Hasil Uji Asumsi Dasar Regresi

Pada variabel GWM Giro Wajib Minimum, nilai minimum sebesar 0,04 dan nilai maksimum 0,28. Hal ini menunjukkan bahwa 60 sampel penelitian mempunyai nilai terkecil sebesar 0,04 dan nilai terbesarnya adalah 0,28. Rata-rata GWM yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,0768 dan dengan standar deviasi 0,04432. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel GWM terdistribusi secara normal. Pertumbuhan Laba PL mempunyai nilai minimum sebesar -0,91 dan nilai maksimum 2,43. Rata-rata PL yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,3032 dan dengan standar deviasi 0,60002. Nilai standar deviasi lebih besar daripada rata-rata mengindikasikan PL sangat bervariasi antar perusahaan perbankan yang satu dengan perusahan yang lain, juga sangat bervariasi dari tahun ke tahun.

2. Hasil Uji Asumsi Dasar Regresi

a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Dalam penelitian ini digunakan grafik histogram, grafik normal probability plot, dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov untuk menguji distribusi data. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CAR NPL NIM LDR GWM PL LN_ROA LN_BOPO N 60 60 60 60 60 60 60 60 Normal Parameters a Mean .1667 3.0570 .0810 .7198 .0768 .3032 -4.3628 -.1676 Std. Deviation .06876 1.73755 .03018 .15797 .04432 .60002 .96016 .10241 Most Extreme Differences Absolute .181 .091 .176 .101 .256 .185 .180 .109 Positive .181 .091 .176 .094 .238 .185 .090 .061 Negative -.116 -.069 -.086 -.101 -.256 -.095 -.180 -.109 Kolmogorov-Smirnov Z 1.399 .706 1.360 .781 1.981 1.437 1.391 .841 Asymp. Sig. 2-tailed .040 .701 .049 .576 .001 .032 .042 .479 a. Test distribution is Normal. Sumber : Data sekunder setelah dioal dengan SPSS, 2011 Hasil uji normalitas dengan uji statistik one sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.3. Besarnya nilai Kolmogorov-Smirmov adalah 1,143 dan nilai signifikansi dari unstandardized residual sebesar 0,147. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Untuk memperkuat hasil uji statistik one sample Kolmogorov-Smirnov ini, maka dilakukan juga uji normalitas dengan grafik histogram dan normal probability plot. Grafik histogram dan normal probability plot dapat digambarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Gambar 4.2 Universitas Sumatera Utara Grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal sedangkan grafik normal probability-plot yaitu bahwa titik-titik menyebar hanya di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil ini konsisten dengan uji Kolmogorov-Smirmov yang dijelaskan di atas. Berdasarkan grafik histogram dan grafik normal probability-plot tersebut dapat dikatakan bahwa data secara umum terdistribusi secara normal. b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Transform Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.709 2.964 .914 .365 CAR .339 1.347 .039 .252 .802 .738 1.354 NPL .055 .056 .158 .981 .331 .679 1.473 ROA -5.974 28.533 -.111 -.209 .835 .062 16.110 BOPO -3.149 3.012 -.446 -1.046 .301 .096 10.364 NIM -2.608 4.547 -.131 -.574 .569 .336 2.974 LDR .472 .558 .124 .845 .402 .814 1.229 GWM .298 1.987 .022 .150 .881 .816 1.226 a. Dependent Variable: PL Sumber : Data Sekunder setelah diolah SPSS, 2011 Hasil uji multikolinearitas sebelum transformasi yang terdapat pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat variabel independen yang memiliki nilai Universitas Sumatera Utara tolerance kurang dari 0,10 yaitu variabel ROA dan BOPO. Variabel ROA memiliki nilai tolerance sebesar 0,062 sedangkan variabel BOPO mempunyai nilai tolerance sebesar 0,096. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95. Hasil perhitungan untuk Variance Inflation Factor VIF menunjukkan bahwa terdapat dua variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Variabel tersebut adalah variabel ROA dengan nilai VIF sebesar 16,110 dan variabel BOPO sebesar 10,364. Dikarenakan dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang mempunyai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10, maka dapat dikatakan bahwa terdapat masalah multikolinearitas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah dengan melakukan transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mentransformasi atau mengubah sebuah variabel data untuk keperluan-keperluan yang khususSantoso, 2009. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural. Variabel yang memiliki masalah multikolinearitas tersebut ditransformasi dalam bentuk logaritma natural. Variabel ROA ditransformasi menjadi LnROA sedangkan variabel BOPO ditransformasi menjadi LnBOPO. Hasil uji multikolinearitas setelah dilakukan transformasi variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.647 1.123 -.576 .567 CAR .575 1.210 .066 .475 .637 .916 1.091 NPL .055 .053 .160 1.040 .303 .741 1.350 NIM -2.926 3.332 -.147 -.878 .384 .627 1.596 LDR .456 .558 .120 .818 .417 .816 1.225 GWM .381 1.930 .028 .197 .844 .867 1.154 LN_ROA -.039 .163 -.063 -.242 .810 .260 3.842 LN_BOPO -2.343 1.410 -.400 -1.662 .103 .304 3.290 a. Dependent Variable: PL Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Hasil uji multikolinieritas terdapat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95. Hasil perhitungan untuk Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas yang terjadi antar variabel independen dalam model regresi. c. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu time series. Universitas Sumatera Utara Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah: 1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai statistik Durbin-Watson sebesar 2,130. Angka statistik ini menunjukkan bahwa nilai D-W di atas +2 , maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi negatif antar residual. d. Hasil Uji Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah pada suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda. Penelitian ini menggunakan cara dengan melihat grafik plot untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dengn menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut: Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .291 a .084 -.039 .61154 2.130 a. Predictors: Constant, LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA b. Dependent Variable: PL Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Dari grafik scatterplot pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak. Titik-titik juga terdapat baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan.

3. Hasil Pengujian Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 47 96

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013.

0 2 11

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 47 93

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

0 7 91

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 5 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

1 7 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

0 4 16

PENGARUH REFORMASI PAJAK 2008 TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 13

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

1 0 11