IMPLEMENTASI DAKWAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SEDEKAH SAMPAH (Studi Kasus Di Masjid Al- Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul Tahun 2015 - 2016)

(1)

IMPLEMENTASI DAKWAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SEDEKAH SAMPAH

(Studi Kasus Di Masjid Al- Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul Tahun 2015 - 2016)

SKRIPSI

Oleh : Arisman 20110710006

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

IMPLEMENTASI DAKWAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SEDEKAH SAMPAH

(Studi Kasus Di Masjid Al- Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul Tahun 2015 - 2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (S. Kom. I) strata Satu pada prodi KPI

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : Arisman 20110710006

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

(5)

(6)

v

MOTTO

ْ ْ

ْ ه ل ْ سر ْعمس لاق ْ ثراح ْنع ْدلاخ ْنب ْد عس ْنع

ْ ق دقَ د ل ْ

ا

ه ن ف

ْ ع ْ َْأ س

ْ ك

ج رلا ْ شْم نامز

ل

هَقدقب

ْئج ْ ل اهاطْع ْ ذ لا ل ْ ف

ْ لْا ا مأف ا َْ ب ل سْم َْاب ا ب

هب ْ ل جاح َف

(

اسنلا راخبلا هجرخأ

)

1

Artinya:

“ Dari Said bin Kholid bin Kharisah, Rosuluallah SAW

bersabda: Bersedekahlah kamu, karena sungguh akan datang suatu

masa yang pada masa itu seorang laki-laki pergi membawa sedekah,

lalu tidak ada orang yang mau menerimanya, lalu berkatalah orang

yang mau diberi sedekah: sekiranya kamu membawa sedekahmu

kemarin, tentulah aku menerimanya. Adapun pada hari ini aku tidak

membutuhkannya lagi.

( HR. Bukhari dan Nasai )

1. Hadist shahih Dari Said bin Kholid bin Kharisah, Kitab Riyadhus Sholihun 2. Hadist (2567) Yang


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaanirrahiim…

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan kenikmatan yang luar biasa berupa kesehatan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar tanpa adanya halangan dan rintangan yang tidak bisa diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah banyak mengajarkan kepada kita tentang makna kehidupan yang sesungguhnya.

Meskipun skiripsi ini adalah awal menapaki kehidupan panjang yang sesunggunya untuk menuju cita-cita, namun peneliti berharap karya tulis yang sederhana ini dapat member manfaat bagi orang lain dan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya untuk Komunikasi dan Penyiaran Islam. Sebagai wujud rasa syukur, peneliti pantas mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah berkenan membantu terselesainya tugas ini antara lain :

1. Prof. Dr. Bambang Cipto. M.A selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M. Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ustadz Fathurrahman Kamal Lc. M.S.I selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yang Memberikan


(8)

vi

pengabdian yang luar biasa bagi jurusan kepada seluruh Dosen Komunikasi Dan Penyiaran Islam, terimakasih atas ilmu yang diberikan selama ini, jasa besar yang akan terus tersambung hingga akhir waktu.

4. Seluruh jajaran dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi.

5. Seluruh teman-teman angkatan 2011, khususnya KPI 2011, terimakasih atas persahabatan yang luar biasa selama menimba ilmu di Yogyakarta.

Cukuplah Allah SWT yang akan membalas segala kebaikan yang telah diberikan dengan balasan yang berlimpah, semoga tulisan yang sederhan ini bias memberikan wawasan baru kepada pembaca semuanya.

Yogyakarta, 23 Desember 2016


(9)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN NOTA DINAS……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN……… iv

HALAMAN MOTTO……… v

HALAMAN KATA PENGANTAR………. vi

HALAMAN DAFTAR ISI……….. vii

ABSTRAK……… x

BAB I : PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 6

C. Tujuan Penelitian……… 6

D. Kegunaan Penelitian………... 7


(10)

vii

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEOR………. 9

A. Tinjauan Pustaka………. 9

B. Kerangka Teori……… 11

1. Implementasi………. 11

2. Pemberdayaan Masyarakat……… 12

3. Sedekah Sampah……… 27

BAB III : METODE PENELITIAN……….. 35

A. Pendekatan……… 35

B. Lokasi Dan Subyek Penelitian……… 36

C. Teknik Pengumpulan Data………36

D. Teknik AnalisisData……… 38

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kampung Brajan……… 40

B. Profil Gerakan Sedekah Sampah……… 48

C. Proses Pelaksanaan Sedekah Sampah……… 55


(11)

vii

E. Manfaat Kegiatan Sedekah Sampah……… 74

BAB V : PENUTUP……… 82

A. Simpulan……… 82

B. Saran……… 83

DAFTAR PUSTAKA……… 85


(12)

x ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan sedekah sampah di kampung Brajan Tamantirto Kasihan Bantul dan untuk mengetahui manfaat dan peran masyarakat kampung Brajan Tamantirto Kasihan Bantul dalam kegiatan sedekah sampah.

Penelitianini menggunakan penelitian deskripstif kualitatif, yaitu penelitian yang obyek utamanya peristiwa atau fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis Data dilakukan sesuai dengan analisis model Miles dan Huberman, secara operasional teknik analisis tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan reduksi data dan penarikan kesimpulan.

Penelitian ini ingin memperoleh kesimpulan terkait secara garis besar gerakan sedekah sampah yang sangat berperan dalam pengelolaan sampah di kampong Brajan. Selain itu masyakat sangat merasakan berbagai manfaat dari kegiatanini. Hal initerlihat, pertama, dari peningkatan peran wargas ebagai penyumbang sampah maupun sebagai relawan, kedua, Manfaat yang dirasakan warga selain lingkungan bersih dan sehat gerakan ini juga bisa meringankan beban masyarakat kurang mampu dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup, Ketiga, Lewat dana sedekah sampah telah memberi beasiswa pendidikan bagi anak-anak kampung Brajan, danabantuanuntukmasyarakat yang sakit, bantuansembilan bahan pokok bagi masyarakat kurang mampu serta bantuan operasional bagiTaman PendidikanAl-Qur’an(TPA).


(13)

x

ABSTRACT

Research aimed at giving an explanation of the charity activities of garbage in encouraging community participation Brajan villages and to know the benefits and community involvement Brajan Tamantirto Poor Bantul village in charity activities of garbage.

This research includes deskripstif qualitative research, using the technique of interview, observation and documentation. The data have been analyzed by means of reduction, display and drawn conclusions. The research location is housed in the village Brajan, Village Taman Tirta Kasihan Bantul.

This research wants to obtain relevant conclusions Broadly speaking rubbish charity movement that was instrumental in the management of garbage in the village Brajan. In addition communities have felt the benefits of this activity. This is evident, first, from the increase in citizen participation as a contributor to litter or as volunteers, secondly, benefits are felt by residents other than clean and healthy environment this movement could also ease the burden of the poor in terms of subsistence, Third, Through fund charity bins has provided scholarships for children Brajan villages, aid for sick people, food assistance for the poor as well as operational assistance to Parks of Quranic Studis (TPA).


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah pada hakikatnya merupakan pengaktualisasian nilai-nilai dan ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari, dalam lingkup pribadi, keluarga, dan masyarakat sehingga terwujudnya khairu ummah yang sejahtera lahir batin, bahagia dunia dan akhirat. Maka dari itu dakwah merupakan hal yang sangat penting dalam hidup manusia. Hal tersebut syarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat1. Karena manusia merupakan mahluk yang tidak terlepas dari kesalahan. Melalui dakwah manusia dapat menjaga satu sama lain dari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kebenaran. Sebagai contoh, ketika Nabi Muhammad diutus di tengah kaum qurais, dimana beliau berdakwah untuk memerangi perilaku kaum qurais yang menyimpang ketika itu.

Dakwah bil-hal merupakan dakwah yang bersifat menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran dan kemampuan jama'ah dalam mengatasi masalah2. Metode dan pendekatan dakwah bisa diimplementasikan sesuai dengan ruang waktu atau kondisi yang berbeda-beda. Pendekatan-pendekatan dakwah dapat dilakukan

1

M. Natsir, Fiqhud dakwah. (Solo : CV. Ramadhani, 1991). Hlm, 109

2

Susiyanto.Dakwah Bil-Hal Suatu Upaya Menumbuhkan Kesadaran Dan Mengembangkan

Kemampuan Jamaah.(Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama Vol III No : Yogyakarta. UIN Sunan Kali


(15)

2

berbagai macam cara agar lebih efektif dalam mencapai tujuan dakwah. Salah satu contoh dakwah bil-hal ialah dakwah pemberdayaan masyarakat.

Model dakwah pemberdayaan masyarakat saat ini merupakan suatu pendekatan yang sesuai untuk keadaan masyarakat yang membutuhkan perhatian-perhatian sosial. Contohnya di sektor Ekonomi, membangun sektor Usaha Kegiatan Masyarakat (UKM) yang kreatif dan produktif yang menyerap banyak tenaga kerja seperti pembuatan kripik dan sebagainya. Sedangkan dari bidang kesehatan dan sosial melakukan kegiatan peduli lingkungan yaitu membuang sampah pada tempatnya atau sampah-sampah tersebut didaur ulang agar bisa memberi dampak positif bagi lingkungan masyarakat.

Pada tahun 2016 sampah di Daerah Istimewah Yogyakarta mencapai 15 ribu ton terbagi atas 4 kabupaten, di Sleman sampah mencapai 3 ribu ton, di kulon progo 4 ribu ton, sedangkan di Gunung Kidul 4 ribu ton, sedangkan di kabupaten Bantul sampa mencapai 4 ribu ton. Dari volume tersebut, yang ditangani masyarakat melalui bank sampah atau jejaring pengelolaan sampah mandiri sekitar 60% Sampah yang masuk TPA 10% dan yang belum dikelola30% dan secara nyata sekitar 30% sampah tersebut berada dilingkungan masyarakat3.

