Analisa Faktor Internal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di BEI.

(1)

SKRIPSI

ANALISA FAKTOR INTERNAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

RAGILIARIE S 090522032

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA TARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Analisa Faktor Internal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di BEI

Adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skipsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang membuat pernyataan

Ragiliarie S NIM: 090522032


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisa Faktor Internal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI.”

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini dilaksanakan dalam memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku pembanding I yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku dosen pembanding II yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(4)

6. Orangtuaku tercinta Sukiman Taslim dan Sri Hartini serta kakak-kakakku Uri, Dedek, Wiwit, Titik, Yoyok dan Yeni yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 2011

Penulis

Ragiliarie S


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan pertumbuhan laba. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM.

Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Total sampel penelitian adalah 60 perusahaan perbankan yang ditentukan melalui purposive sampling. Variabel independen penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), ROA (Return On Assets), BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Giro Wajib Minimum). Variabel dependen penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel secara simultan variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM tidak berpengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Kata Kunci: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR, dan GWM, pertumbuhan laba.


(6)

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of CAMEL ratios to banking performance measured with earnings growth. Ratios that was applied in this research are: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR, dan GWM.

The population in this research are all of banking firsm listed in Indonesian Stock Exchange 2007-2009. Total sample in this research are 60 banking firms that selected with purposive sampling. Independent variable in this research are : CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), ROA (Return On Assets), BOPO (Operational Expenses to Operational Revenue), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Minimum Current Account). Dependent variable in this research is earning growth. Data analyzed with classic assumption test and hypothetical testing with multiple regression models.

The results of this research indicates that simultantly variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM had significant influence to earning growth. Partially variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM had not significant influence to earning growth.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………. i

KATA PENGANTAR ……… ii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ……… v

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Perumusan Masalah……… 8

C. Tujuan Penelitian ………... 9

D. Manfaat Penelitian ………... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ……….. 8

1. Bank...……… 10

2. Kinerja Keuangan Perbankan.………. 11

3. Rasio Keuangan Bank... 13

4. Pertumbuhan Laba... 17

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….. 19


(8)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ……… 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 24

C. Jenis dan Sumber Data ……….. 25

D. Teknik Pengumpulan Data.... ……… 25

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel...………. 26

F. Metode Analisis Data ...……… 27

1. Statistik Deskriptif ……….. 27

2. Uji Asumsi Klasik ………...………. 27

3. Pengujian Hipotesis ………... 31

BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian………. 34

B. Analisis Data……….. 34

1. Statistik Deskriptif... ……… 34

2. Uji Asumsi Dasar Regresi………. 37

a. Uji Normalitas ……… 37

b. Uji Multikolinearitas ……….. 40

c. Uji Autokorelasi ……….. 42

d. Uji Heteroskedatisitas ………... 43

3. Analisis Berganda………. ………. 44

a. Uji Koefisien Determinasi………. 45

b. Uji Signifikan Parsial...……….. 46


(9)

C. Pembahasan ...……… 51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 57

B. Keterbatasan Hasil Penelitian ……… 59

C. Saran ……….. 60

DAFTAR PUSTAKA ……… 61


(10)

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ………

Gambar 4.1 Histogram ………..

Gambar 4.2 Normal P-P Plot Regression ……….

Gambar 4.3 Scatterplot ……….

Halaman

22 39 39 44


(11)

DAFTAR TABEL Nomor Judul

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………

Tabel 3.2 Variabel Penelitian ………

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ………

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ………

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi……….. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ...………. .

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ………..

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ………

Tabel 4.7 Hasil Uji T ……….

Tabel 4.9 Hasil Uji F ………

Halaman

20 26 35 38 40 42 43 45 46 50


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor : Judul

Lampiran i : Daftar Pemilihan Sampel...………...……… Lampiran ii : Data Variabel Penelitian NPL………... …. Lampiran iii : Statistik Deskriptif………. Lampiran iv : Hasil Uji Asumsi Dasar Regresi………. Lampiran v : Hasil Uji Autokorelasi………...………. Lampiran vi : Koefisien Determinasi...…….. Lampiran vii : Jadwal Penelitian...

Halaman

63 64 73 73 76 76 77


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan pertumbuhan laba. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM.

Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Total sampel penelitian adalah 60 perusahaan perbankan yang ditentukan melalui purposive sampling. Variabel independen penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), ROA (Return On Assets), BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Giro Wajib Minimum). Variabel dependen penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel secara simultan variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM tidak berpengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Kata Kunci: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR, dan GWM, pertumbuhan laba.


(14)

ABSTRACT

This research aims to examine the influence of CAMEL ratios to banking performance measured with earnings growth. Ratios that was applied in this research are: CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR, dan GWM.

The population in this research are all of banking firsm listed in Indonesian Stock Exchange 2007-2009. Total sample in this research are 60 banking firms that selected with purposive sampling. Independent variable in this research are : CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), ROA (Return On Assets), BOPO (Operational Expenses to Operational Revenue), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Minimum Current Account). Dependent variable in this research is earning growth. Data analyzed with classic assumption test and hypothetical testing with multiple regression models.

The results of this research indicates that simultantly variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM had significant influence to earning growth. Partially variabel CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan GWM had not significant influence to earning growth.


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 telah menyebabkan perekonomian negara kita mengalami pasang surut. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 kinerja perbankan mengalami masa keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar menanamkan sahamnya di bursa (Retnadi, 2005). Kondisi tersebut didukung dengan stabilitas nilai rupiah dan suku bunga SBI yang cukup rendah. Pada tahun 2005 BI mengeluarkan kebijakan dalam rangka mendukung operasionalisasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang akan diimplementasikan secara penuh pada tahun 2010. Namun pada tahun 2005 kinerja perbankan mengalami penurunan hingga merosotnya nilai rupiah dan ditandai dengan meningkatnya NPL.

