perusahaan umum diprivatisasi, pasar tenaga kerja umum dan swasta dideregulasi, dan dilakukan pemisahan yang jelas antara penetapan strategis wewenang negara oleh lembaga-lembaga politik (APA yang dilakukan negara) dan pelaksanaan operasional wewenang oleh administrasi (pemerintah) dan oleh badan penanggung jawab melaksanakan tugas yang

diserahkan oleh negara atas dasar perumusan “order” secara kuantitatif dan

kualitatif, lalu disepakatilah anggaran biaya untuk pelaksanaan order tersebut (order kerja dan anggaran umum).

NPM tidak selalu dipahami sama oleh semua orang. Bagi sementara orang, NPM adalah sistem manajemen desentral dengan perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan clean management; bagi yang lain, NPM dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin atas aktivitas pemerintah. Sebagaian besar penulis membedakan antara pendekatan menajemen sebagai perangkat baru pengendalian pemerintah dan pendekatan persaingan sebagai deregulasi secara maksimal serta penciptaan persaingan pada penyediaan layanan pemerintah kepada rakyat.


(34)

22 Menurut Lyika (dalam Ofoegbu and Grace : 2014:104) menyatakan bahwa: New Public Management (NPM) adalah penerapan pendekatan manajemen sektor swasta dan teknik untuk manajemen sektor publik. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa pemerintah di seluruh dunia memeluk NPM dan terlibat dalam berbagai reformasi termasuk reformasi manajemen keuangan yang secara bertahap dan terus bergeser mereka dari praktik akuntansi dasar kas tradisional untuk basis akuntansi akrual.

Janet dan Robert (dalam Ibrahim:2013:32) menjelaskan bahwa New Public Management mengacu pada sekelompok ide dan praktik-praktik kontemporer yang pada intinya menggunakan pendekatan sektor swasta dan bisnis di sektor publik. New Public Management telah menjadi model normatif, yang menandakan pergeseran besar dalam cara berpikir tentang peran administrator

public. Sedangkan menurut Bovaird dan Loffer (dalam

Ibrahim:2013:33)menyatakan bahwa New Public Management adalah sebuah gerakan perampingan sektor publik dan membuatnya lebih kompetitif, sementara itu pada saat yang sama, mencoba untuk membuat administrasi publik yang lebih responsif terhadap kebutuhan warga dengan menawarkan pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas (Value for Money), fleksibilitas pilihan, dan transparansi.

Lynn (2006:2) menjelaskan bahwa New Public Management merupakan sebuah paradigma baru dalam manajemen publik yang menekankan pada insentif, persaingan dan kinerja. Lebih lanjut Hood (dalam Lynn 2006:107) menjelaskan bahwa New Public Management adalah sebuah penjelasan retrospektif fenomena


(35)

23 Kanada, New Zealand dan Amerika. Konsep New Public Management adalah konsep dibentuk berdasarkan pengamatan atas reformasi sektor public di beberapa Negara, dari pengamatan ini maka munculah gagasan untuk mengadopsi gaya manajemen di sektor swasta (Yamamoto, 2003:1).

Dari beberapa pengertian New Public Management (NPM) di atas dapat dengan jelas kita lihat bahwa awal terciptanya basis akuntansi akrual adalah merupakan salah satu perubahan yang disebabkan oleh NPM itu sendiri demi meningkatkan efektifitas di bidang sektor publik.

2.1.5 Karakteristik New Public Management

Menurut Hood (1991:4) konsep New Public Management memilki tujuh komponen utama yaitu :

1) Manajemen Profesional di sektor publik

New Public Management menghendaki organisasi sektor public dikelola secara professional. Kesan amatiran tidak professional harus dihilangkan. Konsekuensi dilakukannya manajemen professional di sektor publik adalah adanya kebebasan dan keleluasaan manajer publik untuk mengelola secara akuntabel organisasi yang dipimpinnya. Manajemen professional mensyaratkan ditentukannya batasan tugas pokok dan fungsi serta deskripsi kerja yang jelas. 2) Adanya standar kinerja dan ukuran kinerja

New Public Management mengsyaratkan organisasi memiliki tujuan yang jelas dan ada penetapan target kinerja. Target kinerja tersebut merupakan kewajiban yang dibebankan kepada manajer atau personel untuk dicapai. Penetapan target kinerja harus dikaitkan dengan standar kinerja dan ukuran kinerja. Penetapan


(36)

24 standar kinerja itu dimaksudkan untuk memberikan nilai terbaik (best value) dan praktik terbaik (best practice), sedangkan penetapan ukuran kinerja adalah untuk menilai kesuksesan atau kegagalan dalam mencapai target kinerja dan tujuan organisasi diciptakan.

3) Penekanan yang lebih besar terhadap pengendalian output dan outcome

Dalam konsep New Public Management, semua sumber daya organisasi harus dikerahkan dan diarahkan untuk mencapai target kinerja. Penekannannya adalah pada pemenuhan hasil (outcome), bukan kebijakan – kebijakan. Pengendalian output dan outcome harus menjadi fokus perhatian utama organisasi, bukan lagi sekedar pengendalian input, misalnya anggaran, jumlah staf, material dan sebagainya. Salah satu contoh perubahan ini adalah penggunaan penganggaran kinerja.

