Pengelolaan Pengajaran Desain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2. Pengelolaan Pengajaran

Pengajaran adalah suatu proses hubungan mengajar dan belajar antara peserta didik dan guru. Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara guru dan peserta didik. Menurut Rohani 2004: 1 menyatakan: ”Pengajaran merupakan suatu proses yang sistimatis dan sistemik yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak bersifat parsial terpisah atau berjalan sendiri-sendiri,tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pengajaran yang baik”. Pengertian pengelolaan pengajaran adalah suatu upaya untuk mengatur memanajemeni, mengelola, mengendalikan aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk mensukseskan tujuan pengajaran agar tercapai secara lebih efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian. Penilaian tersebut pada akhirnya akan dapat dimanfaatkan sebagai feedback umpan balik bagi perbaikan pengajaran lebih lanjut.

3. Desain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang direncanakan untuk dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup, rangkaian, interpretasi, keseimbangan subject matter, teknik mengajar, dan hal lain yang dapat direncanakan sebelumnya. Pada hakikatnya, kurikulum sebagai suatu program kegiatan terencana program of planned activities memiliki rentang yang cukup luas, hingga membentuk suatu pandangan yang menyeluruh. Di suatu pihak, kurikulum dipandang sebagai suatu dokumen tertulis dan di lain pihak, kurikulum dipandang sebagai rencana tidak tertulis yang terdapat dalam pikiran pihak pendidik Hamalik, 2007: 5. Kurikulum merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan dan keterampilan yang harus ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus dilaksanakan Zamroni, 2003: 129. Rencana nilai pengetahuan dan keterampilan yang hendak ditransfer kepada peserta didik selanjutnya dikembangkan berdasarkan kemampuan dasar minimal harus dikuasai seorang peserta didik di sekolah yang bersangkutan menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan pendidikan. Kurikulum juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan peraturan berdasarkan standar pendidikan tentang kemampuan dari sikap, materi dan pengalaman belajar dan penilaian yang berbasis potensi kondisi peserta didik Sisdiknas, 2003 : 3. Kurikulum suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan tentang manusia atau warga negera yang akan dibentuk. Kurikulum merupakan serangkaian pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak potential Carrl Culum Nasution, 2003 : 8. Kurikulum berasal dari bahasa dari bahasa latin, yakni ”Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstrakurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajarpendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kurikulum memiliki lima definisi yaitu Susilo, 2007: 77 Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan komponen penting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional. Tugas guru yang paling utama terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah menjabarkan silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Hal ini harus dipahami dan dilakukan guru, terutama kalau sekolah tempatnya mengajar tidak mengembangkan silabus sendiri, tetapi menggunakan silabus yang dikembangkan oleh Depdiknas atau silabus dari sekolah lain. Dalam perencanaan, guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan cara untuk menciptakan hubungan dengan murid berdasarkan metode dan cara yang dianggap sesuai oleh guru karena gurulah yang melakukan komunikasi secara langsung terhadap murid, hal ini seperti yang dinyatakan oleh Levy 2002: 176” Because teachers communicate in many ways, they naturally develop different types of relationship with students” Karena guru berkomunikasi dalam berbagai cara mereka secara alami akan mengembangkan hubungan antara guru dengan murid dengan cara yang berbeda. Hakikat perencanaan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektivitas pelaksanaannya dalam pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar; dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan pontesi peserta didik; materi standar berindikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau belum tercapai. Rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, ada tiga kegiatan Mulyasa, 2006: 167 yaitu: 1 indentifikasi kebutuhan; 2 indentifikasi kompetensi; dan 3 penyusunan program pembelajaran. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Indentifikasi Kebutuhan Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya, atau sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, eloknya guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar. Pelibatan peserta didik perlu disesuaiakan dengan tingkat kematangan dan kemampuan peserta didik, dan mungkin hanya bisa dilakukan untuk kelas-kelas tertentu yang sudah biasa dilibatkan. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh mereka sebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1 Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran; 2 Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar; 3 Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang datang dari dalam internal maupun dari luar eksternal. b. Identifikasi Kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak thinking skill. Uraian di atas mengisyaratkan bahwa pembentukan kompetensi melibatkan intelegensi question IQ, emosional intelegensi EI, Creativity Intelegensi CI, yang secara keseluruhan harus bertuju pada pembentukan spiritual intelegensi SI. Dengan demikian terdapat hubungan link antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dan untuk hidup bermasyarakat. Untuk itu, pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang efektif menuntut kerja sama yang baik antara sekolahsatuan pendidikan dengan masyarakat dan dunia usahadunia kerja, terutama dalam mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu dipelajari dan dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objekatif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif. c. Penyusunan program pembelajaran Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai produk progra pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi.

4. Silabus