Kajian KAC jkt bdg

(1)

KAJIAN AMDAL KERETA API CEPAT JAKARTA - BANDUNG

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang diampu oleh Dr. Rina Marina Masri, MP

Oleh : Zakwan Gusnadi

NIM 1406775

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1

DEPARTEMEN PENDIDIDKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Kajian AMDAL Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Rina Marina Masri, MP, selaku dosen dosen mata kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

2. Senior dan rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Makalah ini bukanlah hasil karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu penulissangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandung, Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI


(3)

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 1

1.4 Manfaat Penulisan... 2

1.5 Metode Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Kereta Api Cepat ... 3

2.2 Kereta Api Cepat di Indonesia ... 4

2.3 Pembangunan Kereta Api Cepat ... 5

2.4 Kajian Amdal Kereta Api Cepat ... 5

BAB III PENUTUP ... 11

3.1 Simpulan ... 11

3.2 Saran ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13


(4)

Gambar 2.1 Gerbong Rencana Kereta Api Cepat ... 4 Gambar 2.2 Presiden Jokowi Saat Pidato Ground Breaking ... 6


(5)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemajuan zaman dan transportasi yang melayani door to door menjadi tren di masyarakat. Kemajuan zaman ini menuntut perbaikan teknologi dari masa ke masa yang akan memudahkan pekerjaan manusia. Transportasi yang melayani door to door, menciptakan jalan raya yang mudah diakses serta menuntut manusia untuk bergerak cepat. Permasalahan transportasi timbul apabila banyaknya pengguna jalan yang bergerak dengan tujuan yang berbeda-beda memenuhi ruas jalan dengan kendaraan masing-masing. Untuk itulah diciptakan kendaraan massal yang mempu menampung kebutuhan pergerakan masyarakat.

Kendaraan masal ini berupa transportasi umum didarat seperti bus, angkutan kota, kereta api dll. Penggunaan bus masih menjadi primadona masyarakat untuk menuju ke luar kota, namun karena arus lalu lintas semakin padat dipikirkan cara lain yang mampu membuat orang pergi ke suatu tempat namun dapat mengurangi kemacetan lalulintas. Solusi yang ditawarkan adalah kereta api cepat dengan trayek pertama yaitu Jakarta – Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas maka penulis dapat merumuskan masalah untuk makalah ini sebagai berikut:

a. Apakah yang dimaksud dengan kereta api cepat? b. Bagaimana pembangunan nya?

c. Bagaimana AMDAL yang digunakan dalam proyek tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

Setelah mendapatkan rumusan masalah maka penulis membuat makalah ini dengan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengertian kererta api cepat. b. Untuk mengetahui cara pembangunannya.

c. Untuk mengetahui AMDAL yang digunakan dalam proyek tersebut.


(6)

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep pengetahuan mengenai AMDAL Kereta Api Cepat. Secara praktis makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang AMDAL Kereta Api Cepat;

b. Pembaca/dosen/mahasiswa, sebagai media informasi tentang AMDAL Kereta Api Cepat.

1.5 Metode Penulisan

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode noninteraktif model analisis teks. Melalui metode ini penulis menguraikan secara komprehensif permasalahan yang akan dibahas. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah.


(7)

(8)

BAB II PEMBAHASAN

2.1Kereta Api Cepat

Jalur rel adalah jenis pertama transportasi masal, dan sampai penemuan mobil di awal abad 20, memiliki monopoli transportasi di darat. Masa setelah Perang dunia II, peningkatan dalam bidang mobil, jalan layang, dan pesawat membuat transportasi menjadi lebih praktis. Di Eropa dan Jepang menekankan pengembangan rel setelah masa perang. Di A.S., pengembangan ditekankan ke jalan jalur cepat dan bandar udara. Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel dengan kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam). Biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam (150 mil/jam) sampai 300 km/jam (180 mil/jam).