4) Pemecahan unit – unit kerja di sektor publik

Model Organisasi sektor publik tradisional sangat didominasi organsiasi birokrasi. Model organisasi birokrasi yang dikembangkan oleh Max weber itu pada awalnya sangat powerfull untuk meningkatkan efisiensi organisasi akan tetapi berjalannya waktu pola ini menjadi gagal. Hal ini diakibatkan dengan berkembang dan semakin kompleksnya organisasi sektor publik sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya kelambanan birokrasi karena sistem ini sifatnya tersentralisasi. Konsep New Public Management menghendaki organisasi dipecah – pecah dalam unit – unit kerja. New Public Management menghendaki adanya desentralisasi, devolusi dan pemberian kewenangan yang


(37)

25 lebih besar kepada bawahan. Tujuan pemecahan organisasi ke dalam unit unit kerja ini adalah efisiensi dan memangkas kelambanan birokrasi.

5) Menciptakan persaingan di sektor publik

Doktrin New Public Management menyatakan organisasi sektor public perlu mengadopsi mekanisme pasar dan menciptakan persaingan. Tujuan menciptakan persaingan di sektor public adalah untuk menghemat biaya. Untuk itu dilakukan mekanisme kontrak dan tender kompetitif dalam rangka penghematan biaya dan peningkatan kualitas serta privatisasi. Beberapa tugas pelayanan publik dapat diberikan kepada pihak swasta jika memang hal ini lebih menghemat biaya dan menghasilkan kinerja yang berkualitas. Selain itu, manfaat lainnya adalah mendorong sektor swasta dan sektor ketiga untuk berkembang.

6) Pengadopsian gaya manajemen di sektor bisnis ke dalam sektor publik

Konsep New Public Management berasumsi bahwa praktik manajemen di sektor swasta jauh lebih baik dibandingkan manajemen sektor publik. Beberapa praktik manajemen yang dianggap lebih baik antara lain penilaian kinerja, sistem kompensasi dan promosi didasarkan kinerja, manajemen biaya, struktur yang fleksibel dan sistem akuntansi dan penganggaran yang lebih maju. Diharapkan dengan diadopsinya praktik – praktik ini mampu mengembangkan manajemen sektor publik menjadi lebih baik.

7) Penekanan pada disiplin dan penghematan lebih besar dalam menggunakan sumber daya.


(38)

26 New Public Management mensyaratkan organisasi sektor public dapat

memberikan perhatian yang besar terhadap penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien, Doktrin ini menghendaki organisasi sektor public melakukan penghematan sumber daya melalui pemangkasan biaya – biaya langsung, meningkatkan disiplin pegawai dan kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas dengan harga murah. Pemerintah misalnya perlu melakukan pengendalian pengeluaran sumber daya publik seefisien mungkin agar tidak terjadi pemborosan, pengerusakan lingkungan, salah kelola, salah alokasi dan korupsi.

2.1.6 Hubungan New Public Management dan Penerapan Akuntansi Akrual

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa New Public Management telah mereformasi pengelolaan keuangan sektor publik dengan menggunakan pendekatan – pendekatan yang ada pada sektor swasta dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan sektor publik. Untuk mencapai tujuan ini maka diperlukan sebuah alat pengukuran kinerja dan pertanggungjawaban.

Akuntansi yang berperan sebagai alat pengukuran kinerja dan pertanggungjawaban juga menjalani sebuah perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah penerapan sistem akrual yang merupakan adopsi dari sektor swasta menggantikan sistem kas.

Upping dan Oliver (2011:1) menjelaskan sebagai berikut : New Public Management (NPM) adalah filosofi manajemen yang berfokus pada perubahan dalam praktik pengelolaan sektor publik terhadap praktik swasta lebih, dengan


(39)

27 akuntabilitas berfokus pada hasil daripada proses. NPM memperkenalkan perintah baru untuk efisiensi dan transparansi dalam semua elemen sektor publik. Salah satu elemen penting dari perubahan ini dapat dilihat pada praktek akuntansi dengan kepindahan dari kas akuntansi akrual, bersama dengan penerapan teknik akuntansi manajemen untuk mengukur dan kegiatan pengendalian.

Sedangkan Bunea dan Cosmina (2008:1) menjelaskan bahwa : konsep New Public Management yang berfokus pada efisiensi memaksa seluruh pemerintahan yang mengadopsinya untuk bekerja lebih keras dan bertanggungjawab secara akuntabel kepada masyarakat mengenai sumber daya yang digunakan, sehingga akuntansi memainkan peranan penting dalam perkembangan New Public Management berkaitan dengan pengukuran kinerja penggunaan sumber daya.

Oleh karena itu akuntansi khususnya akuntansi akrual merupakan konsep yang ada akibat munculnya New Public management hal ini diperkuat oleh Watkins dan Edward (2007: 34) yang menjelaskan bahwa “Akuntansi terlihat dalam domain ini sebagai komponen integral dari apa yang sekarang disebut New Public Management ". Hobi Lanjut Coonnely dan Hyndmen menjelaskan "Langkah dari kas ke akrual akuntansi oleh banyak pemerintah dipandang sebagai aspek agenda New Public Management berkelanjutan yang dirancang untuk mencapai lebih seperti bisnis dan sektor publik kinerja yang berfokus.”

