PENGARUH PENDEKATAN SUPERVISI DAN TIPE KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMA NEGERI DI KOTA MEDAN.
PENGARUH PENDEKATAN SUPERVISI DAN TIPE
KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KOMPETENSI
PEDAGOGIK GURU SMA NEGERI
DI KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
O l e h :
Iwan Sunarya Panjaitan NIM. 8136132065
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
i
ABSTRACT
Iwan Sunarya Panjaitan. NIM. 8136132065. The Effect of Supervision
Approach and the Type of Teacher’s Personality on Pedagogical Competence
of State Senior High School Teachers in Medan. Thesis. Medan: Postgraduate Program, State University of Medan, 2015.
This research is aimed to analyze and find out whether : (1) The pedagogical competence of teachers who are supervised under collaborative approach is higher than the pedagogical competence of teachers who are supervised under directive approach, (2) The pedagogical competence of teachers with extrovert personality is higher than the pedagogical competence of teachers with introvert personality, (3) There is any interaction between supervision approach and type of personality with pedagogical competence.
This research applied quasi experimental method and the research design was ANAVA factorial 2 x 2 design. The sample in this research was thirty (30) teachers of SMA N 8 Medan who were supervised with collaborative supervision approach and thirty (30) teachers of SMA N 6 Medan who were supervised with directive supervision approach. The data were gathered with questioner for the
teachers’ type of personality and multiple choice test to measure the teachers’
pedagogical competence. The requirement of Anava design is that the data must be distributed normally with liliefors and the data must have homogeneous population variance with Bartlett test and Fisher test. The data were analyzed with two-way variance analysis and continued with Scheffe test.
The result showed (1) The pedagogical competence of teachers who were supervised under collaborative approach was better than the pedagogical competence of teachers who were supervised under directive approach. Based on the analysis done on the teachers of State Senior High School in Medan, it was found Fsum was 15,22 (Ftable = 4,02 , α = 0,05). This result showed that Fsum ˃
Ftable, (2) The pedagogical competence of teachers with extrovert personality was better than the pedagogical competence of teachers with introvert personality. It was found that Fsumwas 7,86 (Ftable= 4,02 , α = 0,05). This result showed that Fsum
˃ Ftable, and (3) There was interaction between supervision approach with the
teachers’ type of personality to improve the result of pedagogical competence of
the teachers, it was found that Fsumwas 32,90 (Ftable= 4,02, α= 0,05). This result showed that Fsum˃ Ftable.
Based on the findings above, it can be concluded that supervision approach and type of personality affect the pedagogical competence of teachers. Therefore, it is suggested that school supervisors apply collaborative supervision on teachers with extrovert personality and directive supervision on teachers with introvert personality.
(6)
ii
ABSTRAK
Iwan Sunarya Panjaitan. NIM. 8136132065. Pengaruh Pendekatan Supervisi dan Tipe Kepribadian Guru Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SMA Negeri Di Kota Medan. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui : (1) Apakah kompetensi pedagogik guru yang disupervisi dengan pendekatan kolaboratif lebih tinggi daripada guru yang disupervisi dengan pendekatan direktif, (2) Apakah kompetensi pedagogik guru yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih tinggi dari yang memiliki kepribadian introvert, (3) Apakah terdapat interaksi antara pendekatan supervisi dan tipe kepribadian terhadap kompetensi pedagogik.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment, dengan desain
penelitian adalah ANAVA faktorial 2 x 2. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang di SMA N 8 Medan yang disupervisi dengan pendekatan supervisi kolaboratif dan 30 orang di SMA N 6 Medan yang disupervisi dengan pendekatan direktif. Data dikumpulkan dengan kuesioner untuk tipe kepribadian guru dan tes pilihan ganda untuk mengukur kompetensi pedagogik guru. Syarat Anava adalah data harus berdistribusi normal dengan lilifors dan data harus memiliki varians populasi homogen dengan uji Bartlett dan uji Fisher. Data dianalisis dengan analisis varians dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Hasil yang diperoleh (1) Kompetensi pedagogik guru yang disupervisi dengan pendekatan kolaboratif lebih baik daripada guru yang disupervisi dengan pendekatan direktif para guru SMA Negeri di Kota Medan, diperoleh Fhitung sebesar 15,22 (Ftabel = 4,02 , α = 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung ˃
Ftabel, (2) Hasil kompetensi pedagogik guru yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih baik dari yang memiliki kepribadian introvert, diperoleh Fhitungsebesar 7,86 (Ftabel = 4,02 , α = 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung˃ Ftabel, dan (3) Terdapat interaksi antara pendekatan supervisi dengan tipe kepribadian guru untuk meningkatkan hasil kompetensi pedagogik guru, diperoleh Fhitung sebesar 32,90 (Ftabel= 4,02, α= 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung˃ Ftabel.
Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan supervisi dan tipe kepribadian terhadap kompetensi pedagogik guru. Dengan demikian disarankan pada pengawas sekolah menerapkan supervisi kolaboratif bagi guru yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert, dan supervisi direktif bagi guru yang memiliki tipe kepribadian introvert.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih yang senantiasa memberikan kekuatan, kesabaran dan limpahan rahmatNya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis tentu banyak menghadapi kendala dan keterbatasan. Namun berkat bimbingan, arahan dan motivasi dosen pembimbing serta nara sumber, orangtuaku, istriku beserta keluarga besarku, serta rekan-rekan mahasiswa pascasarjana yang pada akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku pembimbing I, Bapak Prof. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan berupa saran, gagasan, dan masukan yang sangat berharga sehingga menjadi ide dan membuka cakrawala berfikir yang lebih luas bagi penulis untuk dapat menulis tesis ini menjadi lebih baik. Tidak lupa ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan sebagai nara sumber yang sangat banyak memberikan
(8)
iv
masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan bagi penulisan dan penyempurnaan tesis ini.