Adanya krisis keuangan global memberi dampak buruk terhadap kinerja perbankan. Pada November 2008 kinerja perbankan mengalami perlambatan, pertumbuhan kredit mengalami penurunan meskipun masih tinggi yaitu sebesar 30% (Daniri, 2009). Hal itu menunjukkan potensi risiko kredit yang masih akan terjadi hingga tahun 2009. Pada tahun 2009 pun terjadi perlambatan pertumbuhan kredit dan muncul kesulitan likuiditas perbankan. Suku bunga BI rate turun diikuti penurunan bunga kredit (Daniri, 2009). Dampak krisis keuangan global tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja perbankan secara keseluruhan.


(16)

Seiring dengan meningkatnya perkembangan zaman, tingkat kebutuhan masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika, bank sudah dijadikan sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebagai wadah untuk menyimpan ataupun memanfaatkan dana yang mereka miliki sebagai dasar investasi, sedangkan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, pemahaman akan kebutuhan serta fungsi bank dalam kehidupan belum begitu menyeluruh. Sebagian masyarakat hanya memahami bahwa fungsi bank hanyalah untuk menyimpan dan meminjam uang. Pastinya setiap orang lebih memilih menyimpan dana yang mereka miliki pada perusahaan perbankan yang dianggap dapat bertahan ditengah gejolak perekonomian yang kurang stabil, oleh sebab itu masyarakat tentunya membutuhkan informasi-informasi mengenai kondisi kinerja keuangan perbankan yang ada.

Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Industri perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertanian, pertambangan, properti dan lain- lain. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.

Dalam perbankan, faktor internal terdiri dari keuangan dan non keuangan (Rochdiyani, 2008). Faktor-faktor keuangan meliputi ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan profitabilitas. Ukuran perusahaan yaitu besarnya total asset yang dimiliki


(17)

oleh perusahaan yang akan mempengaruhi luas pengungkapan karena semakin besar perusahaan tersebut, maka akan semakin dikenal oleh publik sehingga mengungkapkan banyak informasi merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik. Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang, oleh karena itu perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah. Likuiditas merupakan pengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Sedangkan faktor-faktor non keuangan meliputi proporsi kepemilikan saham oleh publik dan umur perusahaan. Proporsi kepemilikan saham oleh publik merupakan perbandingan jumlah antara pemegang saham publik dengan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam mendapatkan modal, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menjual sahamnya. Semakin banyak saham yang dijual, maka semakin banyak pula saham yang beredar dimasyarakat. Semakin besar porsi pemilikan publik, semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga semakin banyak pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam laporan tahunan. Semakin besar porsi saham yang dimiliki publik, akan semakin banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan didirikan dan beroperasi, sehingga semakin tua umur perusahaan maka semakin banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan


(18)

keuangan, sehingga dengan pengalaman yang semakin banyak tersebut maka perusahaan akan semakin mengetahui informasi tentang perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor internal diukur melalui faktor keuangan dengan menggunakan rasio CAMEL.

Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat diperlukan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan.

Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Untuk menilai kinerja perbankan digunakan aspek-aspek dalam menilai tingkat kesehatan bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 tentang analisis CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) yang diperbarui Peraturan Bank Indonesia N0.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank. Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan analisis CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk).

Aspek-aspek yang terdapat dalam analisis tersebut menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio tersebut dapat digunakan untuk menyusun rating bank, untuk memprediksi kebangkrutan bank, untuk menilai tingkat kesehatan bank serta menilai kinerja perbankan.


(19)

Penelitian rasio keuangan baik secara individu maupun secara construct untuk menilai kinerja dan pengujian kekuatan hubungan rasio keuangan dengan kinerja keuangan perbankan, menurut pengamatan peneliti jarang dilakukan. Hal ini didasari oleh beberapa alasan antara lain keuangan perusahaan perbankan sedikit berbeda dengan rasio keuangan-keuangan sejenis perusahaan lainnya. Hal ini ditunjukkan dalam Standar Akuntansi Keuangan Perbankan yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (IAI, 1995).

Tingkat kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang terhimpun dalam CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity) yaitu CAR, NPL, ROA, NIM, BO/PO, LDR dan GWM. Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, assets, earning, liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan perbankan yang diukur dengan rasio CAMEL untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan perbankan go public.

Industri perbankan Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian di Indonesia. Perbankan menyumbang sekitar 4 persen terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia selama ini. Laju pertumbuhan perekonomian nasional mengalami penurunan, dari 6,3 persen pada tahun 2007 menjadi 6,0 persen pada tahun 2008, kemudian menurun kembali menjadi 4,5 persen pada tahun 2009. Pada periode yang sama terjadi juga penurunan laju pertumbuhan industri perbankan dari 8,0 persen menjadi 7,4 persen pada tahun 2008, kemudian menurun drastis menjadi 2,4 persen pada tahun 2009 (business news).


(20)

Ada beberapa fenomena yang muncul akhir-akhir ini pada industri perbankan dilingkungan global maupun regional yang menarik untuk diamati, antara lain: (1) gejolak pasar keuangan global yang dipicu oleh terjadinya krisis kredit perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat mewarnai perekonomian Indonesia selama periode tahun 2007-2009, (2) melambatnya laju perekonomian nasional yang diikuti oleh melambatnya laju pertumbuhan industri perbankan di Indonesia, (3) terjadinya krisis di sektor perbankan terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan berbagai aktivitas yang lazim dilakukan oleh industri perbankan. Dari sisi penghimpunan dana, besarnya jumlah dan komposisi simpanan masyarakat yang berada dalam sistem perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap kestabilan industri perbankan.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2006) dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ yang mengeluarkan Laporan Keuangan Tahunan untuk tahun 2001-2005, yang menguji pengaruh rasio CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO dan NIM terhadap kinerja keuangan pada bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial LDR dan GWM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar diBEJ, sedangkan variabel CAR, NPL, BOPO dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar diBEJ. Dan secara simultan variabel CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO, dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Rikky (2009) dengan menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2004 sampai tahun 2008 dengan


(21)

menggunakan rasio LDR dan CAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara LDR dan CAR terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian satu tahun berikutnya dilakukan oleh Tika (2010) dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2004-2008. Hasil menunjukkan secara simultan selama tahun 2004-2008 bahwa rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan secara parsial rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba dari tahun ke tahun selama periode penelitian.

