Hasil Analysis of Fixed Carbon Stock at Primary and Burnt Peat Forest in Hampangen and Kalampangan, Central Kalimantan

33 Tabel 9 Tinggi muka air gambut dan persentase penutupan tajuk Klaster Tinggi muka air cm Penutupan tajuk Hutan gambut primer 26,5 95 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 17,5 8 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 39,5 57 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 30,1 91 Keterangan: pengukuran tinggi muka air dan pengukuran persentase penutupan tajuk dilakukan pada bulan Juli 2011 Gambar 8 Curah hujan di Stasiun Pengamatan BMKG Tangkiling tahun 2007 – 2010. 100 200 300 400 500 600 700 800 Janua ri F ebr ua ri M ar et A pr il M ei Juni Jul i A g us tus S ept em be r O kt obe r N ope m be r D es em be r Curah Hujan mm Bulan 2007 2008 2009 2010 34 Gambar 9 Curah hujan di Stasiun Pengamatan BMKG Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya tahun 2007 – 2010. Tabel 10 Karakteristik kimia tanah di lokasi penelitian Keterangan: 1 = hutan gambut primer, 2 = hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun, 3 = hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun, 4 = hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Klaster pH Ekstrak 1:5 Kjeldahl N HCl 25 Bray 1 Jumlah basa dapat ditukar KTK KB KCl 1N H 2 KCl O P 2 O K 5 2 P O 2 O Al 5 H 3+ + - mg100 g - ppm cmolckg cmolckg 1 3,6 2,30 0,99 3,25 3,36 7,03 2,10 109,92 2,99 1,86 11,04 2 3,6 2,48 0,90 2,98 5,56 8,01 1,83 75,19 2,54 4,75 10,58 3 3,7 2,76 0,55 3,64 4,80 9,40 1,45 61,44 2,62 5,76 6,21 4 3,6 2,40 0,78 3,20 3,87 11,07 1,66 94,03 1,74 2,35 10,05 100 200 300 400 500 600 700 Janua ri F ebr ua ri M ar et A pr il M ei Juni Jul i A g us tus S ept em be r O kt obe r N ope m be r D es em be r Curah Hujan mm Bulan 2007 2008 2009 2010 35

5.1.1.2. Komposisi Vegetasi pada Hutan Gambut Bekas Kebakaran dan

Hutan Gambut Primer Profil tegakan ditampilkan dalam bentuk horisontal dan vertikal. Profil tegakan pada klaster hutan gambut primer Gambar 10, klaster hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Gambar 11, klaster hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Gambar 12 dan klaster hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Gambar 13. Tampilan bentuk horisontal memperlihatkan dimensi tajuk, sedangkan tampilan bentuk vertikal memperlihatkan dimensi tinggi pohon dan diameter pohon. Gambar 10 Profil tegakan hutan gambut primer: horizontal A, vertikal C dan kondisi riil di lapangan: B dan D. A B D C 30 15 5 10 25 20 Tinggi Total m Tajuk Sedang Middle Canopy Tajuk Rendah Lower Canopy 36 Gambar 11 Profil tegakan hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun: horizontal A, vertikal B dan kondisi riil di lapangan C. A B C 12 6 8 4 2 10 Tinggi Total m Tajuk rendah Lower canopy 37 Gambar 12 Profil tegakan hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun: horizontal A, vertikal B dan kondisi riil di lapangan C. A B C 12 6 2 4 8 10 Tinggi Total m Tajuk rendah Lower canopy 38 Gambar 13 Profil tegakan hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun: horizontal A, vertikal B dan kondisi riil di lapangan C. A B C 14 8 6 2 4 10 12 Tinggi Total m Tajuk rendah Lower canopy 39 Komposisi vegetasi didasarkan pada jumlah spesies dan jumlah individu pada masing-masing klaster. Jumlah spesies tumbuhan bawah Gambar 14, jumlah spesies semai DBH 2,5 cm Gambar 15, jumlah spesies pancang DBH 2,5 cm – 9,9 cm Gambar 16, jumlah spesies tiang DBH 10,0 cm – 19,9 cm Gambar 17 dan jumlah spesies pohon DBH 19,9 cm Gambar 18. Selain dianalisis jumlah spesies tiap tingkat tegakan, dianalisis juga sebaran kelas diameter dan jumlah individu pada masing-masing klaster plot hutan gambut Tabel 11. Keterangan: HG1 = Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun, HG3 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun, HG8 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun, HGP = Hutan gambut primer Gambar 14 Jumlah spesies tumbuhan bawah dalam 16 plot x 4 m 2 pada masing- masing klaster plot hutan gambut. 2 4 6 8 10 12 HG1 HG3 HG8 HGP 7 10 12 9 Jum lah S pe si es N Hutan Gambut 40 Keterangan: HG1 = Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun, HG3 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun, HG8 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun, HGP = Hutan gambut primer Gambar 15 Jumlah spesies semai DBH 2,5 cm dalam 16 plot x 4 m 2 pada masing-masing klaster plot hutan gambut. Keterangan: HG1 = Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun, HG3 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun, HG8 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun, HGP = Hutan gambut primer Gambar 16 Jumlah spesies pancang DBH 2,5 cm – 9,9 cm dalam 4 plot x 168,25 m 2 pada masing-masing klaster plot hutan gambut. 5 10 15 20 25 30 35 HG1 HG3 HG8 HGP 4 12 28 32 Jum lah S pe si es N Hutan Gambut 5 10 15 20 25 30 35 40 HG1 HG3 HG8 HGP 1 14 39 40 Jum lah S pe si es N Hutan Gambut 41 Keterangan: HG1 = Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun, HG3 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun, HG8 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun, HGP = Hutan gambut primer Gambar 17 Jumlah spesies tiang DBH 10,0 cm – 19,9 cm dalam 4 plot x 168,25 m 2 pada masing-masing klaster plot hutan gambut. Keterangan: HG1 = Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun, HG3 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun, HG8 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun, HGP = Hutan gambut primer Gambar 18 Jumlah spesies pohon DBH 19,9 cm dalam 4 plot x 1.011,72 m 2 pada masing-masing klaster plot hutan gambut. 5 10 15 20 HG1 HG3 HG8 HGP 1 3 14 18 Jum lah S pe si es N Hutan Gambut 5 10 15 20 25 HG1 HG3 HG8 HGP 22 Jum lah S pe si es N Hutan Gambut 42 Tabel 11 Sebaran kelas diameter dan jumlah individu pada masing-masing klaster plot hutan gambut Kelas diameter Jumlah Individu Nha Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Hutan gambut primer 2,5 - 5 cm 30 424 4.874 4.064 5 – 9,9 cm 45 1.018 2.898 1.241 Total Pancang 75 1.442 7.772 5.305 10 - 15 cm 60 557 832 357 15 – 19,9 cm 44 112 164 149 Total Tiang 104 669 996 506 20 - 25 cm 65 25 - 30 cm 55 30 - 35 cm 15 35 - 40 cm 28 40 - 45 cm 17 45 - 50 cm 18 50 - 55 cm 7 55 - 60 cm 3 60 - 65 cm 7 65 - 70 cm 5 70 - 75 cm 3 Total Pohon 223

