BAB II URAIAN TEORETIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sinaga 2008 yang berjudul: “Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada
AKPER Darmo” bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan perempuan terhadap kualitas akademik pada Akper Darmo Medan. Pengujian
data dilakukan dengan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti: uji validitas dan realibilitas, uji normalitas dan analisis
sederhana dengan bantuan SPSS 13.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien determinasi R
2
sebesar 0,165. Koefisien determinasi R
2
sebesar 0,165 yang berarti 16,5 variasi variabel terikat kualitas akademik mampu dijelaskan oleh variasi variabel bebas yaitu
kepemimpinan perempuan dan 83,5 lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis
dengan uji t
hitung
sebesar 2,983 dan t tabel sebesar 2,000 sehingga t
hitung
t
tabel
2,983 2,000 pada α = 5 sehingga disimpulkan bahwa kepemimpinan
perempuan variabel bebas berpengaruh secara signifikan nyata terhadap kualitas akademik variabel terikat pada Akper Darmo Medan.
Penelitian yang dilakukan Sugeng 2004 yang berjudul: “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan dengan
Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Pandeglang” bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara kepemimpinan kepla sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan
kompetensi profesional guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan
sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang.
B. Kompetensi 1. Pengertian Kompetensi
Saat ini, definisi dan pengertian kompetensi yang beredar baik di lingkungan masyarakat awan maupun perusahaan sangat beragam. Beberapa
diantaranya Hutapea, 2008: 4: a. Kompetensi didefinisikan sebagai kapasitas yang ada pada
seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga
organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. b. Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang ada
hubungan sebab-akibatnya dengan prestasi keja yang luar biasa atau dengan efektivitas kerja.
Kompetensi mengacu pada 3 hal: a. Pengetahuan knowledge, yaitu kemampuan yang dimiliki
karyawan yang berorientasi pada intelejensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan.
Universitas Sumatera Utara
b. Keterampilan skill, kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki karyawan.
c. Perilaku behavior, yaitu yang mencakup kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.
i. Peran Kompetensi Pada Organisasi
Konsep dasar kompetensi berawal dari konsep individu yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memperoleh, dan mengembangkan kemampuan
individu agar dapat bekerja dengan prestasi yang luar biasa. Telah dikatakan sebelumnya bahwa individu merupakan komponen utama yang menjadi pelaku
dalam organisasi. Oleh karena itu, kemampuan organisasi tergantung dari kemampuan individu-individu yang bekerja dalam organisasi.
Organisasi dapat berprestasi unggul apabila orang-orang yang bekerja dalam organisasi dapat memberikan kontribusi maksimal kepada organisasi
sesuai dengan tugas dan kemampuannya. Atau dalam kata lain, orang-orang tersebut mampu bekerja dengan prestasi terbaik mereka. Mampu bekerja
dengan prestasi yang terbaik artinya mampu berperestasi pada saat ini dan pada masa yang akan datang, baik pada masa yang akan datang, baik pada situasi
yang stabil maupun pada situasi yang berubah-ubah, tanpa mengganggu pekerjaan orang lain. Dengan demikian, ukuran prestasi organisasi mencakup
dimensi waktu, situasi, dan kontribusi serta dampaknya pada pekerjaan orang lain atau perusahaan.
Kompetensi yang tepat, yang merupakan faktor yang menentukan keunggulan prestasi, dapat dimiliki oleh organisasi apabila organisasi tersebut
Universitas Sumatera Utara
memiliki fondasi yang kuat, yang tercermin pada seluruh proses yang terjadi dalam organisasi. Untuk itu, seorang karyawan tidak hanya dituntut untuk
memiliki kompetensi teknis yang kuat, tapi juga kompetensi perilaku yang lebih menentukan kemampuan individu untuk berinteraksi dalam situasi
lingkungan yang sering berubah tersebut.
ii. Strata Kompetensi
Kompetensi dapat dipilah-pilah menurut stratanya. Kompetensi dapat dibagi menjadi core competencies, managerial competencies, dan functional
competencies Wibowo, 2007: 121.
