1.2 Identifikasi Masalah
Bertitik tolak dari sejumlah pemikiran sebagaimana dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka kaitannya dengan pembelajaran menulis narasi
dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: Faktor pertama ialah pembelajaran menulis masih kurang mendapat
perhatian dan sering kali diremehkan oleh siswa maupun guru. Mereka beranggapan bahwa semua orang yang normal pasti dapat menulis dan
keterampilan menulis akan dapat dikuasai secara otomatis. Padahal, mengarang merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak
datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang sering dan berkesinambungan Tarigan 1994:4.
Faktor kedua adalah masih terbatasnya materi mengenai menulis narasi dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Jawa dan kurangnya waktu yang
disediakan untuk berlatih menulis. Hal tersebut yang membuat siswa dalam menulis karangan hanya untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa dan sastra
Jawa, sehingga nilainya masih belum maksimal, bahkan belum memenuhi KKM, yaitu 65.
Faktor ketiga adalah guru yang kurang inovatif dalam memilih metode dan media pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan belum termotivasi pada
pembalajaran menulis narasi, sehingga siswa mengabaikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Faktor keempat adalah siswa kesulitan dalam pengembangan ide atau gagasan, dan juga dalam penentuan tema karangan yang akan dibuat. Hal ini
ditambah dengan masih rendahnya kemampuan siswa dalam penguasaan ejaan dan kosakata berbahasa Jawa, sehingga karangan yang dihasilkan sangat singkat.
Faktor yang terakhir adalah pengimajinasian siswa yang masih kurang. Siswa masih belum bisa mengfokuskan pikirannya dalam menulis karangan
narasi.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang muncul sangatlah kompleks sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar
pembahasan tidak terlalu luas. Permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian adalah keterampilan
menulis narasi yang masih rendah. Hal ini disebabkan karena pengimajinasian siswa masih belum maksimal. Siswa masih belum bisa mengfokuskan pikiran
dalam menuliskan karangan narasi serta masih bingung dalam memilih dan menentukan tema apa yang akan mereka tuliskan. Metode pembelajaran dan
media pembelajaran juga belum digunakan secara efektif oleh guru pengampu mata pelajaran bahasa dan sastra Jawa. Untuk memecahkan masalah itu, guru
seharusnya mencari dan memanfaatkan metode dan media pembelajaran yang tepat. Metode sugesti-imajinasi dan media lirik tembang campursari diharapkan
dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas X Ak
1
SMK Negeri 3 Jepara.
1.4. Rumusan Masalah