Likierman (dalam Conolly and Hyndman : 2009:27 ) menyatakan bahwa: Dalam bidang akuntansi, banyak, meskipun tidak berarti semua, pemerintah yang telah memeluk ide NPM juga mengadopsi akuntansi akrual. Memang, ia


(40)

28 berpendapat bahwa tanpa akrual akuntansi beberapa perubahan NPM akan melemah.

Dari uraian diatas tentu sangat jelas konsep akuntansi akrual adalah sebuah konsep turunan dari New Public Management karena akuntansi akrual merupakan bentuk sistem manajemen sektor privat yang diadopsi ke sektor publik sebagai alat pengukuran kinerja. Bahkan Pentingnya akuntansi akrual terhadap New Public Management diungkapkan oleh Liekerman (2003:3) yang menjelaskan bahwa pemerintah yang mengadopsi New Public Management maka dalam bidang akuntansi harus juga menjalankan akuntansi akrual. Tanpa akuntansi akrual maka adopsi New Public Management akan berjalan kurang lancar.

2.1.7 Defenisi Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi Sektor Publik terdiri dari dua kata yaitu “Akuntansi” dan “Sektor Publik.” Adapun pengertian Akuntansi menurut America Institute of- Accountants (AICPA) adalah sebagai berikut: “Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengumpulkan dalam sebuah cara yang signifikan dan dalam satuan moneter, transaksi dan kejadian yang dalam bagian yang terkecil dari

karakter dan mengartikan hasilnya”.

Dengan demikian defenisi tersebut mengandung inti mengenai :

 Pencatatan ke dalam jurnal

 Pengklasifikasian , penggolongan ke dalam nomor akun atau mata anggaran

 Pengihtisaran, posting ke dalam buku besar (ledger)


(41)

29 Sedangkan Accounting Principles Board menjelaskan “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya menyediakan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di

antara beberapa alternatif.”

Pengertian sektor publik adalah merupakan suatu manajemen keuangan yang sumbernya berasal dari publik sehingga menimbulkan kosekuensi untuk dipertanggung jawabkan kepada publik, akibatnya pengelolaannya memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik.

Dari kedua pengertian tersebut di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-lembaga publik sebagai salah satu alat pertanggung jawaban kepada publik. Akuntansi sektor publik adalah suatu mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga

– lembaga tinggi Negara dan departemen – departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek – proyek kerjasama sektor publik dan swasta.

2.1.8 Tujuan Akuntansi Sektor Publik

Menurut Mardiasmo dan Syam (dalam Ibrahim : 2013:46) menjelaskan tujuan akuntansi sektor publik adalah :

1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)

Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan informasi keuangan yang lengkap, cermat, dalam bentuk waktu yang tepat, uang


(42)

30 berguna bagi pihak yang bertanggung jawab yang berkaitan dengan operasi unit – unit pemerintahan. Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini mengharuskan tiap orang atau badan yang mengelola keuangan Negara harus memberikan pertanggungjawaban perhitungan.

2. Manajerial

Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi harus menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan serta penilaian kinerja pemerintah.

3. Pengawasan

Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektir dan efisien.

American Accounting Association (1970) (dalam Glynn 1993) yang dikutip oleh Ulum (2008:11) menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk :

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control);


(43)

31 2. Memberikan informasi yang memungkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya; dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntanbilitas (accountability).

Akuntansi Sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi Sektor Publik merupakan alat informasi bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Bagi pemerintah, informasi akuntansi digunakan dalam proses pengendalian manajemen mulai dari perencanaan strategik, pembuatan program, penganggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja.

2.1.9 Basis Akuntansi Akrual

Komite Standar Akuntansi Pemerintah Indonesia (dalam Pajaruddin et- al:2013:48) menjelaskan bahwa: Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.


(44)

32 Menuurut Tudor dan Mutiu (2006:2), menyatakan berdasarkan metode akrual, transaksi dihitung ketika pesanan dibuat, item tersebut disampaikan, atau layanan terjadi, terlepas dari ketika uang bagi mereka (piutang) sebenarnya diterima atau dibayar. Dengan kata lain, pendapatan dihitung ketika penjualan terjadi, dan beban dihitung kapan menerima barang atau jasa.

Sedangkan menurut Shaw (dalam Ofoegbu and Grace : 2014:104) menyatakan bahwa Akuntansi akrual adalah basis akuntansi di mana pendapatan dicatat pada saat diperoleh dan pengeluaran dicatat pada saat manfaatnya dikonsumsi. Dasar ini akuntansi dipraktekkan di sektor swasta, tetapi pengenalan New Public Management (NPM) inisiatif telah membuatnya menjadi bagian dari program perbaikan manajemen keuangan di sektor publik

Akuntansi berbasis akrual adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi atau kejadian keuangan pada saat terjadi atau saat perolehan. Fokus sistem akuntansi ini pada pengukuran sumber daya ekonomis dan perubahan sumber daya pada suatu entitas. Sistem akuntansi ini merupakan sistem akuntansi yang paling modest. Dalam akuntansi akrual, informasi yang dihasilkan jauh lebih lengkap dan menyediakan informasi yang rinci mengenai aktiva dan kewajiban (Erlina dan Rasdianto : 2013:10).

Sementara itu akuntansi akrual didefinisikan Khan dan Mayes (2009:3), sebagai metodologi dalam akuntansi dimana transaksi diakui berdasarkan aktivitas ekonomi bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan. Mengikuti metode ini maka pendapatan akan diterima ketika pekerjaan telah


(45)

33 diselesaikan dan beban akan diakui sebagai utang ketika sumber daya telah digunakan.