5.1.1.3. Formulasi Persamaan Allometrik Pendugaan Biomassa Karbon

pada Hutan Gambut Bekas Kebakaran dan Hutan Gambut Primer Persamaan allometrik pohon untuk penduga biomassa total dan karbon total pada tiap lokasi penelitian Tabel 12. Selanjutnya, dilakukan analisis u Persamaan allometrik pohon untuk penduga biomassa cabang dan karbon cabang pada tiap lokasi penelitian Tabel 14, penduga biomassa daun dan karbon daun pada tiap lokasi penelitian Tabel 15, penduga biomassa ranting dan karbon ji beda nyata antar persamaan allometrik pada hutan gambut primer dan hutan gambut bekas kebakaran di lokasi penelitian Tabel 13. Untuk lebih meng-generalisir dari semua persamaan allometrik di semua klaster penelitian, maka semua persamaan allometrik tersebut digabung meskipun secara statistik berbedaspesifik antar lokasi klaster. 43 ranting pada tiap lokasi penelitian Tabel 16 dan penduga biomassa batang dan karbon batang pada tiap lokasi penelitian Tabel 17. Tabel 12 Persamaan allometrik pohon penduga biomassa total dan karbon total pada tiap lokasi penelitian Klaster Persamaan biomassa total kg Persamaan karbon total kg Kete- rangan Allo- metrik R 2 Re- rata sim- pang- an Akaike Infor- mation Crite- rion AIC Resi- dual Stan- dard Error RSE Allo- metrik R 2 Rerata sim- pangan Hutan gambut primer n = 33 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 71,6 cm Y=0,102 X 2,559 0,982 21,57 400,60 407,00 Y=0,037 X 2,612 0,978 24,85 X = DBH Y=0,351 X 2,410 0,965 30,82 409,17 463,43 Y=0,131 X 2,460 0,960 35,06 X = DBH x ρ Y=0,019 X 1,563 0,983 22,98 402,60 419,51 Y=0,006 X 1,597 0,981 29,23 X = DBH x T Y=0,040 X 1,524 0,984 21,62 395,74 378,11 Y=0,014 X 1,558 0,982 22,79 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun n = 16 pohon contoh; DBH = 3,0 cm – 15,6 cm Y=0,098 X 2,350 0,977 16,20 55,72 5,03 Y=0,036 X 2,426 0,977 16,40 X = DBH Y=0,214 X 2,656 0,955 22,06 70,90 8,09 Y=0,082 X 2,737 0,952 23,58 X = DBH x ρ Y=0,046 X 1,418 0,973 17,43 66,32 7,01 Y=0,016 X 1,465 0,974 17,60 X = DBH x T Y=0,069 X 1,521 0,958 21,07 58,33 5,46 Y=0,025 X 1,569 0,957 21,81 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,6 cm – 18,0 cm Y=0,069 X 2,602 0,951 24,83 182,44 12,79 Y=0,027 X 2,617 0,955 25,44 X = DBH Y=0,374 X 2,325 0,966 20,90 182,78 12,86 Y=0,152 X 2,338 0,969 20,38 X = DBH x ρ Y=0,030 X 1,463 0,967 20,55 175,77 11,63 Y=0,012 X 1,466 0,964 21,44 X = DBH x T Y=0,084 X 1,376 0,978 17,20 170,49 10,78 Y=0,035 X 1,379 0,975 18,70 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 19,5 cm Y=0,091 X 2,501 0,943 22,61 192,24 14,72 Y=0,042 X 2,479 0,944 22,21 X = DBH Y=0,276 X 2,522 0,956 24,62 193,22 14,92 Y=0,129 X 2,491 0,951 25,52 X = DBH x ρ Y=0,015 X 1,604 0,944 22,76 173,47 11,26 Y=0,007 X 1,592 0,948 21,92 X = DBH x T Y=0,024 X 1,667 0,985 14,80 157,09 8,91 Y=0,011 X 1,651 0,984 15,22 X = DBH x ρ x T Seluruh klaster Y=0,064 X 2,657 0,975 21,30 1.350,13 285,99 Y=0,026 X 2,677 0,975 22,23 X = DBH 44 Klaster Persamaan biomassa total kg Persamaan karbon total kg Kete- rangan Allo- metrik R 2 Re- rata sim- pang- an Akaike Infor- mation Crite- rion AIC Resi- dual Stan- dard Error RSE Allo- metrik R 2 Rerata sim- pangan n = 119 pohon contoh; DBH = 2,5 cm - 71,6 cm Y=0,312 X 2,444 0,978 24,60 1.355,62 292,66 Y=0,130 X 2,461 0,976 26,14 X = DBH x ρ Y=0,023 X 1,535 0,979 20,93 1.304,24 235,83 Y=0,009 X 1,547 0,979 22,55 X = DBH x T Y=0,061 X 1,464 0,982 18,67 1.290,59 222,69 Y=0,025 X 1,475 0,981 19,63 X = DBH x ρ x T Keterangan: Y : biomassa totalkarbon total kg, R 2 : koefisien determinasi, DBH : diameter setinggi dada cm, ρ : kerapatan jenis kayu gcm 3 , T : tinggi total m, n : jumlah pohon contoh Tabel 13 Uji beda nyata antar persamaan allometrik pada hutan gambut primer dan bekas kebakaran di lokasi penelitian Uji perbandingan pada klaster F Hitung F α, db1, db2 Hasil HG1 dan HG3 196,31 F 1, 1, 47 = 7,214 F 5, 1, 47 = 4,049 Berbeda nyata HG1 dan HG8 118,95 F 1, 1, 47 = 7,214 F 5, 1, 47 = 4,049 Berbeda nyata HG1 dan HP 332.409,91 F 1, 1, 45 = 7,243 F 5, 1, 45 = 4,060 Berbeda nyata HG3 dan HG8 6,78 F 1, 3, 64 = 4,112 F 5, 3, 64 = 2,752 Berbeda nyata HG3 dan HP 29.467,90 F 1, 3, 62 = 4,119 F 5, 3, 62 = 2,755 Berbeda nyata HG8 dan HP 43.218,26 F 1, 3, 62 = 4,119 F 5, 3, 62 = 2,755 Berbeda nyata Keterangan: HG1 = Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun, HG3 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun, HG8 = Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun, HGP = Hutan gambut primer, jika F hitung Fα, db1, db2 maka antar persamaan allometrik berbeda nyata Lanjutan Tabel 11 Lanjutan Tabel 12 45 Tabel 14 Persamaan allometrik pohon penduga biomassa cabang dan karbon cabang pada tiap lokasi penelitian Klaster Persamaan biomassa total kg Persamaan karbon total kg Keterangan Allometrik R 2 Rerata sim- pangan Allometrik R 2 Rerata sim- pangan Hutan gambut primer n = 33 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 71,6 cm Y=0,001X 3,108 0,935 138,53 Y=0,0005X 3,078 0,930 135,93 X = DBH Y=0,008X 2,939 0,926 62,29 Y=0,003X 2,913 0,923 84,83 X = DBH x ρ Y=0,0001X 1,877 0,915 282,83 Y=0,00005X 1,859 0,911 283,22 X = DBH x T Y=0,0001X 1,836 0,921 743,48 Y=0,00005X 1,819 0,918 730,50 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun n = 16 pohon contoh; DBH = 3,0 cm – 15,6 cm Y=0,008X 2,411 0,884 40,46 Y=0,004X 2,390 0,885 39,02 X = DBH Y=0,019X 2,717 0,859 41,14 Y=0,009X 2,693 0,860 42,60 X = DBH x ρ Y=0,004X 1,417 0,834 60,05 Y=0,002X 1,405 0,836 58,79 X = DBH x T Y=0,007X 1,513 0,815 51,99 Y=0,003X 1,500 0,816 63,36 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,6 cm – 18,0 cm Y=0,002X 3,090 0,855 67,16 Y=0,0001X 3,134 0,857 1028,21 X = DBH Y=0,014X 2,809 0,899 51,28 Y=0,006X 2,853 0,903 52,92 X = DBH x ρ Y=0,0001X 1,716 0,848 1018,64 Y=0,00005X 1,741 0,850 830,38 X = DBH x T Y=0,002X 1,632 0,877 84,75 Y=0,001X 1,657 0,880 64,05 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 19,5 cm Y=0,004X 2,717 0,796 61,76 Y=0,002X 2,646 