Awal target tujuan yang dibuat oleh Perancis, Jepang dan Amerika adalah hubungan antara kota-kota besar yang berdekatan. Di Perancis adalah Paris-Lyon, di Jepang adalah Tokyo-Osaka, dan di A.S. masih berupa proposal adalah antara Boston-New York-Washington, D.C..

Pasar yang dituju masih berfokus pada pasaran perjalanan bisnis. Namun belakangan ini perjalanan tamasya mulai berkembang. Di Perancis sudah banyak jalur yang menghubungi pantai hiburan di Samudra Atlantik dan Laut Tengah, dan juga taman bermain besar. Dan, Jumat sore merupakan jam puncak bagi kereta TGV (Metzler, 1992). Sistem TGV telah menurunkan harga untuk perjalanan jarak jauh agar dapat bersaing dengan transportasi udara, dan sebagai hasilnya kota-kota dengan jarak tempuh 1 jam oleh TGV telah menjadi pilihan penumpang. Efek samping dari pembukaan jalur kereta ini adalah pengembangan yang cepat daerah pedesaan yang terisolasi. Belakangan ini, beberapa jalur kereta cepat ini sengaja direncanakan untuk tujuan ini, contohnya adalah Madrid-Sevilla di Spanyol dan Amsterdam-Groningen di Belanda.


(9)

Rencana untuk membangun kereta api berkecepatan tinggi di Indonesia telah diumumkan oleh Pemerintah pada bulan Juli 2015. Proyek kereta kecepatan tinggi perdana di Indonesia — dan mungkin juga perdana di Asia Tenggara ini — direncanakan akan menghubungkan ibu kota negara Jakarta dengan kota Bandung di provinsi Jawa Barat, dengan jarak membentang sejauh 150 kilometer. Proyek ini juga diharapkan akan berkembang lebih lanjut ke tahap berikutnya dengan menghubungkan kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya di Jawa Timur. Jepang dan Tiongkok telah mengungkapkan ketertarikan mereka untuk ikut serta dalam tender proyek ini, sebelumnya kedua negara Asia tersebut telah menggelar studi komprehensif mengenai proyek ini.

Pada akhir September 2015, Indonesia memberikan proyek kereta api senilai multi-miliar-dollar ini kepada Tiongkok, sebuah keputusan yang sangat mengecewakan Jepang. Disebutkan bahwa tawaran Tiongkok untuk membangun jalur kereta cepat Jakarta-Bandung tanpa memerlukan jaminan dan pembiayaan dari Pemerintah Indonesia, adalah poin yang paling menentukan jatuhnya pilihan Jakarta kepada Tiongkok.

Proyek pembangunan dijadwalkan akan dimulai pada akhir 2015. Jalur kereta kecepatan tinggi Jakarta-Bandung direncanakan akan mulai beroperasi dan mulai melayani publik pada tahun 2019


(10)

2.3 Pembangunan Kereta Api Cepat

PT Kereta Api Cepat Indonesia China (PT KCIC) berencana melakukan pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dengan panjang jalur 142,3 kilometer, dimulai dari stasiun Halim di Jakarta hingga ke stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung.

Trase jalan kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan melewati 9 kabupaten-kota yang terdiri dari Jakarta Timur (di Provinsi DKI Jakarta), Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Bandung, dan Kabupaten Bandung (di Provinsi Jawa Barat) dan akan terdapat sebanyak 3 stasiun (Halim, Karawang, Walini) dan 1 Tegalluar stasiun berikut Depo untuk pemeliharan gerbong dan lokomotif.

Jenis konstruksi jalur kereta cepat terdiri dari 3 (tiga) jenis:

a. Konstruksi di atas permukaan tanah (At Grade) sepanjang 71,630 km. b. Konstruksi di atas jembatan (Elevated) sepanjang 53,540 km.

c. Konstruksi terowongan (Tunnel) sepanjang 15,630 km.

Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kereta cepat adalah dengan memanfaatkan sisi kiri ataupun sisi kanan Ruang Milik Jalan (Rumija) Tol Jakarta-Cikampek, Tol Cipularang, Tol Padaleunyi, lahan PTPN VIII, kawasan hutan produksi dan lahan milik masyarakat.