Berkaitan hal tersebut IPSAS (dalam Atan :2012:7) menjelaskan : Basis akrual berarti dasar akuntansi di mana transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat mereka terjadi (dan tidak hanya saat kas atau setara diterima atau dibayar). Oleh karena itu, transaksi dan peristiwa yang dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan periode yang mereka berhubungan. Unsur-unsur yang diakui di bawah akuntansi akrual adalah aset, kewajiban, aktiva bersih / ekuitas, pendapatan, dan biaya.

Konsep yang lebih komprehensif dijelaskan oleh Beechy (2005:5) bahwa: akuntansi berbasis akrual penuh merupakan kombinasi tiga konsep yakni basis akrual (itu sendiri), basis biaya dan konsep alokasi antar periode. Basis akrual merupakan basis untuk mengatasi kelemahan basis kas yang dapat menyembunyikan hasil operasi yang sebenarnya maupun informasi atas hutang. Basis biaya menyatakan bahwa biaya merupakan pengeluaran yang diakui ketika barang dan jasa diperoleh atau pengeluaran yang digunakan atau dikonsumsi dalam operasi, meskipun pengeluaran tersebut diakui terlebih dahulu sebagai aset, sehingga basis biaya muncul ketika konsep penandingan (matching cost against revenue) diterapkan. Sedangkan, konsep alokasi antar periode dapat juga dinyatakan sebagai bagian dari pelaporan berbasis biaya, tetapi dalam praktiknya, alokasi ini merupakan modifikasi dari basis biaya.

Beberapa Negara sudah menerapkan akuntansi akrual, misalnya Amerika, Inggris, dan New Zealand.Sedangkan Indonesia sudah mulai berusaha


(46)

34 menerapkan akuntansi akrual dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 guna memenuhi amanat dari Undang – Undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Peraturan penggunaan akan efektif mulai digunakan pada tahun 2015.

Manfaat akuntansi akrual dapat dilihat dari dua perspektif. Dari perspektif masyarakat dasar akrual dapat memperlihatkan tingkat akuntabilitas pemerintah menjalankan pemerintahan sekaligus menilai pemerintah. Sedangkan dari sisi pemerintah lebih menekankan pada manfaat manajerial yang dapat didapatkan pemerintah sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 memperlihatkan jurnal-jurnal dan penelitian yang penulis jadikan sebagai referensi dan pedoman dalam penelitian Akuntansi Akrual dan Penerapannya di Sektor Publik : Suatu Agenda Pembaruan di Indonesia

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1 Ciaran Connolly, Noel Hyndman (2009)

Accruals Accounting In The Public Sector : A Road Not Always Taken

Planning and Control in The Public Sector, Accruals Accounting, Public Sector Accounting Terdapat perbedaan penerapan akuntansi akrual di pemerintahan Inggris (UK) dan Republik Irlandia (RoI). Di Inggria tertanam prinsip akuntansi akrual dalam akuntansi


(47)

35 No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

Manajemen dan sistem pelaporan keuangannya, sedangkan Irlandia hanya sedikit perubahan akuntansi akrual dan basis kas secara fundamental masih

dipertahankan 2 Pajaruddin,

Syarifuddin, Andi Kusumawati (2013) Accrual Accounting and Implementation In The Public Sector : A Literature Review Akuntansi Akrual, Perdebatan Akuntansi Akrual, Isu-Isu Akuntansi Akrual Perkembangan akuntansi akrual diawali oleh reformasi manajemen sektor publik yang mengadopsi konsep New Public Management (NPM) Masih terdapat banyak perdebatan akuntansi akrual oleh pihak pro dan kontra Isu-isu akuntansi akrual muncul akibat perdebatan karakteristik dari sektor publik dan sektor swasta. 3 Adriana,

Alexandra (2006) Cash Versus Accrual Accounting In The Public Sector Public Sector, Accrual Accounting, Harmonization Menyatakan bahwa sektor publik itu lebih baik menjalankan akuntansi akrual Dibanding


(48)

36 No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

dengan basis kas. Karena yang dibutuhkan adalah suatu sistem akuntansi yang mencatat peristiwa ekonomi ketika mereka terjadi dianggap lebih efektif daripada mencatat pada saat kas dibayarkan atau diterima. 4 Dr.Ofoegbn,

Grace N (2014)

New Public Management and Accrual Accounting Basis for Transparancy and Accountability In The Nigerian Public Sector IPSAS Accrual Accounting, Transparency, Accountability, Quality of Financial Information Studi ini menunjukkan bahwa adopsi dan implementasi IPSAS akuntansi akrual di Nigeria secara signifikan akan meningkatkan akuntabilitas di sektor publik Nigeria

Juga adopsi dan pelaksanaan IPSAS akuntansi akrual di Nigeria secara signifikan akan meningkatkan transparansi di sektor publik nigeria

Studi ini sama-sama


(49)

37

No

Nama Penelitidan

Tahun Penelitian

Judul Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

bahwa kualitas informasi keuangan akan meningkat secara signifikan dengan pengenalan dan dan implementasi IPSAS di sektor publik Nigeria

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang perlu dianalisis untuk kemudian diuraikan dan disimpulkan.