3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang selalu memberikan motivasi dan arahan untuk segera menyelesaikan perkuliahan sehingga hal ini menjadi semangat yang besar bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Bapak Drs. Purwadi Sutanto, M.Si, selaku Direktur PPTK Dikmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan program beasiswa S2 dengan konsentrasi Kepengawasan yang bekerja sama dengan Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, selaku dosen nara sumber yang juga telah banyak memberikan masukan berupa saran, ide, dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis menjadi lebih baik. 6. Orangtuaku tercinta ayahanda P.Panjaitan (Alm) dan ibunda M. Sitorus yang
selalu mendukung dan mendorong terus untuk belajar serta selalu mendoakan agar dapat mengikuti perkuliahan dengan sebaik-baiknya. Hal ini lah yang menjadi semangat sehingga dapat menghasilkan karya terbaik penulis.
7. Istriku tercinta Veronika M. Simbolon dengan cinta dan kasihnya yang tulus selalu memberi dorongan dan dukungan yang luar biasa kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini dengan baik dan tepat waktu.
(9)
v
8. Anakku terkasih Aerelyn Belvania yang merupakan motivator untuk menekuni setiap mata kuliah dari awal perkuliahan hingga penulis mampu menyelesaikan program studi Magister Pendidikan ini.
9. Bapak Drs. Marasutan Harahap, M.Pd, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan yang telah memberikan izin penelitian sehingga penelitian ini dapat berlangsung dengan baik.
10. Ibu Dra.Rosdiana Rajagukguk, M.Hum dan Ibu Dra.T. Tambunan, M.Pd, selaku pengawas sekolah yang memberikan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk bekerja sama dalam mekakukan supervisi di sekolah yang berhubungan dengan penelitian penulis.
11. Kepala Sekolah SMA N 8 Medan, Kepala Sekolah SMA N 6 Medan beserta guru-guru yang berada di sekolah tersebut yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan membantu secara administratif dan meluangkan waktu guna melengkapi berkas selama penulis melakukan penelitian ini.
12. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan angkatan II yang telah memberikan dukungan dan kebersamaan selama perkuliahan terlebih dalam penyelesaian dalam tesis ini.
Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dituliskan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Mudah-mudahan bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Penulis menyadari tesis ini masih banyak terdapat
(10)
vi
kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bidang kepengawasan di Kotamadya Medan.
Medan, Juli 2015
IWAN SUNARYA PANJAITAN NIM. 8136132065
(11)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 10
C. Batasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah... 11
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13
A. Kajian Teoritis ... 13
1. Hakikat Kompetensi Pedagogik Guru ... 13
2. Hakikat Tipe Kepribadian Guru... 22
3. Supervisi Pembelajaran... 30
a. Hakikat Supervisi Pembelajaran ... 30
b. Tujuan dan Fungsi Supervisi Pembelajaran ... 33
c. Prinsip-Prinsip Supervisi Pembelajaran ... 36
d. Hakikat Model, Pendekatan, dan Teknik Supervisi ... 37
B. Kerangka Berpikir... 45
(12)
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 54
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54
B. Metode dan Desain Penelitian ... 54
C. Populasi dan Sampel ... 57
D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel ... 57
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 59
F. Uji Coba Instrumen ... 65
G. Prosedur Penelitian ... 70
H. Pengontrolan Perlakuan... 72
I. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 80
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80
1. Data Hasil Pre tes Uji Kompetensi Pedagogik Guru ... 80
2. Data Tipe Kepribadian Guru ... 86
3. Data Hasil Postes Kompetensi Pedagogik Guru ... 87
4. Pengujian Persyaratan Analisis ... 99
a. Uji Normalitas Data ... 99
b. Uji Homogenitas Varians Sampel ... 102
5. Pengujian Hipotesis ... 105
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 123
A. Simpulan... 123
B. Implikasi ... 124
C. Saran ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 129
(13)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Perbedaan Kepribadian Ekstrovert dan Introvert ... 29
Tabel 2.2 : Perbedaan Pendekatan Supervisi Direktif dan Pendekatan Supervisi Kolaboratif ... 48
Tabel 3.1 : Desain Penelitian ANAVA ... 55
Tabel 3.2 : Indikator dan Kisi-kisi Instrumen Tipe Kepribadian Guru ... 61
Tabel 3.3 : Interpretasi Pemberian Skor Tipe Kepribadian Guru ... 63
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Instrumen Tes Kompetensi Pedagogik Guru ... 65
Tabel 3.5 : Langkah-langkah Kegiatan Supervisi Kolaboratif ... 71
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Pretes Kompetensi Pedagogik Guru dengan Menggunakan Pendekatan Supervisi Direktif ... 81
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Pretes Kompetensi Pedagogik Guru dengan Menggunakan Pendekatan Supervisi Kolaboratif ... 82
Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kompetensi Pedagogik Guru ... 84
Tabel 4.4 : Hasil Uji Homogenitas Pretes... 85
Tabel 4.5 : Data Tipe Kepribadian Kelas Supervisi Kolaboratif dan Supervisi Direktif ... 86
Tabel 4.6 : Pembagian Kelompok Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert ... 87
Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Postes Kompetensi Pedagogik Guru dengan Menggunakan Pendekatan Supervisi Direktif ... 88
Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Postes Kompetensi Pedagogik Guru dengan Menggunakan Pendekatan Supervisi Kolaboratif ... 89
Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Postes Kompetensi Pedagogik Guru dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 91
(14)
x
Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi Postes Kompetensi Pedagogik
Guru dengan Tipe Kepribadian Introvert ... 92 Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Postes Kompetensi Pedagogik
Guru dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert yang
Disupervisi dengan Pendekatan Direktif ... ... 94 Tabel 4.12 ...: Distribusi Frekuensi Postes Kompetensi Pedagogik
Guru dengan Tipe Kepribadian Introvert yang
Disupervisi dengan Pendekatan Direktif ... 95 Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi Postes Kompetensi Pedagogik Guru
dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert yang Disupervisi
dengan Pendekatan Kolaboratif ... 97 Tabel 4.14 : Distribusi Frekuensi Postes Kompetensi Pedagogik
Guru dengan Tipe Kepribadian Introvert yang
Disupervisi dengan Pendekatan Kolaboratif ... 98 Tabel 4.15 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Pos tes Kompetensi
Pedagogik Guru yang Disupervisi dengan Pendekatan
Direktif dan Kolaboratif ... 99 Tabel 4.16 ...: Rangkuman Uji Normalitas Hasil Pos tes Kompetensi
Pedagogik Guru yang Memiliki Tipe Kepribadian
Ekstrovert dan Introvert ... 100 Tabel 4.17 : Rangkuman Uji Normalitas Hasil Pos tes Kompetensi
Pedagogik Guru Menggunakan Pendekatan Supervisi Berdasarkan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan
Introvert ... 101 Tabel 4.18 : Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Pendekatan
Supervisi Direktif dan Kolaboratif ... 102 Tabel 4.19 : Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Data Pos Tes
antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert ... 103 Tabel 4.20 : Ringkasan Perhitungan Homogenitas Varians Populasi
Uji Bartlett ... 104 Tabel 4.21 : Ringkasan Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif
Pendekatan Supervisi Direktif dan Kolaboratif Berdasarkan
Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert ... 105 Tabel 4.22 : Rangkuman Analisis Varians (ANAVA) 2 x 2 ... 106 Tabel 4.23 : Tabel Hasil Uji Lanjut dengan Menggunakan
(15)
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Interaksi Supervisi Pendidikan Alfonso, Neagly dan
Evans ... 32
Gambar 2.2 : Empat Kuadran Prototipe Guru menurut Glickman... 39
Gambar 2.3 : Empat Prototipe Guru menurut Glickman... 39
Gambar 3.1 : Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian ... 72
Gambar 4.1 : Histogram Hasil Pre Tes Guru yang Disupervisi Dengan Pendekatan Direktif ... 81
Gambar 4.2 : Histogram Hasil Pre Tes Guru yang Disupervisi dengan Pendekatan Kolaboratif ... 83
Gambar 4.3 : Histogram Hasil Pos Tes Guru yang Disupervisi dengan Pendekatan Direktif ... 88
Gambar 4.4 : Histogram Hasil Pos Tes Guru yang Disupervisi dengan Pendekatan Kolaboratif ... 90
Gambar 4.5 : Histogram Hasil Pos Tes Guru dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 91
Gambar 4.6 : Histogram Hasil Pos Tes Guru dengan Tipe Kepribadian Introvert ... 93
Gambar 4.7 : Histogram Hasil Pos Tes Guru dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert yang Disupervisi dengan Pendekatan Direktif ... 94
Gambar 4.8 : Histogram Hasil Pos Tes Guru dengan Tipe Kepribadian Introvert yang Disupervisi dengan Pendekatan Direktif ... 96
Gambar 4.9 : Histogram Hasil Pos Tes Guru dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert yang Disupervisi dengan Pendekatan Kolaboratif ... 97
Gambar 4.13 : Grafik Interaksi Pendekatan Supervisi dan Tipe Kepribadian Guru ... 110
(16)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Modul Penguasaan Kompetensi Pedagogik dan
Pembelajaran Bermakna ... 134
Lampiran 2 : Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) ... 183
Lampiran 3 : Instrumen Tes Kompetensi Pedagogik Guru ... 196
Lampiran 4 : Uji Coba Instrumen Tes Kompetensi Pedagogik Guru ... 205
Lampiran 5 : Instrumen Tipe Kepribadian Guru ... 210
Lampiran 6 : Hasil Uji Coba Instrumen Angket Tipe Kepribadian ... 214
Lampiran 7 : Data Hasil Penelitian ... 221
Lampiran 8 : Perhitungan Statistik Deskriptif Data Penelitian ... 225
Lampiran 9 : Perhitungan Uji Persyaratan Analisis ... 253
Lampiran 10 : Perhitungan Pengujian Hipotesis ... 267
Lampiran 11 : Out Put dengan Software SPSS 275 Lampiran 12 : Tabel Statistik ... 279
Lampiran 13 : Dokumentasi Penelitian ... 287
(17)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sehingga dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh suatu bangsa. Guru sebagai salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran diharapkan memiliki kinerja profesionalisme yang tinggi, sehingga mampu menghasilkan manusia yang memiliki SDM berkualitas tinggi.
Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam setiap upaya peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu dituntut kemampuan guru mengelola proses belajar mengajar dengan baik, terutama dalam menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif sehingga siswa mampu mengembangkan kreatifitas dan minatnya dalam belajar. Hasil belajar siswa salah satunya ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru tersebut saat mengajar.
Pada hakikatnya kinerja guru adalah prilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu. Kinerja seseorang guru akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan dalam menjalankan tugas dan cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas tersebut.
(18)
2
Guru sebagai salah satu bagian dari pendidik profesional memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan tugasnya, guru menerapkan keahlian, kemahiran yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu yang diperolehnya melalui pendidikan profesi.
Berkenaan dengan kinerja guru Supardi (2013: 54) menyatakan bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru.
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kompetensi menunjukkan kepada perbuatan yang bersifat rasional untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi ini diperoleh melalui proses pendidikan atau latihan. Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar adalah guru, seorang guru perlu memiliki kompetensi untuk mengorganisasi ide-ide yang dikembangkan di kalangan peserta didiknya sehingga dapat menggerakkan minat dan semangat belajar mereka.
Salah satu kompetensi wajib yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik. Mulyasa (2013:74) mengemukakan akan pentingnya kompetensi pedagogik dalam penentu keberhasilan proses belajar, karena telah
(19)
3
menyentuh kegiatan pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman peserta didik, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Fenomena yang sering terjadi, tenaga pendidik khususnya di tingkat Sekolah menengah belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal guru tidak lagi bertindak sebagai penyaji informasi tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang senantiasa berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta didik.