Penelitian yang sama pada tahun 2010 juga dilakukan oleh Iswatun dengan sampel semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel CAR, RR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Uraian diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan masih sangat bervariasi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Prasetyo. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyu yaitu dalam penelitian ini menambahkan return on asset (ROA), serta periode penelitian yang digunakan tahun 2007 sampai 2009.

Dalam penelitian ini tidak membahas mengenai faktor manajemen dan faktor yang bersifat teknis, sosial, ekonomi yang mendasari kinerja perbankan karena sulitnya mencari data yang relevan mengenai hal yang diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang


(22)

masalah di atas maka peneliti mengambil judul: “Analisa Faktor Internal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di BEI”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah penelitian ini: Apakah capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), biaya operasional pada pendapatan operasional (BOPO), return on assets (ROA), net interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), giro wajib minimum (GWM) memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI baik secara parsial maupun simultan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), biaya operasional pada pendapatan

operasional (BOPO), return on assets (ROA), net interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), giro wajib minimum (GWM) terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI secara parsial maupun simultan”.

D. Manfaat Penelitian

1. bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), biaya operasional pada pendapatan operasional (BOPO), return on assets (ROA), net


(23)

interest margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR), giro wajib minimum (GWM)

terhadap kinerja keuangan perbankan baik secara parsial maupun simultan.

2. bagi manajemen bank dapat digunakan dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan perbankan dengan menggunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity).

3. bagi pihak lain, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Bank

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Pengertian bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah:

a. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. b. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank memberikan

pinjaman (kredit) kepada masyarakat.

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang, penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota, letter of credit (L/C), dan lain-lain.


(25)

2. Kinerja Keuangan Perbankan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan parameter laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Laba merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan. Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Laba dapat menjadi signal positif mengenai prospek perusahaan di masa depan yang dapat mencerminkan kinerja perusahan. Informasi mengenai laba perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan, baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan.

Untuk menilai kinerja perbankan digunakan aspek-aspek dalam menilai tingkat kesehatan bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity) yang diperbarui Peraturan Bank Indonesia N0.6/10/PBI/2004


(26)

bank. Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan analisis CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk).

Rasio-rasio CAMELS tersebut merupakan alat yang dapat digunakan bank untuk menilai tingkat kesehatan bank. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank maka secara tidak langsung dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana kinerja bank yang bersangkutan. Jika bank dinilai sehat, maka mencerminkan bahwa kinerja perusahaan perbankan juga baik. Demikian pula sebaliknya, apabila bank dalam kondisi yang tidak sehat, maka kinerja bank tersebut juga kemungkinan akan mengalami penurunan kinerja. Dalam penelitian ini digunakan proksi pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberikan signal positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan indikator keberhasilan kinerja perusahaan, maka semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apabila rasio keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.31 (Revisi 2000) tentang bisnis perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Dari definisi tersebut di atas dapat diartikan bahwa bank merupakan lembaga yang berperan sebagi perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang


(27)

mempunyai dana dengan pihak yang memerlukan dana. Selain itu bank juga merupakan lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Kegiatan pokok bank antara lain adalah menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.

Bank sebagai perusahaan perlu dinilai tingkat kesehatannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bank dalam kondisi sehat, kurang sehat atau mungkin tidak sehat. Untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank dapat diukur dengan analisis CAMELS. Penilaian kesehatan bank akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan.

3. Rasio Keuangan Bank

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010, uraian mengenai kinerja keuangan bank termasuk hasil pelaksanaan action plan dalam rangka memperbaiki kinerja bank (apabila ada) sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem penilaian tingkat kesehatan bagi Bank Umum. Uraian mengenai kinerja permodalan mencakup kecukupan, dan komposisi, serta kemampuan permodalan bank dalam meng-cover risiko dari aset bermasalah, kemampuan bank untuk menambah modal dari laba operasional bank, kemampuan permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kemampuan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.


(28)

Uraian mengenai kinerja rentabilitas Bank mencakup pencapaian Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), perkembangan

dan prospek laba operasional, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan rasio beban operasional selain bunga terhadap pendapatan kegiatan utama. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank secara umum, khususnya terkait faktor permodalan (capital), rentabilitas (earnings), profil risiko bank terutama risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas.

Peraturan terdahulu yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI No.30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) ditetapkan sebagai panduan untuk menilai tingkat

kesehatan bank. Seiring dengan perkembangan dalam dunia perbankan maka diikuti pula dengan meningkatnya risiko yang harus ditanggung oleh bank, maka Bank Indonesia menambahkan faktor penilaian tingkat kesehatan perbankan dengan mengantisipasi risiko yang akan ditanggung oleh bank. Atas dasar tersebut Bank Indonesia sebagai lembaga yang bertugas mengawasi dan menilai perbankan di Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia N0.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank.

Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan analisis CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk). Dalam peraturan yang baru tersebut ditambahkan faktor

sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk) karena dianggap sangat penting untuk diperhitungkan dalam kehidupan perbankan saat ini. Faktor penilaian


(29)

tingkat kesehatan bank yang diatur di dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, antara lain mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk). Rasio CAMELS tersebut meliputi:

a. Aspek Permodalan (Capital)

Dengan menggunakan suatu indikator yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) yang diperoleh dengan membandingkan modal sendiri dengan aktiva tertimbang menurut resiko yang dihitung dari bank yang bersangkutan.

CAR =

mbang aktivateri

alsendiri mod

b. Aspek Kualitas Aset (Assets)

Indikator kualitas aset yang dipakai adalah rasio kualitas produktif bermasalah dengan aktiva produktif (NPL).

