PENDAHULUAN A. Latar Belakang

11

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Budidaya tanaman secara hidroponik merupakan salah satu alternatif sistem produksi tanaman secara lebih terencana dari segi mutu, waktu dan jumlah hasil panen. Hal ini dapat terjadi karena faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat diupayakan dalam kondisi yang optimal. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman diantaranya temperatur, cahaya, kelembaban udara, kadar CO 2 dan ketersediaan unsur hara. Untuk menciptakan lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman maka perlu dibuat suatu iklim mikro yang berbeda dengan iklim lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, diharapkan tanaman dapat tumbuh dengan baik walaupun lingkungan disekitarnya berbeda dengan lingkungan asal tanaman tersebut. Teknik budidaya tanaman dalam rumah kaca greenhouse dengan sistem hidroponik adalah salah satu alternatif yang perlu diperhitungkan untuk menciptakan lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman. Dengan sistem rumah kaca ini faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dapat dikendalikan. Penggunaan rumah kaca dalam budidaya tanaman dapat membawa pengaruh, antara lain dapat meningkatkan temperatur udara di dalam rumah kaca, terlindunginya tanaman dari curah hujan secara langsung serta dapat berkurangnya intensitas serangan hama. Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis, yang memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Sehingga, dengan budidaya tanaman di dalam rumah kaca, maka temperatur di dalam rumah kaca akan menjadi tinggi. Terdapat beberapa metode pengendalian lingkungan untuk mengatasi tingginya temperatur udara di dalam rumah kaca, antara lain ventilasi dan pendinginan. Pendinginan udara dalam rumah kaca dapat dilakukan dengan evaporative cooling dan zone cooling. Evaporative cooling merupakan suatu cara untuk mendinginkan temperatur udara di dalam rumah kaca. Sedangkan zone cooling merupakan suatu cara penurunan temperatur secara terbatas yang dilakukan dengan mengalirkan udara dingin ke sekitar tanaman. 12 Penggunaan metode evaporatif cooling untuk menurunkan temperatur di dalam rumah kaca, selain mahal cara ini tidak efektif, karena kelembaban nisbi RH di dalam rumah kaca akan meningkat pada malam hari dan penyakit akan mudah berkembang. Cara ini kurang cocok diterapkan di Indonesia yang beriklim panas dan lembab. Alternatif lain yang lebih murah dan efektif adalah dengan metode zone cooling yaitu dengan mengalirkan larutan nutrisi yang didinginkan ke daerah perakaran tanaman. Karena daerah perakaran merupakan daerah kritis bagi tanaman. Walaupun temperatur udara di dalam rumah kaca tinggi tetapi apabila temperatur di daerah perakaran dapat dipertahankan cukup rendah maka pertumbuhan tanaman akan cukup baik. Sistem budidaya secara hidroponik yang biasa digunakan pada tingkat komersil adalah sistem Nutrient film techique NFT. NFT merupakan suatu cara menumbuhkan tanaman dengan akar berada dalam aliran dangkal yang bersirkulasi dalam air yang mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Lapisan aliran yang ada tersebut sangat dangkal sehingga sebagian akar tanaman akan terendam dalam lapisan larutan nutrisi dan sebagian lagi akan berada pada bagian atasnya. Sesudah melewati bedeng tanaman, larutan nutrisi akan kembali ke tangki dan kemudian disirkulasikan kembali ke bedeng tanaman. Tomat adalah salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini secara luas dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Untuk mencapai hasil buah tomat yang baik selain dengan menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit dan hama, juga perlu diperhatikan teknologi budidaya yang tepat. Tanaman tomat sangat rentan terhadap lingkungan sehingga perlu penanganan lingkungan secara menyeluruh seperti cahaya, temperatur dan lingkungan sekitar akar tanaman. Iklim yang bervariasi juga perlu modifikasi untuk mencapai keadaan lingkungan yang diinginkan oleh tanaman tomat. 13

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mempelajari distribusi suhu larutan nutrisi dalam bedeng tanaman pada sistem NFT 2. Melakukan analisis kebutuhan energi untuk pendinginan larutan nutrisi dalam budidaya tanaman secara NFT 14

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur