Sistem Pendingin TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur

19 bentuk, ukuran, warna, kekerasan, rasa dan kandungan bahan padatnya Jaya, 1997. Respons tanaman tomat terhadap unsur hara akan berkurang apabila temperatur udara dan substrat tidak sesuai dengan temperatur normal yang diinginkan oleh tanaman. Temperatur yang rendah disekitar tanaman dibawah 13 o C akan menghambat penyerapan unsur hara. Temperatur yang optimal untuk tanaman tomat pada siang hari sekitar antara 20 - 30 o C dan pada malam hari sekitar 15 - 20 o C. Temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan banyak bunga yang rontok. Sedangkan untuk temperatur didaerah perakaran tanaman yang optimal sekitar 20 - 25 o C Hidayat, 1997. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh suhu. Sebagai contoh, pada suhu rendah tanaman tomat memproduksi dompolan bunga yang besar. Begitu suhu meningkat, ukuran dompolan mengecil. Demikian juga daun, ketika suhu tinggi, bentuk daun menjadi lebih panjang, sempit dan lebih tebal. Kondisi buah juga berpengaruh, tomat yang tumbuh pada temperatur 29 o C memiliki kulit lebih lunak 30 daripada yeng tumbuh didaerah bersuhu siang hari rata-rata 18 o C Untung, 2003.

E. Sistem Pendingin

Pada pemeliharaan tanaman secara hidroponik dengan menggunakan sistem NFT, penurunan temperatur daerah perakaran dapat dilakukan dengan mendinginkan larutan nutrisi pada tangki penampung dan mengalirkannya ke tanaman. Mesin pendingin adalah mesin yang berfungsi untuk mendinginkanmempertahankan suhu suatu bahan dibawah suhu lingkungannya Syarif dan Kumendong, 1992. Prinsip dasar pendinginan adalah menurunkan suhu bahan hingga suhu yang diinginkan. Pendinginan adalah suatu proses perpindahan panas yang menyebabkan fenomena pemindahan energi. Salah satu tipe mesin pendingin yang tersedia secara komersial adalah tipe kompresi uap. Mesin pendingin tipe kompresi uap memanfaatkan sifat perubahan bentuk refrigeran akibat perubahan tekanan dalam menghasilkan efek pendinginan. Komponen dasar yang digunakan 20 mesin ini adalah kondensor, evaporator, kompresor, dan pipa kapiler katup ekspansi dan juga beberapa perlengkapan tambahan dan pipa-pipa penghubung. Seperti yang terlihat pada Gambar 1. Kompresor Katup Ekspansi Gambar 1. Skema sederhana siklus pendinginan kompresi uap Uap panas refrigeran bertekanan rendah, dihisap dari evaporator ke kompresor menjadi uap panas yang bertekanan tinggi ke arah alat pengembun kondensor. Dengan cara mendinginkan dengan air atau udara, uap panas bertekanan tinggi itu mengembun menjadi cairan. Panas pengembunan dibuang dari refrigeran bersama air atau udara pendinginan kondensor. Dari kondensor, cairan refrigeran mengumpul di dalam tangki penerimaan sebagai cairan bertekanan tinggi. Cairan bertekanan tinggi ini mengalir melalui katup ekspansi yang menentukan jumlah cairan refrigeran bertekanan rendah mengaliri gulungan pipa evaporator. Di dalam evaporator, refrigeran mendidih, memuai dan menguap. Tenaga panas untuk menguap itu diserap dari lingkungan sekitar ruangan dan juga dari medium yang didinginkan. Panas yang dikandung oleh uap refrigeran bertekanan rendah, diisap melalui pipa penghisapan, ke dalam kompresor, untuk dimampatkan menjadi uap refrigeran bertekanan tinggi, dan selanjutnya diubah menjadi refrigeran cair yang dapat lagi digunakan untuk proses refrigerasi selanjutnya Kondensor Evaporator 21

F. Pindah Panas