BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Jenis data yang digunakan berupa data sekunder dan data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan dari 31 perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI selama periode 2007-2009. Sehingga diperoleh sampel berjumlah 20 x 3tahun = 60 observasi. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang
diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan bank-bank yang terdaftar di BEI melalui situs www.idx.co.id dan ICMD Indonesia Capital Market
Directory .
B. Analisis Data
1. Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum dan minimum. Hasil analisis
statistik deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CAR
60 .01
.34 .1667
.06876 NPL
60 .48
8.18 3.0570
1.73755 ROA
60 .00
.05 .0173
.01119 BOPO
60 .67
1.03 .8500
.08505 NIM
60 .03
.17 .0810
.03018 LDR
60 .42
1.02 .7198
.15797 GWM
60 .04
.28 .0768
.04432 PL
60 -.91
2.43 .3032
.60002 Valid N listwise
60
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah observasi dalam penelitian N
adalah sebanyak 60 observasi. Dari 60 observasi terhadap sampel dapat diketahui bahwa nilai minimum dari variabel Capital Adequacy Ratio CAR adalah sebesar 0,01 dan nilai
CAR maksimum sebesar 0,34. Hal ini berarti bahwa dari 60 observasi tersebut nilai CAR yang paling kecil adalah 0,01 sedangkan nilai CAR terbesarnya adalah 0,34 . Rata-
rata CAR perusahaan perbankan adalah sebesar 0,1667 dengan standar deviasi sebesar 0,6867. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel
CAR terdistribusi secara normal. Pada variabel NPL Non Performing Loan, nilai minimum sebesar 0,48 dan nilai
maksimum 8,18. Hal ini berarti bahwa dari 60 sampel yang ada memiliki nilai NPL terendah sebesar 0,48 dan nilai tertinggi sebesar 8,18 . Rata-rata NPL yang dimiliki
perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 3,0570 dan dengan standar
Universitas Sumatera Utara
deviasi 1,73755. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel NPL terdistribusi secara normal.
Pada variabel ROA Return On Assets, nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai ROA maksimum sebesar 0,05. Rata-rata ROA perusahaan perbankan adalah sebesar
0,0173 dengan standar deviasi sebesar 0,01119. Nilai standar deviasi lebih besar daripada rata-rata mengindikasikan ROA sangat bervariasi antar perusahaan perbankan yang satu
dengan perusahan yang lain. Pada variabel BOPO Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional, nilai
minimum sebesar 0,67 dan nilai maksimum sebesar 1,03. Rata-rata BOPO perusahaan perbankan adalah sebesar 0,8500 dengan standar deviasi sebesar 0,08505. Nilai standar
deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel BOPO terdistribusi secara normal.
Pada variabel NIM Net Interest Margin, nilai minimum sebesar 0,03 dan nilai NIM maksimum sebesar 0,17. Hal ini berarti bahwa NIM terkecil adalah 0,03
sedangkan NIM terbesar adalah 0,17. Rata-rata NIM perusahaan perbankan adalah sebesar 0,0810 dengan standar deviasi sebesar 0,03018. Nilai standar deviasi lebih kecil
daripada rata-rata mengindikasikan variabel NIM terdistribusi secara normal. Pada variabel LDR Loan to Deposit Ratio, nilai minimum sebesar 0,42 dan nilai
maksimum 1,02. Hal ini menunjukkan bahwa dari 60 sampel penelitian, nilai LDR terkecil adalah sebesar 0,42 sedangkan LDR terbesar adalah 1,02. Rata-rata LDR
yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,7198 dan dengan standar deviasi 0,15797. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata
mengindikasikan variabel LDR terdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
Pada variabel GWM Giro Wajib Minimum, nilai minimum sebesar 0,04 dan nilai maksimum 0,28. Hal ini menunjukkan bahwa 60 sampel penelitian mempunyai nilai
terkecil sebesar 0,04 dan nilai terbesarnya adalah 0,28. Rata-rata GWM yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,0768 dan dengan standar
deviasi 0,04432. Nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata mengindikasikan variabel GWM terdistribusi secara normal.
Pertumbuhan Laba PL mempunyai nilai minimum sebesar -0,91 dan nilai maksimum 2,43. Rata-rata PL yang dimiliki perusahaan perbankan dalam penelitian ini
adalah sebesar 0,3032 dan dengan standar deviasi 0,60002. Nilai standar deviasi lebih besar daripada rata-rata mengindikasikan PL sangat bervariasi antar perusahaan
perbankan yang satu dengan perusahan yang lain, juga sangat bervariasi dari tahun ke tahun.