Kegiatan konstruksi pembangunan jalan kereta cepat direncanakan dimulai pada 2016 dan kegiatan operasional direncanakan dimulai pada 2019.

2.4 Kajian AMDAL Kereta Api Cepat

Dalam instrumen AMDAL terdapat tiga strata penelitian, yaitu pada tingkat proyek yang dianalisisisi dampaknya atau disebut Environmental Impact Assessment (IEA). Selain itu, terdapat penelitian tingkat strategis, seperti pembangunan wilayah dan pembangunan sektoral, misalnya, yang disebut sebagai analisis tingkat strategis, atau secara teori disebut strategic environmental assessment (SEA), atau dalam aturan kita disebut Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).


(11)

lingkungan yang memengaruhi sistem penopang kehidupan (life support system) atau disebut life cycle assessment (LCA), seperti misalnya terganggunya rantai pangan, rantai energi, jasa ekosistem, rantai carbon, dan sebagainya,

Kajian lingkungan yang telah dinilai oleh KLHK adalah AMDAL untuk proyek kereta api cepat, bukan keseluruhan program.

Usul untuk proyek ini sudah disampaikan dalam bentu Kerangka Acuan AMDAL pada Oktober 2015 dan pada usul resmi perihal Arahan Penyusunan Dokumen Lingkungan pada 4 November 2015.

Ada percepatan dari sisi rapat-rapat pengambilan keputusan dalam setiap tahapan survei dan analisis pada proyak kereta api cepat Jakarta – Bandung ini. Umumnya AMDAL memakan waktu 52 hari. Kali ini, untuk mengejar groundbreaking pada 21 Januari 2016 maka diadakan percepatan.

Gambar 2.2 Presiden Jokowi saat pidato Ground Breaking

Selanjutnya dilakukan upaya sosialisasi, antara lain dengan pengumuman di Harian Terbit dan Pikiran Rakyat edisi Sabtu, 12 Desember 2015. Selain itu dilaksanakan Konsultasi Publik untuk Kota Jakarta Timur dan Kota Bekasi di Jakarta, pada 21 Desember 2015; untuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat di Bandung, 22 Desember 2015 dan untuk Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta di Cikarang, 23 Desember 2015.


(12)

a. Pengambilan keputusan AMDAL

Pada 28 Desember dilakukan persiapan Rapat Tim Teknis oleh Sekretariat Komisi AMDAL dan Rapat Tim Teknis untuk membahas KA AMDAL dilaksanakan pada 11 Januari 2016. Peserta rapat memberikan catatan-catatan untuk perbaikan dan kemudian perbaikan disampaikan pada 12 Januari 2016.

Selanjutnya dilakukan pembahasan dokumen AMDAL, dan RKL-RPL pada Rapat Teknis AMDAL tanggal 18 Januari 2016 dan Rapat Komisi Penilai AMDAL tanggal 19 Januari 2015. Kedua rapat tersebut juga memberikan masukan-masukan, yang menjadi dasar perbaikan ANDAL, RKL-RPL.

Penerimaan dokumen perbaikan ANDAL, RKL-RPL dengan Surat Direktur Utama PT KCIC 2016 tanggal 20 Januari 2016. Setelah semua perbaikan dilakukan maka dapat diterbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Nomor SK.35/Menlhk-Setjen/PKTL.0/1/2016 dan Izin Lingkungan Nomor SK.36/Menlhk-Setjen/PKTL.0/1/2016 tanggal 20 Januari 2016.

Sebagai penguatan social and environmental safeguard (Pasal 50 ayat 2 huruf b PP 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan), KLH minta kepada KCIC untuk melengkapi pengambilan sampel dan analisa sampel udara, air dan kebisingan di laboratorium dalam rangka memperbarui data rona mulai tanggal 21 Januari 2016.

Selain itu juga diminta untuk melakukan sosialisasi lanjut mulai 1 Februari 2016 dan pengumuman di surat kabar. KLHK terus memantau dan rencana evaluasi hasil pembaruan data rona dan sosialisasi akan dilakukan pada 15 Februari 2016.

