2. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana akibat terbatasnya sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan sekolah, diantaranya masih
minimnya sumber dana dari sekolah, masyarakat, orang tua dan pihak swasta. 3. Masih terdapatnya sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan UKS yang belum
tertib pada masing-masing di sekolah.
4.1.5.2 Mekanisme Organisasi UKS di SMA se-Kabupaten Purbalingga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi UKS di SMA negeri se-Kabupaten Purbalingga mengikuti struktur organisasi Departemen
KEsehatan RI, sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan No. 125KabB.U 1975 tertanggal 29 April 1975, yaitu:
1. Tingkat Kabupaten Penanggung jawabnya adalah UKS pada Dinas Kesehatan Kabupaten. Fungsi
dan tanggung jawabnya meliputi : membuat rencana kerja harian, melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak didik dan
masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di sekolah, melaporkan kegiatan ditingkat provinsi, menyelenggarakan kursus-kursus
kesehatan, kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama baik pihak-pihak yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan UKS. 2. Usaha Kesehatan Sekolah tingkat Puskesmas
Berdasar ketentuan yang ada maka Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu unit dari puskesmas dimana kegiatan-kegiatan kesehatan dilaksanakan di
wilayah kerjanya.
3. Usaha Kesehatan Sekolah tingkat Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah di tingkat sekolah merupakan wilayah kerja dimana
kegiatan tersebut dilaksanakan. Dari tingkat pelaksanaan UKS di sekolah- sekolah hingga tingkat pusat, diperlukan organisasi yang baik. Untuk
memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan, serta mencegah terjadinya tumpang tindih dari berbagai kegiatan UKS sebaiknya diwujudkan
dalam satu wadah atau badan. Kerangka kerjasama pengorganisasian sistem kerja operasional UKS harus dipahami sebaik-baiknya. Sebab, tidak sedikit
sekolah atau guru yang beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas kesehatan saja atau sebalikya petugas kesehatan menganggap UKS
merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan sekolah atau guru semata-mata. Bagan struktur organisasi UKS di Sekolah Menengah Atas dapat diketahui
tugas dan kewajibannya masing-masing. Antara lain: 1. Pembina berasal dari kata bina yang berarti mengusahakan agar lebih baik
atau sempurna. Dengan demikian pembina adalah orang atau subyek yang melakukan usaha agar program yang dibina dapat menjadi lebih baik dan
sempurna. Pembina dalam struktur organisasi UKS Sekolah Menengah Atas diatas dijabat oleh kepala sekolah dan satu orang guru penjaskes.
2. Ketua adalah orang yang menjadi pimpinan perkumpulan atau lembaga. Dengan demikian ketua bertugas sebagai pemimpin dari UKS. Yang
jabatannya masih dibawah pembina. Ketua dalam struktur organisasi UKS Sekolah Menengah Atas diatas dijabat oleh dewan guru.
3. Sekretaris adalah orang yang mengurusi pekerjaan administrasi. Dalam hal ini sekretaris bertugas mengurusi semua hal yang berhubungan dengan kegiatan
administrasi dalam organisasi UKS. Sekretaris dalam struktur organisasi UKS Sekolah Menengah Atas diatas dijabat oleh dewan guru.
4. Bendahara adalah orang yang mengurusi keuangan. Dalam hal ini bendahara bertugas semua yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dalam
organisasi UKS. Bendahara dalam struktur organisasi UKS Sekolah Menengah Atas diatas dijabat oleh dewan guru.
5. Anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian suatu golongan yang berada diluar kepengurusan organisasi. Dalam hal ini anggota menjadi bagian
organisasi UKS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Anggota dalam struktur organisasi UKS Sekolah Menengah Atas diatas terdiri dari siswa yang terpilih
sebagai anggota UKS.
4.1.5.3 Program Kerja Usaha Kesehatan Sekolah SMA Negeri se-Kabupaten