2. Hasil Uji Asumsi Dasar Regresi
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk
menghindari bias dalam model regresi. Dalam penelitian ini digunakan grafik histogram, grafik normal probability plot, dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov
untuk menguji distribusi data.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR NPL
NIM LDR
GWM PL
LN_ROA LN_BOPO N
60 60
60 60
60 60
60 60
Normal Parameters
a
Mean .1667
3.0570 .0810
.7198 .0768
.3032 -4.3628
-.1676 Std. Deviation .06876 1.73755 .03018 .15797 .04432 .60002
.96016 .10241
Most Extreme Differences Absolute
.181 .091
.176 .101
.256 .185
.180 .109
Positive .181
.091 .176
.094 .238
.185 .090
.061 Negative
-.116 -.069
-.086 -.101
-.256 -.095
-.180 -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.399
.706 1.360
.781 1.981
1.437 1.391
.841 Asymp. Sig. 2-tailed
.040 .701
.049 .576
.001 .032
.042 .479
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder setelah dioal dengan SPSS, 2011 Hasil uji normalitas dengan uji statistik one sample Kolmogorov-Smirnov
dapat dilihat pada tabel 4.3. Besarnya nilai Kolmogorov-Smirmov adalah 1,143 dan nilai signifikansi dari unstandardized residual sebesar 0,147. Nilai
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Untuk memperkuat hasil uji statistik one sample Kolmogorov-Smirnov
ini, maka dilakukan juga uji normalitas dengan grafik histogram dan normal probability plot. Grafik histogram dan normal
probability plot dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Universitas Sumatera Utara
Grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal sedangkan grafik normal probability-plot yaitu bahwa titik-titik menyebar hanya
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil ini konsisten dengan uji Kolmogorov-Smirmov yang dijelaskan di atas. Berdasarkan grafik
histogram dan grafik normal probability-plot tersebut dapat dikatakan bahwa data secara umum terdistribusi secara normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor
VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance
≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Sebelum Transform
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 2.709
2.964 .914
.365 CAR
.339 1.347
.039 .252
.802 .738
1.354 NPL
.055 .056
.158 .981
.331 .679
1.473 ROA
-5.974 28.533
-.111 -.209
.835 .062
16.110 BOPO
-3.149 3.012
-.446 -1.046
.301 .096
10.364 NIM
-2.608 4.547
-.131 -.574
.569 .336
2.974 LDR
.472 .558
.124 .845
.402 .814
1.229 GWM
.298 1.987
.022 .150
.881 .816
1.226 a. Dependent Variable: PL
Sumber : Data Sekunder setelah diolah SPSS, 2011 Hasil uji multikolinearitas sebelum transformasi yang terdapat pada tabel
4.3 menunjukkan bahwa terdapat variabel independen yang memiliki nilai
Universitas Sumatera Utara
tolerance kurang dari 0,10 yaitu variabel ROA dan BOPO. Variabel ROA memiliki nilai tolerance sebesar 0,062 sedangkan variabel BOPO mempunyai
nilai tolerance sebesar 0,096. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 95. Hasil perhitungan untuk Variance
Inflation Factor VIF menunjukkan bahwa terdapat dua variabel independen
yang memiliki VIF lebih dari 10. Variabel tersebut adalah variabel ROA dengan nilai VIF sebesar 16,110 dan variabel BOPO sebesar 10,364. Dikarenakan dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yang mempunyai tolerance ≤ 0,10 dan nilai
VIF ≥ 10, maka dapat dikatakan bahwa terdapat masalah multikolinearitas.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah dengan melakukan transformasi variabel. Transformasi
variabel merupakan salah satu cara mentransformasi atau mengubah sebuah variabel data untuk keperluan-keperluan yang khususSantoso, 2009.
Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural. Variabel yang memiliki masalah multikolinearitas tersebut ditransformasi dalam bentuk
logaritma natural. Variabel ROA ditransformasi menjadi LnROA sedangkan variabel BOPO ditransformasi menjadi LnBOPO. Hasil uji multikolinearitas
setelah dilakukan transformasi variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Setelah Transformasi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -.647
1.123 -.576
.567 CAR
.575 1.210
.066 .475
.637 .916
1.091 NPL
.055 .053
.160 1.040
.303 .741
1.350 NIM
-2.926 3.332
-.147 -.878
.384 .627
1.596 LDR
.456 .558
.120 .818
.417 .816
1.225 GWM
.381 1.930
.028 .197
.844 .867
1.154 LN_ROA
-.039 .163
-.063 -.242
.810 .260
3.842 LN_BOPO
-2.343 1.410
-.400 -1.662
.103 .304
3.290 a. Dependent Variable: PL
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Hasil uji multikolinieritas terdapat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya
lebih besar dari 95. Hasil perhitungan untuk Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas yang terjadi antar variabel independen dalam model
regresi.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu time series.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:
1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai statistik Durbin-Watson
sebesar 2,130. Angka statistik ini menunjukkan bahwa nilai D-W di atas +2 , maka dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi negatif antar residual.
d. Hasil Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah pada suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap
pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda. Penelitian ini menggunakan cara dengan melihat grafik plot untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas. Hasil uji
heterokedastisitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dengn menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut:
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .291
a
.084 -.039
.61154 2.130
a. Predictors: Constant, LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA b. Dependent Variable: PL
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3
Sumber : Data sekunder setelah diolah dengan SPSS, 2011 Dari grafik scatterplot pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik yang ada
menyebar secara acak. Titik-titik juga terdapat baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak digunakan.
3. Hasil Pengujian Analisis Regresi
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Regresi R
2
Uji regresi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel
Universitas Sumatera Utara
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R
Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel
independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Dalam kenyataannya nilai Adjusted R Square dapat bernilai negatif, walaupun
yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R Square
negatif, maka nilai Adjusted R Square dianggap nol. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.291
a
.084 -.039
.61154 a. Predictors: Constant, LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA
Sumber : Data sekunder setelah diolah SPSS, 2011 Hasil output SPSS pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai koefisien r sebesar
0,291 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba PL dengan variabel independennya CAR, NPL, LN_ROA, NIM, LN_BOPO, LDR,
dan GWM lemah karena kurang dari 0,5. Angka adjusted R Square R
2
sebesar -0,039. Angka ini sama dengan nol karena bernilai negatif. Hal ini berarti tidak
ada variasi atau perubahan dalam pertumbuhan laba PL dapat dijelaskan oleh
variabel CAR Capital Adequvy Ratio, NPL Non Performing Loan, ROA Return On Assets, NIM Net Interest Margin, BOPO Biaya Operasional pada
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Operasional, LDR Loan to Deposit Ratio, GWM Giro Wajib
Minimum, sedangkan sisanya 100 dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
b. Hasil Uji Signifikan Parsial T-Test
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -.647
1.123 -.576
.567 CAR
.575 1.210
.066 .475
.637 NPL
.055 .053
.160 1.040
.303 NIM
-2.926 3.332
-.147 -.878
.384 LDR
.456 .558
.120 .818
.417 GWM
.381 1.930
.028 .197
.844 LN_ROA
-.039 .163
-.063 -.242
.810 LN_BOPO
-2.343 1.410
-.400 -1.662
.103 a. Dependent Variable: PL
Sumber : data sekunder setelah diolah SPSS, 2011 CAR menunjukkan t
hitung
sebesar 0,475 dengan nilai signifikansi 0,637, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,475 2,02, maka CAR secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,637 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
NPL menunjukkan t
hitung
sebesar 1,040 dengan nilai signifikansi 0,303, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
1,040 2,02, maka NPL secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan angka 0,05 0,303 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya NPL tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
NIM menunjukkan t
hitung
sebesar -0,878 dengan nilai signifikansi 0,384, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-0,878 2,02, maka NIM secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,384 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya NIM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
LDR menunjukkan t
hitung
sebesar 0,818 dengan nilai signifikansi 0,417, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,818 2,02, maka LDR secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,417 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LDR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
GWM menunjukkan t
hitung
sebesar 0,197 dengan nilai signifikansi 0,844, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,197 2,02, maka GWM secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,844 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya GWM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
LN_ROA menunjukkan t
hitung
sebesar -0,242 dengan nilai signifikansi 0,810, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-0,242 2,02, maka LN_ROA secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,810 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LN_ROA tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
LN_BOPO menunjukkan t
hitung
sebesar -1,662 dengan nilai signifikansi 0,103, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-1,662 2,02, maka LN_BOPO secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka 0,05 0,103 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LN_BOPO tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan tabel di atas didapatlah persamaan sebagai berikut: PL = -0,647 + 0,575 CAR + 0,055NPL – 2,926 NIM + 0,456 LDR + 0,381 GWM -
0,039 LN_ROA - 2,343 LN_BOPO Keterangan:
1. Konstanta sebesar -0,647 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen
CAR, NPL, NIM, LDR, GWM, ROA, dan BOPO maka tingkat pertumbuhan laba sebesar -0,647.