0,794 58,37 X = DBH Y=0,010X 2,892 0,900 48,14 Y=0,005X 2,814 0,895 46,05 X = DBH x ρ Y=0,0001X 1,735 0,790 711,36 Y=0,00005X 1,691 0,789 718,15 X = DBH x T Y=0,0001X 1,868 0,885 809,86 Y=0,00005X 1,819 0,882 827,10 X = DBH x ρ x T Seluruh klaster n = 119 pohon contoh; DBH = 2,5 cm - 71,6 cm Y=0,002X 3,003 0,922 76,98 Y=0,001X 2,982 0,919 315,38 X = DBH Y=0,013X 2,787 0,941 50,71 Y=0,006X 2,768 0,938 56,60 X = DBH x ρ Y=0,0001X 1,717 0,905 518,22 Y=0,00005X 1,704 0,902 472,64 X = DBH x T Y=0,002X 1,647 0,919 422,52 Y=0,001X 1,634 0,915 421,25 X = DBH x ρ x T 46 Tabel 15 Persamaan allometrik pohon penduga biomassa daun dan karbon daun pada tiap lokasi penelitian Klaster Persamaan biomassa total kg Persamaan karbon total kg Keterangan Allometrik R 2 Rerata sim- pangan Allometrik R 2 Rerata sim- pangan Hutan gambut primer n = 33 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 71,6 cm Y=0,017X 1,933 0,875 55,99 Y=0,002X 2,279 0,858 74,62 X = DBH Y=0,045X 1,806 0,847 56,46 Y=0,006X 2,127 0,829 82,69 X = DBH x ρ Y=0,005X 1,170 0,861 63,12 Y=0,0001X 1,391 0,859 562,01 X = DBH x T Y=0,009X 1,136 0,854 59,77 Y=0,001X 1,350 0,852 66,67 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun n = 16 pohon contoh; DBH = 3,0 cm – 15,6 cm Y=0,020X 2,006 0,868 32,17 Y=0,002X 2,442 0,882 58,30 X = DBH Y=0,043X 2,208 0,804 40,61 Y=0,006X 2,679 0,812 58,05 X = DBH x ρ Y=0,011X 1,188 0,832 41,28 Y=0,001X 1,453 0,853 64,68 X = DBH x T Y=0,018X 1,252 0,791 42,58 Y=0,002X 1,530 0,810 57,02 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,6 cm – 18,0 cm Y=0,013X 2,130 0,794 46,49 Y=0,003X 2,121 0,786 58,50 X = DBH Y=0,047X 1,957 0,853 39,62 Y=0,012X 1,945 0,841 46,35 X = DBH x ρ Y=0,006X 1,204 0,815 48,19 Y=0,001X 1,170 0,769 294,78 X = DBH x T Y=0,014X 1,150 0,852 39,84 Y=0,004X 1,120 0,805 46,68 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 19,5 cm Y=0,012X 2,103 0,733 62,30 Y=0,005X 2,143 0,741 60,71 X = DBH Y=0,027X 2,203 0,802 47,60 Y=0,011X 2,240 0,808 48,35 X = DBH x ρ Y=0,002X 1,350 0,736 93,31 Y=0,001X 1,377 0,745 67,52 X = DBH x T Y=0,003X 1,439 0,806 60,86 Y=0,001X 1,465 0,814 77,86 X = DBH x ρ x T Seluruh klaster n = 119 pohon contoh; DBH = 2,5 cm - 71,6 cm Y=0,018X 1,937 0,863 49,24 Y=0,004X 2,118 0,856 63,03 X = DBH Y=0,060X 1,778 0,860 46,07 Y=0,015X 1,936 0,847 58,86 X = DBH x ρ Y=0,009X 1,102 0,840 61,48 Y=0,002X 1,206 0,834 247,25 X = DBH x T Y=0,019X 1,050 0,841 51,44 Y=0,004X 1,147 0,832 62,06 X = DBH x ρ x T 47 Tabel 16 Persamaan allometrik pohon penduga biomassa ranting dan karbon ranting pada tiap lokasi penelitian Klaster Persamaan biomassa total kg Persamaan karbon total kg Keterangan Allometrik R 2 Rera- ta sim- pang- an Allometrik R 2 Rerata sim- pangan Hutan gambut primer n = 33 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 71,6 cm Y=0,005X 2,339 0,928 53,62 Y=0,002X 2,348 0,935 58,86 X = DBH Y=0,019X 2,185 0,897 53,67 Y=0,008X 2,197 0,906 53,42 X = DBH x ρ Y=0,001X 1,408 0,902 92,59 Y=0,0005X 1,413 0,909 72,93 X = DBH x T Y=0,003X 1,367 0,895 54,70 Y=0,001X 1,373 0,903 73,37 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun n = 16 pohon contoh; DBH = 3,0 cm – 15,6 cm Y=0,013X 2,317 0,923 29,20 Y=0,006X 2,336 0,923 29,26 X = DBH Y=0,029X 2,615 0,899 33,69 Y=0,013X 2,635 0,899 35,63 X = DBH x ρ Y=0,007X 1,362 0,872 41,09 Y=0,003X 1,375 0,874 44,13 X = DBH x T Y=0,011X 1,456 0,853 41,18 Y=0,005X 1,469 0,855 41,32 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,6 cm – 18,0 cm Y=0,004X 2,554 0,835 57,24 Y=0,002X 2,554 0,841 51,04 X = DBH Y=0,022X 2,324 0,880 38,85 Y=0,010X 2,320 0,882 40,68 X = DBH x ρ Y=0,001X 1,461 0,879 112,43 Y=0,0005X 1,460 0,884 282,99 X = DBH x T Y=0,004X 1,387 0,906 48,80 Y=0,002X 1,385 0,909 43,10 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 19,5 cm Y=0,002X 2,889 0,829 57,59 Y=0,0001X 2,906 0,840 995,30 X = DBH Y=0,006X 2,993 0,887 51,06 Y=0,003X 2,986 0,884 45,12 X = DBH x ρ Y=0,0001X 1,860 0,836 217,75 Y=0,00005X 1,873 0,849 168,80 X = DBH x T Y=0,0001X 1,967 0,903 333,32 Y=0,00005X 1,970 0,907 287,76 X = DBH x ρ x T Seluruh klaster n = 119 pohon contoh; DBH = 2,5 cm - 71,6 cm Y=0,007X 2,343 0,886 49,41 Y=0,003X 2,337 0,888 283,62 X = DBH Y=0,03X 2,138 0,874 44,32 Y=0,014X 2,128 0,872 43,71 X = DBH x ρ Y=0,003X 1,323 0,849 115,97 Y=0,001X 1,319 0,849 142,21 X = DBH x T Y=0,008X 1,257 0,845 119,5 Y=0,003X 1,251 0,843 111,39 X = DBH x ρ x T 48 Tabel 17 Persamaan allometrik pohon penduga biomassa batang dan karbon batang pada tiap lokasi penelitian Klaster Persamaan biomassa total kg Persamaan karbon total kg Keterangan Allometrik R 2 Rerata sim- pangan Allometrik R 2 Rerata sim- pangan Hutan gambut primer n = 33 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 71,6 cm Y=0,093X 2,517 0,980 23,03 Y=0,043X 2,503 0,974 25,76 X = DBH Y=0,316X 2,369 0,962 33,41 Y=0,146X 2,352 0,953 38,45 X = DBH x ρ Y=0,018X 1,542 0,988 17,15 Y=0,008X 1,535 0,983 23,01 X = DBH x T Y=0,036X 1,504 0,988 18,07 Y=0,017X 1,495 0,981 22,05 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun n = 16 pohon contoh; DBH = 3,0 cm – 15,6 cm Y=0,048X 2,477 0,960 21,86 Y=0,022X 2,470 0,955 23,09 X = DBH Y=0,107X 2,809 0,945 27,80 Y=0,049X 2,798 0,938 30,23 X = DBH x ρ Y=0,020X 1,514 0,980 13,14 Y=0,009X 1,510 0,976 14,59 X = DBH x T Y=0,030X 1,628 0,971 16,94 Y=0,014X 1,623 0,966 17,37 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,6 cm – 18,0 cm Y=0,050X 2,616 0,960 22,87 Y=0,022X 2,640 0,962 21,14 X = DBH Y=0,283X 2,321 0,962 23,57 Y=0,126X 2,343 0,963 22,98 X = DBH x ρ Y=0,022X 1,471 0,977 16,26 Y=0,009X 1,485 0,978 122,18 X = DBH x T Y=0,063X 1,378 0,980 15,97 Y=0,027X 1,391 0,981 15,78 X = DBH x ρ x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun n = 35 pohon contoh; DBH = 2,5 cm – 19,5 cm Y=0,074X 2,487 0,958 18,60 Y=0,039X 2,414 0,950 22,71 X = DBH Y=0,236X 2,478 0,949 25,90 Y=0,122X 2,402 0,937 28,26 X = DBH x ρ Y=0,012X 1,596 0,961 19,74 Y=0,006X 1,553 0,957 28,14 X = DBH x T Y=0,021X 1,647 0,987 12,33 Y=0,011X 1,600 0,981 15,97 X = DBH x ρ x T Seluruh klaster n = 119 pohon contoh; DBH = 2,5 cm - 71,6 cm Y=0,046X 2,678 0,973 21,59 Y=0,022X 2,652 0,970 23,18 X = DBH Y=0,229X 2,461 0,973 27,67 Y=0,109X 2,436 0,969 29,98 X = DBH x ρ Y=0,015X 1,555 0,987 16,57 Y=0,007X 1,541 0,985 46,98 X = DBH x T Y=0,043X 1,482 0,988 15,83 Y=0,020X 1,468 0,986 17,79 X = DBH x ρ x T 49 Nilai kerapatan jenis kayu pada jenis-jenis yang ditemukan di seluruh klaster plot hutan gambut Tabel 18 dan nilai kerapatan jenis kayu berdasarkan tipe hutan gambut Tabel 19. Tabel 18 Nilai kerapatan jenis kayu pada jenis-jenis yang ditemukan di seluruh klaster plot hutan gambut No. Jenis Kerapatan jenis kayu grcm 3 1. Santiria griffithii Hook. f. Engl. 0,88 2. Tristaniopsis stellata Ridl. 0,85 3. Aglaia argentea Blume. 