Pengembangan wilayah di sepanjang jalur terutama di sekitar stasiun Kereta Api Cepat tidak termasuk dalam lingkup AMDAL, terkait revisi Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) untuk rencana pengembangan wilayah dalam Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL) telah diperintahkan kepada Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, dan 9 Bupati dan Wali Kota untuk segera melakukan revisi terhadap Rencana Tata Ruang dan Wilayah dengan memperhatikan aspek


(13)

Strategis (KLHS).

Aspek potensi resiko kebencanaan seperti keberadaan struktur geologi antara lain sesar, gerakan tanah, gempa, dan curah hujan tinggi telah dikaji dalam AMDAL dan telah disediakan upaya mitigasi dan sistem deteksi dini (early warning system).

b. Kontroversi Proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung

Meskipun dokumen AMDAL telah dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, namun Menteri Perhubungan Ignasius Jonan masih bersikeras tak mau memberikan izin eksklusif kepada proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini diatur dalam Perpres No. 107 tahu 2015 mengenai percepatan penyelenggaraan prasarana dan sarana Jakarta-Bandung, serta Perpres No. 3 tahun 2016 mengenai percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional.

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Menteri Ignasius Jonan mengatakan pihaknya tak bisa menerbitkan izin pembangunan kereta api cepat karena ada persyaratan yang belum dipenuhi PT KCIC. Untuk mendapatkan izin konsesi, PT KCIC, perusahaan patungan antara konsorsium BUMN Indonesia dengan BUMN Tiongkok, harus mengantongi izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum, sementara hingga kini izin tersebut juga belum dikeluarkan.

Terdapat sembilan dokumen yang harus penuhi untuk menerbitkan izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum, di antaranya surat permohonan izin usaha, akte pendirian BHI, NPWP, surat keterangan domisili perusahaan, rencana trase jalur KA, surat penetapan penyelenggaraan prasarana, perjanjian penyelenggaraan prasarana, perencanaan SDM perkeretaapian, dan modal disetor sebesar Rp 1 triliun. Dari sekian dokumen tersebut, hanya dokumen perjanjian penyelenggaraan prasarana yang belum dipenuhi KCIC.


(14)

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menjelaskan secara detil pelaksanaan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) proyek KA Cepat Jakarta-Bandung, bahwa proyek sudah dikonsultasikan di awal oleh Kementerian Perhubungan pada Oktober 2015. Dokumen formal masuk 4 November 2015. Pemrakarsa sudah lakukan sosialisasi di surat kabar (lokal) pada 12 Desember, lalu dilaksanakan konsultasi publik untuk Jakarta Timur dan Bekasi.

Pada 28 Desember dilakukan persiapan rapat tim teknis oleh Tim AMDAL. Di dalam Tim AMDAL tersebut, masuk sebagai anggota adalah Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan. Dalam rapat teknis, Tim AMDAL membahas kerangka acuan AMDAL. Pada 18 sampai 19 Januari 2016, progres AMDAL dirapatkan. Hasilnya, Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan terbit satu hari kemudian atau tanggal 20 Januari siang. Hasil AMDAL terbit satu hari sebelum proyek kereta cepat groundbreaking pada 21 Januari 2016.

Setelah izin AMDAL diterbitkan, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memberi ruang ke publik memberi masukan selama satu bulan. Hasilnya, KLH menerima banyak catatan publik dengan izin yang sudah dikeluarkan. Meskipun dokumen AMDAL proyek tersebut telah dikeluarkan, namun terkesan tergesa-gesa karena cepatnya waktu pengeluaran dokumen AMDAL tersebut. Dikhawatirkan ada aspek-aspek yang luput dituangkan dalam dokumen AMDAL tersebut. Kereta Api ini akan menempuh trase Jakarta – Bandung dengan waktu 37 menit, sangat berbahaya apabila tidak ada kajian menyeluruh AMDAL terhadap proyek ini.