2. 1
sebesar 0,575 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,575 dengan asumsi variabel lain tetap.
3. 2
sebesar 0,055 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPL sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,055 dengan asumsi variabel lain tetap.
4. 3
sebesar -2,926 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NIM sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 2,926 dengan asumsi variabel lain tetap.
5. 4
sebesar 0,456 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LDR sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,456 dengan asumsi variabel lain tetap.
6. 5
sebesar 0,381 menunjukkan bahwa setiap kenaikan GWM sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0,381 dengan asumsi variabel lain
tetap.
Universitas Sumatera Utara
7. 6
sebesar -0,039 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 0,039 dengan asumsi variabel lain tetap.
8. 7
sebesar -2,343 menunjukkan bahwa setiap kenaikan BOPO sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 2,343 dengan asumsi variabel lain
tetap.
c. Hasil Uji Signifikan Simultan F-Test
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel
dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka dipeeroleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression 1.794
7 .256
.685 .684
a
Residual 19.447
52 .374
Total 21.241
59 a. Predictors: Constant, LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA
b. Dependent Variable: PL
Sumber : Data sekunder setelah diolah SPSS, 2011 Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh bahwa nilai F
hitung
ialah 0,685. Dengan derajat kebebasan df
1
ialah 7 dan derajat kebebasan df
2
ialah 52. Jika dibandingkan dengan F
tabel
dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh F
tabel
ialah 2,191.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian F
hitung
F
tabel
0,685 2,191 dan signifikan 0,05 0,684 0,05, ini berarti bahwa secara simultan variabel CAR, LDR, NPL, NIM, GWM, LN_ROA dan
LN_BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.antara variable PL dengan variable LN_BOPO, GWM, CAR, LDR, NPL, NIM, LN_ROA.
C. Pembahasan
Dari hasil pengujian regresi secara simultan menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan variabel-variabel CAR, NPL, LDR, GWM, LN_BOPO, LN_ROA dan NIM
terhadap kinerja keuangan yang dilihat dari pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Karena nilai F
hitung
sebesar 0,685 yang lebih kecil dari nilai F
tabel
sebesar 2,191. Angka adjusted R Square R
2
sebesar -0,039. Angka ini sama dengan nol karena bernilai negatif. Hal ini berarti tidak ada variasi atau perubahan
dalam pertumbuhan laba PL dapat dijelaskan oleh variabel CAR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM, sedangkan sisanya 100 dijelaskan oleh faktor lain di luar
model. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tika 2010 yang menyatakan bahwa variabel
CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba secara simultan.
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa capital adequacy ratio tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95. Capital
Universitas Sumatera Utara
adequacy ratio menunjukkan t
hitung
sebesar 0,475 dengan nilai signifikansi 0,637, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,475 2,02, maka capital adequacy ratio
secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Tika 2010 yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
Koefisien regresi variabel capital adequacy ratio sebesar 57,5 menunjukkan bahwa setiap kenaikan capital adequacy ratio sebesar 1 satuan, maka perubahan pertumbuhan
laba yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 57,5 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hubungan capital adequacy ratio dan pertumbuhan laba menurut hasil
penelitian ini adalah positif dimana pertumbuhan laba akan naik jika nilai capital adequacy ratio
meningkat.
2. Pengaruh Non Performing Loan terhadap Pertumbuhan Laba
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa non performing loan tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95. Non
performing loan menunjukkan t
hitung
sebesar 1,040 dengan nilai signifikansi 0,303, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
1,040 2,02, maka non performing loan
secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Tika 2010 yang menyatakan bahwa non performing loan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
Koefisien regresi variabel non performing loan sebesar 0,055 menunjukkan bahwa setiap
Universitas Sumatera Utara
kenaikan non performing loan sebesar 1 satuan, maka perubahan pertumbuhan laba yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,055 dengan asumsi variabel lain dianggap
tetap. Hubungan non performing loan dan pertumbuhan laba menurut hasil penelitian ini adalah positif dimana pertumbuhan laba akan naik jika nilai non performing loan
meningkat.
