Rumah Kaca Tomat Lycopersicon esculentum Mill

17 Tabel 1. Berat g garam-garaman murni untuk dilarutkan ke dalam 1000 l air Bahan Formula Berat gram Potassium dihydrogen phosphate KH 2 PO 4 263 Potassium nitrate KNO 3 583 Calcium nitrate CaNO 3 2 .4H 2 O 1003 Magnesium sulphate MgSO 4 .7H 2 O 513 Fe-EDTA [CH 2 .NCH 2 .COO 2 ] 2 FeNa 79 Manganous sulphate MnSO 4 .H 2 O 6.1 Boric acid H 3 BO 3 1.7 Copper sulphate CuSO 4 .5H 2 O 0.39 Ammonium molybdate NH 4 6 Mo 7 O 24 .4H 2 O 0.37 Zinc sulphate ZnSO 4 .7H 2 O 0.44 Sumber: Cooper dalam Chadirin, 2006

C. Rumah Kaca

Menurut Nelson 1981, greenhouse rumah kaca didefinisikan sebagai suatu bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya yang memungkinkan bagi cahaya yang dibutuhkan tanaman bisa masuk dan tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, diantaranya curah hujan yang deras, tiupan angin yang kencang atau keadaan temperatur yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Selain itu dengan pemakaian greenhouse maka temperatur, kelembaban, cahaya dan keperluan tanaman dapat diatur sampai tanaman sayuran musiman dapat ditanam sepanjang tahun. Pemakaian greenhouse sebagai rumah tanaman mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan iklim mikro didalamnya. Terutama greenhouse yang tertutup dan terpisah dengan lingkungan diluarnya. Umumnya greenhouse model ini digunakan di negara-negara yang mempunyai empat musim. Hal ini dikarenakan perubahan iklim didaerah tersebut sangat ekstrim. Dengan demikian modifikasi iklim didalamnya dapat dilakukan secara lengkap, mulai dari konsentrasi CO 2 , temperatur, kelembaban dan lain-lain Widyastuti 1993. 18

D. Tomat Lycopersicon esculentum Mill

Tanaman tomat Lycopersicon esculentum Mill merupakan tanaman sayuran yang dimakan buahnya. Di Indonesia, tanaman ini sudah lama dibudidayakan tanpa diketahui dengan jelas kapan penyebarannya Purwati, 1997. Menurut sejarahnya, tomat berasal dari kawasan Meksiko sampai Peru. Semua varietas tomat baik yang ditanam di Eropa maupun di Asia berasal dari biji yang dibawa dari Amerika latin oleh pedagang bangsa Spanyol dan Portugis pada abad ke-16. Tomat di Afrika diperkenalkan oleh pedagang dari Eropa atau bangsa yang menjajah negeri itu. Pada masa sekarang tomat sudah demikian berkembang, kultivar-kultivar modern atau hibrida dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi dilingkungan iklim yang jauh berbeda dari asalnya Duriat, 1997. Sistematika tanaman tomat menurut para ahli botani adalah sebagai berikut Jaya, 1997: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Class : Dicotiledoneae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Lycopersicon Spesies : Lycopersicon esculentum Mill Tanaman tomat mempunyai akar tunggang, tumbuh baik secara horizontal maupun vertikal. Daerah perakarannya dapat mencapai 1.5 m sedangkan ujung akarnya dapat mencapai kedalaman 0.5 m pada kondisi lingkungan yang optimum. Batang tanaman tomat berbentuk silinder, diameter batang dapat mencapai 4 cm dan ditutupi oleh bulu-bulu halus. Batang tanaman tomat lunak, sedikit berkayu sehingga mudah patah serta mempunyai banyak cabang. Daun tanaman tomat termasuk daun majemuk dan bercelah menyirip. Daun-daun tersebut letaknya tersusun disetiap sisi, daunnya berjumlah ganjil yaitu 5-7 helai dan antara pasangan-pasangan daun terdapat daun kecil yang disebut foliol. Bunga tanaman tomat berjenis kelamin dua, jumlah kelopaknya 5 buah berwarna hijau dan 5 buah mahkota bunganya berwarna kuning. Buah tomat sangat bervariasi 19 bentuk, ukuran, warna, kekerasan, rasa dan kandungan bahan padatnya Jaya, 1997. Respons tanaman tomat terhadap unsur hara akan berkurang apabila temperatur udara dan substrat tidak sesuai dengan temperatur normal yang diinginkan oleh tanaman. Temperatur yang rendah disekitar tanaman dibawah 13 o C akan menghambat penyerapan unsur hara. Temperatur yang optimal untuk tanaman tomat pada siang hari sekitar antara 20 - 30 o C dan pada malam hari sekitar 15 - 20 o C. Temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan banyak bunga yang rontok. Sedangkan untuk temperatur didaerah perakaran tanaman yang optimal sekitar 20 - 25 o C Hidayat, 1997. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh suhu. Sebagai contoh, pada suhu rendah tanaman tomat memproduksi dompolan bunga yang besar. Begitu suhu meningkat, ukuran dompolan mengecil. Demikian juga daun, ketika suhu tinggi, bentuk daun menjadi lebih panjang, sempit dan lebih tebal. Kondisi buah juga berpengaruh, tomat yang tumbuh pada temperatur 29 o C memiliki kulit lebih lunak 30 daripada yeng tumbuh didaerah bersuhu siang hari rata-rata 18 o C Untung, 2003.

E. Sistem Pendingin