BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik yang mengkaji hubungan antara kebiasaan olahraga dan dismenore dengan menggunakan siswi
SMA Santo Thomas 1 tahun 20112012 sebagai subjek penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011. Subjek penelitian ini diambil secara acak
dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel yang diambil diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Semua data
yang diperoleh adalah data primer yang langsung diperoleh dari responden.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Santo Thomas 1 Medan didirikan oleh Vikariat Apolostik Medan pada tahun 1955. SMA ini berada di pusat kota tepatnya bertempat di Jalan
Jendral S.Parman No. 109 Medan. SMA Santo Thomas 1 merupakan salah satu SMA di Medan yang statusnya terakreditasi A sangat baik.
Sekolah ini memiliki bangunan yang berbentuk persegi dan mempunyai satu lapangan. Sebelah barat sekolah ini adalah kompleks perumahan, sebelah
timur adalah SMA Santo Thomas 2 Medan dan SMP Santo Thomas 4 Medan. Bangunan sekolah ini terdiri dari 33 ruang kelas, 4 ruang laboratorium,
perpustakaan, aula serba guna, studio musik, lapangan olah raga, kantin, ruang tata usaha, ruang guru, dan ruang kepala sekolah. Kegiatan belajar berlangsung
dari pukul 7.20 WIB hingga pukul 13.20 WIB. Setelah kegiatan belajar selesai terdapat kegiatan ekstrakulikuler dan les tambahan bagi para siswa.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, sebanyak 89 responden dipilih dari beberapa kelas SMA Santo Thomas 1 tahun 2011 2012.
Universitas Sumatera Utara
Gambaran karakteristik responden dalam penelitian ini diamati berdasarkan usia responden. Data lengkap tentang distribusi frekuensi usia
responden dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi n
Persentase 15
1 1,1
16 21
23,6 17
63 70,8
18 3
3,4 19
1 1,1
Jumlah 89
100,0 Dari tabel 5.1. di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur yang terbanyak
adalah kelompok usia 17 tahun yang berjumlah 63 orang 70,8 sedangkan kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok usia 15 tahun dan 19 tahun
yang masing-masing berjumlah 1 orang 1,1. Untuk kelompok umur 16 tahun berjumlah 21 orang 23,6 dan kelompok umur 18 tahun berjumlah 3 orang
3,4.
5.1.3. Hasil Analisa Data
Dari 89 responden, didapatkan bahwa 48 orang diantranya 53,9 mengalami dismenore atau nyeri kram pada bahagian bawah abdomen sedangkan
41 orang lainnya 46.1 tidak mengalami dismenore. Data lengkap distribusi frekuensi berdasarkan frekuensi dismenore pada responden dapat dilihat pada
tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dismenore
Dismenore Frekuensi n
Persentase Ada
48 53,9
Tidak 41
46,1 Jumlah
89 100,0
Universitas Sumatera Utara
Data lengkap tentang distribusi frekuensi kebiasaan olahraga pada responden dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga
Kebiasaan Olahraga Frekuensi n
Persentase Ada
29 32,6
Tidak 60
67,4 Jumlah
89 100,0
Dari tabel 5.3 di atas didapatkan bahwa hanya 29 orang 32,6 dari seluruh responden mempunyai kebiasaan olahraga sedangkan 60 orang 67.4
responden yang lain tidak mempunyai kebiasaan olahraga. Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore berdasarkan frekuensi
kebiasaan olahraga pada responden dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga berdasarkan frekuensi dismenore
Dismenore Kebiasaan Olahraga
Jumlah Ada
Tidak Frekuensi
n Persentase
Frekuensi n
Persentase Frekuensi
n Persentase
Ada 10
34,5 38
63,3 48
53,9 Tidak
19 65,5
22 36,7
41 46,1
Jumlah 29
100,0 60
100,0 89
100,0 X
2
= 6,54 f = 1
p = 0,010 Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 29 responden yang memiliki
kebiasaan berolahraga, 10 orang 34,5 diantaranya mengalami dismenore dan 19 orang 65,5 lainnya tidak mengalami dismenore. Sedangkan dari 60
responden yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga, 38 orang 63,3 diantaranya mengalami dismenore dan 22 orang 36,7 tidak mengalami
dismenore. Dari hasil analisa data di atas dengan menggunakan metode uji Chi Square, kejadian dismenore terjadi secara signifikan pada responden yang tidak
berolahraga p = 0,010.