NPL =

uktif aktivaprod

masalah oduktifber

kualitaspr

c. Aspek Kualitas Manajemen (Management)

Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja, juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi. Unsur-unsur penilaian dalam kualitas manajemen adalah manajemen permodalan, aktiva, umum, rentabilitas dan likuiditas, yang didasarkan pada jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

d. Aspek Earning

Indikator yang dipakai adalah ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang


(30)

dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan, BO/PO yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank, dan NIM yang diperoleh dengan membandingkan pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif.

ROA =

set ratatotala rata mpajak labasebelu  BO/PO = l operasiona pa totalpenda l operasiona totalbeban tan NIM = produktif rataaktiva rata h bungabersi pendapa  tan

e. Aspek Likuiditas (Liquidity)

Indikator yang digunakan adalah loan to deposit ratio (LDR) dan reserve requirement atau giro wajib minimum (GWM). LDR diperoleh dengan membandingkan antara seluruh penempatan dan seluruh dana yang berhasil dihimpun ditambah dengan modal sendiri, sedangkan GWM merupakan perbandingan giro pada Bank Indonesia dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun. LDR = alsendiri n sildihimpu ayangberha seluruhdan kredit empa seluruhpen mod tan/  GWM = n sildihimpu ayangberha seluruhdan a nkIndonesi GiropadaBa

f. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut (SE BI No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei 2004) :


(31)

a. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga.

b. Modal yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi nilai tukar.

c. Kecukupan penerapan system manajemen risiko pasar.

4. Pertumbuhan Laba

Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut IAI dalam Chairi dan Ghozali (2003:213) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.

Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang dinyatakan dalam persentase (Tika, 2010). Pertumbuhan laba menjadi informasi yang sangat penting bagi banyak orang, yang antara lain adalah pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, dan sebagainya. Tujuan utama pelaporan laba adalah membeerikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba dari tahun ke tahun juga


(32)

dijadikan sebagai dasar pengukuran efisiensi manajemen dan membantu meramalkan arah masa depan. Selain it tujuan pelaporan laba tersebut juga harus mencakup penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman atau keputusan manajerial masa depan. Pertumbuhan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Pertumbuhan Laba =

eblumnya labatahuns

a ebebelumny labatahuns

ni labatahuni

X 00%

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2006) “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang Terdaftar Di BEJ” dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ yang mengeluarkan Laporan Keuangan Tahunan untuk tahun 2001-2005, yang menguji pengaruh rasio CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO dan NIM terhadap kinerja keuangan pada perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial LDR dan GWM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar diBEJ, sedangkan variabel CAR, NPL, BOPO dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar diBEJ. Dan secara simultan variabel CAR, NPL, LDR, GWM, BOPO, dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Rikky (2009) “Pengaruh Loan to Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Yang


(33)

Terdaftar Di BEI” dengan menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2004 sampai tahun 2008 dengan menggunakan rasio LDR dan CAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara LDR dan CAR terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian satu tahun berikutnya dilakukan oleh Tika (2010) “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI” dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2004-2008. Hasil menunjukkan secara simultan selama tahun 2004-2008 bahwa rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan secara parsial rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba dari tahun ke tahun selama periode penelitian.

Penelitian yang sama pada tahun 2010 juga dilakukan oleh Iswatun “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI “ dengan sampel semua perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel CAR, RR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Wahyu Prasetyo (2006) Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang

Independen:

CAR, NPL, LDR, GWM, BO/PO, dan NIM

Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap


(34)

Terdaftar Di BEJ

Dependen: kinerja keuangan.

kinerja keuangan perbankan. Sedangkan secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.

Rikky Turnip (2009)

Pengaruh Loan to Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan

Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Independen:

LDR dan CAR.

Dependen:

pertumbuhan laba.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LDR dan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan.

Tika Lestari (2010) Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Independen:

CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR.

Dependen:

pertumbuhan laba.

Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR juga tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

Sedangkan secara simultan CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Iswatun Khasana h (2010) Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Independen:

CAR, RR, NPL, ROA, NIM, BOPO, GWM, NPM, dan LDR.

Dependen:

pertumbuhan laba.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel NPM berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel CAR, RR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan


(35)

untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan merupakan tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan pada industri perbankan yang terdaftar di BEI. Menurut Kasmir (2003:239) salah satu tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh bank (kinerja bank) dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur melalui pertumbuhan laba dari tahun ke tahun dengan menggunakan rasio CAMEL yang terdiri dari Capital (CAR), Asset (NPL), Earning (BOPO dan NIM), dan Liquidity (LDR dan GWM). Berdasarkan teori yang telah diungkapkan sebelumnya, rasio-rasio yang ada dalam faktor CAMEL memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba, namun terdapat penelitian yang tidak sesuai dengan teori yang telah diungkapkan. Mengacu kepada dasar dan landasan teori serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:


(36)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yg diteliti, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah capital adequacy ratio, non performing loan, biaya operasional pada pendapatan operasional,

return on assets, net interest margin, loan to deposit ratio, giro wajib minimum

mempunyai pengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI.

CAR (X1)

NPL (X2)

ROA (X3)

BOPO (X4) Kinerja

Keuangan (Y) H1

H2

H3

H4 H8

NIM (X5)

LDR (X6)

GWM (X7)

H6

H7 H5


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan kausal, berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004:72). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bank-bank yang go public di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 yaitu berjumlah 31 bank.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2004:73). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2004:78). Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan sampel adalah:

1. Bank-bank tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2009 yang mencantumkan data secara lengkap berturut-turut selama periode penelitian,

2. Bank-bank tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut, 3. Perusahaan sampel telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan berlaba positif untuk tahun 2007-2009.