Konsep pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan dan diterapkan sejak dasawarsa 1960-an, yaitu dalam rencana pemberdayaan lima tahun 1956-1960 atau

3


(16)

3

dikenal dengan nama Rencana Juanda yang disusun oleh Biro Perancang Negara. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan sejak tahun 1954 telah menggunakan istilah sebagai suatu penggunaan berbagai pendekatan dan teknik dalam suatu program tertentu pada masyarakat setempat sebagai kesatuan tindakan dan mengutamakan perpaduan antara bantuan yang berasal dari luar dengan keputusan dan upaya masyarakat yang terorganisasi4. Program-program tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mendorong prakarsa dan kepemimpinan setempat sebagai sarana perubahan sesungguhnya. Pengembangan masyarakat dengan demikian merupakan suatu aktivitas pemberdayaan yang berorientasi pada kerakyatan.

Keberadaan sampah yang selama ini masih menjadi masalah yang memerlukan solusi berupa inovasi yang ramah lingkungan untuk pengelolaan sampah dalam melakukan upaya penanganan sampah tidak hanya dari pihak pemerintah saja yang memiliki Tangung jawab, seluruh lapisan masyarakat bahkan individu memiliki tanggung jawab yang sama. Saat ini ada beberapa inovasi metode pengelolaan sampah yang ada di masyarakat antara lain dengan metode sedekah sampah. Sedekah sampah merupakan bagian dari alternatif dalam pengelolaan sampah.

Metode ini juga sangat sederhana dan simpel untuk diterapkan karena tidak banyak memerlukan sumber daya manusia yang memiliki potensi tertentu, cukup dengan memilah sampah sesuia jenisnya masing-masing rumah kemudian dikumpulkan kepengepul sampah.

4


(17)

4

Organisasi Muhammadiyah sudah tidak asing dengan adanya sedekah sampah terbukti sedekah sampah diluncurkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (19/4). Operasional gerakan ini di tingkat ranting (Kecamatan) organisasi Muhammadiyah di seluruh Indonesia.Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammmadiyah Syukriyanto AR menyatakan, sedekah sampah menjadi bagian dari sejarah masa lalu gerakan Muhammadiyah. Ketika Madrasah Muallimin Muhammadiyah dibangun pertama kali pada 1918, warga Muhammadiyah swasembada dengan sedekah sampah koran bekas dan botol5.

Sedekah yang berasal dari sampah, sesungguhnya merupakan sedekah yang tidak membedakan kaya dan miskin untuk melakukannya, yang dapat memperbanyak sedekah-sedekah dalam bentuk lainnya. Sedekah dengan sampah, sebagai salah satu bentuk sedekah yang dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun, memang belum banyak dilakukan karena tidak begitu terlihat sebagai perbuatan bersedekah.

Warga sekitar Masjid al-Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul melakukan kegiatan sedekah sampah berbasis masjid. Yaitu dengan memberikan hasil penjualan sampah yang telah dikumpulkan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan, misalnya memberikan santuanan berupa beasiswa pendidikan bagi anak yatim piatu dengan syarat anak tersebut menghafal Al-Qur'an dan mempunyai

5


(18)

5

nilai di atas rata-rata. Selain itu hasil dari sampah yang telah dikumpulkan digunakan untuk kegiatan keagaamaan ataupun non keagaamaan. Sedangkan manfaat yang bisa kita ambil dari sedekah sampah adalah salah satu solusi bagi masyarakat yang selama ini mengalami kesulitan untuk menangani sampah yang ada di lingkungan sekitarnya, dan juga mengubah sampah sebagai barang-barang yang tak berguna menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Masyarakat di sekitar masjid al-Muharram Brajan sangat antusias dengan adanya program sedekah sampah, sehinggah warga sekitar masjid al-Muharram sudah faham dengan jadwal kapan pengambilan dan penyerahan sampah yang akan disedekahkan, bahkan warga sekitar masjid al-Muharram membuat tempat khusus sampah di rumah masing-masing, agar pengurus sedekah sampah mudah ketika pengambilan sampah di tempat yang sudah disiapkan di rumah warga kemudian dikumpulkan di posko sedekah sampah. Dalam kegiatan sedekah sampah ini tidak terlepas dari adanya sebagian warga yang belum ikut serta dan masih cenderung individual dan memilih menjual sampah untuk keperluan pribadi.

Namun demikian, rasa empati dan kepedulian warga atas kegiatan ini tetap kokoh dengan niat membantu warga lainnya yang kurang mampu. Selain itu yang menarik dari kegiatan ini yakni melakukan sedekah dengan sampah yang berbasis masjid. Rasulullah Muhammad SAW pun telah mencontohkan dalam membina dan mengurusi seluruh keperluan masyarakat, baik di bidang ekonomi, politik, sosial


(19)

6

kemasyarakatan, pendidikan, angkatan bersenjata, dan lain sebagainya melalui masjid.

Maka dari latar belakang yang telah disebutkan penelitian dengan judul "Implementasi Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sedekah Sampah" sangat menarik untuk dijadikan bahan penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan sedekah sampah dilaksanakan di masjid al-Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul ?

2. Bagaimana peran masyarakat dalam kegiatan sedekah sampah di masjid al-Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul ?

3. Bagaimana manfaat kegiatan sedekah sampah dalam pemberdayaan masyarakat di masjid al-Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kegiatan sedekah sampah dimasjid al Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul


(20)

7

b. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam kegiatan sedekah sampah dimasjid al Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul

c. Untuk mengetahui manfaat kegiatan sedekah sampah dalam pemberdayaan masyarakat di masjid al Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga lembaga dakwah khususnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat

b. Secara teoritis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam pertimbangan teori yang berkaitan dengan metode dakwah pemberdayaan masyarakat berbasis masjid

D. Sistematika Pembahasan

Dalam skripsi ini secara keseluruhan akan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian muka, bagian isi dan bagian belakang, pada bagian muka terdiri dari cover, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi dan table.

Bagian isi yang didalamnya terdiri dari lima bab dengan penjelasan sebagai berikut :


(21)

8

Bab satu adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika pembahasan.

Bab dua adalah tinjauan pustaka dan kerangka teori. Tinjauan pustaka yang berisi tentang skripsi-skripsi terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai acuan penelitian. Kerangka teori adalah yang berisi tentang landasan teori peneliti yang meliputi, implementasi, dakwah pemberdayaan masyarakat dan sedekah sampah.

Bab tiga yang berisi tentang metode penelitian, metode penelitian ini yang akan peneliti jadikan bahan penelitian, meliputi pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik anailis data.

Bab empat adalah pembahasan yang berisi tentang gambaran umum kampung brajan yang meliputi letak geografis kampung brajan, berdirinya masjid Muharram, visi dan misi serta stuktur pengurus masjid al-Muharram. Profil sedekah sampah yang berisi tentang berdirinya sedekah sampah dan sedekah sampah.

Bab lima adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.


(22)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis akan mengacu dan melakukan penelusuran terhadap penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis kaji, penelitian yang perna dilakukan diantaranya adalah :

Penelitian oleh Syafa'atur Rofi'ah6, dengan tujuan : (1) Untuk memperoleh gambaran proses bank sampah surolaras sebagai salah satu tempat pengelolaan sampah melakukan fungsi sebagai agen pemberdayaan masyarakat. (2) Untuk memperoleh gambaran kontribusi warga masyarakat terhadap bank sampah surolaras, serta mengetahui manfaat bank sampah bagi masyarakat. Adapun hasil penelitiannya yaitu memberikan gambaran oleh masyarakat Surolaras proses bank sampah sebagai tempat pengelolaan sampah yang melakukan fungsinya sebagai agen pemberdayaan masyarakat dan bermanfaat bagi warga. Yang membedakan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah pertama, pengelolaan sampah dalam penelitian ini berbasis Masjid. Kedua, ada nilai nilai dakwah yang peneliti cari dalam pengelolaan sampah.

6Syafa’aturofiah,

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah (Studi Di Bank

Sampah, Surolaras, Suronatan, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta): Skripsi


(23)

10

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah di Dusun Gambiran Baru WALHY DIY7. Dalam penelitian tersebut disebutkan adanya kampanye peduli lingkungan dan penelitian pengelolaan sampah yang bertujuan agar masyarakat menjadi lebih baik dan berdaya, khususnya dalam mengatasi persoalan lingkungan hidup, seperti persoalan sampah sehingga persoalan tersebut dapat diatasi dan dikurangi. Penelitian Rezi Fahlefy secara

umum hampir sama dengan penelitian Syafa’atur Rofi’ah, yang membedakan

hanyalah lokasi penelitian saja. Sehingga perbedaan dengan penelitia yang akan penulis lakukan yaitu, pertama, pengelolaan sampah dalam penelitian ini berbasis Masjid. Kedua, ada nilai-nilai dakwah yang peneliti cari dalam pengelolaan sampah.

Penelitian oleh Gina Vitria8, yang bertujuan (1) untuk mengetahui dan memberikan penjelasan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan gerakan sedekah sampah kampung Brajan. (2) untuk mengetahui manfaat dan peran masyarakat kampung Brajan dalam sedekah sampah. Adapun hasilnya ialah untuk memberikan sebagai gambaran bagi pemerintah terkait untuk memberikan ruang serta perhatian kepada gerakan yang muncul dimasyarakat sebagai wujud tanggung jawab dan peran masyarakat dalam membantu pemerintah untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera. Perbedaan

7

Rezi Fahlevi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah di Dusun Gambiran

Baru WALHY DIY : Skripsi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, UIN, Yogyakarta 2007.