Hal ini diakui oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan (BPSDMPK) dan Peningkatan Mutu Pendidikan (PMP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Syahwal Gultom, bahwa mutu dan kualitas guru di Tanah Air saat ini masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil uji kompetensi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir menemukan masih banyak guru terutama di daerah-daerah yang tidak lulus uji kompetensi. Syawal Gultom juga mengatakan bahwa ada banyak masalah yang harus dibenahi dalam persoalan guru. Selain jenjang pendidikan yang belum memadai, kompetensi guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tak sampai 50 persen soal yang bisa dikerjakan.
(20)
4
Kenyataan ini diperkuat oleh Mulyasa (2013:215) yang menemukan bahwa dari uji kompetensi yang dilakukan, hasil kompetensi pedagogik lebih rendah dari kompetensi profesional guru. Nilai kompetensi pedagogik memiliki rata-rata 43,20 sementara kompetensi profesional 44,05. Ini mengindikasikan bahwa kebanyakan guru lebih menguasai akan bidang ilmunya masing-masing, tanpa menguasai ilmu bagaimana agar ilmunya itu dapat dipahami oleh peserta didik. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Pengamat Pendidikan Mohammad Abduhzen, terkait kualitas guru, persoalan yang dihadapi oleh para tenaga pendidik adalah kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional yang masih terbilang rendah. Selama ini, lanjutnya, para guru mengajar para siswa dengan cara yang membosankan.
Masalah yang sama juga ditemukan di kota Medan, Prasetia (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa kompetensi pedagogik guru Biologi di kota Medan masih kategori 55 % yang kompeten. Penelitian yang hampir sama juga ditemukan oleh Purba (2014) yang menemukan bahwa kompetensi pedagogik guru kimia SMA masih kategori cukup. Padahal kompetensi pedagogik guru sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan prestasi belajar peserta didik, seperti penelitian Yulianti (2011) dan Purba (2014) yang menyimpulkan bahwa korelasi antara kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa menunjukkan hubungan yang sangat kuat.
Permasalahan umum ini masih menimpa dunia pendidikan kita juga terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan yang dialami di SMA Negeri Medan yaitu, Proses pembelajaran masih berpusat pada siswa dan guru tidak memanfaatkan strategi pembelajaran yang inovatif. Hal ini berpengaruh pula pada rendahnya
(21)
5
mutu pendidikan. Berdasarkan hasil pengamatan guru-guru SMA Negeri 8 Medan kurang memiliki motivasi berprestasi dan keterampilan mengelola pembelajaran masih kurang. Terlihat dari beberapa hal yaitu guru tidak tepat waktu dalam memulai pelajaran, kadang-kadang ada yang tidak masuk sekolah tanpa alasan, guru masih menggunakan metode ceramah dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan guru kurang berinovatif dalam merancang proses pembelajaran. Maka untuk mengatasi dan mengantisipasi rendahnya mutu pendidikan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Untuk meningkatkan pelayanan pendidikan pada tingkat instruksional harus dimulai dari peningkatan kualitas layanan yang secara operasional dilaksanakan oleh guru.
Kekurangmampuan guru dalam melaksanakan pada proses pembelajaran merupakan akibat dari terbatasnya guru dalam sistem memilih strategi pembelajaran dan kurangnya wawasan guru tentang pendekatan, strategi, metode, teknik mengajar, mengajar dalam pengertian mengatur lingkungan untuk membelajarkan peserta didik. Sesungguhnya semua guru mempunyai daya kesanggupan yang lebih besar daripada yang mereka pergunakan jika benar-benar diberi kesempatan, bimbingan, dan jalan untuk mengembangkan kesanggupan-kesanggupannya. Peranannya dalam kelas maupun dalam proses administrasi pendidikan tidak kurang pentingnya. Karena itu guru perlu diberikan bantuan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat lebih meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesionalisme.
(22)
6
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan dan meningatkan mutu pendidikan , guru harus memiliki kompetensi yang memadai. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah : (1) kompensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional dan (4) kompetensi sosial. Dalam penelitiannya Barinto (2012) menyimpulkan bahwa guru yang telah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan diatas akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan guru yang tidak memiliki kompetensi yang telah ditentukan diatas.
Selain kompetensi guru, supervisi juga sangat perlu dilakukan untuk mengevaluasi apakah guru telah benar-benar dan sesuai dalam menjalankan tugasnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Zamania (2009) yang menemukan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik adalah dengan supervisi oleh pengawas, didukung oleh Sitorus (2007) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara supervisi dan kinerja guru di SMA Negeri Kota Medan. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Ambarita (2012 : 64) bahwa supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu dan melayani guru agar diperoleh guru yang memiliki kinerja yang berkualitas, yang selanjutnya berdampak pada proses belajar mengajar yang lebih efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Upaya meningkatkan kemampuan guru memerlukan pembinaan melalui supervisi. Pelaksanaan supervisi ditekankan pada proses pembelajaran. Supervisi perlu diarahkan pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu meningkatkan hasil pembelajaran.
(23)
7
Peningkatan kualitas kemampuan guru ditinjau dari aspek kemampuan dalam mengelola strategi pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar, dan hal ini berhubungan erat dengan kinerja guru. Untuk lebih meningkatkan kinerja guru diharapkan mendapat dukungan dari supervisor, melalui supervisi.
Mukthtar dan Iskandar (2013 : 44 ) menyatakan bahwa supervisi pendidikan merupakan suatu usaha mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individu maupun kelompok. Hakekatnya segenap bantuan yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat modern demokrasi.
Sehubungan dengan tujuan supervisi pendidikan tersebut, Bafadal dalam Ambarita (2012 : 64) menyatakan ada empat hal yang terkait dengan pembinaan profesionalisme guru, yaitu : (1) peningkatan kemampuan profesional guru; (2) supervisi klinis dalam rangka meningkatkan kemampuan profesional guru; (3) peningkatan motivasi kerja guru; dan (4) pengawasan kinerja guru. Dengan demikian supervisi pendidikan adalah untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar, melalui supervisi diharapkan kualitas pengajaranyang dilakukan oleh guru semakin meningkat, baik dalam mengembangkan kemampuan, yang selain ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan mengajar yang dimiliki oleh seorang guru, juga pada peningkatan komitmen, kemauan, dan motivasi yang dimiliki oleh guru tersebut.