(38)

Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian berjumlah 20 perusahaan dari 31 perusahaan bank yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009, ini tercantum dalam lampiran.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti laporan keuangan tahunan. Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory). Sifat data ini adalah data deret waktu (time series) yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan bank-bank yang terdaftar di BEI melalui situs www.idx.co.id dan dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).


(39)

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004:62), “Definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionaliasikan di dalam riset”.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) yaitu CAR, NPL, ROA, BOPO, NIM, LDR, dan GWM, dan variabel dependen (terikat) yaitu pertumbuhan laba.

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel yang diteliti.

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jenis

variab el

Nama Variabel

Defenisi Pengukuran Skala

Penguku ran I N D E P E N D E N Capital Adequac y Ratio (CAR) kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. CAR= imbang aktivatert sendiri

modal Ras io

Non Performi ng Loan (NPL)

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.

NPL= uktif aktivaprod masalah oduktifber kualitaspr Rasio Return On Asset (ROA) Kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari total aset bank yang bersangkutan. ROA = set ratatotala rata mpajak labasebelu  Beban operasio nal/ pendapat an operasio nal (BOPO) mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan beban operasional terhadap pendapatan operasional. BO/PO= l operasiona pa totalpenda l operasiona totalbeban tan Rasio Net Interest Margin (NIM) kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan NIM = produktif rataaktiva rata h bungabersi pendapa  tan Rasio


(40)

Loan to Deposit Ratio (LDR)

kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. LDR= alsendiri ihimpun aberhasild seluruhdan kredit empa seluruhpen mod tan/  Rasio Giro Wajib Minimu m (GWM)

perbandingan giro pada Bank Indonesia dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun. GWM = n sildihimpu ayangberha seluruhdan a nkIndonesi GiropadaBa Rasio Depen den Pertumb uhan Laba Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang dinyatakan dalam persentase Pertumbuhan Laba= ebelumnya labatahuns ebelumnya labatahuns ni labatahuni  Rasio

F. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau yang mendekripsikan data yang menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Untuk mendeteksinya dapat digunakan


(41)

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana :

1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2. jika data menyebar jauh garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. jika Zhitung < Ztabel (,96) atau angka signifikan > taraf signifikan () 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,

2. jika Zhitung > Ztabel (1,96) atau amgka signifikan < taraf signifikan () 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel dependent dinyatakan sebagai kombinasi linier dengan variabel dependent lainnya. Jika suatu model regresi mengandung multikolinearitas maka kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variable dependent.


(42)

Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, serta Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF>10. Uji ini juga dapat dilakukan dengan melihat nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,95 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian tersebut.

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series). Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:

1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(43)

d. Heterokedastisitas

Pengujian Heterokedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan tujuan bahwa apakah suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas terjadi apabila disturbance terms untuk setiap observasi tidak lagi konstan tetapi bervariasi.

Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedastisitas adalah:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan heterokedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah anngka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan mlihat grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya.

3. Uji Hipotesis

Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan persamaan regresi linear berganda. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, digunakan uji statistik F dengan rumus:


(44)

Dimana:

Y = kinerja keuangan perbankan

a = konstanta

b17 = koefisien regresi variabel independen

X1 = CAR

X2 = NPL

X3 = ROA

X4 = BOPO

X5 = NIM

X6 = LDR

X7 = GWM

e = error

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:

a. Uji koefisien determinasi/regresi (R2)

Uji regresi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan 1 (0<R2<1). Hal ini berarti bila R2

=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2

semakin mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila R2

semakin kecil mendekati 0 maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(45)

b. Uji signifikan parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini juga dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table dengan ketentuan sebagai berikut: Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (α =5%)

Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak (α =5%)

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari t rasio masing-masing variabel independen pada taraf uji  5%(0,05). Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai pembuktian adalah:

1. jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima, 2. jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.

c. Uji signifikan simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistic F dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima (α =5%),


(46)

Uji signifikansi juga dapat dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari t rasio masing-masing variabel independen pada taraf uji  5%(0,05). Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai pembuktian adalah:

1. jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima, 2. jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak.


(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian

Jenis data yang digunakan berupa data sekunder dan data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan dari 31 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2009. Sehingga diperoleh sampel berjumlah 20 x 3tahun = 60 observasi. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan bank-bank yang terdaftar di BEI melalui situs www.idx.co.id dan ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

B. Analisis Data

1. Hasil Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:


(48)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 60 .01 .34 .1667 .06876

NPL 60 .48 8.18 3.0570 1.73755

ROA 60 .00 .05 .0173 .01119

BOPO 60 .67 1.03 .8500 .08505

NIM 60 .03 .17 .0810 .03018

LDR 60 .42 1.02 .7198 .15797

GWM 60 .04 .28 .0768 .04432

PL 60 -.91 2.43 .3032 .60002

Valid N (listwise) 60

Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011

Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah observasi dalam penelitian (N) adalah sebanyak 60 observasi. Dari 60 observasi terhadap sampel dapat diketahui bahwa nilai minimum dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebesar 0,01 dan nilai CAR maksimum sebesar 0,34. Hal ini berarti bahwa dari 60 observasi tersebut nilai CAR yang paling kecil adalah 0,01% sedangkan nilai CAR terbesarnya adalah 0,34 %. Rata-rata CAR perusahaan perbankan adalah sebesar 0,1667 dengan standar deviasi sebesar 0,6867. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel CAR terdistribusi secara normal.

Pada variabel NPL (Non Performing Loan), nilai minimum sebesar 0,48 dan nilai maksimum 8,18. Hal ini berarti bahwa dari 60 sampel yang ada memiliki nilai NPL terendah sebesar 0,48 % dan nilai tertinggi sebesar 8,18 %. Rata-rata NPL yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 3,0570 dan dengan standar


(49)

deviasi 1,73755. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel NPL terdistribusi secara normal.

Pada variabel ROA (Return On Assets), nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai ROA maksimum sebesar 0,05. Rata-rata ROA perusahaan perbankan adalah sebesar 0,0173 dengan standar deviasi sebesar 0,01119. Nilai standar deviasi lebih besar daripada rata-rata mengindikasikan ROA sangat bervariasi antar perusahaan perbankan yang satu dengan perusahan yang lain.