8

Gina Vitria, Peran Civil Society Dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat (Studi Gerakan

Sedekah Sampah Kampong Brajan Bantul) : Tesis Jurusan Social Masyarakat, UGM, Yogyakarta


(24)

11

pertama, penelitian Gina Vitria memiliki kefokusan untuk mengetahui peran masyarakat dalam kegiatan sedekah sampah. Adapun penelitian yang peneliti lakukan berfokus pada peran masjid dalam pemberdayaan masyarakat untuk kegiatan sedekah sampah.

B. Kerangka Teori

Implementasi

Pengertian Implementasi

Menurut Nurdin Usman implementasi merupakan perluasan aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem yang bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan9.

Implementasi menurut Van Meter dan Van Horn adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan10.

Pendapat Guntur Setiawan dalam bukunya, implementasi merupakan perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan

9

Nurdin Usman., Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) , hal. 56.

10

Nurdin Syarifuddin dan Usman Basyiruddin, Guru Profesional dan Implementasi


(25)

12

dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif’11.

Dari pengertian diatas yang telah dipaparkan oleh pakar, implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang terencana dan untuk mencapai suatu tujuan dan saling berinteraksi satu sama lain.

Dakwah Pemberdayaan Masyarakat

a. Pengertian Dakwah

Dakwah menurut Syamsul Munir merupakan masdar (kata benda) dari

kata kerja da’a yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan12

. Sedangkan Dakwah secara istilah dalam buku Syamsul Munir Ilmu Dakwah menyatakan dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil

orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sesuai garis

aqidah, syariat dan akhlak islam13.

Sedangkan dakwah menurut Rosyad Soleh dalam buku Manajemen Dakwah adalah usaha untuk merealisasikan ajaran Islam dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan seseorang maupun kehidupan masyarakat

11

Guntur Setiawan. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. (Bandung : Remaja Rosyda Karya 2004), Hal. 33

12

Samsul Munir Amir, Ilmu Dakwah.( Jakarta : Amzah 2009), hal. 78

13


(26)

13

sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia untuk memperoleh keridhaan Allah SWT14.

Dakwah menurut M. Natsir adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia didunia ini, yang meliputi amar ma'ruf nahyi munkar dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan15.

Dari definisi dakwah diatas bahwa dakwah aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sisitem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara berfikir, bersikap dan bertindak16

b. Metode Dakwah

Metode dakwah dapat diartikan sebagai jalan atau cara yang dipakai oleh seorang juru dakwah untuk menyampaikan materi dakwah Islam. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting perannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi jika disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja di tolak oleh sipenerima pesan atau mad’u17.

Sesuai surat An-Nahl ayat 125 sebagai berikut :

14

Rosyad Soleh, Manajemen Dakwah.(Bandung : Surya sarana grafika 2010) hal. 24

15

Muhammad Natsir, Fiqhud Dakwah. (Solo : Cv. Ramadhani, 1991), Hal.11

16

Amrullah Ahmad, Dakwah Dan Perubahan Social, (Yogyakarta : Prima Duta, 1993), Hal. 57

17


(27)

14

َيِه يِتَلاِب ْمُهْلِداَجَو ِةَنَسَحْلا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِحْلاِب َكِبَر ِليِبَس ىَلِإ ُعْدا َكَبَر َنِإ ُنَسْحَأ

نَمِب ُمَلْعَأ َوُه نيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأ َوُهَو ِهِليِبَس نَع َلَض

18

Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan nasehat-nasehat yang baik-baik, dan bertukar fikiranlah dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang mengetahui siapa sesat dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang mengetahui siapa yang ter-pimpin. (An-Nahl 125)

Dalam ayat tersebut dapat difahami bahwa berdakwah memiliki tiga metode yang harus disesuaikan dengan mitra dakwah. Metode dakwah dalam ayat tersebut adalah Al-hikmah, Mauidzoh hasanah dan Jidal al-Hasanah19.

Kata hikmah memiliki arti dalam bahasa indonesia dengan bijaksana yang berarti selalu mengunakan akal budinya atau pengalaman pengetahuannya,

arif dan tajam pikirannya dan pandai. Hikmah yang dijadikan metode dalam Al-Qur’an di atas ialah penyampaian ajaran islam untuk membawa orang kepada kebenaran dengan mempertimbangkan kemapuan dan ketajaman rasional atau kadar akal penerima dakwah20.

Al-Hikmah menurut Prof. Ali Aziz diartikan sebagai ayat Al-Qur’an dan Hadist yang baik dan sesuai serta mudah diterima oleh mad’u. Sehingga

Hikmah lebih ditekankan pada isi pesan dakwah. Sehingga ketika seorang da'i melakukan dakwah dengan mengutip ayat Qur’an dan Hadist dan menjelaskan

18

Al-Qur‟an Al-Karim, (Darul Furqon : Beirut, 2009) , Hal. 681

19

M. Natsir, Fiqhud Dakwah, ( Cv Solo : Ramadhani 1991), Hal. 10

20

Acep Arifuddin, Pengembangan Metode Dakwah, (Bandung : Pt Rajagrafindo Persada, 2011), Hal. 9


(28)

15

kepada mad’u sehingga mad’u faham akan pesan dakwah, maka ia telah melakukan al-Hikmah21.

Yang termasuk dakwah bi-al-Hikmah adalah dakwah bi-al-Lisan al-Hal22. Dakwah bil-Lisan al-Hal adalah memanggil, menyeru ke jalan Tuhan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan perbuatan nyata yang

sesuai dengan keadaan manusia atau mad’u baik secara fisiologis maupun psikologis. Secara fisiologis mengarah pada kondisi kehidupan fisik manusia seperti lingkungan, sandang, pangan dan lain-lain. Sedangkan secara psikologis mengarah kepada sikap, pola pikir, motif, keadaan jiwa dan lain sebagainya. Sehingga dakwah bi lisan al hal dapat diartikan dakwah dengan perbuatan nyata (dakwah bil-haal) yang berorientasi pada pengembangan masyarakat dan diharapkan akan membawa perubahan sosial23.

Dalam dakwah bil-Hikmah atau bil Hal, da'i dituntut untuk menjadi suri tauladan yang baik (Uswatun Hasanah) secara individual atau organisasi. Perilaku dan amal perbuatan da'i merupakan cerminan dari dakwahnya. Oleh karena itu, pribadi seorang da'i mempunyai pengaruh besar pada keberhasilan dakwah dan penyebaran risalahnya.

kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material. Kondisi kognitif pada hakikatnya

21

Prof. Muh. Ali Aziz, M.ag, Ilmu Dawkah, (Jakarta : kencana media group, 2009), hal. 394

22

Acep Arifuddin, Pengembangan Metode Dakwah, (Bandung : PT Rajagrafindo Persada, 2011), Hal. 12

23

Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, Metode Dakwah, (Jakarta : kencana prenada media group,2009), hal. 215


(29)

16

merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seseorang dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk dan diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pemberdayaan masyarakat.

Kondisi afektif adalah merupakan perasaan yang dimiliki oleh individu yang diharapkan dapat diintervensi untuk al-hikmah adalah merupakan

kemampuan dan keteapatan da’i dalam memilih, menilah dan menyelaraskan

teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. al-hikmah merupakan

kemampuan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu,

al-hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah.

Pada dasarnya, jika kita mengkaji lebih dalam tentang perjuangan nabi Muhammad SAW, banyak sekali contoh dakwah bil hikmah yang dapat kita ikuti dan kita teladani. Salah satunya adalah sikap bijaksana yang beliau perlihatkan pada peristiwa peletakan batu Hajar Aswad ke dalam Ka’bah

setelah Ka’bah diperbaiki olah penduduk Makkah saat itu.

Bagaimana ia memberikan solusi cerdas untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga ia berhasil mencegah perpecahan antar suku pada waktu itu. Tentu tanpa beliau berceramah panjang lebar, hanya dengan memberikan contoh, para pemuka suku tersebut masing-masing telah memahami betul


(30)

17

bagaimana sosok yang selama ini dihujat oleh kaum kafir quraisy merupakan sosok yang bijaksana. Dan ini pun secara tidak langsung juga menunjukkan kualitas agama Islam tentunya.

Dengan demikian, jika hikmah dikaitkan dengan dakwah, akan ditemukan bahwa hikmah merupakan peringatan kepada juru dakwah untuk tidak menggunakan satu bentuk metode saja. Sebaliknya mereka harus menggunakan berbagai macam metode sesuai dengan realitas yang dihadapi dan sikap masyarakat terhadap agama islam. Sebab sudah jelas bahwa dakwah tidak akan berhasil menjadi suatu wujud yang riil jika metode dakwah yang dipakai untuk menghadapi orang bodoh sama dengan yang dipakai untuk menghadapi orang terpelajar. Kemampuan kedua kelompok tersebut dalam berpikir dan menangkap dakwah yang disampaikan tidak dapat disamakan, daya pengungkapan dan pikiran yang dimiliki manusia berbeda-beda24.

Dakwah bil hikmah juga bisa dikatakan sebagai dakwah dengan keteladanan. Dengan nilai-nilai keteladanan inilah maka para pendakwah akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai Islam yang baik. Karena tentunya jika kita sebagai pendakwah tidak memberikan keteladanan yang baik, maka tentunya orang-orang yang kita dakwahi akan meremehkan bahkan bisa jadi ia akan meragukan kita.