b. Kompetensi Inti Core Competencies merupakan kompetensi inti yang dihubungkan dengan strategi organisasi sehingga harus
dimiliki oleh semua karyawan dalam organisasi. c. Kompetensi Manajerial Managerial Competencies merupakan
kompetensi yang mencerminkan aktivitas manajerial dan kinerja yang diperlukan dalam peran tertentu.
d. Kompetensi Fungsional Functional Competencies merupakan kompetensi yang menjelaskan tentang kemampuan peran tertentu
yang diperlukan dan biasanya dihubungkan dengan keterampilan profesional atau teknis.
Kompetensi inti merupakan pemahaman terhadap visi, misi, dan nilai- nilai perusahaan. Suatu kompetensi yang dihubungkan dengan strategi
organisasi yang dapat diterapkan pada semua karyawan sebagai suatu keahlian unggulan suatu organisasi. Kompetensi inti merupakan prasyarat mutlak yang
Universitas Sumatera Utara
harus dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan unggul. Sementara itu, kompetensi manajerial menunjukkan kemampuan dalam
menjalankan manajemen dan kompetensi fungsional merupakan kemampuan berdasar profesi di bidang teknis tertentu.
a. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi
a. Bagi Eksekutif Kompetensi yang diperlukan bagi eksekutif adalah sebagai berikut:
1 Strategic Thinking merupakan kemampuan eksekutif untuk memahami kecenderungan perubahan lingkungan yang
cepat, melihat peluang pasar, mendeteksi ancaman kompetitif dan kekuatan dan kelemahan organisasi mereka,
untuk mengidentifikasi respons strategis optimumnya. 2 Change Leadership merupakan kemampuan eksekutif untuk
mengkomunikasikan visi strategi organisasi yang membuat respons adaptif berkembang dan diterima stakeholder,
membangkitkan motivasi dan komitmennya, bertindak sebagai sponsor inovasi dan kewirausahaan, dan
mengalokasikan sumber daya organisasi secara optimal untuk melaksanakan banyak perubahan.
3 Relationship Management merupakan kemampuan eksekutif untuk membangun hubungan baik dengan
stakeholder di dalam maupun di luar organisasi.
Stakeholder di dalam organisasi meliputi bawahan, rekan
Universitas Sumatera Utara
sekerja, atasan langsung, dan para pemegang saham. Stakeholder
di luar organisasi dapat terdiri dari pemasok, rekanan, pelanggan, saluran distribusi, konsultan,
kontraktor, pemerintah, legislatif, kelompok kepentingan, dan sebagainya.
Eksekutif perlu membangun jaringan dengan stakeholder internal dan eksternal karena memerlukan kerja samanya untuk
memperoleh keberhasilan. Sering kali kerja sama tersebut menjadi lebih semakin penting apabila tidak memiliki kewenangan terhadap
mereka, bahkan membutuhkan bantuannya. b. Bagi Manajer
Bagi manajer diperlukan kompetensi yang memberikan kemampuan dalam bidang yang menunjukkan hal-hal berikut:
1 Fleksibilitas Flexibility merupakan keinginan dan kemampuan manajer untuk mengubah struktur dan proses
manajerial apabila diperlukan untuk menjalankan strategi perubahan organisasi. Kemampuan untuk melakukan
perubahan apabila timbul kebutuhan untuk melakukannya. 2 Implementasi Perubahan Change Implementation
merupakan kemampuan kepemimpinan perubahan untuk mengkomunikasikan kebutuhan organisasi akan perubahan
kepada bawahan, dan keterampilan manajemen perubahan berupa: komunikasi, pelatihan, fasilitasi proses kelompok
Universitas Sumatera Utara
yang diperlukan untuk mengimplementasikan perubahan dalam kelompok kerjanya.