0,84 4. Ploirarium alternifolium Melch. 0,84 5. Endiandra sp. 0,82 6. Syzigium sp. 0,81 7. Memecylon garciniodes Blume. 0,80 8. Memecylon multiflorum Bakh.F. 0,80 9. Memecylon sp. 0,80 10. Timonius sp. 0,80 11. Palaqium leiocarpum Boerf. 0,79 12. Memecylon gibbosum Bakh.F. 0,77 13. Diospyros dajakensis Bakh. 0,75 14. Lithocarpus sp. 0,74 15. Baccaurea bracteata Muell.Arg. 0,72 16. Myristica villosa Warb. 0,72 17. Shorea parvifolia Dyer. 0,67 18. Shorea platycarpa Heim. 0,67 19. Tetramerista glabra Miq. 0,67 20. Adinandra lamponga Miq. 0,66 21. Alseodaphne umbelliflora Blume. 0,66 22. Alstonia pneumatophora Berger. 0,66 23. Campnosperma auriculata Hook.f. 0,66 24. Chionanthus sp. 0,66 25. Cinnamomum javanicum Blume. 0,66 26. Dehassia caessia Blume. 0,66 27. Dialium kunstleri Prain. 0,66 28. Dialium sp. 0,66 29. Dipterocarpus gracilis Blume. 0,66 30. Dyera costulata Hook. f. 0,66 31. Garcinia celebica L. 0,66 32. Gonystylus bancanus Miq. Kurz. 0,66 33. Litsea sp. 0,66 50 No. Jenis Kerapatan jenis kayu grcm 3 34. Neesia malayana Bakh. 0,66 35. Tarrietia simplicifolia Mast. 0,66 36. Tricalysia javanica Kds. 0,66 37. Stemonurus scorpiodes O.Ktze. 0,65 38. Mezzetti parviflora Becc. 0,64 39. Cratoxylon arborescens Bl. 0,63 40. Calophyllum pulcherrimum Wall. 0,62 41. Palaqium rostratrum Burck. 0,62 42. Santiria laevigata H.J.Lamk. 0,62 43. Ilex cymosa Blume. 0,57 44. Neoscortechinia kingii Pax.et.Hoffm. 0,57 45. Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 0,54 46. Gironneria cuspidata Kurz. 0,52 47. Gironniera nervosa Planch. 0,52 48. Myristica iners Reinw. 0,52 49. Palaquium microphyllum King Gamble. 0,52 50. Dactylocladus stenotachys Oliv. 0,49 51. Gluta wallichii Hook.f. 0,43 Rerata 0,67 ± 0,10 Tabel 19 Nilai kerapatan jenis kayu berdasarkan tipe hutan gambut Klaster Kerapatan jenis kayu grcm 3 Hutan gambut primer 0,69 ± 0,10 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 0,58 ± 0,05 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 0,57 ± 0,06 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 0,65 ± 0,11 Penelitian ini menghasilkan persamaan terpilih untuk pendugaan biomassa total adalah Y=0,061 DBHxρxT 1,464 Lanjutan Tabel 18 dengan nilai koefisien determinasi 98,2 dan rerata nilai simpangan sebesar 18,67 Tabel 20. Untuk melihat kualitas dari persamaan yang diperoleh, maka persamaan tersebut dibandingkan dengan dua persamaan lainnya yang umum digunakan yaitu persamaan allometrik yang dikembangkan oleh Chave et al. 2005 dan Ketterings et al. 2001 serta dibandingkan juga dengan persamaan allometrik khusus untuk hutan gambut yang 51 telah dikembangkan oleh Jaya et al. 2007. Pengujian dan pemahaman model- model persamaan pendugaan biomassa adalah sangat penting untuk melihat sumber-sumber kesalahan dan kemungkinan aplikasi penggunaannya Saatchi et al., 2007 . Tabel 20 Perbandingan antara persamaan allometrik lokal terpilih penduga biomassa total pohon dengan persamaan allometrik Chaves 2005 dan Ketterings 2001 Persamaan allometrik Bentuk persamaan Nilai R Rerata simpangan 2 Kisaran diameter cm Lokal terpilih Y=0,061 DBHxρxT 1,464 0,982 2,5 – 71,6 18,67 Chave et al. 2005 Y=0,0509xρxDBH 2 0,989 xT 20,13 5,0 – 156,0 Ketterings et al. 2001 Y=0,11xρxDBH 0,980 2,62 18,68 8,0 – 48,0 Jaya et al. 2007 Y=0,1066 DBH 2 0,900 1,243 26,75 2,0 – 30,0 Pada campuran tumbuhan bawah dan semai, persamaan allometriknya memiliki nilai keterhandalan model 44 sampai dengan 73 tergantung pada masing-masing lokasi klaster penelitian Tabel 21. Persamaan allometrik yang dibangun untuk pendugaan biomassa nekromass 10 cm pohon berdiri tanpa ranting dan cabang memiliki nilai rerata simpangan sebesar 39,22 dengan koefisien determinasi sebesar 70,2 Tabel 22. 52 Tabel 21 Persamaan allometrik tumbuhan bawah dan semai penduga biomassa total dan karbon total pada tiap lokasi penelitian Klaster Persamaan biomassa total kg Persamaan karbon total kg Kete- rangan Allometrik R 2 Rera- ta sim- pang- an Allometrik R 2 Rera- ta sim- pang- an Hutan gambut primer Y=1,776X 1,042 0,544 124,98 Y=0,764X 1,035 0,542 125,57 X = C x T Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Y=3,903X 1,300 0,732 93,10 Y=1,541X 1,282 0,727 93,59 X = C x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Y=0,464X 0,698 0,449 105,59 Y=0,192X 0,688 0,437 108,49 X = C x T Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Y=0,749X 0,906 0,447 117,31 Y=0,316X 0,898 0,438 118,32 X = C x T Seluruh klaster Y=1,134X 0,949 0,514 125,68 Y=0,473X 0,937 0,507 126,46 X = C x T Keterangan : C = persentase penutupan , T = rerata tinggi m Tabel 22 Persamaan allometrik nekromas dengan diameter 10 cm pohon berdiri tanpa ranting dan cabang penduga biomassa batang dan karbon batang pada seluruh klaster lokasi penelitian Klaster Persamaan biomassa total kg Persamaan karbon total kg Keterangan Allometrik R 2 Rera- ta sim- pang- an Allometrik R 2 Rera- ta sim- pang- an Seluruh klaster lokasi penelitian Y=0,053X 2,319 0,540 41,15 Y=0,024X 2,332 0,578 39,17 X = DBH Y=0,495X 0,864 0,702 39,22 Y=0,291X 0,816 0,663 41,85 X = DBH x T Keterangan : DBH = diameter setinggi dada cm, T = tinggi m, Y = kandungan biomassakarbon batang kg