Umumnya penelitian proyek AMDAL menghabiskan waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Tetapi, baru seminggu berselang, dokumen Amdal dari PT kereta cepat Indonesia-China (KCIC) selesai dan diserahkan kapada Kementerian LHK untuk disidangkan layak atau tidaknya. Cepatnya waktu penyusunan AMDAL membuat para Ahli menjadi sangsi, Bila penelitian Amdal memang ada, pertanyaan berikutnya muncul yakni terkait validitas datanya. Penelitian yang menggunakan data tidak valid diragukan validitasnya.

Selain itu terkait dengan kekhawatiran adanya alih fungsi lahan baik hutan ataupun wilayah lainnya yang bisa mengganggu pasokan air, mengurangi kualitas tanah atau akibat lainnya yang ditimbulkan. Amdal terkait proyek kereta cepat 9


(15)

belum ada dan uji kelayakan yang menerangkan bahwa proyek ini tidak akan mengganggu pasokan air dari wilayah tersebut.

Saat ini, izin pinjam pakai kawasan hutan sedang diurus karena itu dokumen perizinan tersebut tidak ada dalam dokumen Amdal yang dikaji. Data primer tidak tersedia sehingga dampaknya keputusan ilmiah yang akan diambil pakar akan salah. Pakar kualitas air Linawati Harjito bahkan meminta agar pihak PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) menambah sampling kajian air tanah untuk Amdal, dan menggunakan data baru. Selain itu meminta perusahaan konsorsium ini memperbaiki metode perhitungan yang digunakan.

Pakar ilmu sosial Universitas Indonesia Dodi Prayogo mengatakan dokumen Amdal seharusnya juga dapat memastikan berapa masyarakat sekitar proyek yang terdampak, kehilangan sumber pendapatan, dapat terserap. Direktur Utana PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan yang hadir dalam rapat Tim Teknis Amdal pembangunan jalan kereta cepat Jakarta--Bandung mengatakan beberapa tahapan sudah dilalui, termasuk studi oleh pihak Jepang, Prancis, dan Tiongkok tentang kebutuhan transportasi darat kereta api untuk mengurangi kepadatan jalur udara.

Proyek yang pendanaannya menggunakan skema "business to business" dan tidak menggunakan dana APBN/APBD ini, menurut dia, juga telah melalui studi awal, salah satunya dari ITB, yang hasilnya telah disampaikan kepada Kementerian BUMN dan Perhubungan. Rekomendasi dari Gubernur DKI Jakarta dan Jawa Barat, ia mengatakan telah keluar, meski masih ada beberapa izin masih harus diselesaikan.


(16)

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel dengan kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam). Di Indonesia proyek kereta api cepat pertama yang dibangun menghubungkan trayek Jakarta – Bandung. Proyek ini merupakan hasil kerja sama BUMN dengan pemerintah China. PT Kereta Api Cepat Indonesia China (PT KCIC) berencana melakukan pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dengan panjang jalur 142,3 kilometer, dimulai dari stasiun Halim di Jakarta hingga ke stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung.

Jenis konstruksi jalur kereta cepat terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu konstruksi di atas permukaan tanah (At Grade) sepanjang 71,630 km. Konstruksi di atas jembatan (Elevated) sepanjang 53,540 km. Konstruksi terowongan (Tunnel) sepanjang 15,630 km. Rencana pembangunan proyek dimulai pada tahun 2016 dan operasional kereta api cepat dimulai tahun 2019.

Dalam penyusunan dokumen AMDAL yang dilakukan pada proyek ini ada percepatan dari sisi rapat-rapat pengambilan keputusan dalam setiap tahapan survei dan analisis pada proyak kereta api cepat Jakarta – Bandung ini. Umumnya AMDAL memakan waktu 52 hari. Namun untuk mengejar groundbreaking pada 21 Januari 2016 maka diadakan percepatan.