3 Inovasi Kewirausahaan Entrepreneurial Innovation merupakan motivasi untuk memelopori dan mengungguli
dengan memunculkan produk baru mendahului pesaingnya, dan dalam memberikan pelayanan dan proses produksi yang
semakin efisien. 4 Memahami Hubungan Antarmanusia Interpersonal
Understanding merupakan kemampuan memahami dan
menilai masukan orang lain yang berbeda. Kemampuan dalam memahami hubungan antarpribadi. Hal ini dapat
menumbuhkan saling pengertian antara manajer dan bawahan maupun di antara sesama manajer dan sesama
bawahan. 5 Memberdayakan Empowering merupakan perilaku
manajerial, untuk berbagi informasi, secara partisipatif mengumpulkan gagasan bawahan, mendorong
pengembangan pekerja, mendelegasikan tanggung jawab penting, memberikan umpan balik, coaching, menyatakan
harapan positif bawahan, dan menghargai perbaikan kinerja sehingga membuat pekerja merasa lebih mampu dan
termotivasi untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
6 Memfasilitasi Tim Team Facilitation merupakan keterampilan proses kelompok yang diperlukan untuk
mendapatkan kelompok orang yang berbeda bekerja bersama secara efektif untuk mencapai tujuan bersama
untuk menciptakan tujuan dan kejelasan peran, mengontrol orang yang berbicara terlalu banyak, mengajak anggota
pendiam untuk berpartisipasi dan menyelesaikan konflik. 7 Kemudahan Menyesuaikan Probability merupakan
kemampuan untuk menyesuaikan dengan cepat dan berfungsi secara efektif di setiap lingkungan asing sehingga
manajer dapat dipindahkan pada posisi di mana saja. Penelitian menunjukkan kompetensi ini mempunyai
korelasi dengan kesenangan bepergian, resisten terhadap stress dan memahami hubungan lintas budaya. Kemampuan
ini akan menjadi pertimbangan dalam penempatan posisi di luar negeri.
c. Bagi Pekerja Beberapa kompetensi yang mencerminkan kemampun yang
perlu dimiliki pekerja antara lain adalah sebagai berikut: 1 Fleksibilitas Flexibility merupakan kecenderungan untuk
melihat perubahan sebagai peluang yang menarik daripada sebagai tantangan, misalnya kesediaan untuk adopsi
teknologi baru.
Universitas Sumatera Utara
2 Motivasi Mencari Informasi dan Kemampuan Belajar Information-Seeking Motivation and Ability to Learn
merupakan antusiasme untuk mencari peluang belajar teknologi baru dan keterampilan dalam hubungan
antarpribadi. Pembelajaran jangka panjang tentang pengetahuan dan keterampilan baru diperlukan oleh
perubahan prasyaratan pekerjaan di masa depan. 3 Motivasi Berprestasi Achivement Motivation merupakan
dorongan untuk inovasi, perbaikan terus-menerus dalam kualitas dan produktivitas yang diperlukan untuk
menghadapi meningkatnya kompetisi. 4 Motivasi Kerja dalam Tekanan Waktu Work Motivation
under Time Pressure merupakan beberapa kombinasi dari
fleksibilitas, motivasi berprestasi, resistensi terhadap stress dan komitmen organisasi yang memungkinkan individu
bekerja dalam permintaan yang meningkat atas produk dan jasa baru dalam waktu yang lebih pendek.
5 Kesediaan Bekerja Sama Collaborativeness merupakan kemampuan untuk bekerja secara kooperatif dalam
kelompok yang bersifat multidisiplin dan rekan kerja yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan sikap positif terhadap
orang lain, memiliki pemahaman tentang hubungan antarpribadi dan menunjukkan komitmen organisasional.
Universitas Sumatera Utara
6 Orientasi Pada Pelayanan Pelanggan Customer Service Orientation
merupakan keinginan membantu orang lain, pemahaman tentang hubungan antar-pribadi, bersedia untuk
mendengarkan kebutuhan pelanggan dan tahapan emosi, mempunyai cukup inisiatif untuk mengatasi hambatan
dalam organisasi untuk mengatasi masalah pelanggan.
C. Kepemimpinan