Komite Standar Akuntansi Pemerintah Indonesia (dalam Pajaruddin et- al:2013:48) menjelaskan bahwa: Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

Akuntansi akrual merupakan hasil dari penerapan Konsep New Public Management (NPM). Menurut Lyika (dalam Ofoegbu and Grace : 2014:104) menyatakan bahwa: New Public Management (NPM) adalah penerapan pendekatan manajemen sektor swasta dan teknik untuk manajemen sektor publik.


(50)

38 Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa pemerintah di seluruh dunia memeluk NPM dan terlibat dalam berbagai reformasi termasuk reformasi manajemen keuangan yang secara bertahap dan terus bergeser mereka dari praktik akuntansi dasar kas tradisional untuk basis akuntansi akrual.

Likierman (dalam Conolly and Hyndman :2009:2) menyatakan bahwa: Dalam bidang akuntansi, banyak, meskipun tidak berarti semua, pemerintah yang telah memeluk ide NPM juga mengadopsi akuntansi akrual. Memang, ia berpendapat bahwa tanpa akrual akuntansi beberapa perubahan NPM akan melemah.

Setiap Negara sekarang berusaha untuk melakukan perubahan sistem akuntansi di sektor publik, misalnya Indonesia yang secara bertahap merubah sistem basis kas menjadi sistem akrual mulai tahun 2003 sampai tahun 2014 dan yang akan diterapkan secara sepenuhnya oleh lembaga pemerintahan di tahun 2015.

Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan tinjauan peneliti terdahulu, maka dapat disimpulkan kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:


(51)

39

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Akuntansi Akrual dan Penerapannya di Sektor Publik : Suatu Agenda Pembaruan di Indonesia

Latar Belakang Kemunculan, Perkembangan dan Penerapan Akuntansi Akrual di Sekor Publik Di Dunia Internasional

Latar Belakang Munculnya Akuntansi Akrual

Penerapan Akuntansi Akrual di New Zealand (Selandia Baru),

Australia,Nepal , dan Fiji

Peluang dan Tantangan Serta Strategi Penerapan Akuntansi Akrual Di Pemerintahan Indonesia Penerapan Akuntansi Basis Akrual Pada Sektor Publik Dalam Sistem Pemerintahan Di Indonesia

Proses

Transisi Basis Akuntans i Menjadi Basis Akrual Dalam

Sistem Pemerintahan Di Indonesia

Proses Implementasi Basis Akrual Dalam Sistem Pemerintahan Di Indonesia


(52)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi : 2008:3) menyatakan bahawa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati. Rurchan (dalam Basrowi : 2008:3) menyatakan bahwa melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln (dalam Gulo : 2004:29) , kata

kualitatif menyatakan penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya, dalam istilah-istilah kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensi. Strauss (dalam Gulo : 2004:29) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah penelitian kuantitatif adalah suatu jenis penelitian yang menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat prosedur statistik atau alat-alat kuantifikasi lainnya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data-data yang diperoleh oleh penulis dari berbagai macam sumber seperti dari internet, jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku teks dan dari berbagai sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian, sehinggga tempat dilakukannya penelitian tidak dapat dinyatakan secara spesifik.


(53)

41 Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama bulan September 2014 sampai dengan Maret 2015.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur, seperti buku, jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, makalah, laporan seminar, website, diskusi ilmiah, atau terbitan resmi pemerintah dan lembaga lembaga lain yang menunjang dengan obyek penelitian dan berkaitan dengan yang akan diteliti dalam hal ini mengenai penerapan akuntansi akrual.

3.3.2 Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong (1999: 112) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata – kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan sepertik dokumen dan lain – lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter. Indriantoro dan Supomo (2011: 146) menjelaskan data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa buku, jurnal, surat – surat, notulen hasil rapat dan memo. Data dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian serta siapa saja yang terlibat dalam suatu kejadian. Data Dokumenter dalam penelitian dapat dijadikan bahan atau dasar penelitian dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal sebagai content analysisis.


(54)

42

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa Penelitian Kepustakaan (Library Research). Metode ini merupakan bentuk penelitian yang dilakukan penulis dengan mengumpulkan sejumlah data dengan jalan membaca dan menelusuri literatur-literatur baik berupa buku-buku, majalah, dan tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam membahas Data yang ada penulis menggunakan content analysis

atau kajian isi. Holsti dalam Moleong (1999: 163) menjelaskan bahwa content analiysis adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Setelah melakukan analysis content penulis akan mendapatkan data yang digunakan dalam menjawab rumusan masalah.

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang diakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, dan mendeskripsikan sehingga diperoleh hasil berupa gambaran yang jelas tentang perkembangan akuntansi akrual terkait dengan latar belakang kemunculan dan proses penerapannya di sektor publik, proses penerapannya akuntansi basis akrual pada sektor publik dalam sistem pemerintahan di Indonesia, peluang , tantangan dan strategi dari penerapan basis akrual dalam sistem pemerintahan Indonesia.