(24)
8
Untuk menciptakan supervisi yang dapat mempengaruhi motivasi kerja guru dan dapat meningkatkan kinerja guru maka perlu pemilihan pendekatan supervisi yang tepat. Ada tersedia sejumlah pendekatan supervisi yang dipandang bermanfaat untuk merangsang dan mengarahkan perhatian guru-guru terhadap kurikulum dan pengajaran. Sahertian (2010 : 44) menyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis.
Salah satu prinsip-prinsip psikologis yang harus diketahui oleh supervisor adalah tipe kepribadian dari guru. Kepribadian merupakan aspek penting dalam hidup manusia karena akan mempengaruhi prilaku dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari. Tipe kepribadian yang introvert dan eksrovert mempunyai keunikan masing-masing dalam cipta rasa, karsa, dan karyanya. Oleh sebab itu seorang supervisor harus menemukan pendekatan supervisi atau teknik supervisi yang digunakan sehingga sesuai dengan tipe kepribadian guru. Pernyataan ini diperkuat oleh penelitian yang ditemukan oleh Manurung dan Efendi (2014) yang menemukan interaksi antara strategi pelatihan dan tipe kepribadian terhadap hasil pendidikan dan pelatihan (Diklat).
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Sahertian (2010 : 46 ) mengemukakan bahwa pendekatan kolaboratif didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil panduan antara kegiatan individu dengan
(25)
9
lingkungan pada gilirannya nanti berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Beberapa pakar supervisi juga mengemukakan, bahwa gagasan pendekatan kolaboratif dalam Supervisi, diilhami oleh gerakan hubungan instansi (The Human Relations Movement).
Sahertian (2010 : 46) mengemukakan bahwa supervisi kolaboratif memberikan ruang terbuka bagi guru sehingga guru mendapat kesempatan yang luas guna menyampaikan ide ataupun masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan ini, supervisor sebagai pembina bagi guru bertindak sebagai mitra guru. Ia siap mendengar segala bentuk pengaduan guru. Ia juga memberikan keleluasaan bagi seorang guru untuk menyampaikan ide, gagasan, serta pikiran yang dimilikinya. Hal ini akan menimbulkan kesan bahwa seorang supervisor dengan pendekatan ini akan menjadi bagian dari diri guru yang tidak terpisahkan. Suasana akrab menjadi ciri khas yang mendukung terhadap kinerja supervisor dalam memahami guru yang ia hadapi.
Apakah kompetensi pedagogik guru SMA Negeri di Kota Medan akan dapat ditingkatkan dengan menerapkan pendekatan supervisi kolaboratif, serta bagaimana kaitannya dengan Tipe Kepribadian guru? Untuk dapat mengetahui hal ini, perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Pendekatan Supervisi dan Tipe Kepribadian Guru terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SMA Negeri di Kota Medan.
(26)
10
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka banyak masalah yang dialami oleh guru sehingga menjadikannya pasif dalam mengembangkan pengetahuan dan tidak kreatif dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran, masalah terserbut ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : (1) tidak menguasai materi dan metodologi pembelajaran, (2) guru miskin karya, (3) tidak memanfaatkan sumber pengetahuan dan informasi, (4) kurangnya kemampuan beradaptasi, (5) sulit diajak diskusi dan acara ilmiah lainnya, (6) supervisor tidak menerapkan pendekatan supervisi berdasarkan prinsip-prinsip psikologis, (7) supervisi tidak dapat meningkatkan motivasi kerja guru, (8) nilai kompetensi pedagogik guru rendah, (9) guru tidak menguasai bagaimana memahami karakteristik peserta didik, dan (10) kompetensi pedagogik guru lebih rendah dari kompetensi profesional guru.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang ada cukup luas dan kompleks, sehingga perlu dibuat batasan masalah yang akan dikaji dan dianalisis pada penelitian ini. Maka permasalahan dibatasi pada penggunaan pendekatan supervisi dan Tipe Kepribadian guru terhadap kompetensi pedagogik Guru SMA Negeri di Kota Medan. Pendekatan supervisi dibatasi pada pendekatan supervisi kolaboratif dan supervisi direktif.
(27)
11
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah yang telah dikemukakan pada batasan masalah, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah kompetensi pedagogik guru yang disupervisi dengan pendekatan kolaboratif lebih tinggi daripada guru yang disupervisi dengan pendekatan direktif?
2. Apakah kompetensi pedagogik guru yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih tinggi dari yang memiliki kepribadian introvert?
3. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan supervisi dan tipe kepribadian terhadap kompetensi pedagogik?
E. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari masalah yang akan diteliti secara umum, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah kompetensi pedagogik guru yang disupervisi dengan pendekatan kolaboratif lebih tinggi daripada guru yang disupervisi dengan pendekatan direktif.
2. Untuk mengetahui apakah kompetensi pedagogik guru yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih tinggi dari yang memiliki kepribadian introvert.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan supervisi dan tipe kepribadian terhadap kompetensi pedagogik.
(28)
12
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritisnya ialah bahwa hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah teori supervisi pendidikan, khususnya dalam supervisi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dan manfaat praktisnya dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan para supervisor dan kepala sekolah untuk dapat memilih pendekatan dan teknik supervisi sesuai dengan keadaan psikologi guru.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para supervisor atapun pengawas yang berguna sebagai bahan pertimbangan di dalam merancang supervisi terkhususnya dalam merancang pendekatan dan teknik supervisi. 3. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada supervisor atau
pengawas untuk mengetahui bahwa ada interaksi antara pendekatan supervisi dan tipe kepribadian guru sehingga dapat merancang kegiatan supervisi yang bersifat konstruktif dan harmonis.
(29)
123
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kompetensi pedagogik guru yang disupervisi dengan pendekatan kolaboratif lebih tinggi daripada guru yang disupervisi dengan pendekatan direktif pada guru SMA Negeri di Kota Medan.
