BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kereta Api Cepat
Jalur rel adalah jenis pertama transportasi masal, dan sampai penemuan mobil di awal abad 20, memiliki monopoli transportasi di darat. Masa setelah Perang dunia II,
peningkatan dalam bidang mobil, jalan layang, dan pesawat membuat transportasi menjadi lebih praktis. Di Eropa dan Jepang menekankan pengembangan rel setelah masa
perang. Di A.S., pengembangan ditekankan ke jalan jalur cepat dan bandar udara. Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel dengan kecepatan di
atas 200 kmjam 125 miljam. Biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 kmjam 150 miljam sampai 300 kmjam 180 miljam.
Awal target tujuan yang dibuat oleh Perancis, Jepang dan Amerika adalah hubungan antara kota-kota besar yang berdekatan. Di Perancis adalah Paris-Lyon, di
Jepang adalah Tokyo-Osaka, dan di A.S. masih berupa proposal adalah antara Boston- New York-Washington, D.C..
Pasar yang dituju masih berfokus pada pasaran perjalanan bisnis. Namun belakangan ini perjalanan tamasya mulai berkembang. Di Perancis sudah banyak jalur
yang menghubungi pantai hiburan di Samudra Atlantik dan Laut Tengah, dan juga taman bermain besar. Dan, Jumat sore merupakan jam puncak bagi kereta TGV Metzler, 1992.
Sistem TGV telah menurunkan harga untuk perjalanan jarak jauh agar dapat bersaing dengan transportasi udara, dan sebagai hasilnya kota-kota dengan jarak tempuh 1 jam
oleh TGV telah menjadi pilihan penumpang. Efek samping dari pembukaan jalur kereta ini adalah pengembangan yang cepat daerah pedesaan yang terisolasi. Belakangan ini,
beberapa jalur kereta cepat ini sengaja direncanakan untuk tujuan ini, contohnya adalah Madrid-Sevilla di Spanyol dan Amsterdam-Groningen di Belanda.
3
2.2 Kereta Api Cepat di Indonesia
Rencana untuk membangun kereta api berkecepatan tinggi di Indonesia telah diumumkan oleh Pemerintah pada bulan Juli 2015. Proyek kereta kecepatan tinggi
perdana di Indonesia — dan mungkin juga perdana di Asia Tenggara ini — direncanakan akan menghubungkan ibu kota negara Jakarta dengan kota Bandung di provinsi Jawa
Barat, dengan jarak membentang sejauh 150 kilometer. Proyek ini juga diharapkan akan berkembang lebih lanjut ke tahap berikutnya dengan menghubungkan kota terbesar kedua
di Indonesia, Surabaya di Jawa Timur. Jepang dan Tiongkok telah mengungkapkan ketertarikan mereka untuk ikut serta dalam tender proyek ini, sebelumnya kedua negara
Asia tersebut telah menggelar studi komprehensif mengenai proyek ini. Pada akhir September 2015, Indonesia memberikan proyek kereta api senilai
multi-miliar-dollar ini kepada Tiongkok, sebuah keputusan yang sangat mengecewakan Jepang. Disebutkan bahwa tawaran Tiongkok untuk membangun jalur kereta cepat
Jakarta-Bandung tanpa memerlukan jaminan dan pembiayaan dari Pemerintah Indonesia, adalah poin yang paling menentukan jatuhnya pilihan Jakarta kepada Tiongkok.
Proyek pembangunan dijadwalkan akan dimulai pada akhir 2015. Jalur kereta kecepatan tinggi Jakarta-Bandung direncanakan akan mulai beroperasi dan mulai
melayani publik pada tahun 2019
Gambar 2.1 Gerbong Rencana Kereta Api Cepat
4
2.3 Pembangunan Kereta Api Cepat