5.1.1.4. Cadangan Karbon Tetap Vegetasi pada Hutan Gambut Bekas

Kebakaran dan Hutan Gambut Primer Cadangan karbon tetap vegetasi pada hutan gambut bekas kebakaran dan hutan gambut primer didasarkan pada nilai-nilai fraksi karbon C organik bagian daun, cabang, ranting, batang, semai, tumbuhan bawah, serasah dan nekromas Tabel 23. Untuk mendapatkan nilai fraksi C organik pohon secara keseluruhan 53 yang mewakili sebaran persentase rerata fraksi C organik tiap bagian pohon, maka dilakukan analisis perhitungan rerata tertimbang Tabel 24. Tabel 23 Fraksi C organik pohon bagian daun, ranting, cabang, batang, semai, tumbuhan bawah, serasah dan nekromas Bagian Rerata Jumlah Sampel n Pohon: Daun 36,44 ± 11,34 106 Ranting 46,24 ± 3,73 106 Cabang 44,90 ± 4,39 106 Batang 45,58 ± 4,27 106 Semai dan Tumbuhan bawah 41,01 ± 5,60 128 Serasah 40,42 ± 3,46 4 Nekromas 47,76 ± 3,88 51 Tabel 24 Fraksi C organik pohon secara keseluruhan berdasarkan perhitungan rerata tertimbang No. Bagian tumbuhan Nilai rerata fraksi C organik Bobot Nilai x bobot 1. Daun 36,44 0,02 0,74 2. Ranting 46,24 0,03 1,34 3. Cabang 44,90 0,18 8,23 4. Batang 45,58 0,77 34,97 Rerata tertimbang 45,29 Dominansi tumbuhan bawah Tabel 25, semai Tabel 26, pancang Tabel 27, tiang Tabel 28 dan pohon Tabel 29 dihitung berdasarkan kandungan biomassa, cadangan karbon dan tingkat serapan CO 2 . 54 Tabel 25 Dominansi tumbuhan bawah berdasarkan kandungan biomassa, cadangan karbon dan tingkat serapan CO 2 Klaster Jenis Biomassa tonha Cadangan karbon tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer Fymbristylis meliaceae Vahl. 0,300 0,127 0,466 Cinnamomum cassia Blume. 0,103 0,042 0,155 Parastemon urophyllum A.Dc. 0,078 0,036 0,132 Santiria laevigata H. J. Lamk. 0,054 0,025 0,091 Fagraea elliptica Roxb. 0,039 0,018 0,067 Ficus indica L. 0,036 0,016 0,059 Achasma walang Val. 0,021 0,010 0,037 Acriopsis javanica Reinw. 0,007 0,003 0,012 Dischidia diversifolia Blume. 0,003 0,001 0,005 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Stenochlaena palustris Burm.f. Bedd. 5,846 2,394 8,777 Nephrolepis radicans Burm. f.Kuhn 1,252 0,475 1,742 Parastemon urophyllum A.Dc. 0,181 0,084 0,306 Ficus indica L. 0,144 0,064 0,233 Kayu lumbuk 0,004 0,002 0,009 Jampa 0,004 0,001 0,005 Melastoma malabathricum Linn. 0,002 0,001 0,004 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Stenochlaena palustris Burm.f. Bedd. 0,621 0,254 0,932 Parastemon urophyllum A.Dc. 0,204 0,094 0,345 Fymbristylis meliaceae Vahl. 0,163 0,069 0,254 Ficus sp. 0,099 0,040 0,148 Fibraurea chloroleuca Miers. 0,055 0,023 0,083 Nepenthes melampora Blime. 0,052 0,022 0,080 Ficus indica L. 0,051 0,023 0,083 Nephrolepis radicans Burm. f. Kuhn. 0,033 0,012 0,046 Acriopsis javanica Reinw. 0,005 0,002 0,008 Melastoma malabathricum Linn. 0,004 0,002 0,006 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Fymbristylis meliaceae Vahl. 0,174 0,074 0,270 Antidesma sp. 0,172 0,070 0,256 Parastemon urophyllum A.Dc. 0,111 0,051 0,187 Stenochlaena palustris Burm.f. Bedd. 0,107 0,044 0,160 Korthalsia macrocarpa Becc. 0,066 0,028 0,102 Carallia brachiata Loes. 0,057 0,026 0,094 Fibraurea chloroleuca Miers. 0,039 0,016 0,059 Nepenthes melampora Blime. 0,038 0,016 0,058 Randia oppositifolia Kds. 0,015 0,006 0,022 Ficus indica L. 0,008 0,003 0,012 55 Tabel 26 Dominansi semai berdasarkan kandungan biomassa, cadangan karbon dan tingkat serapan CO 2 Klaster Jenis Biomassa tonha Cadangan karbon tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer Chionanthus sp. 0,734 0,322 1,181 Dialium kunstleri Prain. 0,266 0,120 0,440 Calophyllum pulcherrimum Wall. 0,199 0,084 0,310 Carallia brachiata Loes. 0,165 0,075 0,275 Adinandra lamponga Miq. 0,134 0,060 0,219 Diospyros dajakensis Bakh. 0,125 0,056 0,206 Baccaurea bracteata Muell. Arg. 0,077 0,033 0,122 Campnosperma auriculata Hoof. F. 0,052 0,022 0,082 Aglaia argentea Blume. 0,026 0,013 0,047 Achasma walang Val. 0,015 0,007 0,027 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Sarcotheca rubrinervis Hall. F. 0,036 0,014 0,052 Ilex cymosa Blume. 0,017 0,007 0,026 Cratoxylon arborescens Bl. 0,005 0,002 0,008 Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 0,004 0,002 0,006 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 0,480 0,215 0,789 Cratoxylon arborescens Bl. 0,153 0,068 0,250 Chionanthus sp. 0,120 0,052 0,192 Ploirarium alternifolium Melch. 0,049 0,020 0,073 Alstonia pneumatophora Berger. 0,044 0,019 0,071 Memecylon sp. 0,025 0,010 0,038 Ilex cymosa Blume. 0,014 0,006 0,021 Neoscortechinia kingii Pax.et.Hoffm. 0,007 0,003 0,010 Myristica iners Reinw. 0,005 0,002 0,007 Mezzetti parviflora Becc. 0,002 0,001 0,003 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Endiandra sp. 0,591 0,260 0,953 Ilex cymosa Blume. 0,404 0,171 0,626 Mezzetti parviflora Becc. 0,357 0,144 0,529 Memecylon sp. 0,318 0,134 0,493 Syzigium sp. 0,277 0,127 0,466 Cratoxylon arborescens Bl. 0,271 0,121 0,443 Chionanthus sp. 0,216 0,095 0,348 Myristica iners Reinw. 0,153 0,062 0,229 Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 0,114 0,051 0,188 Ploirarium alternifolium Melch. 0,100 0,041 0,150 56 Tabel 27 Dominansi pancang berdasarkan kandungan biomassa, cadangan karbon dan tingkat serapan CO 2 Klaster Jenis Biomassa tonha Cadangan karbon tonha Serapan CO2 tonha Hutan gambut primer Memecylon sp. 1,941 0,760 2,787 Baccaurea bracteata Muell.Arg. 1,450 0,566 2,077 Ilex cymosa Blume. 1,114 0,428 1,571 Chionanthus sp. 1,012 0,394 1,443 Syzigium sp. 0,957 0,369 1,352 Diospyros dajakensis Bakh. 0,941 0,373 1,368 Palaqium leiocarpum Boerf. 0,750 0,294 1,079 Myristica iners Reinw. 0,627 0,240 0,879 Stemonurus scorpiodes O.Ktze. 0,613 0,240 0,879 Timonius sp. 0,594 0,233 0,853 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Cratoxylon arborescens Bl. 0,511 0,217 0,797 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 6,770 2,850 10,449 Cratoxylon arborescens Bl. 1,821 0,767 2,812 Stemonurus scorpiodes O.Ktze. 0,430 0,181 0,664 Ploirarium alternifolium Melch. 0,417 0,176 0,644 Myristica iners Reinw. 0,333 0,140 0,513 Mezzetti parviflora Becc. 0,316 0,133 0,487 Myristica villosa Warb. 0,302 0,127 0,467 Syzigium sp. 0,192 0,081 0,297 Memecylon multiflorum Bakh.F. 0,078 0,033 0,121 Neoscortechinia kingii Pax.et.Hoffm. 0,064 0,027 0,099 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Syzigium sp. 5,520 2,395 8,781 Cratoxylon arborescens Bl. 3,169 1,375 5,043 Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 2,502 1,089 3,992 Baccaurea bracteata Muell.Arg. 2,404 1,047 3,840 Memecylon sp. 1,701 0,743 2,723 Ilex cymosa Blume. 1,656 0,721 2,644 Myristica villosa Warb. 1,455 0,630 2,310 Tetramerista glabra Miq. 1,338 0,581 2,130 Lithocarpus sp. 0,841 0,365 1,337 Gironniera nervosa Planch. 0,804 0,351 1,288 57 Tabel 28 Dominansi tiang berdasarkan kandungan biomassa, cadangan karbon dan tingkat serapan CO 2 Klaster Jenis Biomassa tonha Cadangan karbon tonha Serapan CO2 tonha Hutan gambut primer Ilex cymosa Blume. 2,490 1,010 3,703 Diospyros dajakensis Bakh. 2,342 0,972 3,564 Syzigium sp. 2,256 0,926 3,396 Calophyllum pulcherrimum Wall. 2,129 0,864 3,169 Lithocarpus sp. 1,849 0,763 2,796 Stemonurus scorpiodes O.Ktze. 1,593 0,649 2,380 Aglaia argentea Blume. 1,516 0,632 2,318 Memecylon multiflorum Bakh.F. 1,385 0,576 2,113 Chionanthus sp. 0,780 0,316 1,157 Myristica iners Reinw. 0,650 0,266 0,975 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 4,815 2,162 7,926 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 16,857 7,114 26,085 Cratoxylon arborescens Bl. 1,693 0,715 2,621 Tetramerista glabra Miq. 0,671 0,283 1,039 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Combretocarpus rotundatus Miq. Danser. 14,522 6,208 22,763 Cratoxylon arborescens Bl. 6,717 2,869 10,518 Tetramerista glabra Miq. 2,340 1,003 3,677 Mezzetti parviflora Becc. 1,349 0,577 2,114 Myristica iners Reinw. 1,047 0,449 1,645 Baccaurea bracteata Muell.Arg. 0,704 0,302 1,107 Shorea parvifolia Dyer. 0,636 0,271 0,995 Memecylon sp. 0,616 0,263 0,964 Myristica villosa Warb. 0,535 0,229 0,838 Palaqium rostratrum Burck. 0,475 0,203 0,745 58 Tabel 29 Dominansi pohon berdasarkan kandungan biomassa, cadangan karbon dan tingkat serapan CO 2 Klaster Jenis Biomassa tonha Cadangan karbon tonha Serapan CO2 tonha Hutan gambut primer Palaqium leiocarpum Boerf. 42,105 18,397 67,457 Santiria griffithii Hook. f. Engl. 29,297 13,034 47,791 Shorea parvifolia Dyer. 17,221 7,601 27,870 Shorea platycarpa Heim. 5,865 2,623 9,618 Mezzetti parviflora Becc. 5,694 2,431 8,912 Palaqium rostratrum Burck. 