2. Hasil kompetensi pedagogik guru yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih tinggi dari yang memiliki kepribadian introvert pada guru SMA Negeri di Kota Medan.
3. Terdapat interaksi antara pendekatan supervisi dengan tipe kepribadian guru untuk meningkatkan hasil kompetensi pedagogik guru pada guru SMA Negeri di Kota Medan. Berdasarkan uji lanjut diperoleh hasil bahwa hasil kompetensi pedagogik guru yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert yang disupervisi dengan pendekatan supervisi kolaboratif lebih tinggi daripada hasil kompetensi pedagogik guru yang memiliki tipe kepribadian introvert dengan pendekatan supervisi yang sama. Demikian juga bila dibandingkan dengan hasil kompetensi pedagogik guru yang memiliki tipe kepribadian introvert yang disupervisi dengan pendekatan direktif, masih lebih unggul daripada hasil kompetensi pedagogik guru yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan pendekatan supervisi yang sama.
(30)
124
B. Implikasi
Implikasi hasil temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi pedagogik guru SMA Negeri di kota Medan didukung oleh pemilihan pendekatan supervisi yang sesuai dengan tipe kepribadian guru. Dalam hal ini efektivitas supervisi harus diupayakan sedemikian rupa untuk mendukung dan meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMA Negeri Medan.
Berdasarkan pengujian hipotesis dan simpulan sebagaimana telah diuraikan di atas, maka akan membawa implikasi sebagai berikut :
1. Implikasi Pengaruh Pendekatan Supervisi dengan Kompetensi Pedagogik Guru
Supervisi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran janganlah ditafsirkan secara sempit, yang semata-mata hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi pada peningkatan pengetahuan dan pada peningkatan komitmen, kemauan, dan motivasi guru melaksanakan tugasnya.
Dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran dilapangan oleh pengawas sekolah, ada beberapa pendekatan supervisi yang dapat digunakan diantaranya adalah pendekatan supervisi kolaboratif dan pendekatan supervisi direktif.
Secara umum implementasi pendekatan supervisi kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Penerapan pendekatan supervisi kolaboratif menekankan pada hubungan kinerja yang saling bekerja sama antara kepala sekolah, guru dan pengawas sekolah sehingga guru
(31)
125
merasa nyaman untuk disupervisi. Pelaksanaan supervisi ini masih perlu diteruskan lagi dari waktu ke waktu untuk hasil yang lebih baik lagi. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran di dalam kelas membutuhkan bantuan atau penolong dalam pekerjaannya. Dalam hal ini tugas kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk membantu dan memberi pengaruh serta perbaikan untuk kemajuan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan supervisi dengan pendekatan kolaboratif juga perlu mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Kota Medan agar diterapkan oleh pengawas sekolah yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Medan.
2. Implikasi Pengaruh Tipe Kepribadian dengan Kompetensi Pedagogik Guru
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe kepribadian guru berpengaruh terhadap hasil kompetensi pedagogik guru. Guru dengan tipe kepribadian ekstrovert memiliki rata-rata hasil kompetensi pedagogik yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe kepribadian introvert. Pernyataan tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa tipe kepribadian signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil kompetensi pedaogogik guru.
Konsekuensi logis dari pengaruh tipe kepribadian terhadap hasil kompetensi pedagogik guru berimplikasi kepada pengawas sekolah untuk melakukan identifikasi dan prediksi dalam menentukan tipe kepribadian yang dimiliki oleh guru. Apabila tipe kepribadian guru dapat dikelompokkan maka pengawas sekolah dapat menerapkan rencana-rencana supervisi dan
(32)
126
pendekatan, model supervisi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik guru. Disamping itu juga, pengawas sekolah dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya untuk guru dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih banyak melakukan komunikasi maupun tanya jawab sedangkan dengan guru yang tipe kepribadian introvert akan bekerja dengan penuh hati-hati dan teliti, sehingga pengawas sekolah harus memberikan tolak ukur yang jelas.
Implikasi dari perbedaan karakteristik guru dari aspek tipe kepribadian adalah memberikan pemahaman kepada pengawas sekolah dalam memilih pendekatan, model, dan teknik supervisi harus mempertimbangkan tipe kepribadian guru. Dengan adanya tipe kepribadian dalam diri guru akan berperan terhadap reaksi positif atau negatif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan atau situasi tertentu dalam pembelajaran yang berlangsung. Perbedaan tipe kepribadian juga berimplikasi kepada pengawas sekolah dalam memberikan motivasi, membangkitkan minat dan semangat mengajar.
3. Implikasi Interaksi Interaksi Antara Pendekatan Supervisi Dan Tipe Kepribadian Guru Terhadap Kompetensi Pedagogik Pada Guru
Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi antara pendekatan supervisi dan tipe kepribadian guru terhadap kompetensi pedagogik pada guru. Interaksi tersebut terindikasi dari guru dengan tipe kepribadian introvert dan disupervisi dengan pendekatan direktif memperoleh hasil kompetensi pedagogik yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pendekatan supervisi kolaboratif. Sedangkan guru dengan tipe kepribadian ekstrovertrt dan disupervisi dengan pendekatan direktif memperoleh hasil kompetensi
(33)
127
pedagogik yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan pendekatan supervisi kolaboratif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan supervisi direktif lebih tepat digunakan bagi guru yang memiliki tipe kepribadian introvert, sedangkan pendekatan supervisi kolaboratif lebih tepat digunakan bagi guru yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert.
Interaksi pendekatan supervisi dan tipe kepribadian guru berimplikasi kepada pengawas sekolah dan guru. Untuk pengawas sekolah, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan pendekatan supervisi kolaboratif dalam supervisi di sekolah karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil kompetensi pedagogik.