Upaya sosialisasi yang dilakukanantara lain dengan pengumuman di Harian Terbit dan Pikiran Rakyat edisi Sabtu, 12 Desember 2015. Selain itu dilaksanakan Konsultasi Publik untuk Kota Jakarta Timur dan Kota Bekasi di Jakarta, pada 21 Desember 2015; untuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat di Bandung, 22 Desember 2015 dan untuk Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta di Cikarang, 23 Desember 2015.


(17)

meninjau serta memperbaiki cakupan lingkungan yang terkena proyek, memperbaharui sampel-sampel yang ada dan memperbaiki perhitungan yang dilakukan, karena masih banyak hal yang luput dari tinjauan dokumen AMDAL terdahulu.

3.2 Saran

Untuk lebih sempurna nya makalah ini maka penulis menyarankan hal-hal berikut unutk dilakukan :

a. Mencari sumber yang lebih banyak sehingga dapat dibandingkan dan di pilih yang lebih tepat

b. Dalam penyusunan dokumen amdal perlu dipahami komponen-komponen yang harus ada dalam dokumen tersebut, penelitian dan penyusunannya dilakukan dengan seksama dan hati-hati serta sesuai dengan prosedur yang berlaku.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015. Kereta Api Cepat di Indonesia [online] tersedia di: https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_kecepatan_tinggi_di_Indonesia. [diakses pada 12 Maret 2017]

Lubis Uni.2016. 10 Hal yang Perlu Diketahui tentang Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. [online]tersedia di: http://www.rappler.com/indonesia/122108-10-hal-tentang-kereta-api-cepat-jakarta-bandung [diakses pada 12 Maret 2017]

Lubis Uni . 2016 . Lini masa : Kontroversi Proyek Kereta Api Cepat Jakarta- Bandung. [online]tersedia di: http://www.rappler.com/indonesia/121865-lini-masa-kontroversi-proyek-kereta-api-cepat-jakarta-bandung. [diakses pada 12 Maret 2017]

Setyorini, Virna P . 2016. Pakar : Proses Kajian Amdal Kereta Cepat Dipaksakan. [online]tersedia di: http://www.antaranews.com/berita/540720/pakar-proses-kajian-amdal-kereta-cepat-dipaksakan. [diakses pada 12 Maret 2017]


(1)

lingkungan hidup dengan instrumen penjaga berupa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Aspek potensi resiko kebencanaan seperti keberadaan struktur geologi antara lain sesar, gerakan tanah, gempa, dan curah hujan tinggi telah dikaji dalam AMDAL dan telah disediakan upaya mitigasi dan sistem deteksi dini (early warning system).

b. Kontroversi Proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung

Meskipun dokumen AMDAL telah dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, namun Menteri Perhubungan Ignasius Jonan masih bersikeras tak mau memberikan izin eksklusif kepada proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini diatur dalam Perpres No. 107 tahu 2015 mengenai percepatan penyelenggaraan prasarana dan sarana Jakarta-Bandung, serta Perpres No. 3 tahun 2016 mengenai percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional.

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Menteri Ignasius Jonan mengatakan pihaknya tak bisa menerbitkan izin pembangunan kereta api cepat karena ada persyaratan yang belum dipenuhi PT KCIC. Untuk mendapatkan izin konsesi, PT KCIC, perusahaan patungan antara konsorsium BUMN Indonesia dengan BUMN Tiongkok, harus mengantongi izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum, sementara hingga kini izin tersebut juga belum dikeluarkan.

Terdapat sembilan dokumen yang harus penuhi untuk menerbitkan izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum, di antaranya surat permohonan izin usaha, akte pendirian BHI, NPWP, surat keterangan domisili perusahaan, rencana trase jalur KA, surat penetapan penyelenggaraan prasarana, perjanjian penyelenggaraan prasarana, perencanaan SDM perkeretaapian, dan modal disetor sebesar Rp 1 triliun. Dari sekian dokumen tersebut, hanya dokumen perjanjian penyelenggaraan prasarana yang belum dipenuhi KCIC.