(55)

43

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Latar Belakang Kemunculan, Perkembangan dan Penerapan Akuntansi Akrual di Sektor Publik Dalam Dunia Internasional

4.1.1 Latar Belakang Munculnya Akuntansi Akrual

Pada tahun 1980-an terjadi fenomena perubahan gaya manajemen di sektor publik akibat stagnansi ekonomi yang menghantam beberapa Negara seperti New Zealand, Australia dan Inggris. Fenomena perubahan ini popular disebut New Public Management. Apa yang memotivasi perubahan? Alasan utamanya adalah ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah yang dianggap tidak efisien dan efektif dalam pengelolaan sumber daya pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ketidakpuasan ini dipicu oleh keadaan utang pemerintah yang terus meningkat, pajak lebih tinggi, dan turunnya pertumbuhan ekonomi. Dalam banyak kasus pemerintah diminta untuk mereview perannya dalam kegiatan dan operasi serta menigkatkan efisiensi dan efektivitas. Pemerintah diinginkan untuk berbuat lebih banyak dengan diiringi tuntutan agar manajer sektor publik menjadi lebih akuntabel dan efisien.

Berbagai perubahan dilakukan dengan mengadopsi pendekatan New Public Manajemen (NPM) dan reinventing goverment di banyak negara terutama. NPM berakar dari teori manajemen yang pada dasarnya beranggapan bahwa praktik bisnis komersial dan manajemen sektor swasta


(56)

44 adalah lebih baik dibandingkan dengan praktik dan teknik manajemen yang diterapkan di sektor swasta ke dalam sektor publik, seperti pengadopsian mekanisme pasar, kompetensi tender (Compulsory Competitive Tendering-CCT), dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik.

Konsep New Public Management mulai diterapkan di Inggris pada tahun 1979 dimasa pemerintahan Perdana Menteri Margareth Tacther sebagai bentuk perbaikan dari konsep administrasi publik tradisional yang terlihat tidak berjalan efisien. Bentuk reformasi yang dilakukan Margareth Tacther adalah melakukan pengurangan jumlah kota, mengurangi biaya dan meningkatkan pelayanan Gruening (dalam Ibrahim :2013:44). Stagnansi ekonomi yang dihadapi New Zealand mendorong mereka untuk melakukan inovasi. Inovasi yang dilakukan adalah menjalankan privatisasi dan desentralisasi di sektor publik. Sedangkan Australia pada tahun 1980-an juga mengalami kesulitan ekonomi yang sangat rumit sehingga pada tahun 1983 Perdana Menteri Australia saat itu Robert Hawke telah mendukung gagasan pengelolaan berdasarkan hasil (output) dengan memulai reformasi manajemen keuangan di sektor publik untuk mencapai tujuan ini. Atas dasar ini pula Australia melakukan privatisasi, restrukturisasi pemerintah dan evaluasi program dilakukan untuk mencapai tujuan ini Janet dan Robert (dalam Ibrahim :2013:45).

Watkins dan Edward (2007: 34) menjelaskan salah satu konsep yang turun dari New Public Management adalah adopsi gaya manajemen sektor privat ke sektor public. Kebutuhan transparansi, akuntablitas dan penilaian


(57)

45 kinerja dalam sistem New Public Management mendorong penggunaan Akuntansi Akrual. Sektor privat sudah sangat familiar menggunakan akuntansi akrual, sedangkan sektor publik baru mengenal penggunaan akuntansi akrual pada tahun 1992 ketika New Zealand menjadi Negara pertama yang mengadopsi akuntansi akrual sebagai basis pelaporan keuangan. Dalam pemilihan basis akuntansi, akuntansi kas masih mendominasi di seluruh dunia. Akan tetapi tren yang terjadi adalah perubahan secara bertahap dari akuntansi kas menuju akuntansi akrual. Keuntungan menggunakan akuntansi akrual adalah bahwa hal itu meningkatkan akuntabilitas dan transparansi , Beech (dalam Ofoegbu dan Rahmat : 2014:104).

Pemerintah memberikan pelayanan publik tanpa memprioritaskan keuntungan. Tujuan utama dari akuntansi dan penganggaran pemerintah adalah menjelaskan kualitas barang dan jasa publik yang diberikan kepada warganya. Sebelumnya Pemerintah tidak perlu melaporkan biaya operasi dan penerimaan kepada masyarakat dengan model yang sama sebagaimana sektor swasta melaporkannya kepada para pemegang saham. Tujuan akuntansi penganggaran Pemerintah lebih sederhana karena hanya berfokus pada pengendalian input. Pengelolaan keuangan Pemerintah menekankan bahwa dana harus digunakan secara ketat sesuai dengan anggaran yang telah disetujui oleh lembaga legislatif. Penerapan akuntansi berbasis kas pada akuntansi dan penganggaran Pemerintah konsisten dengan kebutuhan manajemen sektor publik sehingga basis ini banyak diadopsi. Situasi mulai


(58)

46 berubah pada 1990-an ketika munculnya peristiwa yang memicu kekhawatiran dan gencarnya implementasi New Public Management. Peristiwa yang memicu ini antara lain keinginan untuk mengatasi kesulitan fiskal atau krisis utang, keharusan menjaga kredibilitas dan reputasi sektor publik sebagai sektor ekonomi yang modern atau canggih, adanya tuntutan perubahan oleh organisasi-organisasi internasional, tekanan dari otoritas audit nasional, dan tuntutan masyarakat agar adanya peningkatan akuntabilitas dan kinerja pemerintah dalam rangka mendukung efektifitas dan efisiensi.