Pada variabel BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), nilai minimum sebesar 0,67 dan nilai maksimum sebesar 1,03. Rata-rata BO/PO perusahaan perbankan adalah sebesar 0,8500 dengan standar deviasi sebesar 0,08505. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel BOPO terdistribusi secara normal.

Pada variabel NIM (Net Interest Margin), nilai minimum sebesar 0,03 dan nilai NIM maksimum sebesar 0,17. Hal ini berarti bahwa NIM terkecil adalah 0,03% sedangkan NIM terbesar adalah 0,17%. Rata-rata NIM perusahaan perbankan adalah sebesar 0,0810 dengan standar deviasi sebesar 0,03018. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel NIM terdistribusi secara normal.

Pada variabel LDR (Loan to Deposit Ratio), nilai minimum sebesar 0,42 dan nilai maksimum 1,02. Hal ini menunjukkan bahwa dari 60 sampel penelitian, nilai LDR terkecil adalah sebesar 0,42% sedangkan LDR terbesar adalah 1,02%. Rata-rata LDR yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,7198 dan dengan standar deviasi 0,15797. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel LDR terdistribusi secara normal.


(50)

Pada variabel GWM (Giro Wajib Minimum), nilai minimum sebesar 0,04 dan nilai maksimum 0,28. Hal ini menunjukkan bahwa 60 sampel penelitian mempunyai nilai terkecil sebesar 0,04% dan nilai terbesarnya adalah 0,28%. Rata-rata GWM yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,0768 dan dengan standar deviasi 0,04432. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel GWM terdistribusi secara normal.

Pertumbuhan Laba (PL) mempunyai nilai minimum sebesar -0,91 dan nilai maksimum 2,43. Rata-rata PL yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,3032 dan dengan standar deviasi 0,60002. Nilai standar deviasi lebih besar daripada rata-rata mengindikasikan PL sangat bervariasi antar perusahaan perbankan yang satu dengan perusahan yang lain, juga sangat bervariasi dari tahun ke tahun.

2. Hasil Uji Asumsi Dasar Regresi

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Dalam penelitian ini digunakan grafik histogram, grafik normal probability plot, dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov untuk menguji distribusi data.


(51)

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CAR NPL NIM LDR GWM PL LN_ROA LN_BOPO

N 60 60 60 60 60 60 60 60

Normal Parametersa Mean .1667 3.0570 .0810 .7198 .0768 .3032 -4.3628 -.1676

Std. Deviation .06876 1.73755 .03018 .15797 .04432 .60002 .96016 .10241

Most Extreme Differences Absolute .181 .091 .176 .101 .256 .185 .180 .109

Positive .181 .091 .176 .094 .238 .185 .090 .061

Negative -.116 -.069 -.086 -.101 -.256 -.095 -.180 -.109

Kolmogorov-Smirnov Z 1.399 .706 1.360 .781 1.981 1.437 1.391 .841

Asymp. Sig. (2-tailed) .040 .701 .049 .576 .001 .032 .042 .479

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data sekunder setelah dioal dengan SPSS, 2011

Hasil uji normalitas dengan uji statistik one sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.3. Besarnya nilai Kolmogorov-Smirmov adalah 1,143 dan nilai signifikansi dari unstandardized residual sebesar 0,147. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Untuk memperkuat hasil uji statistik one sample Kolmogorov-Smirnov ini, maka dilakukan juga uji normalitas dengan

grafik histogram dan normal probability plot. Grafik histogram dan normal probability plot dapat digambarkan sebagai berikut:


(52)

Gambar 4.1


(53)

Grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal sedangkan grafik normal probability-plot yaitu bahwa titik-titik menyebar hanya di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil ini konsisten dengan uji Kolmogorov-Smirmov yang dijelaskan di atas. Berdasarkan grafik histogram dan grafik normal probability-plot tersebut dapat dikatakan bahwa data secara umum terdistribusi secara normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas (Sebelum Transform)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 2.709 2.964 .914 .365

CAR .339 1.347 .039 .252 .802 .738 1.354 NPL .055 .056 .158 .981 .331 .679 1.473 ROA -5.974 28.533 -.111 -.209 .835 .062 16.110 BOPO -3.149 3.012 -.446 -1.046 .301 .096 10.364 NIM -2.608 4.547 -.131 -.574 .569 .336 2.974 LDR .472 .558 .124 .845 .402 .814 1.229 GWM .298 1.987 .022 .150 .881 .816 1.226 a. Dependent Variable: PL

Sumber : Data Sekunder setelah diolah SPSS, 2011

Hasil uji multikolinearitas sebelum transformasi yang terdapat pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat variabel independen yang memiliki nilai


(54)

tolerance kurang dari 0,10 yaitu variabel ROA dan BOPO. Variabel ROA memiliki nilai tolerance sebesar 0,062 sedangkan variabel BOPO mempunyai nilai tolerance sebesar 0,096. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95%. Hasil perhitungan untuk Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa terdapat dua variabel independen

yang memiliki VIF lebih dari 10. Variabel tersebut adalah variabel ROA dengan nilai VIF sebesar 16,110 dan variabel BOPO sebesar 10,364. Dikarenakan dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang mempunyai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10, maka dapat dikatakan bahwa terdapat masalah multikolinearitas.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah dengan melakukan transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mentransformasi atau mengubah sebuah variabel (data) untuk keperluan-keperluan yang khusus(Santoso, 2009). Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural. Variabel yang memiliki masalah multikolinearitas tersebut ditransformasi dalam bentuk logaritma natural. Variabel ROA ditransformasi menjadi LnROA sedangkan variabel BOPO ditransformasi menjadi LnBOPO. Hasil uji multikolinearitas setelah dilakukan transformasi variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.4.