24


(31)

18

Metode dakwah yang kedua adalah dakwah bil al-Mau‟idzha al-Hasanah.

dapat diartikan sebagai pengajaran yang baik, pesan-pesan yang baik, yang disampaikan berupa nasihat, pendidikan dan tuntunan sejak kecil. Kata

Mau‟idzhah berasal dari kata Wa‟adzha yang berarti nasehat. Nasehat atau

Mau‟idzhah adalah uraian yang menyentuh hati yang mengantarkan kepada kebaikan dan kejelekan25.

Dari pernyataan diatas dapat difahami bahwa Mau‟idzhah Hasanah adalah

dakwah bil al-Lisan. Dakwah dengan metode ini biasanya digunakan da'i dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada masyarakat umum. Jadi sasaran dakwahnya lebih luas dan bersifat umum. Artinya semua lapisan masyarakat dapat menerima dakwah Mau‟idzha Hasanah baik pejabat, rakyat jelata, ilmuwan, orang awam dan lain sebagainya. Ciri utama dakwah metode ini selain menggunakan ceramah atau lisan adalah menggunakan bahasa yang difahami secara umum dan bersifat familiar26.

Metode dakwah yang ketiga adalah Al-Mujadalah, dari segi etimologi lafadz mujadalah terambil dari kata “jaadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan huruf alif padahuruf jim yang mengikuti wazan faa‟ala,“jaadala”dapat bermakna berdebat, dan“mujaadalah” perdebatan27

Dari segi terminologi, Al-Mujadalah berarti upaya bertukar pendapat yang

25

M. Quraish Shihab, hal. 386

26

Ibid. hal. 389

27


(32)

19

dilakukan oleh dua belah pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan adanya perseteruan di antara keduanya28.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, al-Mujadalah

merupakan tukar pendapat yang dilakukan dua belah pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan menghormati, pendapat keduanya berpegang pada kebenaran, mau mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut29.

Namun dalam mengaplikasikan dari tiga metode dakwah diatas, bil-hikmah, mau‟idzhoh hasanah dan mujadalah para da'i harus mengerti dan memahami keadaan atau problematika yang dialami para mad’u. contohnya warga sekitar masjid al-Muharram Tamatirto Kasihan Bantul yang peneliti jadikan bahan penelitian yang mana masyarakat sekitar masjid tersebut memiliki problematika atau masalah yang urgent dan menjadi kendala bagi para da'isaat ini.

Masalah yang dialami masyarakat sekitar masjid al-Muharram tersebut yang sering sekali dialami dengan masyarakat pada umunya yaitu, dari segi

28

World Assembly of muslim youth, fii usulil hiwaar, maktabah wahbah cairo mesir. Diterjemahkan oleh Abdussalam M. dengan judul Etika Diskusi. Era Inter Media 2001, hal. 21

29

Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pengantar Metode Dakwah, (Jakarta : PT grafindo persada), cet. Ke 2 hal. 255


(33)

20

religiusitas bisa dikatakan masih kurang dalam hal pemahaman agama islam dan melakukan praktek keagamaanya ala kadarnya saja.

Sedangkan dari segi ekonomi masyarakat sekitar masjid al-Muharram dari tujuh RT, masih cenderung menengah kebawah dan rata-rata buruh konfeksi. Maka dari itu melihat dari kondisi masyarakat disekitar masjid al-Muharram, dari tiga metode dakwah diatas sangat relevan untuk para da'i gunakan dalam aktivitas dakwah.

Namun yang lebih peneliti tekankan dari metode diatas serta melihat kondisi masyarakat sekitar masjid al-Muharram memerlukan adanya interaksi

secara langsung, maka peneliti mengambil garis besar dari tiga metode diatas adalah dakwah bil-Hikmah (bil-hal).

Perubahan sosial dalam masyarakat meliputi beberapa faktor yang di antranya yaitu :

Pertama percaya bahwa masyarakat berubah karena ide, pandangan hidup, pengalaman hidup, dan nilai-nilai30.

Kedua, yang mempengaruhi terjadinya perubahan dalam sejarah manusia adalah great individuals (tokoh-tokoh besar) yang sering pula disebut hero (pahlawan) atau uswatun hasanah (tauladan yang baik)31.

30

Moh. Ali Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, ( Yogyakarta : pustaka pesantren, 2009), hal. 27

31


(34)

21

Ketiga, perubahan sosial bisa terjadi karena munculnya social movement

(gerakan sosial) sehingga dibutuhkan interaksi pendakwah terhadap penerima dakwah. Nabi umpanya, pertama-tama datang dengan mengubah pandangan dunia individu atau masyarakat. Ketika Al-Qur’an diturunkan, ia mengubah dan memperkaya idiom-idiom yang sebelumnya sudah ada. Sebagai contoh, kata takwa adalah sebuah idiom yang sudah ada pada masyarakat arab pra-Islam32.

Sebelum Islam datang, makna takwa tidak lebih dari takut. Setelah datang Al-Qur’an, kata takwa ini diberi makna yang lebih kaya. Ini artinya Nabi Muhammad melakukan perubahan sosial lewat ide. Nabi Muhammad menaruh perhatian yang besar pada perubahan atau pembaruan ide. Bahkan, Allah memperingatkan jangan sampai orang-orang kafir menyebabkan berubahnya pandangan atau ide di kalangan umat Islam33.

Oleh karena itu metode dakwah bil-Hikmah (bil-hal) merupakan metode yang sangat relevan dalam permasalahan masyarakat saat ini khususnya masyarakat sekitar masjid al-Muharram. Dakwah juga seharusnya dipahami sebagai suatu aktivitas yang melibatkan proses tahawwul wa al-taghayyur

(transformasi dari perubahan), yang berarti sangat terkait dengan upaya

taghyirul ijtima'iyah (rekayasa sosial). Metode dakwah bil-Hikmah (bil-hal)

32

Moh. Ali Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, ( Yogyakarta : pustaka pesantren, 2009), hal. 27

33


(35)

22

sangat terkait dengan perubahan sosial salah satu contoh yaitu pemberdayaan masyarakat atau pengembangan masyarakat.

c. Efek Dakwah

Efek adalah suatu pengaruh atau tindakan dan sikap setelah mitra dakwah menerima pesan tersebut. Dalam hal ini, efek dapat di bagi menjadi tiga yaitu34.

1) Efek Kogntif

Setelah menerima pesan dakwah, mitra dakwah akan menyerap isi dakwah tersebut melalui proses berpikir. Efek kognitif ini bisa terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dimengeti oleh mitra dakwah tentang isi pesan yang diterimanya. 2) Efek Afektif

Efek ini merupakan pengaruh dakwah berupa perubahan sikap mitra dakwah setelah menerima pesan dakwah. Pada tahap atau aspek ini pula penerima dakwah dan pengertian dan pemekirannya terhadap pesan dakwah yang telah diterimanya akan membuat keputusan untuk menerima atau menolak pesan dakwah yang telah tersampaikan. 3) Efek Behavioral

Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan dengan polah tingkah laku mitra dakwah dalam merealisasikan pesan

34


(36)

23

dakwah yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari.Efek ini muncul setelah melalui proses kognitif, dan afektif. Dan dapat diambil pemahaman bahwa seseorang akan bertindak dan bertingkah laku setelah orang itu mengerti dan memahami apa yang telah diketauinya itu, kemudian masuk ke dalam perasaannya, kemudian timbullah keinginan untuk bertindak dan bertingkah laku.

Jika dakwah telah menyentuh aspek behavioral, yaitu telah dapat mendorong manusia melakukan secara nyata ajaran-ajaran Islam sesuai pesan dakwah, maka dakwah dapat dikatakan berjalan dengan baik, dan inilah merupakan tujuan final dari dakwah itu.

d. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Menurut David. C. Korten pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah tahapan yang esensial dan fundamental menuju tercapainya tujuan kesejahteraan manusia. Kebutuhan dasar tidak dapat dilihat dalam batasan-batasan minimum manusia yaitu kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, pakaian dan kesehatan, tetapi juga sebagai kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, mendapatkan penghormatan dan kesempatan untuk bekerja secara fair, serta tentu saja aktualisasi spiritual35.

Pendapat Prof. Drs. HAW Widjaja pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat,

35


(37)

24

sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya36.

Sedangkan menurut Gunawan Sumodiningrat pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan37.

e. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Ada beberapa prinsip dasar untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya atau mandiri38.

1) Penyadaran

Untuk dapat maju atau melakukan sesuatu, orang harus dibangunkan dari

tidurnya. Demikian masyarakat juga harus dibangunkan dari “tidur”

keterbelakangannya, dari kehidupannya sehari-hari yang tidak memikirkan Masa depannya. Orang yang pikirannya tertidur merasa tidak mempunyai

36

Widjaja HAW, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Asli Bulat Dan Utuh, ( jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2003) hal. 134

37

Ibid. hal 136

38

Moh. Ali Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, ( Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2009), Hal. 65


(38)

25

masalah, karena mereka tidak memiliki aspirasi dan tujuan-tujuan yang harus diperjuangkan.

2) Pendidikan

Dalam hal menanamkan ilmu pehetahuan bukan hanya belajar membaca, menulis dan berhitung, tetapi juga meningkatkan ketrampilan-ketrampilan bertani, kerumahtanggaan, industri dan cara menggunakan pupuk. Juga belajar dari sumber-sumber yang dapat diperoleh untuk mengetahui bagaimana memakai jasa BANK, bagaimana membuka rekening dan memperoleh pinjaman.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan melalui sekolah, tapi juga melalui pertemuan-pertemuan informal dan diskusi-diskusi kelompok tempat mereka membicarakan masalah-masalah mereka. Melalui pendidikan, kesadaran masyarakat akan terus berkembang. Perlu ditekankan bahwa setiap orang dalam masyarakat harus mendapatkan pendidikan, termasuk orangtua dan kaum wanita.