(2)

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menjelaskan secara detil pelaksanaan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) proyek KA Cepat Jakarta-Bandung, bahwa proyek sudah dikonsultasikan di awal oleh Kementerian Perhubungan pada Oktober 2015. Dokumen formal masuk 4 November 2015. Pemrakarsa sudah lakukan sosialisasi di surat kabar (lokal) pada 12 Desember, lalu dilaksanakan konsultasi publik untuk Jakarta Timur dan Bekasi.

Pada 28 Desember dilakukan persiapan rapat tim teknis oleh Tim AMDAL. Di dalam Tim AMDAL tersebut, masuk sebagai anggota adalah Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan. Dalam rapat teknis, Tim AMDAL membahas kerangka acuan AMDAL. Pada 18 sampai 19 Januari 2016, progres AMDAL dirapatkan. Hasilnya, Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan terbit satu hari kemudian atau tanggal 20 Januari siang. Hasil AMDAL terbit satu hari sebelum proyek kereta cepat groundbreaking pada 21 Januari 2016.

Setelah izin AMDAL diterbitkan, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memberi ruang ke publik memberi masukan selama satu bulan. Hasilnya, KLH menerima banyak catatan publik dengan izin yang sudah dikeluarkan. Meskipun dokumen AMDAL proyek tersebut telah dikeluarkan, namun terkesan tergesa-gesa karena cepatnya waktu pengeluaran dokumen AMDAL tersebut. Dikhawatirkan ada aspek-aspek yang luput dituangkan dalam dokumen AMDAL tersebut. Kereta Api ini akan menempuh trase Jakarta – Bandung dengan waktu 37 menit, sangat berbahaya apabila tidak ada kajian menyeluruh AMDAL terhadap proyek ini.

Umumnya penelitian proyek AMDAL menghabiskan waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Tetapi, baru seminggu berselang, dokumen Amdal dari PT kereta cepat Indonesia-China (KCIC) selesai dan diserahkan kapada Kementerian LHK untuk disidangkan layak atau tidaknya. Cepatnya waktu penyusunan AMDAL membuat para Ahli menjadi sangsi, Bila penelitian Amdal memang ada, pertanyaan berikutnya muncul yakni terkait validitas datanya. Penelitian yang menggunakan data tidak valid diragukan validitasnya.

Selain itu terkait dengan kekhawatiran adanya alih fungsi lahan baik hutan ataupun wilayah lainnya yang bisa mengganggu pasokan air, mengurangi kualitas tanah atau akibat lainnya yang ditimbulkan. Amdal terkait proyek kereta cepat 9


(3)

tersebut masih belum memenuhi kelayakan seperti persoalan aspek kebencanaan yang belum ada dan uji kelayakan yang menerangkan bahwa proyek ini tidak akan mengganggu pasokan air dari wilayah tersebut.

Saat ini, izin pinjam pakai kawasan hutan sedang diurus karena itu dokumen perizinan tersebut tidak ada dalam dokumen Amdal yang dikaji. Data primer tidak tersedia sehingga dampaknya keputusan ilmiah yang akan diambil pakar akan salah. Pakar kualitas air Linawati Harjito bahkan meminta agar pihak PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) menambah sampling kajian air tanah untuk Amdal, dan menggunakan data baru. Selain itu meminta perusahaan konsorsium ini memperbaiki metode perhitungan yang digunakan.

Pakar ilmu sosial Universitas Indonesia Dodi Prayogo mengatakan dokumen Amdal seharusnya juga dapat memastikan berapa masyarakat sekitar proyek yang terdampak, kehilangan sumber pendapatan, dapat terserap. Direktur Utana PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan yang hadir dalam rapat Tim Teknis Amdal pembangunan jalan kereta cepat Jakarta--Bandung mengatakan beberapa tahapan sudah dilalui, termasuk studi oleh pihak Jepang, Prancis, dan Tiongkok tentang kebutuhan transportasi darat kereta api untuk mengurangi kepadatan jalur udara.