(55)

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas (Setelah Transformasi)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.647 1.123 -.576 .567

CAR .575 1.210 .066 .475 .637 .916 1.091 NPL .055 .053 .160 1.040 .303 .741 1.350 NIM -2.926 3.332 -.147 -.878 .384 .627 1.596 LDR .456 .558 .120 .818 .417 .816 1.225 GWM .381 1.930 .028 .197 .844 .867 1.154 LN_ROA -.039 .163 -.063 -.242 .810 .260 3.842 LN_BOPO -2.343 1.410 -.400 -1.662 .103 .304 3.290 a. Dependent Variable: PL

Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011

Hasil uji multikolinieritas terdapat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95%. Hasil perhitungan untuk Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas yang terjadi antar variabel independen dalam model regresi.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series).


(56)

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:

1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.5

Hasil Uji Durbin-Watson

Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011

Pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai statistik Durbin-Watson sebesar 2,130. Angka statistik ini menunjukkan bahwa nilai D-W di atas +2 , maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi negatif antar residual.

d. Hasil Uji Heterokedastisitas

Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah pada suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda. Penelitian ini menggunakan cara dengan melihat grafik plot untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dengn menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut:

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .291a .084 -.039 .61154 2.130

a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA


(57)

Gambar 4.3

Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011

Dari grafik scatterplot pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak. Titik-titik juga terdapat baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan.

3. Hasil Pengujian Analisis Regresi

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi / Regresi (R2)


(58)

dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.

Dalam kenyataannya nilai Adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R Square negatif, maka nilai Adjusted R Square dianggap nol. Hasil uji

koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .291a .084 -.039 .61154

a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA

Sumber : Data sekunder setelah diolah SPSS, 2011

Hasil output SPSS pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai koefisien (r) sebesar 0,291 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba (PL) dengan variabel independennya (CAR, NPL, LN_ROA, NIM, LN_BOPO, LDR, dan GWM) lemah karena kurang dari 0,5. Angka adjusted R Square (R2) sebesar -0,039. Angka ini sama dengan nol karena bernilai negatif. Hal ini berarti tidak ada variasi atau perubahan dalam pertumbuhan laba (PL) dapat dijelaskan oleh variabel CAR (Capital Adequvy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional pada


(59)

Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio), GWM (Giro Wajib Minimum), sedangkan sisanya (100%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

b. Hasil Uji Signifikan Parsial (T-Test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.7

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.647 1.123 -.576 .567

CAR .575 1.210 .066 .475 .637

NPL .055 .053 .160 1.040 .303

NIM -2.926 3.332 -.147 -.878 .384

LDR .456 .558 .120 .818 .417

GWM .381 1.930 .028 .197 .844

LN_ROA -.039 .163 -.063 -.242 .810 LN_BOPO -2.343 1.410 -.400 -1.662 .103 a. Dependent Variable: PL

Sumber : data sekunder setelah diolah SPSS, 2011

CAR menunjukkan thitung sebesar 0,475 dengan nilai signifikansi 0,637,

sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (0,475 < 2,02), maka CAR secara

individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,637 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

NPL menunjukkan thitung sebesar 1,040 dengan nilai signifikansi 0,303,

sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (1,040 < 2,02), maka NPL secara


(60)

menunjukkan angka > 0,05 (0,303 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya NPL tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

NIM menunjukkan thitung sebesar -0,878 dengan nilai signifikansi 0,384,

sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (-0,878 < 2,02), maka NIM secara

individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,384 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya NIM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

LDR menunjukkan thitung sebesar 0,818 dengan nilai signifikansi 0,417,

sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (0,818 < 2,02), maka LDR secara

individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,417 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LDR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

GWM menunjukkan thitung sebesar 0,197 dengan nilai signifikansi 0,844,

sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (0,197 < 2,02), maka GWM secara

individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,844 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya GWM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

LN_ROA menunjukkan thitung sebesar -0,242 dengan nilai signifikansi 0,810,

sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (-0,242 < 2,02), maka LN_ROA

secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,810 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LN_ROA tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.


(61)

LN_BOPO menunjukkan thitung sebesar -1,662 dengan nilai signifikansi 0,103,

sedangkan ttabel adalah 2,02 sehingga thitung < ttabel (-1,662 < 2,02), maka LN_BOPO

secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,103 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LN_BOPO tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan tabel di atas didapatlah persamaan sebagai berikut:

PL = -0,647 + 0,575 CAR + 0,055NPL – 2,926 NIM + 0,456 LDR + 0,381 GWM - 0,039 LN_ROA - 2,343 LN_BOPO

Keterangan:

1. Konstanta sebesar -0,647 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (CAR, NPL, NIM, LDR, GWM, ROA, dan BOPO) maka tingkat pertumbuhan laba sebesar -0,647.

2. 1 sebesar 0,575 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,575 dengan asumsi variabel lain tetap. 3. 2 sebesar 0,055 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPL sebesar 1% akan diikuti

oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,055 dengan asumsi variabel lain tetap. 4. 3sebesar -2,926 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NIM sebesar 1% akan diikuti

oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 2,926 dengan asumsi variabel lain tetap. 5. 4sebesar 0,456 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LDR sebesar 1% akan diikuti

oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,456 dengan asumsi variabel lain tetap. 6. 5sebesar 0,381 menunjukkan bahwa setiap kenaikan GWM sebesar 1% akan


(62)

7. 6sebesar -0,039 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 0,039 dengan asumsi variabel lain tetap. 8. 7sebesar -2,343 menunjukkan bahwa setiap kenaikan BOPO sebesar 1% akan

diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 2,343 dengan asumsi variabel lain tetap.

c. Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka dipeeroleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 1.794 7 .256 .685 .684a

Residual 19.447 52 .374

Total 21.241 59

a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA b. Dependent Variable: PL

Sumber : Data sekunder setelah diolah SPSS, 2011

Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh bahwa nilai Fhitung ialah

0,685. Dengan derajat kebebasan (df1) ialah 7 dan derajat kebebasan (df2) ialah 52. Jika


(63)

Dengan demikian Fhitung < Ftabel (0,685 < 2,191) dan signifikan > 0,05 (0,684 > 0,05), ini

berarti bahwa secara simultan variabel CAR, LDR, NPL, NIM, GWM, LN_ROA dan LN_BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.antara variable PL dengan variable LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA.