Universitas Sumatera Utara
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gejala dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gejala
Gejala Dismenore
Jumlah Berolahraga
Tidak Berolahraga
Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase
NP 3
30,0 12
31,6 15
31,3 Mual
7 18,4
7 14,6
SK 1
10,0 10
26,3 11
22,9 Lelah
8 80,0
22 57,9
30 62,5
Diare 1
10,0 3
7,9 4
8,3 PSH
7 70,0
34 89,5
41 85,4
NP: Nyeri Punggung; SK: Sakit Kepala; PSH: Perubahan Suasana Hati Dari tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang
mengalami dismenore, 15 orang diantaranya 31,3 mengalami nyeri punggung, tujuh orang 14,6 merasa mual, 11 orang 22,9 mengalami sakit kepala, 30
orang 62,5 merasa lelah, empat orang 8,3 mengalami diare dan 41 orang 85,4 mengalami perubahan suasana hati.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan distribusi frekuensi gejala sistemik dapat dilihat pada
tabel 5.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan distribusi frekuensi gejala sistemik
Gejala Sistemik
Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase
Tidak Ada
2 5,3
2 4,2
Terdapat Beberapa
10 100
34 89,5
44 91,7
Sangat Jelas
2 5,3
2 4,2
Jumlah 10
100 38
100 48
100 Dari tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 10 orang 100 yang
mempunyai kebiasaan berolahraga mengalami dismenore yang disertai dengan beberapa gejala sistemik, sedangkan responden yang tidak mempunyai kebiasaan
berolahraga dan mengalami dismenore dua orang 5,3 diantaranya tidak ada gejala yang lain, 34 orang 89,4 disertai dengan beberapa gejala sistemik dan
dua orang 5,3 yang lain mengalami gejala sistemik yang sangat jelas dengan gejala vegetatif yaitu muntah, sakit kepala, lelah dan diare.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan aktivitas sehari-hari dapat dilihat
pada tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan aktivitas sehari-hari
Gangguan Aktivitas
Sehari- hari
Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase
Jarang Terganggu
5 50,0
20 52,6
25 52,1
Terganggu 5
50,0 14
36,9 19
39,6 Sangat
Terganggu 0,0
4 10,5
4 8,3
Jumlah 10
100 38
100 48
100 Dari tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai
kebiasaan berolahraga tetapi mengalami dismenore yang jarang terganggu aktivitas sehari-harinya ada sebanyak lima orang 50 dan lima orang 50
yang lain merasa terganggu aktivitas sehari-harinya waktu mengalami menstruasi. Sedangkan pada responden yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dan
mengalami dismenore terdapat 20 orang 52,6 yang jarang terganggu aktivitas sehari-hari, 14 orang 36,9 merasa terganggu aktivitas sehari-hari dan empat
orang 10,5 merasa sangat terganggu aktivitas sehari-hari sehingga memerlukan istirahat waktu menstruasi.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan kemampuan dapat dilihat pada tabel
5.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan kemampuan kerja
Gangguan Kemampuan
Kerja Dismenore
Jumlah Berolahraga
Tidak Berolahraga
Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase
Jarang Terganggu
4 40,0
24 63,2
28 58,3
Terganggu 6
60,0 13
34,2 19
39,6
Sangat Terganggu
1 2,6
1 2,1
Jumlah 10
100 38
100 48
100 Dari tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 10 responden yang
mengalami dismenore dan memiliki kebiasaan olahraga, empat orang 40 diantaranya jarang terganggu kemampuan kerjanya dan enam orang 60 merasa
terganggu kemampuan kerjanya sewaktu menstruasi. Sedangkan dari 38 orang responden yang mengalami dismenore dan tidak memiliki kebiasaan olahraga, 24
orang 63,2 diantaranya jarang terganggu kemampuan kerjanya, 13 orang 34,2 merasa terganggu kemampuan kerjanya sewaktu menstruasi dan satu
orang 2,6 merasa sangat terganggu saat bekerja. Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan
beolahraga berdasarkan frekuensi keperluan obat tahan sakit analgesik dapat dilihat pada tabel 5.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi keperluan obat tahan sakit analgesik
Keperluan Obat
Tahan Sakit
Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase
Jarang Diperlukan
9 90,0
29 76,3
38 79,1
Sangat Membantu
1 10,0
8 21,1
9 18,8
Tidak Membantu
0,0 1
2,6 1
2,1 Jumlah
10 100
38 100
48 100
Dari tabel 5.9 di atas dapat dilihat bahwa, dari 10 responden yang mengalami dismenore dan memiliki kebiasaan olahraga, sembilan orang 90
diantaranya tidak memerlukan analgesik untuk dismenorenya dan satu orang 10 merasa analgesik sangat membantu saat dismenore. Sedangkan dari 38
responden yang mengalami dismenore dan tidak memiliki kebiasaan olahraga, 29 76,3 orang tidak memerlukan analgesik untuk dismenore, delapan orang
21,1 merasa analgesik sangat membantu sewaktu dismenore dan satu orang 2,6 merasa analgesik tidak dapat membantu sewaktu dismenore.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan berdasarkan tingkat keparahan dismenore dapat dilihat
pada tabel 5.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan berdasarkan tingkat keparahan dismenore
Tingkat Keparahan
Dismenore Dismenore
Jumlah Berolahraga
Tidak Berolahraga
Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase Frekuensi
n
Persentase
Ringan 4
40,0 18
47,4 22
45,8 Sedang
6 60,0
18 47,4
24 50,0
Berat 0,0
2 5,3
2 4,2
Jumlah 10
100 38
100 48
100 Dari tabel 5.10 di atas didapatkan bahwa jumlah responden yang
mempunyai kebiasaan olahraga tetapi mengalami dismenore sebanyak 10 orang. Empat orang 40 responden mengalami dismenore ringan dan enam responden
60 yang lain mengalami dismenore sedang, sedangkan jumlah responden yang tidak mempunyai kebiasaan olahraga dan mengalami dismenore ada sebanyak 38
orang. Kelompok dengan tingkat keparahan dismenore ringan dan sedang masing- masing berjumlah 18 orang 47,4, sedangkan dua orang 5,2 yang lain
mengalami dismenore berat.
5.2. Pembahasan