3) Pengorganisasian

Agar menjadi kuat dan dapat menentukan nasibnya sendiri, suatu masyarakat tidak cukup hanya disadarkan dan dilatih keterampilan, tapi juga harus diorganisir. Organisasi berarti bahwa segala hal dikerjakan dengan cara yang teratur, ada pembagian tugas diantara individu-individu yang akan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas masing-masing dan ada


(39)

26

kepemimpinan yang tidak hanya terdiri dari beberapa gelintir orang tapi kepemimpinan diberbagai tingkatan.

4) Pengembangan Kekuatan

Bila dalam suatu masyarakat tidak ada Penyadaran, Latihan atau Organisasi, orang-orangnya akan merasa tak berdaya dan tak berkekuatan.

Mereka berkata “kami tidak bisa, kami tidak punya kekuatan”. Ketika masyarakat memiliki potensi atau kekuatan, maka akan timbul rasa percaya diri dan mereka percaya nasib mereka ditangan mereka sendiri.

Dalam hal ini melakukakan pemberdayaan masyarakat, prinsip yang paling mendasar adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk masyarakat.

f. Tujuan dan Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

1) Untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri dalam kemandirian tersebut meliputi kemandirian dalam hal berpikir, bertindak dan mengedalikan apa yang mereka lakukan.

2) Memiliki kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material.

Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seseorang dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.


(40)

27

Kondisi konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk dan diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pemberdayaan masyarakat.

Kondisi afektif adalah merupakan perasaan yang dimiliki oleh individu yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya mendukung masyarakat dalam rangka melaku-kan aktivitas pembangunan39.

Sedekah Sampah

a. Pengertian Sedekah

Sedekah merupakan pemberian yang dilakukan secara sukarela, ikhlas, atau tanpa pamrih, semata-mata untuk mengharap ridha Allah swt yang memiliki nilai sosial, menolong atau membantu kesulitan yang tengah dialami oleh orang lain40. Sedekah pada hakikatnya adalah ujian dari Allah swt. Pada jalur hablum minannas. Oleh karena itu, sedekah seperti halnya ibadah-ibadah lainnya41.

39

Moh. Ali Aziz, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, ( Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2009), Hal. 98

40

Muhammad Muhyiddin, keajaiban sedekah, (Jakarta : DIVA Press,2008), cet. XIV. Hal 258

41


(41)

28

Sedangkan sedekah menurut Yusuf Qordhowi sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktu42. Menurut Ahmad Sunarto sedekah merupakan ibadah yang sifatnya lentur, ia tidak dibatasi oleh waktu ataupun batasan tertentu dan didalam sedekah tidak ada batasan minimum43.

Menurut Ibnul Qoyyim sedekah sangat bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai macam bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir (pendosa), zolim, atau bahkan orang kafir, karena Allah akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantaraan sedekah tersebut. Karenanya sedekah itu menjadi penting untuk diamalkan. Sedekah dapat menjauhkan diri dari segala musibah dan kemunkaran44.

b. Perumpamaan Orang Bersedekah

Sedekah dalam pengertian bukan zakat sangat dianjurkan dalam Islam dan sangat baik dilakukan tiap saat. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Diantaranya adalah:

42

Yusuf Qordhowi, Hukum Zakat, ( Jakarta : PT Intermas, 1993), hal. 38

43

Ibid. hal.39

44


(42)

29

س ك ف ب س ع س

أ ح ث ك َٱ س ف ٰ أ قف

ٱ ث

ٖ

ئْ

َٱ ۗ ح

ءٓ ش فع ٰض

ع عس ٰ َٱ

45

Artinya :

“Perumpaman orang-orang yang menafkahkan hartanya mereka di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas

(karuniaNya) Lagi Maha Mengetahui.” ( QS : Al-BAQARAH 261 )

Menurut Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an I, bahwa ayat ini tidak dimulai dengan mewajibkan ataupun menugaskan, namun hanya anjuran dan memberikan rangsangan atau pengaruh. Metode seperti ini sangat efektif untuk membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan-kesan yang hidup didalam jiwa manusia. Jadi harta yang disedekahkan akan berkembang dan memberikan keberkahan kepada pemiliknya46.

Sedekah terbagi menjadi dua bentuk, yang bersifat tangible atau material atau fisik, dan yang bersifat intangible atau non fisik. Didalam sedekah yang bersifat tangible terdapat dua jenis sedekah diantaranya yang bersifat wajib seperti zakat fitrah maupun maal, dan sedekah yang bersifat sunnah (shadaqah jariyah)47.

45

Al-Qur‟an Al-Karim, (Darul Furqon : Beirut, 2009) , Hal. 27

46

Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur‟an I, (Jakarta: Gema Insani, 2000), hal. 360

47

Achmad Subiyanto, Shadaqah, Infak dan Zakat sebagai instrumen untuk membangun


(43)

30

Sedangkan yang bersifat intangible meliputi lima macam, yaitu pertama : tasbih, tahlil, tahmid dan takbir. Kedua : berasal dari badan berupa senyum, tenaga untuk bekerja dan membuang duri dari jalan dan lain-lain. Ketiga: menolong atau membantu orang yang kesusahan yang memerlukan bantuan.

Keempat : menyuruh kepada kebaikan atau yang ma’ruf , sedangkan yang

kelima : menahan diri dari kejahatan atau merusak48.

Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadistnya yang berbunyi sebagai berikut :

ْ َ ع عطقْ ا سْ ْْا ا عف ْ ْ ع ج ق ص ْ ثَث

49 عْ ح ص ا ب

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do‟a anak yang sholeh” (HR. MUSLIM )

c. Bentuk Bentuk Sedekah

Sedekah tidak hanya dalam bentuk materi saja, akan tetapi sedekah memiliki pengertian yang cukup luas, mencakup memberikan kegembiraan kepada saudara ataupun orang lain. Menjalankan amar ma‟ruf dan nahyi munkar, memberi petunjuk orang yang tersesat dijalan, menyingkirkan sesuatu dari yang membahayakan orang lain dan sebagainya50.

48

Ibid. hal. 28

49

Hadist Shahih Yang Diriwayatkan Muslim, Kitab Riyadhus Sholihun I. Hadist (1631)

50

Sayyid Ahmad al- Hasyimi, Syarah Mukhtaarul Ahadist, ( Bandung : CV Sinar Baru, 1993), hal. 363


(44)

31

Dari penjelasan diatas melakukan sedekah bukan hal yang susah, sesuai pengertian diatas bahwa kegiatan sedekah bersifat lentur dan fleksibel tidak terikat ruang dan waktu. Contohnya sampah, meskipun banyak yang menilai sampah adalah kotoran atau sesuatu yang terbuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis51.

d. Perilaku Sedekah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkingan52. Perilaku sedekah yang dimaksudkan adalah perbuatan melakukan sedekah yang dilakukan secara ikhlas, mengkat terus menerus dan istiqomah dengan mengharap ridha Allah. Bersedekah tidak hanya dalam keadaan lapang tetapi dalam keadaan susah akan melakukan sedekah dan diberikan dapa hal-hal bersifat sosial, seperti membantu korban bencana alam, memberikan santunan kepada anak yatim, membantu kepada orang kurang mampu sekolah dan kegiatan lainnya53.

51

Sudradjat HR, Mengelolah Sampah Kota. (Depok: Penebar swadya, 2006), hal. 135

52

Ana Retnoningsih dan Suharso, kamus besar bahasa Indonesia,(SEMARANG : CV Wahyu Karya), 2006

53

M. Irfan, Dahsyatnya Sedekah (Meraih Berkah Dari Sedekah), Yogyakarta : Cemerlang, 2009, Hal. 12-15


(45)

32 e. Hukum Sedekah

Para fuqaha sepakat bahwa hukum sedekah pada dasarnya adalah sunnah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa bila ditinggalkan. Sebagaimana dalam kitab Kifayatul Akhyar, Syaikh Abu Syujak berkata :

Shadaqah tatawwu‟ hukumnya sunnah, terutama pada bulan Ramadhan lebih dikukuhkan kesunnahannya dan sangat disunnahkan berlapang dada (bermurah hati) dalam bulan Ramadhan itu54.

Demikian pula sedekah disunnahkan ketika menghadapi suatu perkara atau masalah yang penting. Ketika sedang sakit atau sedang berpergian. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan walaupun shadaqah at-tatawwu‟ adalah sunnah, akan tetapi shadaqah at-tatawwu‟ sangat dianjurkan oleh Allah maupun Rasul-Nya55. Di samping sunnah, ada pula hukum sedekah itu menjadi haram, yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang menerima sedekah akan menggunakan harta sedekah itu untuk kemaksiatan56.

Kemudian bila seseorang yang bersedekah menyebut-nyebut pemberiannya yang dapat menyakiti hati orang yang menerima sedekah,

ataupun bersifat riya’. Seperti yang diungkapkan pada ayat berikut:

54

Imam Taqiyyudin Abu Bakar bin Muhammad Alhusaini, Kifayatul Akhyar Fii Ghayatil

Ikhtishar, diterjemahkan oleh Syarifuddin Anwar, K.H, (Surabaya: CV. Bina Iman, 1995), Cet.II, hal.

