3.3.2 Teknik Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti
untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Secara fisik wawancara dapat dibedakan atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada umumnya wawancara terstuktur di luar negeri telah dibuat
terstandar. Seperti halnya kuesioner, wawancara tersruktur terdiri dari serentetan pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan tanda check pada pilihan
jawaban yang telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstuktur, yaitu wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja
kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai
pengemudi jawaban responden. Jenis wawancara ini cocok untuk penelitian kasus. Wawancara terstruktur kadang-kadang disembunyikan oleh pewawancara, akan
tetapi tidak sedikit pula yang diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah yang dipersilahkan memberikan tanda. Dalam keadaan yang
terakhir, maka wawancara ini tidak ubahnya sebagai kuesioner saja. Ditinjau dari pelaksanaannya, maka wawancara dibedakan atas: 1 wawancara bebas, 2
wawancara terpimpin, dan 3 wawancara bebas terpimpin Arikunto 2010: 198. 1
Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaan
pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang
diwawancarai. Dengan demikian suasananya akan lebih santai karena hanya omong-omong biasa. Kelemahan penggunaan teknik ini adalah arah pertanyaan
kadang-kadang kurang terkendali. 2
Wawancara terpimpin Dalam wawancara terpimpin pewawancara dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam wawancara tersruktur.
3 Wawancara bebas terpimpin
Wawancara ini merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam melaksanakan wawancara, pewawancara membawa
pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Mewawancarai bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini
pewawancara harus dapat menciptakan suasana santai tetapi serius, artinya, wawancara dengan cara dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, tidak main-main,
tetapi tidak kaku. Suasana ini penting dijaga, agar responden mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara harus dilatih terlebih dahulu. Dengan
latihan maka pewawancara tahu bagaimana dia harus memperkenalkan diri, bersikap, mengadakan langkah-langkah wawancara, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini peneliti memakai wawancara bebas terpimpin, bebas agar pertanyan-pertanyaan dapat dijawab dengan lancar, terpimpin agar
pertanyaan yang dibutuhkan dapat di dapat dengan lebih cepat. Responden yang diwawancarai adalah kepala sekolah, dan guru di SDLB Negeri Kaliwungu
Kudus.
3.3.3 Studi Dokumen