G. Teknik Analisis Data
Analisis data secara intensif baru dilakukan sesudah berakhirnya pengumpulan data. Terdapat tiga komponen analisis data yang digunakan penulis dalam
penelitian ini diantaranya:
1. Reduksi Data
Reduksi data yang penulis lakukan dalam penelitian ini meliputi merangkum, menggolongkan, dan membuang data hasil wawancara yang
tidak perlu. 2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data-
data yang ada dikelompokkan pada bagian atau sub bagian masing- masing. Data yang disajikan penulis dalam penelitian ini berupa kutipan-
kutipan wawancara kemudian disesuaikan dengan informasi yang didapat dari catatan tertulis di lapangan.
3. VerifikasiPenarikan Kesimpulan Pada penarikan kesimpulan, penulis menarik kesimpulan berdasarkan hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi selama penelitian berlangsung. Awal dari pengumpulan data, penulis mulai mencari pola-pola kejelasan,
mencatat keteraturan, alur sebab akibat dan posisi kemudian akhirnya kesimpulan muncul sampai pengumpulan data terakhir.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Hasil dari penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi kebijakan konservasi penyu dalam menjaga kelestarian habitat penyu dan mengidentifikasi
ketidakefektifan implementasi konservasi penyu di Pekon Muara Tambulih, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat. Implementasi kebijakan
konservasi penyu dilakukan oleh Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupeten Pesisir Barat bersama dengan kelompok masyarakat yang bertugas di
penangkaran penyu yang terletak di Pekon Muara Tambulih, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat dan diawasi oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Lampung. Implementasi kebijakan konservasi penyu ini dilakukan bertujuan untuk melestarikan habitat penyu dan meningkatkan populasi
penyu yang berada diambang kepunahan. Namun fakta dilapangan masih banyak kendala ataupun permasalahan yang
dihadapi terkait pelaksanaan kegiatannya sehingga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Permasalahan atau hambatan yang ditemukan seperti tidak terjalinnya
koordinasi dan komunikasi yang baik dari para implementor kebijakan, kurang adanya pengawasan dari Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikan Pesisir Barat
terkait pelaksanaan kebijakan dan minimnya anggaran penunjang pelaksanaan kebijakan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka kebijakan konservasi penyu
yang terletak di Pekon Muara Tambulih, Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat masuk kedalam tipe kebijakan tidak terimplementasikan non
Implementation. Tidak terimplementasikan disini mengandung arti bahwa suatu kebijakan tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana karena pihak-pihak yang
terlibat dalam pelaksanaannya tidak mau bekerja sama, atau mereka tidak bekerja secara efektif dan efisien, atau karena mereka tidak sepenuhnya menguasai
permasalahan, sehingga betapapun gigih usaha mereka, hambatan-hambatan yang ada tidak sanggup mereka tanggulangi. Akibatnya implementasi yang efektif
sukar untuk dipenuhi Oleh karena itu, untuk mengetahui efektivitas implementasi kebijakan konservasi
penyu tersebut dapat dilihat dari empat tepat indikator pengukuran efektivitas implementasi kebijakan. Empat tepat tersebut diantara adalah ketepatan kebijakan,
ketepatan pelaksanaan, ketepatan target dan ketepatan lingkungan. Di dalam kebijakan konservasi penyu pada Taman Pesisir Ngambur yang terletak di Pekon
Muara Tambulih, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat jika dilihat dari indikator ketepatan kebijakan, kebijakan ini sudah tepat karena telah dibuat oleh
lembaga atau pejabat yang berwenang dan kebijakan konservasi penyu tersebut sudah direncanakan dan dirumuskan sesuai dengan tujuan kebijakan yaitu untuk
menjaga dan melestarikan habitat penyu.