5,162 2,268 8,316 Syzigium sp. 3,809 1,674 6,138 Stemonurus scorpiodes O.Ktze. 3,688 1,566 5,743 Calophyllum pulcherrimum Wall. 3,074 1,295 4,748 Timonius sp. 2,008 0,864 3,169 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Tidak ada 0,000 0,000 0,000 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Tidak ada 0,000 0,000 0,000 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Tidak ada 0,000 0,000 0,000 Tingkat keberadaan jenis tumbuhan bawah Lampiran 6, semua tingkat vegetasi dari tumbuhan bawah sampai dengan pohon Lampiran 7, semai Lampiran 8, pancang Lampiran 9, tiang Lampiran 10 dan pohon Lampiran 11 pada setiap lokasi klaster plot sangatlah penting untuk menunjukkan tingkat adaptabilitas atau tingkat resiliensi jenis tersebut terhadap gangguan kebakaran yang terjadi apakah itu kebakaran berulang tiap tahun, kebakaran setelah 3 tahun maupun kebakaran setelah 8 tahun. Analisis cadangan karbon vegetasi dari tingkat tumbuhan bawah Tabel 30, semai Tabel 31, pancang dan tiang Tabel 32 dan pohon Tabel 33. Analisis 59 cadangan karbon total vegetasi jumlah total tingkat tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang dan pohon pada masing-masing klaster plot hutan gambut Tabel 34. Tabel 30 Cadangan karbon vegetasi tumbuhan bawah pada masing-masing klaster plot hutan gambut Klaster Biomassa tonha Cadangan C tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer 0,64 ± 0,43 b 0,28 ± 0,19 b 1,02 ± 0,70 b Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 6,22 ± 1,30 a 2,53 ± 0,56 a 9,27 ± 2,07 a Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 1,29 ± 0,23 b 0,54 ± 0,09 b 1,98 ± 0,33 b Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 0,79 ± 0,69 b 0,34 ± 0,29 b 1,23 ± 1,05 b Nilai peluang 0,0001 0,0001 0,0001 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey Tabel 31 Cadangan karbon vegetasi semai pada masing-masing klaster plot hutan gambut Klaster Biomassa tonha Cadangan C tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer 5,00 ± 0,97 a 2,20 ± 0,41 a 8,06 ± 1,50 a Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 0,06 ± 0,10 c 0,03 ± 0,04 c 0,09 ± 0,15 c Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 0,90 ± 0,26 c 0,40 ± 0,12 c 1,46 ± 0,44 c Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 3,11 ± 0,88 b 1,34 ± 0,38 b 4,92 ± 1,40 b Nilai peluang 0,0001 0,0001 0,0001 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey 60 Tabel 32 Cadangan karbon vegetasi pancang dan tiang pada masing-masing klaster plot hutan gambut Klaster Biomassa tonha Cadangan C tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer 35,41 ± 8,49 b 14,20 ± 3,45 b 52,05 ± 12,64 b Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 5,33 ± 5,65 c 2,38 ± 2,53 c 8,72 ± 9,28 c Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 30,13 ± 5,77 b 12,70 ± 2,43 b 46,58 ± 8,92 b Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 56,72 ± 6,29 a 24,45 ± 2,71 a 89,66 ± 9,94 a Nilai peluang 0,0001 0,0001 0,0001 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey Tabel 33 Cadangan karbon vegetasi pohon pada masing-masing klaster plot hutan gambut Klaster Biomassa tonha Cadangan C tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer 128,84 ± 42,50 56,41 ± 18,94 206,84 ± 69,46 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun - - - Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun - - - Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun - - - Keterangan: - = tidak ditemukan tingkat pohon 61 Tabel 34 Cadangan karbon vegetasi jumlah total tingkat tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang dan pohon pada masing-masing klaster plot hutan gambut Klaster Biomassa tonha Cadangan C tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer 169,90 ± 40,58 a 73,08 ± 18,17 a 267,97 ± 66,63 a Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 11,60 ± 5,61 c 4,93 ± 2,51 c 18,08 ± 9,21 c Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 32,32 ± 5,37 bc 13,64 ± 2,27 bc 50,03 ± 8,31 bc Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 60,62 ± 7,44 b 26,13 ± 3,19 b 95,81 ± 11,69 b Nilai peluang 0,0001 0,0001 0,0001 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey Selain dilakukan analisis cadangan karbon vegetasi, dilakukan juga analisis cadangan karbon serasah Tabel 35, analisis cadangan karbon nekromas dengan diameter ≤ 1 0 cm Tabel 3 6 dan analisis cadangan karbon nekromas dengan diameter 10 cm Tabel 37. Tabel 35 Cadangan karbon serasah pada masing-masing klaster plot hutan gambut Klaster Biomassa tonha Cadangan C tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer 2,61 ± 0,68 a 1,16 ± 0,30 a 4,25 ± 1,11 a Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 3,76 ± 1,60 a 1,52 ± 0,65 a 5,57 ± 2,38 a Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 6,07 ± 2,42 a 2,18 ± 0,87 a 8,00 ± 3,19 a Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 7,21 ± 3,84 a 2,95 ± 1,57 a 10,83 ± 5,77 a Nilai peluang 0,0724 0,0921 0,0921 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey 62 Tabel 36 Cadangan karbon nekromas dengan diameter ≤ 10 cm pada masing- masing klaster plot hutan gambut Klaster Biomassa tonha Cadangan C tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer 4,03 ± 1,93 a 1,92 ± 0,92 a 7,04 ± 3,36 a Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 1,98 ± 0,87 a 0,84 ± 0,39 a 3,08 ± 1,44 a Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 7,82 ± 5,53 a 3,55 ± 2,51 a 13,03 ± 9,22 a Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 4,60 ± 0,46 a 2,27 ± 0,23 a 8,31 ± 0,83 a Nilai peluang 0,1202 0,1139 0,1139 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey Tabel 37 Cadangan karbon nekromas dengan diameter 10 cm pada masing- masing klaster plot hutan gambut Klaster Biomassa tonha Cadangan C tonha Serapan CO 2 tonha Hutan gambut primer 26,28 ± 17, 30 a 12,52 ± 8,64 a 45,92 ± 31,68 a Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 1,10 ± 1,87 b 0,56 ± 0,95 b 2,05 ± 3,48 b Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 6,12 ± 5,92 ab 2,77 ± 2,56 ab 10,16 ± 9,39 ab Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 4,64 ± 6,49 ab 2,36 ± 3,39 ab 8,64 ± 12,44 ab Nilai peluang 0,0238 0,0317 0,0317 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang nyata pada taraf 5 menurut uji nilai tengah Tukey Berdasarkan hasil analisis cadangan karbon pada vegetasi, serasah dan nekromas maka dapat dihitung proporsi cadangan karbon pada masing-masing pool karbon terhadap keseluruhan pool karbon Tabel 38. 63 Tabel 38 Proporsi cadangan karbon pada masing-masing pool karbon terhadap keseluruhan pool karbon Klaster Pool karbon Cadangan karbon tonha Proporsi Hutan gambut primer Tumbuhan bawah 0,28 0,31 Semai 2,20 2,48 Pancang 5,96 6,72 Tiang 8,23 9,28 Pohon 56,41 63,61 Serasah 1,16 1,31 Nekromas ≤ 10 cm 1,92 2,16 Nekromas 10 cm 12,52 14,12 Total 88,68 100,00 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Tumbuhan bawah 2,53 32,19 Semai 0,03 0,32 Pancang 0,22 2,80 Tiang 2,16 27,51 Pohon 0,00 0,00 Serasah 1,52 19,35 Nekromas ≤ 10 cm 0,84 10,69 Nekromas 10 cm 0,56 7,14 Total 7,86 100,00 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Tumbuhan bawah 0,54 2,44 Semai 0,40 1,80 Pancang 4,59 20,73 Tiang 8,11 36,62 Pohon 0,00 0,00 Serasah 2,18 9,85 Nekromas ≤10 cm 3,55 16,04 Nekromas 10 cm 2,77 12,51 Total 22,14 100,00 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Tumbuhan bawah 0,34 1,00 Semai 1,34 3,98 Pancang 11,66 34,60 Tiang 12,79 37,95 Pohon 0,00 0,00 Serasah 2,95 8,76 Nekromas ≤ 10 cm 2,27 6,72 Nekromas 10 cm 2,36 6,99 Total 33,71 100,00 64 5.1.2. Analisis Tingkat Pendaman Karbon Organik Gambut 5.1.2.1. Tingkat Kedalaman Gambut dan Karakteristik Kimia Dalam penelitian ini dilakukan analisis laboratorium karakteristik kimia gambut pada berbagai kedalaman di masing-masing klaster hutan gambut primer Tabel 39, hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Tabel 40, hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Tabel 41 dan hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Tabel 42. Tabel 39 Kedalaman gambut dan karakteristik kimia tanah di hutan gambut primer Kedalaman gambut m pH H 2 C organik O Ekstrak 1:5 Kjeldahl N Rasio CN HCl 25 Bray 1 P 2 O K 5 2 P O 2 O 5 ppm 0 – 100 3,5 51,67 0,89 62,47 6,05 4,33 11,28 100 – 200 3,5 51,84 1,01 52,39 3,47 4,02 6,17 200 – 300 3,5 50,64 0,97 55,99 2,45 4,46 6,96 300 – 400 3,5 51,05 1,43 35,75 2,81 2,94 7,56 400 - 427 3,6 30,39 0,67 54,96 2,21 2,09 4,61 Kedala- man gambut m Nilai tukar kation NH4-Acetat 1N, pH7 KCl 1N Ca Mg K Na Jumlah basa dapat ditukar KTK KB Al H 3+ + -- me100 g -- -- me100 g -- 0 – 100 0,64 2,38 0,22 0,32 3,56 105,78 3,42 1,48 18,40 100 – 200 0,67 0,44 0,11 0,88 2,11 111,51 1,88 0,89 12,29 200 – 300 0,69 0,35 0,10 0,40 1,54 87,58 1,81 0,91 9,35 300 – 400 1,50 0,54 0,25 0,29 2,59 196,28 1,42 3,47 10,01 400 - 427 0,77 0,20 0,12 0,20 1,30 81,98 1,77 2,78 7,67 65 Tabel 40 Kedalaman gambut dan karakteristik kimia tanah di hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Kedalaman gambut m pH H 2 C organik O Ekstrak 1:5 Kjeldahl N Rasio CN HCl 25 Bray 1 P 2 O K 5 2 P O 2 O 5 ppm 0 – 100 3,5 51,63 0,74 70,59 4,53 8,55 16,83 100 – 200 3,5 51,76 0,91 65,27 2,32 5,35 5,06 200 – 300 3,5 51,54 0,85 67,14 1,99 4,01 4,64 300 – 400 3,5 49,93 1,12 46,91 3,30 4,72 6,86 400 - 433 3,5 50,10 0,81 61,85 4,43 5,97 7,92 Kedala- man gambut m Nilai tukar kation NH4-Acetat 1N, pH7 KCl 1N Ca Mg K Na Jumlah basa dapat ditukar KTK KB Al H 3+ + -- me100 g -- -- me100 g -- 0 – 100 0,97 1,30 0,20 0,22 2,63 72,33 3,74 1,31 13,83 100 – 200 0,56 0,51 0,21 0,19 1,47 75,65 2,00 1,34 11,58 200 – 300 0,70 0,49 0,17 0,29 1,59 70,31 2,33 1,86 10,77 300 – 400 0,72 0,71 0,16 0,23 1,68 85,63 2,27 10,86 8,87 400 - 433 1,08 0,82 0,20 0,37 2,47 99,92 2,47 10,72 8,90 66 Tabel 41 Kedalaman gambut dan karakteristik kimia tanah di hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Tabel 42 Kedalaman gambut dan karakteristik kimia tanah di hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Kedalaman gambut m pH H 2 C organik O Ekstrak 1:5 Kjeldahl N Rasio CN HCl 25 Bray 1 P 2 O K 5 2 P O 2 O 5 ppm 0 – 100 3,66 50,91 0,72 60,74 6,41 9,59 14,92 100 – 192 3,65 37,98 0,48 80,92 3,02 3,35 7,05 Kedala- man gambut m Nilai tukar kation NH4-Acetat 1N, pH7 KCl 1N Ca Mg K Na Jumlah basa dapat ditukar KTK KB Al H 3+ + -- me100 g -- -- me100 g -- 0 – 100 1,16 1,19 0,24 0,17 2,70 87,25 2,86 1,91 10,86 100 – 192 0,62 0,26 0,15 0,13 1,16 76,33 1,91 7,20 6,15 Kedala- man gambut m pH H 2 C organik O Ekstrak 1:5 Kjeldahl N Rasio CN HCl 25 Bray 1 P 2 O K 5 2 P O 2 O 5 ppm 0 – 100 3,61 44,97 1,16 38,40 5,18 4,75 20,11 100 – 200 3,53 44,06 0,59 81,02 2,60 4,04 5,91 Kedala- man gambut m Nilai tukar kation NH4-Acetat 1N, pH7 KCl 1N Ca Mg K Na Jumlah basa dapat ditukar KTK KB Al H 3+ + -- me100 g -- -- me100 g -- 0 – 100 1,03 1,04 0,07 0,19 2,40 109,25 2,07 1,51 13,39 100 – 200 0,64 0,53 0,09 0,23 1,49 92,19 1,64 2,07 9,40 67

