Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel

didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis. c. Bagi pihak lain Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi, sumber informasi, serta sumbangan pemikiran yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari penelitian yang simpang siur terhadap permasalahan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor sebagai berikut: a. Variabel bebas X yaitu kepemimpinan wanita yang terdiri dari: X 1 = Pendelegasian wewenang X 2 = Pelibatan bawahan X 3 = Perlakuan terhadap bawahan X 4 = Pengakuan bawahan b. Variabel terikat Y yaitu kompetensi guru SMA Negeri 1 Medan.

2. Identifikasi Variabel

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, dan hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas Universitas Sumatera Utara independent dan variabel terikat dependent. Di mana variabel bebasnya adalah kepemimpinan wanita yang terdiri dari pendelegasian wewenang X 1 , pelibatan bawahan X 2 , perlakuan terhadap bawahan X 3 , dan pengakuan bawahan X 4 . Sedangkan variabel terikatnya adalah kompetensi guru.

3. Definisi Operasional Variabel

a. Kepemimpinan Wanita X terdiri dari: 1. Pendelegasian wewenang X 1 merupakan sikap seorang pemimpin mendelegasikan wewenang dan memberikan tugas terhadap bawahan sesuai deskripsi pekerjaan. 2. Pelibatan bawahan X 2 merupakan sikap pemimpin dalam mengikutsertakan bawahan dalam setiap pengambilan keputusan dan dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari. 3. Perlakuan terhadap bawahan X 3 merupakan sikap dan perilaku pemimpin dalam bekerjasama dan menghadapi bawahan yang memiliki karakter berbeda-beda. 4. Pengakuan bawahan X 4 merupakan persepsi dari bawahan tentang kinerja seorang pemimpin dalam organisasi. b. Kompetensi Guru Y adalah kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. Tiga komponen utama pembentuk kompetensi yaitu pengetahuan knowledge, keterampilan skill, dan perilaku behavior. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan definisi operasional yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan mekanisme penganalisaan variabel sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Tabel Definisi Operasional Variabel Variabel Sub Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran Kepemimpinan Wanita X Pendelegasian Wewenang X1 Sikap seorang pemimpin mendelegasikan wewenang dan memberikan tugas terhadap bawahan sesuai deskripsi pekerjaan. a. sikap dalam mendelegasikan wewenang b. kebebasan memberikan wewenang Likert Pelibatan Bawahan X2 Sikap pemimpin dalam mengikutsertakan bawahan dalam setiap pengambilan keputusan dan dalam kegiatan pekerjaan sehari- hari. a. kepedulian terhadap bawahan b. menerima kritik dari bawahan Likert Perlakuan Terhadap Bawahan X3 Sikap dan perilaku pemimpin dalam bekerjasama dan menghadapi bawahan yang memiliki karakter berbeda-beda. a. keterbukaan pimpinan pada bawahan b. sikap dan perilaku pimpinan terhadap bawahan Likert Pengakuan Bawahan X4 Persepsi dari bawahan tentang kinerja seorang pemimpin dalam organisasi a. persepsi bawahan pada pimpinan b. sikap bawahan pada pimpinan Likert Kompetensi Guru Y Kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyarakan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan a. pengetahuan knowledge b. keterampilan skill c. perilaku individu behavior Likert Sumber: Wibowo 2007:111, Hutapea 2008: 38, diolah Universitas Sumatera Utara

4. Skala Pengukuran Variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sifat Kepemimpinan Wanita Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe

0 53 79

Pengaruh Kepemimpinan Wanita Terhadap Kompetensi Guru Pada SMA Negeri 1 Medan

0 53 90

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN DIKLAT GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU EKONOMI SMA NEGERI KABUPATEN PEMALANG

0 18 127

PENGARUH PENDEKATAN SUPERVISI DAN TIPE KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMA NEGERI DI KOTA MEDAN.

0 2 38

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI KOTA SURAKARTA Kontribusi Gaya Kepemimpinan, Kompetensi Pedagogik Danmotivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kota Surakarta.

0 1 16

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI KOTA SURAKARTA Kontribusi Gaya Kepemimpinan, Kompetensi Pedagogik Danmotivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kota Surakarta.

0 0 17

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMITE SEKOLAH, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 PURWOREJO.

0 0 13

PENGARUH PERSEPSI GURU MENGENAI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN TUNTUTAN SERTIFIKASI GURU TERHADAP KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA.

0 0 146

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kepemimpinan - Pengaruh Sifat Kepemimpinan Wanita Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Sifat Kepemimpinan Wanita Terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe

0 0 7