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, simpulan, dan implikasi seperti telah diuraikan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kepada pengawas sekolah dan kepala sekolah bahwa perlu melihat karakteristik guru didalam menerapkan pendekatan supervisi direktif dan kolaboratif.
a. Penerapan supervisi dengan pendekatan supervisi kolaboratif menunjukkan hasil yang lebih baik daripada penerapan supervisi dengan pendekatan kolaboratif.
b. Guru yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert lebih tepat disupervisi dengan menggunakan pendekatan supervisi kolaboratif.
c. Guru yang memiliki tipe kepribadian introvert lebih tepat disupervisi dengan menggunakan pendekatan supervisi direktif.
(34)
128
2. Bahan/materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada beberapa materi kompetensi guru. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya diadakan penelitian lebih lanjut, yaitu pada materi kompetensi guru lain atau dapat melanjutkan penelitian ini, hal ini sangat penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun reformasi dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran di sekolah. 3. Dikarenakan tes hasil kompetensi pedagogik yang disusun hanya mengukur
ranah kognitif, disarankan penelitian lanjutan juga mengukur kemampuan guru dalam mengelola kelas.
(35)
129
DAFTAR PUSTAKA
Ambalusti, Filtan. 2013. Hubungan Pelaksanaan Supervisi dengan Pelaksanaan Tugas Guru di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sumpur Kudus. Journal
Bahana Manajemen Pendidikan, 1 (1) : 339-361
Ambarita, Biner. 2012. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Amirudin .2012. Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi
dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Tesis tidak diterbitkan : Program Pascasarjana
Unimed
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
_________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Barinto. 2012. Hubungan Kompetensi Guru Dan Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal
Tabularasa PPs Unimed, 9 (2) : 201-2012.
Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan etika Profesi guru. Bandung : Alfabeta
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif-Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta
Fudyartanto, K.R. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru : Jogyakarta : Global Pustaka Umum
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta : Ar-RuzzMedia
Isjoni. 2008. Bersinergi dalam Perubahan Menciptakan Pendidikan Berkualitas di Era Global. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
(36)
130
Jimmy, Ayal. 27 September 2013. Kemendikbud Akui Kualitas Guru Masih Rendah. Ada Banyak Masalah yang Harus Dibenahi dalam Persoalan
Guru, (Online), www.antaranews.com, diakses 28 Oktober 2014.
Kerlinger, Fred.N. 2002 . Asas-Asas Penelitian Behavioral. Edisi Ketiga. Yogyakarta: GajahMadaUniversity Press.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi. Bandung : Rosdakarya
Makawimbang, Jerry H. 2012. Supervisi Klinis-Teori dan Pengukurannya. Bandung : AlfaBeta
Manurung, Suryani dan Effendi Napitupulu. 2014. Pengaruh Strategi Pelatihan dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengenalan Pemanfaatan TIK. Jurnal Teknologi dan Informasi dalam
Pendidikan , 1 (2) : 201-212.
Matondang, Zulkifli. 2013. Statistika Pendidikan. Medan : Unimed Press
Mukthar dan Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Referensi
Mulyasa. E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosda Karya
__________. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung : Remaja Rosda Karya
Pidarta, Made.2008. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Purba, Arianto. 2014. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Kimia dalam
Mengimplementasikan Kurikulum 2013 dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia. Tesis : Program Pascasarjana
Unimed
Puspitarini, Margareth. 21 November 2014. Kompetensi Pedagogis Guru di
Indonesia Rendah. (online), www.news.okezone.com , diakses 13 januari
2015
Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
______________. 2013. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta
(37)
131
Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Sahlberg, Pasi. 2014. Finnish Lesson-Mengajar Lebih Sedikit, Belajar Lebih Banyak. Bandung : Kaifa
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Prasetia, Lisnawaty. 2013. Analisis Kompetensi Guru Biologi SMP Swasta
Se-Kota Medan. Tesis : Program Pascasarjana Unimed
Sitorus, Binsar. 2009. Pengaruh Strategi Pemberian Tes Formatif dan
Kepribadian Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMA Methodist 1 Medan. Tesis : Program Pascasarjana Unimed
Sitorus, Tunggul. 2007. Hubungan Supervisi dan Aktualisasi Diri terhadap
Peningkatan Kinerja Guru Biologi di SMA Negeri Kota Medan. Tesis :
Program Pascasarjana Unimed
Sjakarwi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta : Bumi Aksara
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta
Sulaiman.2012. Hubungan Supervisi Pengawas Terhadap Kinerja dan Profesionalisme Guru Fisika Pada SMA Negeri Kota Sigli. Journal SAINS
Riset, 1 (113) :1-14
Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sudjana. 1996. Metode Statistika.Bandung : Tarsito.
Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan-Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing
Supardi, U.S. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Konsep Statistika yang Lebih Komfrehensif. Jakarta : Smart
Suragantara, Ida B. 2012. Pengaruh Supervisi Kolaboratif Berbasis Evaluasi Diri
Terhadap Kemampuan Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran Ditinjau dari Konsep Diri pada Guru Gugus III Kecamatan Sukawati. Tesis
tidak diterbitkan : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Suryabrata, Sumadi. 1996. Psikologi Kepribadian. Jakarta : RajaGrafindo Perkasa
(38)
132
Usman, Husaini. 2013. Manajemen-Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Usnidarti. 2013. Hubungan Pelaksanaan Supervisi oleh Kepala Sekolah dengan Kompetensi Profesional Guru SMP Negeri Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Journal Bahana Manajemen Pendidikan, 1 (1) : 434-461
Yulianti, Fitri. 2011. Hubungan Kompetensi Guru Pedagogik Guru PAI dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI. Jurnal Tarbawi, 1 (2) : 109-123. Zamania, Indah. 2009. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru dalam
Proses Belajar Mengajar di Sukodadi Lamongan. Tesis : UIN Maulana Ibrahim Malang
(1)
pedagogik yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan pendekatan supervisi kolaboratif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan supervisi direktif lebih tepat digunakan bagi guru yang memiliki tipe kepribadian introvert, sedangkan pendekatan supervisi kolaboratif lebih tepat digunakan bagi guru yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert.