5.1.2.2. Tingkat Kedalaman Gambut dan Karakteristik Fisika

Analisis karakteristik fisika gambut tingkat kematangan gambut, bulk density dan kadar abu pada masing-masing hutan gambut primer Tabel 43, hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Tabel 44, hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Tabel 45 dan hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Tabel 46. Tabel 43 Kedalaman gambut dan karakteristik fisika tanah di hutan gambut primer Kedalaman gambut cm Tingkat kematangan gambut Bulk density gcm 3 Kadar abu 0 – 100 Hemik 0,15 0,68 100 – 200 Hemik 0,15 0,36 200 – 300 Hemik 0,16 2,00 300 – 400 Hemik 0,15 1,88 400 - 427 Saprik 0,19 28,25 Tabel 44 Kedalaman gambut dan karakteristik fisika tanah di hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Kedalaman gambut cm Tingkat kematangan gambut Bulk density gcm 3 Kadar abu 0 – 100 Hemik 0,14 0,76 100 – 200 Fibrik 0,10 0,52 200 – 300 Fibrik 0,10 0,94 300 – 400 Fibrik 0,08 2,36 400 - 433 Fibrik 0,10 3,72 Tabel 45 Kedalaman gambut dan karakteristik fisika tanah di hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Kedalaman gambut cm Tingkat kematangan gambut Bulk density gcm 3 Kadar abu 0 – 100 Hemik 0,15 2,15 100 – 192 Saprik 0,21 13,01 68 Tabel 46 Kedalaman gambut dan karakteristik fisika tanah di hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Kedalaman gambut cm Tingkat kematangan gambut Bulk density gcm 3 Kadar abu 0 – 100 Fibrik 0,12 1,89 100 – 200 Hemik 0,13 2,99 Analisis tekstur tanah di bawah lapisan gambut substratum pada masing- masing lokasi penelitian hutan gambut Tabel 47. Tabel 47 Tesktur tanah di bawah lapisan gambut pada masing-masing lokasi penelitian hutan gambut Klaster Tekstur Pasir Debu Liat Hutan gambut primer 95 1 4 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 1 10 89 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 63 22 15 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 25 60 15 5.1.2.3. Pendaman Karbon Organik Gambut Pengaruh variasi kedalaman gambut dan cadangan karbon pada masing- masing plot penelitian hutan gambut Tabel 48. Karakteristik tipe kematangan gambut, bulk density, kadar abu dan karbon organik gambut pada keseluruhan plot penelitian hutan gambut Tabel 49. Selain itu, dilakukan juga analisis karakteristik bulk density, kadar abu dan karbon organik gambut pada masing- masing plot penelitian hutan gambut Tabel 50. 69 Tabel 48 Kedalaman gambut dan cadangan karbon tanah gambut pada masing- masing plot penelitian hutan gambut Klaster Rerata kedalaman gambut cm Cadangan karbon tanah gambut tonha Hutan gambut primer 427 a ± 6,43 3209,19 a ± 272,74 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 433 a ± 57,74 2367,73 a ± 236,31 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 192 b ± 12,74 1458,61 b ± 118,72 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 200 b ± 43,30 1129,91 b ± 437,02 Nilai peluang 0,0004 0,0006 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey Tabel 49 Karakteristik tipe kematangan gambut, bulk density, kadar abu dan karbon organik tanah gambut pada keseluruhan plot penelitian hutan gambut Tingkat kematangan gambut Bulk density gcm 3 Kadar abu Karbon organik Fibrik 0,10 ± 0,02 1,56 ± 1,18 50,12 ± 4,50 Hemik 0,14 ± 0,01 1,99 ± 1,33 48,29 ± 7,05 Saprik 0,18 ± 0,02 2,02 ± 1,83 47,44 ± 7,90 Mineral bergambut 0,28 ± 0,06 55,42 ± 31,77 23,20 ± 16,53 Tabel 50 Karakteristik bulk density, kadar abu dan karbon organik tanah gambut pada masing-masing plot penelitian hutan gambut Klaster Bulk density gcm 3 Kadar abu Karbon organik Hutan gambut primer 0,15 a ± 0,011 1,50 a ± 0,813 0,47 a ± 0,035 Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 0,11 b ± 0,005 1,34 a ± 0,073 0,51 a ± 0,003 Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 0,18 a ± 0,016 2,27 a ± 1,043 0,44 a ± 0,024 Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 0,13 ab ± 0,017 2,71 a ± 1,228 0,44 a ± 0,115 Nilai peluang 0,0098 0,2050 0,5643 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey 70 Hubungan antara cadangan karbon organik dan kandungan kadar abu pada keseluruhan plot penelitian hutan gambut Gambar 19. Hubungan antara cadangan karbon organik dan bulk density pada keseluruhan plot penelitian hutan gambut Gambar 20. Dalam rangka pendugaan cadangan karbon gambut yang didasarkan pada kedalaman gambut maka disajikan persamaan linier positif pada masing-masing hutan gambut primer Gambar 21, hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Gambar 22, hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Gambar 23, hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Gambar 24 dan pada keseluruhan plot hutan gambut primer dan hutan gambut bekas terbakar Gambar 25 . Gambar 19 Hubungan antara kadar abu dengan karbon organik pada keseluruhan plot penelitian hutan gambut. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 0,00 2,00 4,00 6,00 Karbon Organik Kadar Abu r = - 0,59 71 Gambar 20 Hubungan antara bulk density dengan karbon organik pada keseluruhan plot penelitian hutan gambut. Gambar 21 Hubungan regresi linier antara kedalaman gambut dengan cadangan karbon tanah gambut di hutan gambut primer. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 Karbon Organik Bulk Density grcm 3 r = - 0,24 y = 7,530x + 29,22 R² = 0,954 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 200 400 600 Cadangan Karbon Tanah Gambut tonCha Kedalaman Gambut cm 72 Gambar 22 Hubungan regresi linier antara kedalaman gambut dengan cadangan karbon tanah gambut di hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun. Gambar 23 Hubungan regresi linier antara kedalaman gambut dengan cadangan karbon tanah gambut di hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun. y = 4,823x + 291,4 R² = 0,963 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 100 200 300 400 500 600 Cadangan Karbon Tanah Gambut tonCha Kedalaman Gambut cm y = 7,668x - 9,698 R² = 0,987 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 50 100 150 200 250 Cadangan Karbon Tanah Gambut tonCha Kedalaman Gambut cm 73 Gambar 24 Hubungan regresi linier antara kedalaman gambut dengan cadangan karbon tanah gambut di hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun. Gambar 25 Hubungan regresi linier antara kedalaman gambut dengan cadangan karbon tanah gambut di keseluruhan plot hutan gambut primer dan bekas terbakar. y = 6,686x - 191,2 R² = 0,901 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 100 200 300 Cadangan Karbon Tanah Gambut tonCha Kedalaman Gambut cm y = 6,259x + 87,90 R² = 0,865 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 100 200 300 400 500 600 Cadangan Karbon Tanah Gambut tonCha Kedalaman Gambut cm 74

5.1.3. Prediksi Pemulihan Cadangan Biomassa Karbon Vegetasi Pada Hutan

Gambut Bekas Kebakaran Berulang 1 Tahun, Setelah 3 Tahun Dan Setelah 8 Tahun

5.1.3.1. Biomassa Vegetasi dan Hubungannya dengan Karakteristik Kimia

Gambut Analisis keeratan hubungan nilai koefisien korelasi Pearsonnilai r antara biomassa vegetasi dengan karakteristik kimia gambut pada masing-masing klaster Tabel 51. Secara keseluruhan, dilakukan juga analisis karakteristik kimia pada seluruh klaster penelitian yang memiliki korelasi tinggi dengan biomassa vegetasi Tabel 52. Tabel 51 Keeratan hubungan nilai koefisien korelasi Pearsonnilai r antara biomassa vegetasi dengan karakteristik kimia gambut Karakteristik Biomassa vegetasi Hutan gambut primer Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Keseluruhan plot penelitian hutan gambut pH H 2 -0,99 O -0,50 -0,45 -0,08 -0,35 C Organik 0,73 0,45 -0,74 0,98 -0,03 N 0,67 0,99 0,10 0,83 0,47 CN -0,15 -0,97 -0,04 0,66 -0,48 P 2 O 5 -0,23 , HCl 25 -0,94 0,42 0,79 -0,18 K 2 -0,99 O, HCl 25 0,73 0,84 -0,39 -0,74 P 2 O 5 -0,67 , Bray -0,05 0,90 -0,11 -0,30 Ca -0,98 0,34 0,22 -0,89 0,05 Mg -0,96 -0,27 0,16 -0,77 0,04 K -0,97 -0,74 -0,17 -0,99 -0,14 Na 0,64 0,05 0,16 0,98 0,74 Total basa -0,95 -0,32 0,17 -0,85 0,22 Kapasitas Tukar Kation KTK -0,55 0,05 0,24 0,11 0,60 Kejenuhan Basa KB -0,89 -0,99 0,02 -0,95 -0,39 Al 0,66 3+ -0,42 -0,75 0,58 -0,45 H 0,99 + 0,61 0,77 0,98 0,41 Jumlah contoh n 208 208 96 112 624 75 Tabel 52 Dinamika karakteristik kimia gambut yang memiliki nilai keeratan hubungan tinggi nilai koefisien korelasi Pearsonnilai r ≥ 0,60 dengan biomassa vegetasi Klaster Karakteristik kimia Hutan gambut primer C Organik, N, Na, Al 3+ , H + Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun N, K 2 O, H + Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun K 2 O, P 2 O 5 Bray, H + Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun C Organik, N, CN, P 2 O 5 Bray, Na, H + Keseluruhan plot penelitian hutan gambut Na, Kapasitas Tukar Kation KTK