3. Pengaruh Return On Asset terhadap Pertumbuhan Laba
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa return on asset tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95. Return on asset
menunjukkan t
hitung
sebesar -0,242 dengan nilai signifikansi 0,810, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-0,242 2,02, maka return on asset secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tika 2010 yang menyatakan bahwa return on asset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI. Koefisien regresi variabel return on asset
sebesar -0,039 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on asset sebesar 1 satuan, maka perubahan pertumbuhan laba yang dilihat dari nilai Y akan berkurang
sebesar 0,039 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4. Pengaruh Beban OperasionalPendapatan Operasional terhadap Pertumbuhan Laba
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa beban operasionalpendapatan operasional tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada tingkat
kepercayaan 95. Beban operasionalpendapatan operasional menunjukkan t
hitung
Universitas Sumatera Utara
sebesar -1,662 dengan nilai signifikansi 0,103, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-1,662 2,02, maka beban operasionalpendapatan operasional secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tika 2010 yang menyatakan bahwa beban operasionalpendapatan operasional secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI. Koefisien regresi variabel beban operasional pendapatan operasional sebesar -2,343
menunjukkan bahwa setiap kenaikan beban operasionalpendapatan operasional sebesar 1 satuan, maka perubahan pertumbuhan laba yang dilihat dari nilai Y akan berkurang
sebesar 2,343 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
5. Pengaruh Net Interest Margin terhadap Pertumbuhan Laba
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa net interest margin tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95. Net
interest margin menunjukkan t
hitung
sebesar -0,878 dengan nilai signifikansi 0,384, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
-0,878 2,02, maka net interest margin
secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Tika 2010 yang menyatakan bahwa net interest margin secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
Koefisien regresi variabel net interest margin sebesar -2,926 menunjukkan bahwa setiap kenaikan net interest margin sebesar 1 satuan, maka perubahan pertumbuhan laba yang
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 2,926 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
6. Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa loan to deposit ratio tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan 95. Loan to
deposit ratio menunjukkan t
hitung
sebesar 0,818 dengan nilai signifikansi 0,417, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,818 2,02, maka loan to deposit ratio
secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rikky 2009 yang menyatakan bahwa loan to deposit ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI.
Koefisien regresi variabel loan to deposit ratio sebesar 0,456 menunjukkan bahwa setiap kenaikan loan to deposit ratio sebesar 1 satuan, maka perubahan pertumbuhan laba yang
dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,456 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
7. Pengaruh Giro Wajib Minimum terhadap Pertumbuhan Laba
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa giro wajib minimum tidak Giro wajib minimum memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba pada tingkat kepercayaan
95. menunjukkan t
hitung
sebesar 0,197 dengan nilai signifikansi 0,844, sedangkan t
tabel
adalah 2,02 sehingga t
hitung
t
tabel
0,197 2,02, maka giro wajib minimum secara individual tidak mempengaruhi pertumbuhan laba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu 2006 yang menyatakan bahwa giro wajib minimum secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan yang diproksikan pada pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di BEI. Koefisien regresi variabel giro wajib minimum sebesar 0,381
menunjukkan bahwa setiap kenaikan giro wajib minimum sebesar 1 satuan, maka perubahan pertumbuhan laba yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,381
dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis hasil data dan pembahasan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan
dari CAR, NPL, NIM, LDR, GWM, ROA, dan BOPO terhadap kinerja keuangan perbankan yang diproksikan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan
Perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tika
2010 dan Iswatun 2010 yang menyatakan bahwa secara simultan variabel CAR, NPL, NIM, LDR, GWM, ROA, dan BOPO tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2.
Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa capital adequacy ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan Perbankan yang
terdaftar di BEI. Hasil pengujian dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rikky 2009 yang menyatakan bahwa capital
adequacy ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan Perbankan di BEI.
3. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa non performing loan
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil pengujian dalam penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tika 2010 yang menyatakan bahwa non
Universitas Sumatera Utara