Interaksi pendekatan supervisi dan tipe kepribadian guru berimplikasi kepada pengawas sekolah dan guru. Untuk pengawas sekolah, agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan baik penerapan pendekatan supervisi kolaboratif dalam supervisi di sekolah karena melalui penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan hasil kompetensi pedagogik.
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, simpulan, dan implikasi seperti telah diuraikan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kepada pengawas sekolah dan kepala sekolah bahwa perlu melihat karakteristik guru didalam menerapkan pendekatan supervisi direktif dan kolaboratif.
a. Penerapan supervisi dengan pendekatan supervisi kolaboratif menunjukkan hasil yang lebih baik daripada penerapan supervisi dengan pendekatan kolaboratif.
b. Guru yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert lebih tepat disupervisi dengan menggunakan pendekatan supervisi kolaboratif.
c. Guru yang memiliki tipe kepribadian introvert lebih tepat disupervisi dengan menggunakan pendekatan supervisi direktif.
(2)
2. Bahan/materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada beberapa materi kompetensi guru. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya diadakan penelitian lebih lanjut, yaitu pada materi kompetensi guru lain atau dapat melanjutkan penelitian ini, hal ini sangat penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun reformasi dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran di sekolah. 3. Dikarenakan tes hasil kompetensi pedagogik yang disusun hanya mengukur
ranah kognitif, disarankan penelitian lanjutan juga mengukur kemampuan guru dalam mengelola kelas.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Ambalusti, Filtan. 2013. Hubungan Pelaksanaan Supervisi dengan Pelaksanaan Tugas Guru di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sumpur Kudus. Journal Bahana Manajemen Pendidikan, 1 (1) : 339-361
Ambarita, Biner. 2012. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Amirudin .2012. Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Tesis tidak diterbitkan : Program Pascasarjana Unimed
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
_________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Barinto. 2012. Hubungan Kompetensi Guru Dan Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal Tabularasa PPs Unimed, 9 (2) : 201-2012.
Danim, Sudarwan. 2010. Profesionalisasi dan etika Profesi guru. Bandung : Alfabeta
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif-Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta
Fudyartanto, K.R. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru : Jogyakarta : Global Pustaka Umum
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta : Ar-RuzzMedia
Isjoni. 2008. Bersinergi dalam Perubahan Menciptakan Pendidikan Berkualitas di Era Global. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
(4)
Jimmy, Ayal. 27 September 2013. Kemendikbud Akui Kualitas Guru Masih Rendah. Ada Banyak Masalah yang Harus Dibenahi dalam Persoalan Guru, (Online), www.antaranews.com, diakses 28 Oktober 2014.
Kerlinger, Fred.N. 2002 . Asas-Asas Penelitian Behavioral. Edisi Ketiga. Yogyakarta: GajahMadaUniversity Press.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi. Bandung : Rosdakarya
Makawimbang, Jerry H. 2012. Supervisi Klinis-Teori dan Pengukurannya. Bandung : AlfaBeta
Manurung, Suryani dan Effendi Napitupulu. 2014. Pengaruh Strategi Pelatihan dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengenalan Pemanfaatan TIK. Jurnal Teknologi dan Informasi dalam Pendidikan , 1 (2) : 201-212.
Matondang, Zulkifli. 2013. Statistika Pendidikan. Medan : Unimed Press
Mukthar dan Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Referensi
Mulyasa. E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosda Karya
__________. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung : Remaja Rosda Karya
Pidarta, Made.2008. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Purba, Arianto. 2014. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Kimia dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia. Tesis : Program Pascasarjana Unimed
Puspitarini, Margareth. 21 November 2014. Kompetensi Pedagogis Guru di Indonesia Rendah. (online), www.news.okezone.com , diakses 13 januari 2015
Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
______________. 2013. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta
(5)
Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Sahlberg, Pasi. 2014. Finnish Lesson-Mengajar Lebih Sedikit, Belajar Lebih Banyak. Bandung : Kaifa
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Prasetia, Lisnawaty. 2013. Analisis Kompetensi Guru Biologi SMP Swasta Se-Kota Medan. Tesis : Program Pascasarjana Unimed
Sitorus, Binsar. 2009. Pengaruh Strategi Pemberian Tes Formatif dan Kepribadian Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMA Methodist 1 Medan. Tesis : Program Pascasarjana Unimed
Sitorus, Tunggul. 2007. Hubungan Supervisi dan Aktualisasi Diri terhadap Peningkatan Kinerja Guru Biologi di SMA Negeri Kota Medan. Tesis : Program Pascasarjana Unimed
Sjakarwi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta : Bumi Aksara
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta
Sulaiman.2012. Hubungan Supervisi Pengawas Terhadap Kinerja dan Profesionalisme Guru Fisika Pada SMA Negeri Kota Sigli. Journal SAINS Riset, 1 (113) :1-14
Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sudjana. 1996. Metode Statistika.Bandung : Tarsito.
Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan-Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing
Supardi, U.S. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Konsep Statistika yang Lebih Komfrehensif. Jakarta : Smart
Suragantara, Ida B. 2012. Pengaruh Supervisi Kolaboratif Berbasis Evaluasi Diri Terhadap Kemampuan Guru dalam Mengelola Proses Pembelajaran Ditinjau dari Konsep Diri pada Guru Gugus III Kecamatan Sukawati. Tesis tidak diterbitkan : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Suryabrata, Sumadi. 1996. Psikologi Kepribadian. Jakarta : RajaGrafindo Perkasa Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(6)
Usman, Husaini. 2013. Manajemen-Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Usnidarti. 2013. Hubungan Pelaksanaan Supervisi oleh Kepala Sekolah dengan Kompetensi Profesional Guru SMP Negeri Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Journal Bahana Manajemen Pendidikan, 1 (1) : 434-461
Yulianti, Fitri. 2011. Hubungan Kompetensi Guru Pedagogik Guru PAI dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI. Jurnal Tarbawi, 1 (2) : 109-123. Zamania, Indah. 2009. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru dalam
Proses Belajar Mengajar di Sukodadi Lamongan. Tesis : UIN Maulana Ibrahim Malang