Dalam rangka mewujudkan keinginan- keinginan tersebut maka dilakukanlah serangkaian reformasi di sektor publik. Salah satu bentuk reformasi adalah reformasi penyediaan barang publik dengan memungkinkan sektor swasta untuk berpartisipasi. Masuknya sektor swasta meningkatkan permintaan informasi akuntansi yang lebih transparan dan akurat dari pemerintah, kemudian hal ini mendorong pemerintah untuk menyajikan informasi yang cukup memudahkan perhitungan dan perbandingan biaya. Konversi ke basis akrual dalam akuntansi sektor publik membantu pengukuran biaya yang lebih akurat. Reformasi lain terfokus pada orientasi anggaran berbasis kinerja, output dan outcome dengan pendekatan manajemen pengeluaran publik. Akuntansi akrual diyakini menjadi instrumen penting dan bermanfaat untuk pemeriksaan efisiensi dan efektivitas biaya pemerintahan.

Dari penjelasan-penjelasan diatas, terlihat dengan jelas bahwa konsep New Public Management itu sendiri merupakan cikal bakal dari lahirnya


(1)

100 2. Penerapan akuntansi akrual dalam sistem pemerintahan Indonesia bukanlah

suatu hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Hal ini membutuhkan proses yang lama yang disebut sebagai proses penyesuaian. Dalam sejarahnya dalam proses menerapkan basis akrual di Indonesia itu dibutuhkan beberapa tahap transisi basis yaitu dari basis awal basis kas (cash basis), basis kas yang dimodifikasi (modified cash), basis akrual yang dimodifikasi (modified accrual), basis kas menuju akrual (cash toward accrual), hingga akhirnya pemerintahan Indonesia siap untuk menerapkan basis akrual di tahun 2015 ini. Berdasarkan tahap-tahap transisi basis diatas, basis CTA lah yang lama dipakai sebagai basis yang dianggap cocok sebagai penyesuaian awal basis akrual. Dalam proses penerapan implementasi basis akrual di Indonesia, tentunya pemerintah telah memikirkan secara matang. Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan langkah-langkah penerapan basis akrual itu mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Adapun perubahan yang dominan dari basis CTA ke akrual adalah dalam hal laporan keuangan pemerintah. Dalam hal ini basis akrual menghendaki adanya 7 komponen laporan keuangan yaitu yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal, Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Dalam penerapan basis akrual di Indonesia itu masih terdapat berbagai tantangan seperti mengenai sistem akuntansi dan IT based system, komitmen dari pimpinan, tersedianya SDM yang kompeten, serta resistensi terhadap


(2)

101 perubahan. Disamping itu terdapat juga peluang dari penerapan basis akrual di Indonesia seperti pengambilan keputusan yang lebih baik oleh pemerintah, masyarakat dan investor. Dan juga untuk menghindari tantangan-tantangan diatas serta memperbesar peluang maka dibutuhkan berbagai macam strategi untuk mendorong penerapan basis akrual agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam sistem pemerintahan di Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1. Pemerintahan di Indonesia harus betul-betul matang dalam menjalankan basis

akrual di Indonesia. Hendaknya menjalankan strategi-strategi yang baik sehinggga tantangan-tantangan dari penerapan basis akrual di Indonesia dapat diatasi sehingga peluanglah yang akan meningkat sesuai dengan tujuan awal penerapan basis akrual di Indonesia yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas di sektor publik agar goog corporate governance dapat tercapai di Indonesia.

2. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai penerapan akuntansi akrual di Indonesia , baik yang menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif.

3. Bagi lembaga pendidikan hendaknya mahasiswa diajarkan akan pentingnya mengetahui sejarah dan proses penerapan dan implementasi basis akrual di Indonesia. Sebab kita telah memasuki tahun 2015 yang artinya basis akrual wajib diterapkan di Indonesia.


(3)

102 DAFTAR PUSTAKA

Adriana dan Alexandra, 2006. Cash Versus Accrual Accounting In Public Sector. http://www.researchgate.net/profile/Adriana_TIRON_TUDOR/publication /Cash_Versus_Accrual_Accounting_in_Public_Sector (16 Oktober 2014). Aidoo, Julius, 2014. “Political Willingness to Implement Public Sector Financial

Management Reforms in Ghana- Accrual Basis of Accounting”, Volume 3 Nomor 1.

Akhyaruddin, Muhammad, 2013. Tantangan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Pemerintahan Indonesia. http://kesiur.blogspot.com/2013/06/ tantangan-penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintahan indonesia. html?m=1 (11 Februari 2015)

Amalia, A.H et al, 2014. Laporan Keuangan Pemerintah Berbasis Akrual. Disampaikan Dalam Seminar Akuntansi Pemerintah. http://www.academia. edu (14 Januari 2015).

Amriani, T.N, 2014. Menyongsong Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. http://www.bppk.kemenkeu.go.id (10 Februari 2015).

Amriani, T.N, 2014. Menyongsong Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. http://kppnternate.net/artikel/menyongsong-penerapan-akuntansi-pemerintahan-berbasis-akrual (10 Februari 2015).

Atan, Rohaya, 2012. IPSAS 1 Presentation of Financial Statement, Accounting Research Institute, Faculty of Accountancy, UiTM. Disampaikan pada IPSAS Accrua Accounting Workshop.

Bagian Keuangan Lembaga Administrasi Negara, 2014. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Berbasis Akrual, 1 Januari 2015 Tantangan Dan Peluang Akuntabilitas Tata Kelola Keuangan. http://sik.lan.go.id/attachmnt /berits/2014-11-27/Laporan-Keuangan-Berbasis-Akrual-final.docx.

