dalam penelitian tersebut. Hal ini dilakukan peneliti agar perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran lebih baik.
3.1.1 Prosedur Tindakan Kelas Siklus I
Prosedur tindakan kelas siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan ini merupakan rencana kegiatan menentukan langkah- langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan permasalahan. Langkah
ini merupakan upaya perbaikan kelemahan dalam proses pembelajaran menulis narasi di SMK Negeri 3 Jepara kelas X Ak
1
. Dalam siklus I, hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan
tembang dan lirik tembang campursari sebagai media pembelajaran menulis narasi, membuat dan menyiapkan contoh karangan narasi dari lirik tembang
campursari, serta membuat dan menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan pedoman penilaian.
3.1.1.2 Tindakan
Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran menulis narasi pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Tindakan yang akan dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran menulis narasi dengan metode sugesti-imajinasi melalui
media lirik tembang campursari. Pada tahap ini, dilakukan tiga tahap proses belajar mengajar, yaitu apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi.
Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran.
G
uru dan siswa kemudian bertanya jawab mengenai upacara adat Jawa mulai dari bayi di dalam kandungan mapati dan mitoni
, beranjak besar tedhak siti,
hingga menikah siraman, midodareni, temu, dan lain-lain
.
Setelah siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran, guru kemudian menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pembelajaran pada saat itu.
Kegiatan tersebut adalah: 1 guru menjelaskan pengertian karangan narasi kepada siswa, 2 guru menjelaskan unsur-unsur yang ada dalam narasi, 3 guru
menjelaskan langkah-langkah menulis narasi, 4 guru memperdengarkan tembang campursari Kuncung sebagai contoh, 5 siswa kemudian menyimak
tembang campursari dengan seksama. 6 setelah selesai menyimak, guru memberikan contoh karangan narasi dari tembang campursari Kuncung, 7 guru
dan siswa bertanya jawab tentang urutan peristiwa yang ada di dalam tembang campursari tersebut, 8 guru menunjukkan unsur-unsur narasi yang terdapat pada
contoh, 9 setelah siswa memahami penjelasan dari guru, guru kemudian memperdengarkan tembang campursari “Anoman Obong”, 10 siswa disuruh
menyimak tembang campursari yang sedang diputarkan, 11 guru membagikan lirik tembang campursari Anoman Obong kepada siswa untuk mempermudah
memahami tembang campursari yang telah diperdengarkan, 12 guru kemudian menyuruh siswa untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang terdapat di dalamnya,
dengan diperdengarkan sekali lagi tembang campursari tersebut sambil mengimajinasikan suasana yang terjadi di dalamnya, 13 setelah tembang
campursari selesai diperdengarkan, guru menyuruh siswa untuk menuliskan hasil
imajinasiannya dari tembang campursari Anoman Obong ke dalam sebuah karangan narasi dalam ragam bahasa Jawa krama, kemudian 13 hasil pekerjaan
siswa dikumpulkan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru harus bisa berinteraksi
sebagai mediator dengan siswa, dan berusaha mengarahkan siswa. Kegiatan perlakuan ini nantinya menjadi landasan penting dalam penelitian, karena
perubahan keadaan siswa dalam pembelajaran terjadi karena adanya perlakuan dari guru. Perubahan keadaan siswa itulah yang merupakan data penting untuk
melakukan langkah berikutnya dalam penelitian.
3.1.1.3 Pengamatan