455

55

Imam Taqiyyudin Abu Bakar bin Muhammad Alhusaini, Kifayatul Akhyar Fii Ghayatil

Ikhtishar, diterjemahkan oleh Syarifuddin Anwar, K.H, (Surabaya: CV. Bina Iman, 1995), Cet.II, hal.

455

56


(46)

33

خ ْ ا ْ ْ ا َ با ْ ء ئ قفْ ك ْ ٰى ْْا ْ ق صا طْ َا آ ا أ

57 ف ْ ا ْ قْ ا ْ َ ّ ا سك ءْ ش ْق ٰى ع َا ْ ص ك ف با ب صأف ا ْ ع ا ْفص ث ك ث ف

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya, dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia. (QS : AL-BAQARAH: 264)

Kemudian hukum shadaqah tatawwu‟ dapat berubah menjadi wajib, bila seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum shadaqah tatawwu‟ juga menjadi wajib jika seseorang bernazar ingin bershadaqah kepada seseorang atau lembaga58.

57

Al-Qur‟an Al-Karim, (Darul Furqon : Beirut, 2009) , Hal. 27

58

Imam Taqiyyudin Abu Bakar bin Muhammad Alhusaini, Kifayatul Akhyar Fii Ghayatil

Ikhtishar, diterjemahkan oleh Syarifuddin Anwar, K.H, (Surabaya: CV. Bina Iman, 1995), Cet.II,


(47)

34

Kerangka Berpikir

Dakwah

Da’I Metode Dakwah Mad’u

Bil hal Bil Hikmah

Dakwah dengan perbuatan nyata yang berorientasi pada pengembangan masyarakat

dan sosial

Kampung Brajan Sasaran Dkwah

Pemberdayaan Masyarakat

Sedekah Sampah Gerakan Sedekah


(48)

35

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang objek utamanya peristiwa atau fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan judul penelitian. Menggunakan metode deskriptif kualitatif59.

Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena sosial dari pandangan pelakunya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara non partisipatif, wawancara secara mendalam dan metode lain yang menghasilkan dan bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang dialami oleh subyek penelitian60.

Penelitian deskriptif ini digunakan peneliti untuk mendiskripsikan hal-hal terkait tentang implementasi dakwah pemberdayaan masyarakat melalui sedekah sampah.

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini berlokasi di masjid al-Muharram kampung Brajan Kelurahan Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta.

59

Kartini kartono, Pengentar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996, cet. VII, hlm. 32.

60


(49)

36 C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan sumber untuk mendapatkan data. Penentuan sumber data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu61. Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah ketua badan musyawarah warga brajan, koordinator gerakan

sedekah sampah, relawan sedekah sampah dan jama’ah masjid al-Muharram di antaranya yatim piatu dan anak-anak taman pendidikan Al-Qur’an.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan pada penyusunan dan penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode wawancara

Wawancara ialah suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara dengan responden62. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak pengurus dan koordinator Gerakan Sedekah Sampah. wawancara ini dilakukan kepada pengurus GSS dan koordinator Gerakan Sedekah Sampah.

Dengan metode ini, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada narasumber, yakni:

1. Bambang Mulyono selaku ketua Badan Musyawarah Warga Brajan

33

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan kuantitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010 ), hlm. 23

62


(50)

37

2. Ananto Isworo selaku koordinator Gerakan Sedekah Sampah

3. Agung Rahayu, Nur Rahmad Hidayat, Aris Munandar, Lukman,

Rakhmatullah, Amar Anfa’u dan Sri Lestari selaku relawan Gerakan Sedekah Sampah.

4. Wiji lestari, Bapak Priyanto selaku penerima dana santunan kesehatan Badan Amal Brajan

Metode wawancara dipakai guna mencari dan memperoleh data tentang apa saja kegiatan Gerakan Sedekah Sampah serta manfaat dari kegiatan Gerakan Sedekah Sampah.

b. Metode Observasi

Observasi adalah suatu pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala alam untuk kemudian dilakukan pengamatan63. Metode ini dilakukan untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai objek penelitian sehubungan masih sedikitnya informasi yang didapatkan tentang masalah yang diteliti. Observasi ini dilakukan selama lima hari untuk mengetahui berbagai fenomena yang ditemukan pada lingkungan masyarakat kampung Brajan dalam kegiatan sedekah sampah serta hal lain yang tekait dengan kegiatan tersebut. Hal yang

63

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. ( Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hlm, 32


(51)

38

dilakukan adalah mengamati hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya64. Metode ini peneliti gunakan sebagai pelengkap dari metode wawancara dan observasi diatas. Seperti foto-foto yang didapatkan ketika penelitian dan juga dokumen yang dimiliki pengurus masjid al Muharram.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisis kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul65.

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

1) Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

64

Ibid 32

65


(52)

39

dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

2) Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.

3) Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.


(53)

40 BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kampung Brajan 1. Letak Geografis Kampung Brajan

Secara geografis Kampung Brajan Kelurahan Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto didalamnya terhimpun 10 pedukuhan yaitu : Pedukuhan Geblangan, Pedukuhan Ngebel, Pedukuhan Gatak, Pedukuhan Brajan, Pedukuhan Ngame, Pedukuhan Jadan, Pedukuhan Gonjen, Pedukuhan Jetis, Pedukuhan Kasihan Dan Pedukuhan Kembaran. Adapun jumlah KK yang termasuk dalam wilayah operasional Gerakan Sedekah Sampah meliputi tujuh RT yaitu RT I sampai RT VII dengan jumlah 481 Kepala Keluarga (KK)66.

66

Google Maps, http://http://tamantirto.bantul.go.id Peta Kampung Brajan Tamantirto Kasihan Bantul, diakses 16 Desember 2016, jam 08:21 WIB.


(54)

41

Gambar 4. 1

Peta Wilayah Kampung Brajan67

Sumber : Bagian Pemerintah Kelurahan Tamantirto

Secara topografi wilayah Kampung Brajan seluruhya merupakan tanah datar, secara geografis Kampung Brajan memiliki batas-batas sebagai berikut68 :

67

Google maps. http://www.tamantirto.bantul.go.id diakses 16 Desember 2016 jam 08 :21

68

Google maps. http://www.tamantirto.bantul.go.id diakses 16 Desember 2016, jam 08:21 WIB.


(55)

42

- Sebelah selatan : berbatasan dengan pedukuhan Gonjen

- Sebelah barat : berbatasan dengan pedukuhan Jadan Dan Gatak

- Sebelah utara :berbatasan dengan pedukuhan Kali Pakis dan Ambar Binangun

Secara demografis mata pencarian penduduk di kampung Brajan dulunya di dominasi sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan maupun buruh di sektor pertanian. Komoditas yang ditanam warga umumnya adalah tanaman padi dan sayur-sayuran69. Namun sejak beberapa usaha baju kaos berdiri dan berkembang di kampung Brajan, maka mata pencarian penduduk saat ini sudah beralih, saat ini sebagian besar penduduk usia produktif Kampung Brajan menjadi buruh tidak tetap pada usaha-usaha kaos yang ada. Ditinjau dari segi ekonomi masyarakat kampung Brajan rata-rata menengah kebawah70.

Dari segi sosial kehidupan masyarakat kampung Brajan cukup agamis, disisi lain adat istiadat dan kebudayaan jawa masih menjadi landasan dalam kehidupan masyarakat. Namun demikian pengaruh kehidupan modernisme yang cukup bebas dan negatif juga mulai mempengaruhi generasi muda71.

69

http://www.bantul.tamanirto.go.id diakses 16 Desember 2016 pukul 08:00 WIB

70

Wawancara dengan bapak Ananto Isworo, 23 Nvember 2016 pukul 08:00 WIB di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.

71

Wawancara dengan bapak Anato Isworo, 23 Nonember 2016 pukul 08:00 WIB di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.


(56)

43 Tabel 4 .1

Data Kepala Keluarga Pedukuhan Brajan

RT JUMLAH KK

I 105

II 75

III 59

IV 88

V 55

VI 41

VII 63


(57)

44 Gambar 4. 2

Data Penduduk Menurut Data Pencaharian

Sumber : Kepala Pedukuhan Brajan.

Gerakan Sedekah Sampah merupakan salah satu kegiatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab Seksi Lingkungan Hidup BMWB. Adapun posko gerakan sedekah sampah bertempat di masjid al Muharram RT 01 Kampung Brajan yang terdri dari 3 masjid diantaranya Masjid Baitunnafi, Masjid Nurul Dholam dan Masjid al Muharrram yang menghimpun berbagai kegiatan keagamaan masyarakat.

2. Berdirinya Masjid al Muharram

Masjid al Muharram didirikan pada tahun 1980 M yang terletak di Desa Brajan Tamantirto Kasihan Bantul dibangun oleh keluarga bapak Gito. Yang

petani dan buruh tani 27%

pedagan/wiraswasta 20%

buruh tidak tetap 32%

PNS/POLRI/TNI 21%


(58)

45

mana masjid ini, masjid kedua yang dibangun di Desa Tamantirto Kasihan Bantul.

3. Visi dan Misi Visi

a. Menjadikan masjid sebagai kegiatan ibadah, kajian keislaman, dan pusat pengabdian ummat.

b. Mengorganisir setiap kegiatan ibadah mahdhoh dan ghoiru mahdhoh

`Misi

a. Melaksanakan pengajian rutin untuk penguatan aqidah, ibadah, akhlak dan ibadah

b. Memberi pelayanan sosial berupa santunan pendidikan, santunan sembako, dan santunan kesehatan.

