berlaku. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah:
a. Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru fungsi korektif;
b. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap kelebihan dan
kekurangan dirinya fungsi pemahaman; c.
Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa fungsi penyesuaian;
d. Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran fungsi
akselerasi; dan e.
Membantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek sosial-pribadi fungsi terapeutik.
Bentuk pembelajaran remedial dapat berupa: tes ulang, pemberian tugas tambahan, pembelajaran ulang penjelasan-penjelasan ulang, belajar
mandiri kemudian tes, belajar kelompok dengan bimbingan guru, dan belajar kelompok dengan bimbingan siswa yang telah tuntas belajarnya tutor
sebaya Arnie Fajar, 2004: 237.
B. Penelitian Terdahulu
1. Suwarto, 2007. Hasil penelitian adalah Pengelolaan KTSP pada masa transisi
di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2, baru dilaksanakan hingga tahap persiapan, di mana kepala sekolah beserta guru telah mempersiapkan
pengembangan kurikulum ke dalam silabi dan RPP sesuai dengan kondisi peserta didik di sekolah masing-masing, hasil nyata dari persiapan pada masa
transisi KTSP tersebut adalah beberapa RPP yang telah dibuat oleh beberapa guru. Dengan telah dibuatnya RPP tersebut dapat diartikan bahwa guru SMP
Negeri 2 Jaten, dan SMP Negeri 1 Jaten, pada dasarnya telah memulai
mengelola KTSP dengan persiapan yang matang. Pengembangan RPP dalam KTSP di SMP Negeri 2 Jaten dan SMP Negeri 1 Jaten telah dilaksanakan
sesuai dengan Permendiknas, No. 22 Tahun 2006. Fokus penelitian adalah pelaksanaan KTSP pada masa transisi.
2. Eko Budiyanto, 2004
Pemahaman Guru terhadap implementasi Kurikulum 1994, Penelitian dilakukan di SMP Negeri II Karanganyar, merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui impelentasi kurikulum 1994 di SMP Negeri II Karanganyar, dan bagaimana peran Guru terhadap perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri II Karanganyar. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, analisis data menggunakan
tiga tahapa yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulanverifikasi, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara,
dokumentasi, dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kurikulum 1994 di SMP Negeri II Karanganyar telah sesuai
dengan garis besar program yang dicanangkan dalam kurikulum, silabi dan rencana pembelajaran secara keseluruhan berpedoman pada kurikulum yang
telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran sebagaian besar Guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Peran guru dalam
proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 1994 sebatas melakukan PBM sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
3. Ringsung Suratno, 2004.
Implemantasi kurikulum berbasis kompetensi di SMP Negeri 7 Semarang. Masalah dalam penelitian terbatas pada: 1 bagaimana proses
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; 2 bagaimana pemahaman kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang;
3 bagaimana tanggapan atau sikap warga sekolah SMP 7 Semarang terhadap penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian guru-guru SMP 7 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawandcara, analisa dan observasi,
kemudian hasilnya dianalisis dengan model analisis mengalir. Data yang diperoleh dari subjek penelitian dilakukan melalui trianggulasi. Hasil
penelitian menyimpulkan: 1 seluruh stakeholder pendidikan di SMP 7 Semarang telah memahami tentang kurikulum berbasis kompentensi.; 2
proses pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang dilaksanakan secara terpadu; 3 seluruh guru SMP 7 Semarang memberikan
tanggapan yang positif terhadap penerapan kurikulum berbasis kompetensi.
C. Kerangka Berpikir