Gambar 4.3
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Dari grafik scatterplot pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik yang ada
menyebar secara acak. Titik-titik juga terdapat baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan.
3. Hasil Pengujian Analisis Regresi
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Regresi R
2
Uji regresi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel
Universitas Sumatera Utara
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R
Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel
independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Dalam kenyataannya nilai Adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun
yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R Square
negatif, maka nilai Adjusted R Square dianggap nol. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.291
a
.084 -.039
.61154 a. Predictors: Constant, LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA
Sumber : Data sekunder setelah diolah SPSS, 2011 Hasil output SPSS pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai koefisien r sebesar
0,291 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba PL dengan variabel independennya CAR, NPL, LN_ROA, NIM, LN_BOPO, LDR,
dan GWM lemah karena kurang dari 0,5. Angka adjusted R Square R
2
sebesar -0,039. Angka ini sama dengan nol karena bernilai negatif. Hal ini berarti tidak
ada variasi atau perubahan dalam pertumbuhan laba PL dapat dijelaskan oleh
variabel CAR Capital Adequvy Ratio, NPL Non Performing Loan, ROA Return On Assets, NIM Net Interest Margin, BOPO Biaya Operasional pada
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Operasional, LDR Loan to Deposit Ratio, GWM Giro Wajib
Minimum, sedangkan sisanya 100 dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
b. Hasil Uji Signifikan Parsial T-Test
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -.647
1.123 -.576
.567 CAR
.575 1.210
.066 .475
.637 NPL
.055 .053
.160 1.040
.303 NIM
-2.926 3.332
-.147 -.878
.384 LDR
.456 .558
.120 .818
.417 GWM
.381 1.930
.028 .197
.844 LN_ROA
-.039 .163
-.063 -.242
.810 LN_BOPO
-2.343 1.410
-.400 -1.662
.103 a. Dependent Variable: PL
Sumber : data sekunder setelah diolah SPSS, 2011 CAR menunjukkan t
hitung
sebesar 0,475 dengan nilai signifikansi 0,637, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,475 2,02, maka CAR secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,637 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
NPL menunjukkan t
hitung
sebesar 1,040 dengan nilai signifikansi 0,303, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
1,040 2,02, maka NPL secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan angka 0,05 0,303 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya NPL tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
NIM menunjukkan t
hitung
sebesar -0,878 dengan nilai signifikansi 0,384, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-0,878 2,02, maka NIM secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,384 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya NIM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
LDR menunjukkan t
hitung
sebesar 0,818 dengan nilai signifikansi 0,417, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,818 2,02, maka LDR secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,417 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LDR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
GWM menunjukkan t
hitung
sebesar 0,197 dengan nilai signifikansi 0,844, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,197 2,02, maka GWM secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,844 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya GWM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
LN_ROA menunjukkan t
hitung
sebesar -0,242 dengan nilai signifikansi 0,810, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-0,242 2,02, maka LN_ROA secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,810 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LN_ROA tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
LN_BOPO menunjukkan t
hitung
sebesar -1,662 dengan nilai signifikansi 0,103, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-1,662 2,02, maka LN_BOPO secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,103 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LN_BOPO tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan tabel di atas didapatlah persamaan sebagai berikut: PL = -0,647 + 0,575 CAR + 0,055NPL – 2,926 NIM + 0,456 LDR + 0,381 GWM -
0,039 LN_ROA - 2,343 LN_BOPO Keterangan:
1. Konstanta sebesar -0,647 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen
CAR, NPL, NIM, LDR, GWM, ROA, dan BOPO maka tingkat pertumbuhan laba sebesar -0,647.
2. 1
sebesar 0,575 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,575 dengan asumsi variabel lain tetap.
3. 2
sebesar 0,055 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPL sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,055 dengan asumsi variabel lain tetap.
4. 3
sebesar -2,926 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NIM sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 2,926 dengan asumsi variabel lain tetap.
5. 4
sebesar 0,456 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LDR sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,456 dengan asumsi variabel lain tetap.
6. 5
sebesar 0,381 menunjukkan bahwa setiap kenaikan GWM sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,381 dengan asumsi variabel lain
tetap.
Universitas Sumatera Utara
7. 6
sebesar -0,039 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 0,039 dengan asumsi variabel lain tetap.
8. 7
sebesar -2,343 menunjukkan bahwa setiap kenaikan BOPO sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 2,343 dengan asumsi variabel lain
tetap.
c. Hasil Uji Signifikan Simultan F-Test