4. Sruktur Pengurus Masjid al Muharram

Struktur pengurus masjid al Muharram Brajan Tamantirto Kasihan Bantul 2010-2015 :

Penasehat : Bambang Mulyono

: Suryady

Sekretaris I : Bambang Mulyono

Sekretaris II : Sdri Indah Kartikasari

Ketua I : Ananto Isworo

Ketua II : Sihono

Bendahara : Rasyid Ridho


(59)

46

: Sumartono : Santoso Rahayu : Wahyuni

: Robani Iskandar Bidang Kaderisasi : Agung rahayu

: Rahmatulloh : Isna

: Irna

Bidang Pembangunan : Nur Amitha : Purwanto : Irwan Langgeng : Suronto

Bidang Pemberdayaan : Jumadi : Sarjaelani : Sasongko : Agus Riyanto : Triyanto Bidang Perlengkapan : Suharno : Wikirno : Suryanu : Heru : Sukoco


(60)

47

Bidang Humas : Darmono

: Nur Rahmat : Ketua Rt : Irna Bidang Perpustakaan : Ifa

: Marsih : Nafisah : Novi Bidang Kebersihan Lingkungan : Paryono

: Aris Hartoyo : Lukman


(61)

48 B. Profil Gerakan Sedekah Sampah

1. Berdirinya Gerakan Sedekah Sampah

Gerakan Sedekah Sampah dilahirkan oleh Ananto Isworo72, Ide dari sedekah sampah tersebut, terinspirasi dengan keadaan sampah jogja Sampai saat ini persoalan besar yang menjadi isu di semua wilayah adalah masalah sampah. Pertumbuhan penduduk di satu wilayah telah mengakibatkan bertambahnya pula volume sampah serta masalah pembuangan sampah. dari masing-masing rumah tangga, jika tidak diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan, hanya akan menyebabkan terjadinya pencemaran dan penyakit.

Maka dari itu muncul pemikiran bagaimana memanfaatkan sampah-sampah di lingkungan tersebut menjadi sesuatu yang bisa membawa manfaat bagi masyarakat serta bisa memunculkan kepedulian antar sesama warga untuk membantu warga kurang mampu yang masih banyak jumlahnya di Kampung Brajan.

Setelah melihat dan mempelajari serta mempertimbangkan beberapa model pengurusan sampah berbasis masyarakat seperti bank sampah, asuransi sampah maka ide yang muncul adalah menggunakan model sedekah sampah guna mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut.

Berawal dari pemahaman inilah, diluncurkannya Gerakan Sedekah Sampah, tepatnya pada tanggal 1 Ramadhan 1434 H bertepatan dengan 9

72


(62)

49

Juli 2013 M. Kegiatan ini dibawah tanggung jawab Seksi Lingkungan Hidup Badan Musyawarah Warga Brajan bekerjasama dengan Badan Amal Brajan. Dengan niatan memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada seluruh warga untuk peduli sesama sekaligus membersihkan lingkungan rumah sendiri. Selain faktor menjaga kebersihan lingkungan yang berdimensi duniawi, juga berdimensi ukhrawi karena menggerakkan kesadaran masyarakat untuk bersedekah, berta‟awun (tolong menolong). 2. Sedekah Sampah

Sebagian masyarakat masih memaknai sedekah sebagai sebuah kewajiban bagi mereka yang memiliki harta berlebihan. Sehingga bagi masyarakat yang belum berkecukupan tidak ada tuntutan untuk bersedekah Pemahaman semacam ini masih mendominasi sebagian masyarakat di lingkungan kita. Padahal sedekah tidak selalu dimaknai sebagai pemberian bantuan berupa uang, tetapi sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW sampaikan:

ع ا َس ك : س ْ ع ّ ص ّ ْ س ق : ق ْ ع ّ ض ْ ْ بأ ْ س

ْ ْثا ْ ب ْع سْ ش ا ْ ف ع ْط ْ ك ، ق ص ْ ع ْ ع ْح ف با ف ج ا ْ ع ، ق ص

ص ا ْ شْ ْطخ ب ، ق ص ط ا ْ ا ق ص ع ْ ع عفْ ْ أ ق ص َ

ص قْ ط ا ع ْْا طْ ] س ا ا [ . ق

73

Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, ia berkata : “Telah bersabda

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa Sallam : Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari selama matahari masih

73

Hadist Shahih Yang Diriwayatkan dari Al Bukhori dan Muslim, Kitab Riyadhus Sholihun

I. Bab 11 Fadhli Al Ishlah Baena Annaas Wa Al „Adli Baenahum dan Bab Man Akhadza bi al

Rikaabi Wa Nahwihi (2707 dan 2989). Ahmad, Kitab Riyadhus Sholihun I.


(63)

50

terbit. Kamu mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah shadaqah, kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah, berkata yang baik itu adalah shadaqah, setiap langkah berjalan untuk shalat adalah shadaqah, dan menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”. (HR Bukhari Muslim)

Dari penjelasan hadits di atas, jelas bahwasannya sedekah itu tidak identik dengan uang. Ada banyak hal diluar materi yang bisa dilakukan seseorang untuk bersedekah, dan sedekah tidak hanya dibebankan bagi mereka yang mampu saja, melainkan kepada siapapun, kaya maupun miskin74.

Hal ini bisa kita lihat dalam realitas masyarakat kita yang notabenenya adalah mayoritas muslim. Namun dalam hal harta, berapa banyak di antara mereka yang 'rakus’ terhadap harta duniawi. Minimnya kesadaran membayar zakat, bersedekah, masih banyak mewarnai kehidupan masyarakat kita.

Maka dengan adanya program gerakan sedekah sampah ini, memberi harapan bagi semua orang untuk mendapat kesempatan bisa bersedekah. Bersedekah dengan sampah lebih simple, karena dalam konsep sedekah sampah, warga cukup menyerahkan sampahnya kepada pengelola dengan niatan sedekah. Kontrak dealnya adalah warga sudah dengan ikhlas hati memberikan kepercayaan untuk menyumbangkan sampahnya, yang

74


(64)

51

selanjutnya akan dikelola sebagai donasi. Pengelola juga diuntungkan karena tidak terbebani oleh tuntutan pengembalian uang dari penjualan sampah, sebab sampah yang terjual telah dianggap sebagai sedekah dan uang hasil penjualan tersebut disetorkan kepada Badan Amal Brajan untuk selanjutnya disalurkan kepada anak-anak yatim piatu sebagai dana beasiswa pendidikan, juga pemberian paket sembako untuk kaum dhuafa.

Selain itu sedekah sampah tujuannya sangat berbeda dengan bentuk pengurusan sampah berbasis masyarakat yang lain, karena unsur kerelaan yang menjadi dasar bagi warga untuk mengikuti kegiatan ini. Hal inilah yang menunjukkan nilai positif dari sedekah sampah. Ide sedekah sampah inilah kemudian yang disampaikan kepada Ketua Seksi Lingkungan Hidup Badan Musyawarah Warga Brajan dan ditindak lanjuti rapat di tingkat Dusun dan selanjutnya diwujudkan dengan pembentukan pengurus sedekah sampah Kampung Brajan.


(65)

52

Kotak 4. 1

Susunan Pengurus Gerakan Sedekah Sampah Kampung Brajan

Penasehat : Ketua Badan Musyawarah Warga Brajan Koordinator : Ananto Isworo

Bendahara : Priyo Arif M. (Badan Amal Kampung Brajan)

Relawan : Agung Rahayu, Nur Rahmad Hidayat, Aris Munandar, Daliyo,Yunianto, Lukman, Rakhmatullah, Sukoco, Amar

Anfa’u, Suharti, Haryanti, Marsiyah Dan Sri Lestari

Sumber : Pengurus GSS

Tugas tugas pengurus gerakan sedekah sampah antara lain : 1. Memanaje program, Sekretaris, Keuangan, Relawan.

2. Membangun kerjasama dengan unsure-unsur masyarakat seperti perangkat dusun, lembaga-lembaga masyarakat, pengurus masjid yang ada di

kampung Brajan.

3. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pengurusan sampah dan pemanfaatan sampah.

4. Sosialisasi rencana aksi gerakan sedekah sampah melalui buletin

jum’at,poster, rapat RT dan pengajian.


(66)

53

6. Menjual sampah yang telah terkumpul kepada pengepul

7. Mengelola dana hasil penjualan melalui badan Badan Amal Brajan 8. Menyalurkan dana sedekah sampah

Gambar. 4. 3

Pengurus Dan Relawan Gerakan Sedekah Sampah


(67)

54

Gambar 4. 4

Posko Sedekah Sampah masjid al Muharram Brajan

Dokumentasi Peneliti Desember 2016

Setelah menetapkan kepengurusan dan fungsinya melalui rapat bersama antara Ketua Seksi Lingkungan Hidup Badan Musyawarah Warga Brajan, para Ketua RT maka pada tanggal 9 juli 2013 tepatnya tanggal 1 Ramadhan 1434 H diluncurkanlah kegiatan sedekah sampah di kampung Brajan. Karena berkegiatan dan berposko di masjid al Muharram Brajan maka gerakan ini dipopulerkan dengan Gerakan Sedekah Sampah Berbasis Masjid untuk lebih

mendekatkan masyarakat dengan jargon gerakan ini yaitu “Mengubah


(68)

55 C. Proses Pelaksanaan Sedekah Sampah

Dalam menjalankan aksinya, gerakan sedekah sampah melaksanakan dengan beberapa tahap sebagai berikut :

1. Proses Pengumpulan

Sebelum adanya kegiatan sedekah sampah, warga Brajan agak kesulitan dalam mengelola sampah rumah tangga. Hal ini karena terbatasnya jumlah petugas pengambil sampah disamping sangat banyak warga yang keberatan untuk membayar jasa pengambilan sampah sebesar Rp. 35.000.- untuk setiap rumah-rumah. Sehingga akibatnya warga banyak membuang sampah sembarangan serta melakukan pembakaran sampah. Sampah yang dibuang sembarangan tidak hanya menimbulkan bau yang tidak sedap yang merupakan tempat bersarangnya bibit penyakit juga dan sangat menganggu estetika lingkungan.