Proyek yang pendanaannya menggunakan skema "business to business" dan tidak menggunakan dana APBN/APBD ini, menurut dia, juga telah melalui studi awal, salah satunya dari ITB, yang hasilnya telah disampaikan kepada Kementerian BUMN dan Perhubungan. Rekomendasi dari Gubernur DKI Jakarta dan Jawa Barat, ia mengatakan telah keluar, meski masih ada beberapa izin masih harus diselesaikan.


(4)

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel dengan kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam). Di Indonesia proyek kereta api cepat pertama yang dibangun menghubungkan trayek Jakarta – Bandung. Proyek ini merupakan hasil kerja sama BUMN dengan pemerintah China. PT Kereta Api Cepat Indonesia China (PT KCIC) berencana melakukan pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dengan panjang jalur 142,3 kilometer, dimulai dari stasiun Halim di Jakarta hingga ke stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung.

Jenis konstruksi jalur kereta cepat terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu konstruksi di atas permukaan tanah (At Grade) sepanjang 71,630 km. Konstruksi di atas jembatan (Elevated) sepanjang 53,540 km. Konstruksi terowongan (Tunnel) sepanjang 15,630 km. Rencana pembangunan proyek dimulai pada tahun 2016 dan operasional kereta api cepat dimulai tahun 2019.

Dalam penyusunan dokumen AMDAL yang dilakukan pada proyek ini ada percepatan dari sisi rapat-rapat pengambilan keputusan dalam setiap tahapan survei dan analisis pada proyak kereta api cepat Jakarta – Bandung ini. Umumnya AMDAL memakan waktu 52 hari. Namun untuk mengejar groundbreaking pada 21 Januari 2016 maka diadakan percepatan.

Upaya sosialisasi yang dilakukanantara lain dengan pengumuman di Harian Terbit dan Pikiran Rakyat edisi Sabtu, 12 Desember 2015. Selain itu dilaksanakan Konsultasi Publik untuk Kota Jakarta Timur dan Kota Bekasi di Jakarta, pada 21 Desember 2015; untuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat di Bandung, 22 Desember 2015 dan untuk Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta di Cikarang, 23 Desember 2015.


(5)

Menurut para ahli lingkungan dan AMDAL proyek ini harus dikaji ulang, dengan meninjau serta memperbaiki cakupan lingkungan yang terkena proyek, memperbaharui sampel-sampel yang ada dan memperbaiki perhitungan yang dilakukan, karena masih banyak hal yang luput dari tinjauan dokumen AMDAL terdahulu.

3.2 Saran

Untuk lebih sempurna nya makalah ini maka penulis menyarankan hal-hal berikut unutk dilakukan :

a. Mencari sumber yang lebih banyak sehingga dapat dibandingkan dan di pilih yang lebih tepat

b. Dalam penyusunan dokumen amdal perlu dipahami komponen-komponen yang harus ada dalam dokumen tersebut, penelitian dan penyusunannya dilakukan dengan seksama dan hati-hati serta sesuai dengan prosedur yang berlaku.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2015. Kereta Api Cepat di Indonesia [online] tersedia di: https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_kecepatan_tinggi_di_Indonesia. [diakses pada 12 Maret 2017]

Lubis Uni.2016. 10 Hal yang Perlu Diketahui tentang Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. [online]tersedia di: http://www.rappler.com/indonesia/122108-10-hal-tentang-kereta-api-cepat-jakarta-bandung [diakses pada 12 Maret 2017]

Lubis Uni . 2016 . Lini masa : Kontroversi Proyek Kereta Api Cepat Jakarta- Bandung. [online]tersedia di: http://www.rappler.com/indonesia/121865-lini-masa-kontroversi-proyek-kereta-api-cepat-jakarta-bandung. [diakses pada 12 Maret 2017]

Setyorini, Virna P . 2016. Pakar : Proses Kajian Amdal Kereta Cepat Dipaksakan. [online]tersedia di: http://www.antaranews.com/berita/540720/pakar-proses-kajian-amdal-kereta-cepat-dipaksakan. [diakses pada 12 Maret 2017]