C. Pembahasan

Dari hasil pengujian regresi secara simultan menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan variabel-variabel CAR, NPL, LDR, GWM, LN_BO/PO, LN_ROA dan NIM terhadap kinerja keuangan yang dilihat dari pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Karena nilai Fhitung sebesar 0,685 yang lebih kecil

dari nilai Ftabel sebesar 2,191. Angka adjusted R Square (R2

) sebesar -0,039. Angka ini sama dengan nol karena bernilai negatif. Hal ini berarti tidak ada variasi atau perubahan dalam pertumbuhan laba (PL) dapat dijelaskan oleh variabel CAR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM, sedangkan sisanya (100%) dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tika (2010) yang menyatakan bahwa variabel CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba secara simultan.

1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa capital adequacy ratio tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95%. Capital


(1)

Lampiran ii (lanjutan)

Data Penelitian (9) :

Pertumbuhan Laba Bersih tahun 2007-2009

NO NAMA

BANK 2007 2008 2009

1

BBCA

0.06 0.29 0.18

2 INPC

-0.51

0.45

0.92

3 BBKP 0.19

-0.02

-0.02

4 BNBA

-0.22

0.33

0.02

5 BABP 1.60

-0.91

1.62

6 BVIC 0.69

-0.29

0.31

7 BDMN 0.60

-0.28

0.00

8 SDRA 1.41

0.19

-0.05

9 BKSW 0.53

-0.50

0.28

10

BMRI

0.79 0.22 0.35

11

MAYA

0.07 0.01 0.00

12 MEGA 2.43

-0.04

0.07

13 BBNI -0.53

0.36

1.03

14 BNGA 1.33

-0.55

1.31

15 BBNP 0.05

-0.11

0.04

16

NISP

0.06 0.27 0.38

17 PNBN 0.31

-0.16

0.30

18 BNLI 0.60

-0.11

0.06

19

BBRI

0.14 0.23 0.23


(2)

Lampiran iii

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 60 .01 .34 .1667 .06876

NPL 60 .48 8.18 3.0570 1.73755

ROA 60 .00 .05 .0173 .01119

BOPO 60 .67 1.03 .8500 .08505

NIM 60 .03 .17 .0810 .03018

LDR 60 .42 1.02 .7198 .15797

GWM 60 .04 .28 .0768 .04432

PL 60 -.91 2.43 .3032 .60002

Valid N (listwise) 60

Sumber : Data sekunder setelah diolah SPSS, 2011

Lampiran iv

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CAR NPL NIM LDR GWM PL LN_ROA LN_BOPO

N 60 60 60 60 60 60 60 60

Normal Parametersa Mean .1667 3.0570 .0810 .7198 .0768 .3032 -4.3628 -.1676

Std. Deviation .06876 1.73755 .03018 .15797 .04432 .60002 .96016 .10241

Most Extreme Differences Absolute .181 .091 .176 .101 .256 .185 .180 .109

Positive .181 .091 .176 .094 .238 .185 .090 .061

Negative -.116 -.069 -.086 -.101 -.256 -.095 -.180 -.109

Kolmogorov-Smirnov Z 1.399 .706 1.360 .781 1.981 1.437 1.391 .841

Asymp. Sig. (2-tailed) .040 .701 .049 .576 .001 .032 .042 .479

a. Test distribution is Normal.


(3)

Lampiran iv (lanjutan)


(4)

Lampiran iv (lanjutan)

Hasil Uji Multikolinearitas

(Setelah Transformasi)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.647 1.123 -.576 .567

CAR .575 1.210 .066 .475 .637 .916 1.091

NPL .055 .053 .160 1.040 .303 .741 1.350

NIM -2.926 3.332 -.147 -.878 .384 .627 1.596

LDR .456 .558 .120 .818 .417 .816 1.225

GWM .381 1.930 .028 .197 .844 .867 1.154

LN_ROA -.039 .163 -.063 -.242 .810 .260 3.842

LN_BOPO -2.343 1.410 -.400 -1.662 .103 .304 3.290

a. Dependent Variable: PL

Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011


(5)

Lampiran v

Tabel 4.6

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .291a .084 -.039 .61154

a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA

Sumber : Data sekunder setelah diolah SPSS, 2011

Lampiran vi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.647 1.123 -.576 .567

CAR .575 1.210 .066 .475 .637

NPL .055 .053 .160 1.040 .303

NIM -2.926 3.332 -.147 -.878 .384

LDR .456 .558 .120 .818 .417

GWM .381 1.930 .028 .197 .844

LN_ROA -.039 .163 -.063 -.242 .810

LN_BOPO -2.343 1.410 -.400 -1.662 .103

a. Dependent Variable: PL

Sumber : data sekunder setelah diolah SPSS, 2011

Lampiran vi (lanjutan)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1.794 7 .256 .685 .684a

Residual 19.447 52 .374

Total 21.241 59

a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA

b. Dependent Variable: PL


(6)

Lampiran vii

Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian

Februari

2011

Maret

2011

April

2011

Mei

2011

Juni

2011

1 2 3 4 1 2 3

4

1

2

3 4

1

2

3 4 1 2 3 4

Pengajuan proposal skripsi

Bimbingan proposal skripsi

Seminar

proposal

skripsi

Bimbingan dan penulisan

skripsi

Penyelesaian skripsi

Ujian Komprehensif S1


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 47 96

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013.

0 2 11

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 47 93

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

0 7 91

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 5 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

1 7 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013.

0 4 16

PENGARUH REFORMASI PAJAK 2008 TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 13

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

1 0 11