“upah angkut sampah disini itu 35 ribu perbulannya. Jadi masi terasa mahal sekali, lagian sampahnya juga diangkut setiap 2 hari sekali., jadi dari pada buat bayar petugas yang menjemput sampah mending uangnya digunakan untuk tambah-tambah belanja kebutuhan dirumah”75.

Dari hasil wawancara dengan ibu Suryani, merasa keberatan dengan adanya upah angkut sampah yang harga perbulannya sebesar Rp. 35.000,- yang mana pengangkutan sampah diambil dua kali dalam sehari. Dan memilih sampah yang dikumpulkan dirumah diangkut oleh pengurus sedekah sampah

75

Wawancara dengan Suryani, penerima sembako sedekah sampah, jum’at 9/12 2016 Pukul 16: 35 di Kampung Brajan


(69)

56

agar uang yang buat bayar upah sampah perbulan bisa digunakan buat tambahan belanjaan dan jajan anak di sekolah.

“sampah-sampah yang bisa disedekahkan sudah dikumpulkan dulu dirumah, di taro di belakang rumah aja biar gak mengganggu. Lagipula sampah yang bernilai itu kan ga setiap hari ada jadi memang harus dikumpulkan dulu kadang dalam 2 minggu udah banyak, kadang masih sedikit, biasanya sih dikumpul agak banyak dulu baru disetor ke posko sedekah sampa”76

.

Sedangkan hasil wawancara dengan bapak Paryono sependapat dengan ibu Suryani yang memilih mengumpulkan sampah di rumahnya sendiri berharap agar pengurus sedekah sampah yang mengambil lalu dikumpulkan di posko pengumpulan sampah di masjid al Muharram. Selain itu bapak Bambang sangat menyayangkan apabila sampah yang sudah dikumpulkan dibuang atau diangkut oleh petugas pengangkut sampah. Karena dengan sampah yang mau disedekahkan, bisa membantu masyarakat yang kurang mampu atau lebih membutuhkannya.

Semenjak kegiatan sedekah sampah dilaksanakan di kampung Brajan masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut mulai terbiasa melakukan pemilahan sampah organik dan an-organik. Sampah an-organik yang kemudian dikumpulkan dari hari ke hari selanjutnya dikumpulkan di posko pengumpulan sedekah sampah di pelataran masjid al Muharram sesuai

76

Wawancara dengan Paryono, Pengurus Bidang Kebersihan Dan Lingkungan Brajan, jum’at 9/12/2016/ pukul 18: 45 di Masjid Al Muharram Brajan


(70)

57

jadwal yaitu pada minggu I dan III setiap bulanannya. Adapun pengumpulan sampah dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB

Gambar 4.5

Suasana Gambar Siswa Yang Memisahkan Sampah


(71)

58

Gambar 4. 6

Proses Pengumpulan Sampah Di Rumah-Rumah Warga

Dokumentasi Peneliti Desember 2016

“karena jadwalnya udah tau, jadi setiap pagi kalau pengumpulan itu sudah siap-siap mau nyetor sampah, biasanya diantarkan sendiri karena kalau ga lagi acara atau bongkar-bongkar rumah sampahnya hanya sedeikit jadi bisa di antar, tapi kalau banyak seperti setelah lebaran atau kendurian sampah-sampah itu di jemput mas-mas sedekah sampah itu, minta tolong ke mereka”77

.

Berbeda dengan nara sumber yang satu ini yang sering disapa dengan sapaan Ibu Tumini, sudah terbiasa dan faham kapan sampah harus dikumpulkan dengan adanya kebiasaan dan jadwal pengumpulan sampah yang sudah dijadwalkan oleh pengurus sedekah sampah. Tergantung banyak

77

Wawancara dengan Tumini, penerima santunan sembako sedekah sampah, sabtu 10/12/2016 16:00 di masjid al Muharram Brajan


(72)

59

nya sampah yang terkumpul dirumah, apabila sampahnya sedikit ibu Tumini sendiri yang akan membawa ke posko pengumpulan sampah, jika sebaliknya pengurus sampah yang akan mengangkut lalu membawanya ke posko pengumpulan sampah Brajan.

Walaupun umumnya warga sudah tahu jadwal pelaksanaan sedekah sampah, namun pengurus juga selalu mengingatkan warga melalui pengeras suara Masjid al Muharram tentang informasi pelaksanaan sedekah sampah pagi-pagi hari disetiap kali pengumpulan dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk selain mengingatkan warga, juga untuk menghimbau agar warga yang belum berpartisipasi agar ikut serta dalam kegiatan terbut.

“iya pengumumannya selalu begini, bapak-bapak, ibu-ibu warga Brajan, hari ini dilakukan pengumpulan sampah di pelatara masjid al Muharram dari pukul 8 sampai pukul 11, atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.. begitu. Kalau di mesjid sudah langsung tau, biasanya setelah pengumuman kan ada musik-musik juga dari mesjidnya itu kedengaran jadi selama musiknya masih bunyi berarti masih bisa setor sampah”78

.

Menanggapi hasil wawancara yang tertera diatas, peneliti mewancarai salah satu pengurus yang sering disapa bapak Bambang selalu mengingatkan atau memberikan pengumuman kepada waga sekitar agar mengumpulkan sampah yang sudah dikumpulkan di rumah masing-masing ke posko. agar mengingatkan kepada warga yang belum berpartisipasi dalam kegiatan ini.

78

Wawancara dengan Kuswono, pengurus sedekah sampah, sabtu 10/12/2016 pukul 16: 35 di masjid al Muharram Brajan


(73)

60

Semakin sering diingatkan jadi warga-warga sudah terbiasa dengan sendirinya.

Mekanisme pengumpulan sampah oleh warga terbagi dua cara,

pertama diantarkan langsung oleh warga ke tempat pengumpulan. Kedua, di jemput oleh pengurus sedekah sampah ke rumah warga dengan kendaraan operasional sedekah sampah.

Gambar 4. 6

Proses Pengumpulan Sampah di Posko Sedekah Sampah


(74)

61

Gambar 4. 7

Suasana Para Relawan Mengumpulkan Sampah Di Posko Sedekah Sampah

Dokumentasi Peneliti Desember 2016

2. Proses Pemilahan

Proses pemilahan adalah tahapan yang dilakukan oleh para relawan setelah sampah-sampah terkumpul di posko sedekah sampah dengan memilih sampah yang bernilai jual selanjutnya di kelompokkan sesuai jenisnya masing-masing. Relawan dalam hal ini tidak hanya melakukan pemilahan tetapi juga membersihkan sampah-sampah agar nilai jualnya bisa lebih tinggi. Misalnya melepaskan lebel, atau tutup botol aqua dari bodi aquanya.


(75)

62 Gambar 4. 8

Suasana Pengurus Sedekah Sampah Melakukan Pemilahan Sampah Di posko masjid al Muharram Brajan


(76)

63 Gambar 4. 9

Proses Pemilahan Sampah di Posko Masjid Al Muharram Brajan

Dokumentasi Peneliti Desember 2016

“kalau sampah-sampah dibersihkan dari label seperti botol minuman kemasan, maka harga jualnya akan lebih mahal disbanding dengan yang tidak dibersihkan. Memilah itu dilakukan bersama-sama. Tidak hanya relawan tetap saja yang kerja, tapi banyak juga warga lain yang datang ikut membantu, ada yang sampai selesai ada yang cuma sempatnya saja”79

.

Setelah proses pengempulan selesai dan sampah-sampah semuanya sudah terkumpul di posko. Maka proses selanjutunya adalah proses pemilahan sampah. Hasil wawancara dengan salah satu pengurus sedekah sampah Mas

79

Wawancara dengan Surya, pengurus sedekah sampah, minggu 11/12/2016 pukul 08:30 di masjid al Muharram Brajan


(77)

64

Surya. Pemilahan sampah salah satu proses yang terpenting dari proses lainnya, dengan memilah atau membersihkan sampah, sampah yang murah akan di hargai lebih mahal dibanding yang tidak dibersihakan. Proses pemilahan sampah yang banyak dan menumpuk seperti ini tidak bisa dilakukan satu atau dua orang saja akan tetapi berkelompok. Setelah semua sampah dipilah, langka berikutnya adalah menggabungkan sampah-sampah tersebut menjadi kelompok-kelompok yang nantinya akan ditimbang dan dijual ke pengepul.

3. Proses Penjualan

Proses penjualan seluruh sampah yang terkumpul dilakukan pada hari itu juga. Dimana pengepul langsung menjemput sampah-sampah yang akan dijual tersebut ke posko sedekah sampah. Pembelian sampah oleh pengepul biasanya setiap kali proeses pemilahan sampah selesai dilakukan oleh para relawan. Pengepul yang sudah menjadi langganan gerakan sedekah sampah ini sudah mengetahui jadwal pengumpulan sampah sehingga selalu datang pada saat itu.

Selain dijemput langsung pada hari pengumpulan oleh pengepul, terkadang ada sampah-sampah yang harus dikumpulkan atau disimpan dulu digudang sedekah sampah, hal ini dikarenakan mungkin pengepul tidak melakukan pembelian jenis sampah tertentu sehingga pengurus akan menghubungi pengepul lain untuk membeli. Jumlah sampah dengan jenis


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Santunan Sembako