(10 Februari 2015).

Basrowi dan Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta, Jakarta.

Beechy, T.H. 2007. “Does Accrual Accounting Enhance Accountability”, The Inovation Journal: The Public Sector Inovation Journal ,Volume 12 Nomor 1 hal 1-18.

Bunea, C. B dan Cosmina, 2006. Arguments for Introducing accrual based accounting in Public Sector, (http://mpra.ub.muenchen.de/18134/I/MPRA_ Paper_18134.pdf (20 Oktober 2014).


(4)

103 Christensen, T et al, 2007. Organization Theory and The Public Sector,

Instrument, culture and Myth, Routledge, New York.

Connolly, Ciaran dan Noel Hyndman, 2009. Accrual Accounting In The Public Sector : A Road Not Always Taken. http://www.cipfa.org//media/files/regio ns/republicofreland/accrual_accounting.doc(14 Oktober 2014).

Davis, Nicholas, 2010. “Accrual Accounting and the Australian Public Sector- A Legitimation Explanation”, Australasian Accounting Business and Finance Journal, Volume 4 Issue 2.

Djamhuri, A. dan Mahmudi, 2006. “New Public Mananagement, accounting reform and institutional perspective of public sector accounting in indonesia”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Volume 3 hal 301-321.

Erlina dan Rasdianto, 2013. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual, Brama Ardian, Medan.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ghozali, M. A, 2013. Implementasi Akuntansi Akrual di Berbagai Negara : Pelajaran yang Dipetik, Makalah Akuntansi Sektor Publik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Ghulam, Rhumy, 2014. Mencari Batu Pijakan bagi Akrualisasi Sektor Publik Di Indonesia (Studi atas Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Nepal, Ho ng Kong dan Selandia Baru). www.sliseshare.net/rhumydewa/studi-atas-penerapan-akuntansi-berbasis-akrual-di-nepal-hongkong-selandiabaru (27 Maret 2015)

Gulo, W, 2004. Metodologi Penelitian, PT Gramedia, Jakarta.

Hood, C, 1991. “A Public Management for All Season”, Royal Institute Public Admnistration Journal , Volume 69 Nomor 1 hal 1-19.

Ibrahim, Pajaruddin , 2013. “Akuntansi Akrual dan Penerapannya di Sektor Publik : Telaah Pustaka”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009, Salemba Empat, Jakarta.


(5)

104 Khan, A. Mayes, S. 2009. Transition to Accrual Accounting. http://

http://blog-pfm.imf.org/files/fad-technical-manual-2.pdf (18 Oktober 2014).

Kieso, D et al. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition, John Wiley & Sons, Danvers.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: KSAP.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), ___,Gambaran Umum Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual. ftp://ftp1.perbendaharaan.go.id/ pengumuman/2014/materi rakernas APK 2014/KSAP doc. (10 Februari 2015).

Likierman, A., 2003. “Planning and controlling UK public expenditure on a resource basis, Public Money & Management”, Volume 23 hal 45-50. Lynn, L., 2006. Public Management Old and New, Routledge, New York.

Mckendrick, J. 2007.”Moderrnization of the Public Sector Accounting System in Central and Eastern European Countries”, The Case of Romania. International Public Management Review,8 :165-185.

Moleong, J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyana, Budi, 2009. Penggunaan Akuntansi Akrual di Negara-Negara Lain: Tren Di Negara-Negara OECD. http://sutaryofe.staff.uns.ac.id/files/2011/ 10/Akuntansi-berbasis-akrual.pdf (27 Maret 2015).

Kusuma, Muhammad dan Fuad, 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual Pada Pemerintah”, Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 2 Nomor 3 Halaman 1. Nordiawan, D. 2009. Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta. Nordiawan, D et al, 2008. Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta. Ofoegbu dan Grace N, 2014. “New Public Management and Accrual Accounting

Basis for Transparency and Accountability in the Nigerian Public Sector”, IOSR Journal of Business and Management, Volume 16 Issue 7 Page 104-113.

Simanjuntak, Binsar H, 2010. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Di Sektor Pemerintahan Di Indonesia. Disampaikan pada Kongres XI Ikatan


(6)

105 Akuntansi Indonesia, Jakarta (https://www.scribd.com/doc/76222442/ Binsar-Paper-Kongres-Iai-9-Des-Implementasi-Akrual).

Ulum, Ihyaul, 2008. Akuntansi Sektor Pubik. UMM Press, Malang.

Upping, P. Oliver, (2011). “Accounting Change Model for the Public Sector: Adapting Luder’s Model for Developing Countries”, International Review of Business Research Papers, Vol. 7. 1 : 364-380.

Wardhaningrum, O.A et al, 2014.” Overview Implementasi Accrual-Based Budgeting pada Entitas Pemerintahan: Studi Literatur”, Dalam E-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi , Volume 1 (1) hal 56-66.

Watkins, A. Edward, C. 2007. “Accounting, New Public Management and American Politics: Theoretical Insights into the National Performance Review”, Critical Perspectives on Accounting journal, Volume 18 hal 33– 58.

Yafie, M. Dhairolly, 2013. Penerapan Basis Akrual Pada Standar Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia. http://www.scribd.com/249415528 (27 Maret 2015).

Yamamoto, H. 2003. New Public Management Japan Practice. Institute International Policy Papers, 1: 1-31.