5.1.3.2. Pemulihan Cadangan Biomassa Karbon Vegetasi pada Hutan

Gambut Bekas Kebakaran Dari persamaan-persamaan yang diuji seperti eksponensial, linier, logaritmik dan power, maka persamaan linier memberikan persamaan yang terbaik dengan memperhatikan nilai koefisien determinasi R 2 yang sangat tinggi, nilai rerata simpangan paling kecil dan nilai residual standard error yang relatif rendah Tabel 53. Meskipun demikian, persamaan yang digunakan adalah bukan persamaan linier, tetapi persamaan fungsi power. Penggunaan fungsi persamaan power ini disebabkan pertumbuhan suatu pohon tidak selalu linier, tidak selalu logaritmik dan tidak selalu eksponensial. Pada awal pertumbuhan, suatu tumbuhan akan mengalami fase logaritmik dalam waktu yang cukup singkat. Pada fase logaritmik, tumbuhan tumbuh sangat cepat, kemudian ia akan memasuki fase linier sehingga pertumbuhannya terlihat agak konstan. Setelah fase linier, maka ia akan memasuki fase stationer. Pada fase stationer ini, tidak terlihat penambahan biomassa secara signifikan pada tumbuhan hingga akhirnya mengalami kematian. Meskipun persamaan linier memiliki nilai rerata simpangan paling kecil, tetapi persamaan ini tidak tepat diterapkan untuk pertumbuhan biomassa vegetasi karena setelah vegetasi berumur tua maka pertumbuhannya akan stationer dan tidak banyak mengalami pertumbuhan. Selanjutnya dilakukan analisis prediksi waktu pemulihan biomassa vegetasi hutan gambut setelah terjadinya kebakaran sampai dengan umur 26 tahun asumsi: pertambahan biomassa vegetasi mengikuti fungsi 76 persamaan power dan tanpa adanya gangguan Gambar 26. Penggunaan fungsi persamaan power ini disebabkan pertumbuhan suatu pohon tidak selalu linier, tidak selalu logaritmik dan tidak selalu eksponensial. Pada awal pertumbuhan, suatu tumbuhan akan mengalami fase logaritmik dalam waktu yang cukup singkat. Pada fase logaritmik, tumbuhan tumbuh sangat cepat, kemudian ia akan memasuki fase linier sehingga pertumbuhannya terlihat agak konstan. Setelah fase linier, maka ia akan memasuki fase stationer. Pada fase stationer ini, tidak terlihat penambahan biomassa secara signifikan pada tumbuhan hingga akhirnya mengalami kematian. Meskipun persamaan linier memiliki nilai rerata simpangan paling kecil, tetapi persamaan ini tidak tepat diterapkan untuk pertumbuhan biomassa vegetasi karena setelah vegetasi berumur tua maka pertumbuhannya akan stationer dan tidak banyak mengalami pertumbuhan. Pemulihan cadangan biomassa karbon vegetasi pada hutan gambut bekas kebakaran dipengaruhi oleh lamanya waktu setelah terjadinya kebakaran dan tidak ada gangguan kebakaran lagi pada lokasi penelitian. Dengan waktu pemulihan yang ada dan tidak adanya gangguan lagi memberikan ruang pertumbuhan bagi tegakan untuk tumbuh lebih baik dan menghasilkan cadangan biomassa karbon vegetasi yang meningkat. Tabel 53 Pemilihan model persamaan untuk pendugaan pemulihan cadangan karbon vegetasi Jenis persamaan Persamaan R 2 Rerata simpangan Residual Standard Error RSE Eksponensial Y = 11,09e 0,743 0,225X 8,96 30,76 Linier Y = 6,744X + 7,869 0,911 5,90 20,27 Logaritmik Y = 23,47LNX + 9,976 0,919 5,65 23,17 Power Y = 11,21X 0,861 0,840 6,22 23,32 77 Gambar 26 Prediksi waktu pemulihan biomassa vegetasi hutan gambut setelah terjadinya kebakaran sampai dengan umur 26 tahun asumsi: pertambahan biomassa vegetasi mengikuti fungsi persamaan power dan tanpa adanya gangguan.

5.1.3.3. Relevansi Hasil Penelitian dengan Konservasi Cadangan Karbon

terkait REDD+ Reducing Emission from Deforestation and Degradation+ Penghitungan tingkat serapan karbon dapat dihitung dengan menggunakan metode Stock-Difference Method IPCC 2006 sebagai berikut: ΔC = C t2 – C t1 t 2 – t 1 dimana: ΔC = perubahan cadangan karbon tahunan tonChatahun C t1 C = cadangan karbon pada t1 tonCha t2 = cadangan karbon pada t2 tonCha Dalam penghitungan tingkat serapan karbon dengan metode tersebut, maka dianalisis perubahan cadangan karbon tahunan pada hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun dan setelah 8 tahun sebagaimana datanya disajikan pada Tabel 31. Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun dijadikan acuantitik awal perhitungan perubahan cadangan karbon tahunan. Sebagai contoh perhitungan y = 11,21x 0,84 R² = 0,861 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526 Biomassa Vegetasi tonha Waktu Pemulihan Tahun Pemulihan memerlukan waktu selama 25,4 tahun setelah kebakaran untuk mendekati jumlah kandungan biomassa hutan gambut primer 169,7 tonha 78 adalah perubahan cadangan karbon tahunan selama 2 tahun pemulihan dihitung sebagai berikut: Keterangan: C pada HG3 = cadangan karbon pada hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun C pada HG1 = cadangan karbon pada hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun Hasil analisis perubahan cadangan karbon tahunan dengan menggunakan metode Stock-Difference Method Tabel 54. Analisis Luas Bidang Dasar LBDS dan volume jumlah total tingkat pancang, tiang dan pohon pada masing-masing klaster plot hutan gambut Tabel 55. Tabel 54 Hasil analisis perubahan cadangan karbon tahunan pada hutan gambut bekas kebakaran Waktu terjadinya kebakaran Perubahan cadangan karbon tahunan tChatahun Setelah 3 tahun selama 2 tahun pemulihan 4,36 Setelah 8 tahun selama 7 tahun pemulihan 3,03 Rerata 3,70 Tabel 55 Luas Bidang Dasar LBDS dan volume jumlah total tingkat pancang, tiang dan pohon pada masing-masing klaster plot hutan gambut Klaster Pancang dan tiang Pancang, tiang dan pohon LBDS m 2 Volume m ha 3 LBDS m ha 2 Volume m ha 3 ha Hutan gambut primer 15,86 ± 3,53 b 87,71 ± 23,73 b 37,87 ± 5,33 a 401,40 ± 92,44 a Hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun 1,74 ± 1,82 c 11,99 ± 12,84 c 1,74 ± 1,82 d 11,99 ± 12,84 c Hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun 13,99 ± 2,60 b 86,86 ± 14,79 b 13,99 ± 2,60 c 86,86 ± 14,79 bc Hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun 28,95 ± 3,05 a 158,34 ± 14,35 a 28,95 ± 3,05 b 158,34 ± 14,35 b Nilai peluang 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 Keterangan: = Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata pada taraf 1 dan 5 menurut uji nilai tengah Tukey = tingkat pohon hanya ditemukan di klaster hutan gambut primer 79

5.2. Pembahasan

5.2.1. Analisis Tingkat Cadangan Karbon Tetap Vegetasi Pada Beberapa

Umur Hutan Gambut Bekas Kebakaran 5.2.1.1. Pertumbuhan vegetasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain suhu, curah hujan dan tempat tumbuh. Secara mikro, terjadinya gangguan seperti kebakaran pada suatu ekosistem akan menyebabkan perubahan pada suhu mikro dan tempat tumbuhnya. Dari hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana suatu pemulihan hutan gambut bekas terbakar diikuti juga dengan pulihnya suhu mikro dan karakteristik kimia gambut. Karakteristik Variabel Lingkungan Variasi suhu yang cukup tinggi Tabel 8 terjadi di lokasi plot bekas terbakar berulang tiap tahun dikarenakan penutupan tajuk yang sangat kecilsangat terbuka dengan persen penutupan tajuk hanya 8 Tabel 9. Suhu di lokasi hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun lebih tinggi daripada suhu di hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun dan 8 tahun lebih tinggi 7 O sampai dengan 11 O . Suhu di lokasi hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun lebih tinggi daripada suhu di hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun lebih tinggi 4 O . Sementara itu, suhu di lokasi hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun hampir sama dengan suhu di hutan gambut primer hanya berbeda 4 O Tinggi muka air gambut masih dalam kondisi normal yaitu kurang dari 40 cm pada saat pengukuran musim hujan Tabel 9. Tingkat kenormalan ini didasarkan pada tingkat kekritisan tinggi muka air gambut sebesar 40 cm untuk terjadinya kebakaran gambut Putra 2010. Tinggi muka air gambut rata-rata dari hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun, bekas terbakar setelah 3 tahun dan bekas terbakar setelah 8 tahun sebesar 29,0 cm, sementara itu tinggi muka air gambut di hutan gambut primer sebesar 26,5 cm. . Kondisi ini menunjukkan bahwa telah terjadi pemulihan iklim mikro dari hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun menuju ke hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun dan 8 tahun. Curah hujan tahunan sebesar 2.621 mmtahun di Stasiun Pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Tangkiling yang berdekatan 80 dengan lokasi Hutan Pendidikan Universitas Palangkaraya di Hampangen. Sementara itu, Stasiun Pengamatan BMKG Bandara Tjilik Riwut yang berdekatan dengan lokasi Hutan Penelitian CKPP di Kalampangan menunjukkan curah hujan tahunan sebesar 3.339 mmtahun. Data curah hujan kedua stasiun pengamatan tersebut dihitung berdasarkan curah hujan tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 Gambar 8 dan Gambar 9. Lokasi penelitian memiliki tingkat pH yang sangat masam yaitu 3,6 – 3,7. Kondisi tapak di klaster 3 atau hutan rawa gambut primer memiliki nilai basa dapat ditukar, Kapasitas Tukar Kation KTK, Kejenuhan Basa KB yang paling besar diantara klaster lainnya. Nilai kelarutan Al di hutan rawa gambut primer juga paling kecil. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa gambut di hutan primer masih sangat baik dan belum terjadi gangguan yang signifikan seperti kebakaran hutan Tabel 10. Nilai kapasitas tukar kation KTK yang sangat tinggi 90-200 me100 gr biasanya ditemui di tanah gambut dengan nilai kejenuhan basa KB yang sangat rendah. Karakteristik tersebut menyebabkan sangat rendahnya ketersediaan hara terutama K, Ca, dan Mg. Karakteristik kimia tanah gambut bekas kebakaran ditunjukkan oleh nilai pH KCl yang meningkat jika dibandingkan dengan pH KCl pada hutan gambut primer yaitu dari 2,30 menjadi 2,48 hutan gambut hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun; 2,76 hutan gambut hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun dan 2,40 hutan gambut hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun. Bekas kebakaran juga akan meningkatkan P total tanah gambut dari 7,03 ppm di hutan gambut primer menjadi 8,01 ppm hutan gambut hutan gambut bekas terbakar berulang tiap tahun; 9,40 ppm hutan gambut hutan gambut bekas terbakar setelah 3 tahun dan 11,07 hutan gambut hutan gambut bekas terbakar setelah 8 tahun Tabel 10. Perbedaan suhu mikro yang terjadi antara hutan gambut bekas terbakar dan hutan gambut primer lebih banyak disebabkan oleh tingkat persentase penutupan tajuknya. Hal ini selanjutnya sangat mempengaruhi proses dinamika vegetasi yang dimulai dari jenis pionir yang tahan terhadap kondisi terbuka sampai dengan munculnya jenis-jenis yang tahan dengan kondisi lebih rapat tajuknya. Demikian pula dengan perubahan karakteristik kimia gambut akibat kebakaran memberikan